Sejarah Berdirinya Bani Umayah-Kelompok IV

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK IV

[SEJARAH PERADABAN ISLAM]


[MASA BANI UMAYYAH]

Dosen Pengampu: [Ridwan

Rosdiawan, MA]

DISUSUN OLEH:
[Noverando Deni Putra Pratama] [1132310080]
[Arief Shofiyandi] [1132310065]

SEMESTER/KELAS: II/B

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS SYARIAH


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK
TAHUN AKADEMIK 2014

A. Sejarah Berdirinya Bani Umayah


Pengertian kata Bani,Dinasti dan Daulah. ketiga kata tersebut memiliki arti yang
berbeda ,tetapi sangat terkait erat. Kata bani berarti anak,anak cucu, atau keturunan.
Dengan demikian , yang dimaksud Bani Umayah adalah anak, anak cucu atau keturunan
Umayah bin Abi Sofyan.
Kata Dinasti berarti keturunan raja-raja yang memerintah dan semuanya berasal dari
keluarga. Dengan demikian Dinasti Umayah adalah keturunan raja -raja yang memerintah
yang berasal dari Bani Umayah. Adapun kata Daulah berarti kekuasaan, pemerintahan,
atau negara. Dengan kata lain, Daulah Umayah adalah negara yang diperintah oleh dinasti
umayah yang raja-raja nya berasal dari dinasti umayah.
Muawiyah bin Abi Sufyan adalah putra dari Abu Sufyan bin Harb, seorang tokoh
berpengaruh dari Bani Umayah. Ia masuk Islam bersama ayahnya pada saat terjadi
Fathu Makkah. Pada masa Nabi Muhammad saw, ia menjadi salah satu perawi hadits
yang baik. Pada masa Kholifah Abu Bakar as Shiddiq, Muawiyah bin Abu Sufyan
memimpin tentara Islam dalam perang Riddah untuk menumpas kaum murtad
Peran Muawiyah bin Abu Sufyan bertambah besar pada masa Kholifah Usman bin
Affan. Salah satu sebabnya adalah Usman bin Affan juga anggota Bani Umayah. Pada
waktu itu , Muawiyah bin Abu Sufyan menjabat sebagai Gubernur di Damaskus ( Suriah ).
Wafatnya Khalifah Usman bin Affan menjadi momentum perpecahan dikalangan umat Islam
, yaitu :
1. Kelompok Mu'awiyah menuntut bela atas terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan dan
Khalifah Ali bin Abi Thalib juga ikut bertanggung jawab.
2. Kelompok Aisyah, Zubair dan Talhah menyatkan tidak setuju atas tuntutan bela
wafatnya Usman bin Affan, begitu pula tidak setuju atas pengangkatan Ali bin Abi
Thalib sebagai Khalifah
3. Kelompok pendukung Khalifah Ali bin Abi Thalib
Peristiwa terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan menyebabkan perpecahan antara
Muawiayh bin Abu Sufyan dengan Ali bin Abi Thalib yang menggantikan Usman bin Affan
sebagai Khalifah. Kelompok Bani Umayah merasa tidak puas terhadap kebijakan
Khalifah Ali
bi

bin

Abi

Thalib

dalam

menangani

kasus

terbunuhnya

Usman

Affan.
Perselisihan antara Ali bin Abi Tahlib dan Muawiyah bin Abi Sufyan akhirnya pecah

