SURAT PERNYATAAN
Kami yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
Jabatan
Alamat
sebagai Pejabat Pembuat Komitmen BRR Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Kabupaten Nias,
menyatakan bahwa:
1. Bersama ini menyerahkan 1(satu) Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) untuk Proyek Grant no.TF 056894 /Multi Donor Fund,
kepada Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDALDA) Provinsi Sumatera Utara,
sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup no.308 Tahun 2005.
2. Pelaksanaan dari Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) Upaya Pemantauan Lngkungan
(UPL) tersebut di atas adalah untuk IREP Sub-Proyek Pekerjaan Rehabilitasi Jalan
Gunungsitoli Alasa Tumula di Kabupaten Nias, Provinsi Sumatera Utara.
3. Dalam melaksanakan UKL UPL tersebut, kami yang bertanda tangan di bawah ini, akan
melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Nias.
4. Demikian Surat Pernyataan ini di buat dengan sesungguhnya untuk digunakan sebagaimana
mestinya.
DAFTAR SINGKATAN
ADB
AMDAL
BAPEDALDA
BAPPEDA
BAPPENAS
BMG
BOD
BoQ
BPS
BRR
Bupati
Camat
dBA
DBS
DED
Desa
Dinas
DPUP
EA
EIA
EIRR
EMP
ETESP
GIS
GoI
GPS
GTZ
H&S
IA
IBRD
IDP
IEE
IREP
ii
IRFF
IVP
KA
Kabupaten
Kakanwil
Kanwil
Kecamatan
LARAP
LG
Luas Rencana
Lurah
M&E
MDD
MDF
MoA
MoE
MoHA
MoPW
MoSRD
MoU
MOU
NAD
NGO
NOx
O&M
OP
PDCS-Nias
PM
PMU
RE
RoW
Rp
Satker
SOP
STD
TM
TNI
ToR
TS
UKL
iii
UPL
WB
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Surat Pernyataan
Daftar Singkatan
Daftar Isi
Daftar Peta dan Tabel
i
ii
v
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Identitas Pemrakarsa
1.2.
Rencana Usaha dan atau Kegiatan
1.3.
Kegunaan UKL-UPL
1
1
1
1
2
2
2
2
3
4
8
8
11
14
15
15
16
16
18
18
18
18
20
20
20
21
21
21
22
22
22
23
23
23
24
25
26 33
1:
2:
3:
4:
44
45
47
48
49-53
54-55
56-60
Gambar No 1:
Peta Sumatra Utara & Peta Wilayah Administrasi Pulau Nias
Gambar No 2 & 3:Peta Rencana Pek.IREP 3-Nias:Ruas Jalan Gunungsitoli-Alasa-Tumula
Gambar No 4:
Sketsa Lokasi Quarry
Gambar No.5:
Typikal Potongan melintang jalan
Gambar No.6:
Jaringan Jalan Strategis
Tabel 1
Tabel 2:
Tabel 3:
Tabel 4:
Tabel 5:
Tabel 6:
Tabel 7:
3
5-6
9
10
17
Ukuran dan besaran komponen proyek dari Rehabilitasi dan Rekonstruksi Ruas Jalan
Gunungsitoli-Alasa-Tumula
7
Kebutuhan volume material untuk Pekerjaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi ruas Jalan
Gunungsitoli-Alasa-Tumula
8
Proporsi Tenaga Kerja Lokal yang kemungkinan dapat berpartisipasi dalam Pekerjaan
Kontraktor
13
Curah Hujan (mm) wilayah pantai Sirombo (1977 1986)
19
Curah Hujan (mm) wilayah pantai Gunung Sitoli (2001-2005)
19
Suhu bulanan, Kelembaban, Sinar Matahari dan Kecepatan Angin di Kabupaten
Nias
20
Klasifikasi Penggunaan Lahan di Kabupaten Nias
21
vi
Tabel 8:
Tabel 9:
Tabel 10:
Tabel 11:
Tabel 12:
Tabel IV.2
Tabel V.3
vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Identitas Pemrakarsa
a. Nama Perusahaan
_____________________
1
Membangun Nias yang lebih Baik 2005-2006, Katalog/brosur diterbitkan oleh BRR perwakilan Nias.