menjadi Perang Shiffin. Perang diakhiri dengan peristiwa Tahkim yang


menyebabkan munculnya 2 kelompok
1. Kelompok Syi'ah , yaitu kelompok yang setuju dan mendukung keputusan Khalifah
Ali bin Abi Thalib
2. Khawarij, yaitu kelompok di pihak Ali bin Abi Thalib yang tidak mau menerima hasil
Tahkim. Perselisihan tersebut berakhir dengan terbunuhnya Ali bin Abi Thalib oleh
Ibnu Muljam dari kelompok Khawarij.
Sepeninggal Ali bin Abi Thalib pemerintahan dilanjutkan oleh Putranya Hasan
bin Ali, akan tetapi pemerintahan Hasan hanya bertahan beberapa bulan. Posisinya yang
makin lemah dan keinginannya untuk mempersatukan umat islam membuat Hasan bin Ali
menyerahkan pemerintahan kepada Muawiyah bin Abu Sufyan. Hasan bin Ali tidak
menginginkan peperangan berkepanjangan yang menyebabkan banyak korban jiwa
dikalangan umat Islam. Penyerahan Dari Hasan bin Ali kepada Muawiyah bin Abi
Sufyan
dengan 3 perjanjian yaitu :
1. Mu'awiyah harus memberi jaminan akan keselamatan Hasan dan keluarganya.
2. Mu'awiyah harus menjaga nama baik Khalifah Ali bin Abi Thalib
termasuk menghentikan caci maki didalam kutbah maupun dalam pidato-pidatonya
3. Setelah Mu'awiyah wafat jabatan khalifah harus diserahkan kepada musyawarah
kaum muslimin
Peristiwa penyerahan kekuasaan dari Hasan bin Ali kepada Muawiyah bin Abu Sufyan itu
terkenal dengan sebutan Amul Jama'ah atau tahun penyatuan . Peristiwa itu terjadi pada
tahun 661 M. Sejak itu, secara resmi pemerintahan Islam dipegang oleh Muawiyah bin Abu
Sufyan. Ia kemudian memindahkan pusat kekuasaan dari Madinah ke Damaskus ( Suriah ).
Keturunan Umayah memegang kekuasaan Islam selama 90 tahun, kemudian dikenal dengan
Dinasti Umayah. Selama kurun waktu tersebut pemerintahan dipegang oleh 14 orang.
Khalifah-Khalifah itu adalah sebagai berikut :
1. Muawiyah bin Abu Sufyan ( Muawiyah I )

661-680 M

2. Yazid bin Muawiyah ( Yazid II )

680-683 M

3. Muawiyah bin Yazid

683-684 M

4. Marwan bin Hakam (Marwan I)

684-685 M

5. Abdul Malik bin Marwan

685-705 M

6. Al Walid bin Abdul Malik ( Al Walid II )

705-715 M

7. Sulaiman bin Abdul Malik

715-717 M

8. Umar bin Abdul Aziz ( Umar II )

717-720 M

9. Yazid bin Abdul Malik ( Yazid II )

720-724 M

10. Hisyam bin Abdul Malik

724-743 M

11. Al-Walid bi Yazid ( Al Walid II )

743-744 M

12. Yazid bin al Walid ( Yazid III )

744 M

13. Ibrahim bin al Walid

744 M

14. Marwan bin Muhammad ( Marwan III )

744-750 M

Pada masa awal , kebijakan pemerintah Dinasti Umayah lebih banyak ditujukan untuk
memperluas wilayah Islam dengan kekuatan militer. Namun pada periode berikutnya,
dinasti ini berhasil menata pemerintahannya diberbagai bidang. Hal ini tercapai berkat
jasa dari
empat orang Khalifah , yaitu :
1. Abdul Malik bin Marwan
2. Walid bin Abdul Malik
3. Umar bin Abdul Aziz
4. Hisyam bin Abdul Malik
B. Perkembangan Dinasti Umayah
1.

Perkembangan bangunan berupa fisik

Kordova
Kota ini terletak di sebelah selatan lereng gunung Sierre de Cordova dan di
tepi sungai Guadalquivir. Sebelum Spanyol ditaklukkan oleh tentara Islam tahun 711 M,
Kordova adalah ibukota kerajaan Kristen Visigoth, sebelum dipindahkan ke Toledo.
Penaklukan Spanyol oleh pasukan Islam terjadi pada masa khalifah Al-Wahid banal-Malik,
di bawah pimpinan Tarikh bin Ziyad dan Musa bin Nusair. Di bawah pemerintahan kerajaan
Visigoth, Kordova yang sebelumnya makmur menjadi mundur. Kemakmurannya bangkit
kembali di masa kekuasaan Islam. Pada tahun 756 M, kota ini menjadi ibukota dan pusat
pemerintahan Bani Umayyah di Spanyol, setelah Bani Umayyah di Damaskus jatuh ke
tangan Bani Abbas tahun 750 M. Penguasa Bani Umayyah pertama di Spanyol adalah
Abd Al-Rahman Al- Dakili. Kekuasaan Bani Umnayyah di Andalus ini berlangsung dari
tahun 756 M sampai
1031 M.

Sebagai ibukota pemerintahan,Kordova di masa Bani Umyyah mengalami


perkembangan yang pesat. Banyak bangunanan baru yang didirikan seperti istana, dan
masjid-masjid. Sebuah jembatan dengan gaya arsitektur Islam yang mempunyai 16
lengkungan dalam gaya Romawi, menghubungkan Kordova dengan daerah pinggiran di
seberang sungai. Di sebelah baa jembaan itu didirikan istana Al-Cazar. Perkembangan
kota ini mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Abd Al-Rahman Al-Nashir di
pertengahan abad ke-10 M. Pada masa pemerintahan Islam, Kordova juga terkenal sebagai
pusat kerajinan barang-barang dari perak, sulaman-sulaman dari sutera dan kulit yang
mempunyai bentuk khusus. Pada tahun 1236 M, Kordova direbut oleh tentara Kristen
dibawah pimpinan Ferdinand III dari Kastila. Setelah itu, supremasi Islam di Spanyol mulai
mengalami zaman kemunduran.
Pada zaman pemerintahan Bani Umayyah di Spanyol, Kordova menjadi pusat ilmu
pengetahuan. Di kota itu berdiri Universitas Kordova. Banyak ilmuan dari dunia Islam
bagian timur yang tertarik untuk mengajar di universitas ini. Di samping itu, di kota ini
terdapat sebuah perpustakaan besar yang mempunyai koleksi buku kira-kira 400.000 judul.
Daftar bagian dari buku-buku itu terkumpul dalam 44 jilid buku. Kemajuan ilmu
pengetahuan disana tidak terlepas dari dua orang khalifah pencinta ilmu, Abd Al-Rahman
Al-Nashir dan anaknya Al-Hakam. Yang disebut terakhir ini memerintahkan untuk mencari
dan membeli buku-buku ilmu pengetahuan, baik klasik maupun kontemporer. Bahkan, ia
ikut langsung dalam pengumpulan buku itu. Ia menulis surat kepada penulis-penulis
terkenal untuk mendapatkan karyanya dengan imbalan yang tinggi. Pada masanyalah
tercapai apa yang dinamakan masa keemasan ilmu pengetahuan dan sastra Spanyol Islam.
Mengutip penyair Inggris, Syekh Amir Ali melukiskan Kordova : Istana-istana dan
taman-taman Kordova adalah indah, tetapi tidak kurang kekaguman orang terhadap
nya mengenai soal-soal yang lebih tinggi. Maha guru dan guru-gurunya menadikannya
pusat kebudayaan di Eropa, siswa-siswa biasanya berdatangan dari seluruh pelosok Eropa
untuk belajar kepada dokter-dokternya yang masyhur. Astronomi, geografi, dan ilmu
kimia, sejarah alam semuanya dipelajari dengan bersemangat di Kordova.
Di bidang kesusasteraan, pada zaman Umayyah mendapat perhatian besar, baik dari
penguasa maupun masyarakat, sehingga menjadi popular, bahkan menjadi buah bibir.
Lain lagi perkembangan kesusastraan yang berkembang di Eropa ketika itu, kurang
mendapat perhatian.