GAMBAR NO.1
NIAS PDCS UKL / UPL REKONSTRUKSI JALAN GUNUNGSITOLI ALASA - TUMULA
akan menyediakan akses jalan yang dapat digunakan untuk melaksanakan aktivitas ekonomi dan
sosial sepanjang waktu dalam segala cuaca bagi kira-kira 43.000 2) pengguna jalan yang tinggal
maksimum berjarak 2 km dari ruas jalan ini ( km 10 Hiliduho ke km 42
- Tumula ).
Ruas jalan yang akan direhabilitasi akan mengurangi waktu tempuh antara Hiliduho ke Alasa dari
2-3 jam dalam kondisi jalan saat ini menjadi kira-kira 40 menit saja. Biaya pengiriman barangbarang besar diperkirakan menurun hingga > 75%.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka sub-proyek ini perlu dilaksanakan.
2.4. Lokasi Proyek
Sub-proyek Perbaikan dan Rekonstruksi Jalan kendaraan Kabupaten pada Ruas Jalan
Gunungsitoli-Hiliduho-Alasa-Tumula di Kabupaten Nias, terletak di Kabupaten Nias (lihat
gambar No.1: Peta Provinsi Sumatera Utara & P.Nias serta gambar No.2 & 3: Peta Ruas Jalan
Gunungsitoli-Hiliduho-Alasa-Tumula.(Pembagian yang dilakukan adalah sesuai dengan survey
lapangan).
a. Ruas Jalan Gunungsitoli-Hiliduho sepanjang + 10 km,
sebagai bagian ke-I ruas jalan
Start di Sta 0 +000 di pertigaan jl.Yos Sudarso dengan jl. Cipto Mangunkusumo
(samping Gedung Kantor Bank Rakyat Indonesia Cabang Gunungsitoli)
Lokasi di: Desa Pasar.
Kecamatan Gunungsitoli
Berakhir di Sta 10 +250 Hiliduho.
Lokasi di: Desa Dima
Kecamatan Hiliduho
b. Ruas Jalan Hiliduho-Alasa sepanjang + 35 km,
sebagai bagian ke-II ruas jalan
Start Sta di Sta 10 +250 Hliduho
Lokasi di: Desa Dima
Kecamatan Hiliduho
Berakhir di Sta.35 +000 (depan Kantor Camat Alasa)
Lokasi di: Desa Ombolata
Kecamatan Alasa Talumuzoi
c.
Ruas jalan Alasa-Tumula sepanjang + 6,870 km (s/d km 41+ 870 dari Gunungsitoli)
sebagai bagian ke-III ruas jalan
Start di Sta.35 +000 (depan Kantor Camat Alasa)
Lokasi di: Desa. Ombolata
Kecamatan Alasa Talumuzoi
Berakhir di Sta 41 +870
Lokasi di: Desa. Hiligawoni
Kecamatan Alasa.
Km dengan lebar standar 3,5 meter, memanfaatkan jalan yang telah ada, lapisan aspal dan bahu
jalan, jalur saluran/drainase, perkuatan tebing dan bantaran sungai, rekonstruksi ringan pada
jembatan. Dengan catatan bahwa sebagian jalan sepanjang + 4,7 km (ruas Sta 42+000 sampai ke
Sta 46+700) perbaikan jalannya telah dikerjakan dan ditangani oleh Zeni TNI-AD dari arah
Tumula ke Alasa.
Dalam perhitungan ukuran dan besaran Komponen Proyek bisa dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 1: Ukuran dan besaran Komponen proyek.dari Rehabilitasi dan Rekonstruksi ruas
jalan Gunungsitoli-Alasa-Tumula1)
No
1.
2.
Lokasi Desa
Ukuran: panjang,
Pasar
Gunungsitoli
Hliduho
(+ 10,25 km)
ke Hiliduho
kanan
- Gorong2
Hiliduho Alasa
(+ 24,75 km)
- Struktur Lain
Dima
ke Ombolata
Dari Sta 10 +250
Ke Sta 35 +000
3.
Ombolata
Ke Hiligawoni
Alasa - Tumula
(+ 6,87 km)
- Struktur Lain
Bronjong....................= 12.575 m3
- Struktur Lain
Bronjong...................= 9.000 m3
Catatan:
1) Dari: Engineer Estimate, DHV Consultant & Ass.,PDCS-Nias, IREP, 2007(revised)
2) Volume pekerjaan Pasangan Batu Kali adalah untuk pasangan saluran drainase dan Dinding turap (talud)
penahan longsor (retaining wall).