Masjid-masjid di

Kordova banyak

dikunjungi oleh ribuan

siswa/mahasiswa dari berbagai wilayah untuk belajar filsafat dan ilmu agama. Mengutip
pendapat Rfenan, Amir Ali

menyebutkan zaman emasnya kesusastraan dan ilmu di Spanyol terjadi ketika daerah ini di
bawah pemerintahan Hakam Al-Mustansir Billah yang meninggal tahun 976 M.
Pada masa jayanya, di Kordova terdapat 491 masjid dan 900 pemandian umum. Karena air
di kota ini tak dapat diminum, pnguasa mulim mendirikan saluran air pegunungan yang
panjangnya 80 km.
b. Granada
Kota Granada terletak di tepi sungai Genil di kaki guunung Sierra Nevada,
berdekatan dengan pantai laut mediterania (Laut Tengah). Granada semula adalah tempat
tinggal Iberia, kemudian menjadi kota orang Romawi dan baru terkenal setelah ada di
tangan orang Islam. Kota I I berada di bawah kekuasaan Islam hamper bersamaan
dengan kota-kota lain di Spantol yang ditaklukkan oleh tentara Bani Umayyah di bawah
pimpinan Tarikh bin Ziyad dan Musa bin Nushair tahun 711 M. Pada masa pemerintahan
Bani Umayyah di Spanyol, kota ini disebut Andalusia Atas.
Pada masa pemerintahan Bani Umayyah di Andalusia, Granada mengalami
perkembangan pesat. Setelah Bani Umayyah mengalami kemunduran tahun 1031 M, dalam
jangka waktu 60 tahun, Granada diperintah oleh dinasti setempat, yaitu dinasti Zirids.
Setelah itu Granada jatuh kebawah pemerintahan Al-Murabithun, sebuah dinasti Barbar dari
Afrika Utara pada tahun 1090 M. Al-Murrabithun berkuasa disana sampai tahun 1149 M.
Pada masa pemerintahannya, banyak istana dibangun disana.
Pada abad ke-12, Granada menjadi kota terbesar kelima di Spanyol. Kota ini
dikelilingi oleh tembok. Struktur penduduknya terdiri atas campuran dari berbagai bangsa
terutama Arab, Barbar, dan Spanyol yang menganut tiga agama besar Islam, Kristen, dan
Yahudi. Penganut agama tinggal di dalam sektornya masing-masing di kota itu. Sejak
abad ke-13, Granada diperintah oleh dinasti Nasrid selama lebih kurang 250 tahun. Pada
masa itulah di bangun buah istana indah dan megah yang terkenal dengan nama istana AlHambra, yang bearti merah. Batu-batu dan ornamen nama yang terdapat di dalamnya
memang hamper seluruhnya berawrna merah. Istana ini dibangun oleh arsitek-arsitek
muslim pada tahun 1238
M dan terus dikembangkan sampai tahun 1358 M. Istana ini terletak di sebelah timur AlKazaba, sebuah benteng tentara Islam. Granada terkenal dengan tembok dan 20 menara
yana mengitarinya. Pada masa pemerintahan Muhammad V (1354-1391 M), Granada
mencapai puncak kejayaannya, baik dalam asitektur maupun dalam bidang politik. Akan
tetapi, menjelang akhir abad ke-15 pemerintah menjadi lemah terutama karena perpecahan
keluarga.

Pada tahun 1492, kota ini jatuh ketangan penguasa Kristen, raja Ferdinand dan Isabe
lla. Selanjutnya, tahun 1610 M orang-orangg Islam diusir dari kota ini oleh penguasa
Kristen.
2. Perkembangan Politik
a. Kemajuan-kemajuan yang dicapai bidang politik
b. Kemajuan-kemajuan yang dicapai di bidang ilmu pengetahuan
1) Kemajuan Intelektual
2) Kemajuan di bidang Filsafat
a) Kemajuan dalam ilmu agama yang disebut Al-Ulum Islamiyah
-Ilmu qiraat
-Ilmu Tafsir
-Ilmu Hadits
-Ilmu Nahwu dan Syaraf
-IlmuTarikh
b) Kemajuan dalam ilmu pengetahuan umum yang disebut Al-Ulumud Dakhliyah
-Ilmu Kimia
-Ilmu Kedokteran
-Ilmu Bumi (geografi)
-Ilmu Astonomi
c) Bidang Seni
-Seni Sastra
-Seni Lukis
-Seni Ukir
-Seni Pahat
-Seni Suara
-Seni Pidato
-Seni Insya (seni mengarang surat)
C. Beberapa Sebab Runtuhya Dinasti Umayah:
1.