3) Volume Pekerjaan Beton Bertulang adalah untuk gorong-gorong (Box culvert), tiang pancang dan
struktur lainnya.
Tabel 2: Kebutuhan volume material untuk Pekerjaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi ruas
jalan Gunungsitoli-Alasa-Tumula.
No.
Bagian
Ruas Jalan
:
I.
II.
III.
Gunungsitoli Hiliduho
Sirtu Agregat
Klas
A
(m3)
Batu
(m3)
Pekerja
-an
Beton
(m3)
Besi
Beton
(kg)
Pasangan
Bronjong:
Batu &
kawat(m3)
Pas.
Aspal
(ton)
(m3)
---
---
2.900
1.260
138.600
10.800
----
Hiliduho Alasa
18.191
38.115
3725
755
83.160
12.575
7.591
Alasa Tumula
20.580
4.550
1.271
166,86
18.354
9.000
127.452
38.771
42.665
3.725
2.183
237.910
32.375
135.044
TOTAL
Catatan: 1) Dari: Engineer Estimate, DHV Consultant & Ass.,PDCS-Nias, IREP, 2007(revised)
2) Pas. Batu = Pekerjaan Pasangan Batu Kali.
3) Pekerjaan beton = bagian dari Pekerjaan Beton bertulang & Beton Tak bertulang
4) Tambang galian C yang terdekat dari ruas jalan Gunungsitoli-Alasa-Tumula ada 3 lokasi di km 11+800,
km26+700, km 33+600 dengan jumlah deposit = 1.200.000 m3(lihat peta/gambar No.4).
Perhitungan dalam Tabel 2 tersebut di atas mendekati volume yang sebenarnya (approximately bill
of quantity) sesuai dengan Typical jalan yang direncanakan ( lihat lampiran gambar No.5).
2.6. Garis Besar Rencana Usaha Per-Tahap Kegiatan
2.6.1. Tahap Pra-Konstruksi
Dalam tahap pra-konstruksi, konsultan perencana menyusunan desain, survey / investigasi,Tidak
ada dampak lingkungan negatif yang menonjol selama pra-konstruksi. Kegiatan di area proyek
lebih difokuskan kepada sosialisasi kepada masyarakat oleh dinas terkait, sehubungan dengan
pemilihan lokasi kantor lapangan kontraktor beserta berbagai fasilitasnya.
Dampak Positif :
Ruas jalan yang akan direhabilitasi akan mengurangi waktu tempuh antara Hiliduho ke Alasa
dari 2-3 jam dalam kondisi jalan saat ini menjadi kira-kira 40 menit saja. Biaya pengiriman
barang-barang besar diperkirakan menurun hingga > 75%.
Dari berbagai masukan atau opini masyarakat setempat maupun kalangan pemerintah ketika
dilakukan survey pengukuran dan konsultasi dalam tahap Perencanaan, disimpulkan bahwa
Sub-proyek ini sudah lama dinantikan. Oleh sebab itu di saat dilakukan berbagai persiapan
dalam masa Pra-Konstruksi, maka timbul kelegaan masyarakat atas pelaksanaan Sub-Proyek
yang selama ini dinantikan.
Dampak Negatif :
Kekurang pahaman tentang rencana dan tujuan Sub-Proyek sehingga menimbulkan
pertanyaan dan ke-khawatiran atau merasa terusik selama pelaksanaan konstruksi.
Demikian pula proses negosiasi, baik terhadap lahan yang disewa maupun rencana
11+800
quarry
11,800 km
0 + 000
G.Sitoli
Gambar 4
14,900 km
26+700
quarry
6,900 km
36+000
Alasa
quarry
12,500 km
2,400 km
33+600
quarry
48+500
Tumula
10
Gambar 5
Catatan : Bahu jalan (shoulder) selebar 1 m di kanan kiri jalan adalah media untuk penyesuaian lapangan (bisa lebih
kecil atau ditiadakan, melihat situasi yang ada)
Pada Upaya Pengelolaan Lingkungan (UPL) hal-hal yang berdampak positif akan dipertahankan
dan sedapat mungkin ditingkatkan sedangkan hal-hal yang berdampak negatif akan dikelola agar
menjadi minimal bahkan sedapat mungkin hilang sama sekali
2.6.2. Tahap Konstruksi
Disamping pembangunan Kantor Lapangan Kontraktor beserta berbagai fasilitasnya, ada kegiatan
penerimaan tenaga kerja yang memberi peluang kepada penduduk lokal sebagai karyawan
kontraktor selama konstruksi berlangsung. Juga dalam awal masa Konstruksi dilakukan pula
mobilisasi peralatan serta negosiasi antara kontraktor dengan pengusaha tambang galian-C. Setelah
itu pekerjaan pokoknya adalah pelaksanaan Konstruksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan
Gunungsitoli-Hiliduho-Alasa-Tumula.
(i)
11
12
Kemungkinan tenaga dari penduduk lokal yang dapat berpartisipasi dalam pekerjaan kontraktor,
sebagaimana tabel berkut ini.
Tabel 3: Proporsi Tenaga Kerja Lokal yang kemungkinan dapat berpartisipasi dalam Pekerjaan
Kontraktor1)
No.
A
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
1.10
2
3
4
5
Jumlah Tenaga
yg.dibutuhkan
C
2
6
4
6
4
2
4
2
6
4
6
4
6
7
Catatan: 1) Tidak termasuk Pimpinan,Tenaga Ahli, Operator alat berat dan personil di Asphalt Mixng Plant serta
Concrete batching plant (kemungkinan tidak diperlukan Concrete batching plant bila drainase tak
menggunakan pre-cast concrete).Juga belum termasuk tenaga kerja SubKontraktor
Sumber : Design Note DHV Consultant & Ass., PDCS-Nias, IREP, 2007.
Pelaksanaan konstruksi pekerjaan ini diharapkan akan berdampak positif bagi penduduk sekitar
area proyek karena akan meningkatkan penerimaan baik langsung sebagai karyawan kontraktor
maupun dampak positif tidak langsung sebagai penjual makan-minum bagi para pekerja proyek.
(iv) Perkiraan Jangka Waktu Pelaksanaan:
Jangka waktu pelaksanaan Sub-proyek Pekerjaan Rehabiltasi dan Rekonstruksi Ruas Jalan
Gunungsitoli-Hiliduho-Alasa-Tumula akan dilaksanakan dalam jangka waktu 24 (dua puluh empat)
bulan terhitung sejak diterimanya Surat Perintah Kerja. Jangka waktu tersebut belum
termasuk masa pemeliharaan.
13
Akan meningkatkan penerimaan bagi penduduk sekitar area proyek baik langsung maupun tidak
langsung (sebagai karyawan, yang menyewakan lahan untuk berbagai fasilitas penunjang
pekerjaan, dan pemasok bahan bangunan maupun makan-minum bagi karyawan selama
pekerjaan berlangsung).
x Akan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi karyawan kontraktor yang berasal dari
penduduk lokal dalam kaitan alih-teknologi.
x Meningkatkan pendapatan bagi pengusaha tambang galian-C berlisensi yang memasok material
bahan konstruksi jalan.
Dan sebagainya.
Dampak Negatif :
x Dalam proses negosiasi, baik terhadap lahan yang disewa maupun rencana pengadaan material
untuk Tambang Galian-C dan sebagainya,bila tidak cermat dan berhati-hati dapat terjadi kesalahpahaman yang dapat berakibat friksi sosial. bagi masyarkat sekitar
x Kekurang pahaman tentang rencana dan tujuan Sub-Proyek sehingga menmbulkan pertanyaan
dan ke-khawatiran atau merasa terusik selama pelaksanaan konstruksi.
x Gangguan kebisingan pada saat mobilisasi dan demobilisasi peralatan.
x Gangguan sementara bagi kelancaran pengguna jalan di saat sebagian ruas jalan sedang
diperbaiki, termasuk kemungkinan longsornya tebing disebabkan oleh kondisi alam
x Gangguan debu dan kebisingan pada areal Produksi Pemecah batu(Stone Crusher Plant)
dan Asphalt Mixing Plant.