Figur Khalifah yang lemah.


Pemindahan ibu kota dari Madinah ke Damaskus merupakan awal munculnya faktor

kelemahan ini. Damaskus merupakan bekas ibu kota Kerajaan Bizantium,.Akibatnya


kehidupan bangsawan Bizantium mulai
hidup

mempengaruuhi dan akhirnya menjadi gaya

keluarga Dinasti Umayah. mereka terbiasa menjalani kehidupan mewah dan jauh dari
gaya hidup islami yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw.
Khalifah Dinasti Bani Umayah yang bisa memerintah dengan kuat :
Mu'awiyah
Abdul Malik
al Walid I
Umar II
Hisyam
Yazid III merupakan khalifah Islam yang pertama yang ibunya seorang budak
belian yang dimerdekakan. Semua itu telah melemahkan semangat dan daya juang keluarga
Dinasti
Umayah.
2.

Hak Istimewa Bangsa Arab Suriah


Umayah bin Khalaf merupakan nenek

moyang Dinasti Umayah yang telah

menetap lama di Suriah jauh sebelum Islam datang. Oleh karena itu kehidupan dan dan
keberlangsungan Diansti Uamyah tidak bisa dilepaskan dari orang-orang Suriah. selanjutnya
, Dinasti Umayah membentuk Aristokrasi kelas-kelas sosial dan tingkatan masyarakat.
Tentara Suriah adalah jantung kekuatan militer Dinasti Umayah. Sebagai sumber
kekuatan mereka memperoleh bagian terbesar dari harta rampasan.
3.
Pemerintahan yang tidak Demokratis dan
Korup
Pada masa Khulafaurrasyidin , pemilihan khalifah dilakukan secara musyawarah dan
demokratis. Dalam perjanjian Amul Jama'ah antara Hasan bin Ali dan

Mu'awiyah.

Mu'awiyah menyanggupi pemilihan khalifah sesudahnya dilakukan dengan musyawarah


dan pemilihan yang demokratis dari umat islam. Namun Mu'awiyah mengingkari janji itu.
ia menunjuk anaknya . Yazid bin Mu'awiyah sebagai putra mahkota dan kholifah
sesudahnya. Hal itu berlangsung secara turun temurun.
4.

Persaingan antar suku

Persaingan antar suku sudah lama menjadi ciri

bangsa Arab. Sikap pilih kasih

Dinasti Umayah kembali munculkan hal itu. Suku-suku Arab berbagi menjadi dua kelompok
besar, yaitu bangsa Arab Utara yang disebut Arab Quraisy atau Mudari dan Bangsa Arab
Selatan

yang disebut Yamani atau Himyari. Dalam pertikaian itu , Dinasti Umayah mendukung
suku arab Yamani yang lebih cocok dengan mereka. Serangkaian peperangan antara dua
suku arab itu sangat memperlemah kekuatan Dinasti Umayah.

DAFTAR PUSTAKA
Amir Abyan. 1987. Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang: CV Toha Putra
Tatang Ibrahim. 2009. Persiapan Menghadapi Ujian Nasional. Bandung: CV Yrama Widya
Ira Wati. 2005. Sejarah Kebudayaan Islam. Bandung: Titian Ilmu Bandung
Syamsul Rijal Hamid. 2003. Buku Pintar Agama Islam. Bogor: Cahaya
Salam Tatang Ibrahim. 2008. Sejarah Kebudayaan Islam. Bandung: CV
Armico

Anda mungkin juga menyukai