x Gangguan debu bagi pengguna jalan dan pemukiman di-kanan-kiri jalan di saat ruas jalan sedang
diperbaiki.
x Gangguan debu dan kebisingan pada saat truk mengangkut sirtu atau material konstruksi jalan
lainnya.
x Pemindahan bangunan sementara (tidak permanen) milik penduduk di kanan-kiri ruas jalan agar
lebih meningkatkan keamanan bagi pengguna jalan maupun penduduk sekitar pada saat dioperasikan kelak.
x Kurang pengetahuan mengenai keamanan berlalu-lintas dan penghargaan pada keamanan
konstruksi bagi pengguna jalan dan penduduk sekitar ruas jalan yang pada saat konstruksi
melewati ruas jalan yang sedang dibangun..
x Kurangnya keterampilan penduduk setempat untuk memenuhi syarat sebagai karyawan
kontraktor maka beberapa posisi tetap dipegang oleh pekerja pendatang,.dapat menimbulkan
kecemburuan sosial penduduk setempat.
Pada Upaya Pengelolaan Lingkungan (UPL) hal-hal yang berdampak positif akan dipertahankan
dan sedapat mungkin ditingkatkan sedangkan hal-hal yang berdampak negatif akan dikelola agar
menjadi minimal bahkan sedapat mungkin hilang sama sekali.
2.6.3. Tahap Masa Pemeliharaan dan Operasi
Setelah selesai dan siap digunakannya Ruas Jalan Gunungsitoli-Hiliduho-Alasa-Tumula, masih
memerlukan pengamatan berkaitan dengan operasional/penggunaan ruas jalan tersebut.
Apabila terjadi kerusakan badan jalan atau kelengkapannya yang dinilai sebagai akibat tidak
dipenuhinya pesyaratan-kualitas pelaksanaan konstruksi maka perbaikannya menjadi kewajiban
kontraktor, khususnya segera dlakukan bila masih dalam masa pemeliharaan.
Apabila masa pemeliharaan telah berakhir dan telah dilakukan serah-terima
pekerjaan, maka
pengaturan bagi pengguna jalan dan pemeliharaannya menjadi tanggungjawab otoritas pemerintah.
14
Dampak Positif
x Pembangunan ekonomis dan demografis dikarenakan membaiknya kondisi jalan
sehingga meningkatkan mobilitas bagi pengangkutan barang/hasil pertanian.
x Lebih mudahnya akses bagi pendidikan murid ke sekolah
x Memperpendek waktu tempuh bagi pasien yang memerlukan pengobatan ke Rumah Sakit,
Puskesmas atau Puskesmas Pembantu terdekat.
x Lebih mudahnya akses bagi keperluan pertemuan ritual keagamaan, bakti sosial serta aktivitas
sosial lainnya.
x Lebih mudahnya akses bagi pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan
Dan sebagainya.
Dampak Negatif
x Kurangnya keamanan di jalan karena kurangnya ketaatan pengguna jalan terhadap peraturan
lalu-lintas dan kecepatan yang tinggi hingga dapat menimbulkan kecelakaan.
x Kurangnya keamanan di jalan oleh pengguna jalan akibat muatan lebih berat dari batas yang
ditentukan dan kekurang-taatan terhadap peraturan lalu-lntas, serta kurangnya penghargaan
terhadap konstruksi jalan dan fasiltasnya.
Dampak Negatif (sekunder)
x Munculnya illegal logging akibat kondisi ruas jalan baru yang lebih baik.
x Pembangunan pemukiman atau pembangunan lain yang tak diiginkan dapat terjadi karena lebih
mudahnya akses.
Pada Upaya Pengelolaan Lingkungan (UPL) hal-hal yang berdampak positif akan dipertahankan dan
sedapat mungkin ditingkatkan sedangkan hal-hal yang berdampak negatif akan dikelola agar
menjadi minimal bahkan sedapat mungkin hilang sama sekali.
2.7. Jaringan Jalan dan lalu-lintas 1)
2.7.1 Jaringan Jalan.
Jalan provinsi di Nias telah dirancang sebagai jalan Kelas III. Standar desain jalan geometris
memang diterapkan di Nias (RTRW tahun 1995), akan tetapi sebelumnya sebagian besar jalan tidak
dikonstruksi dan dipelihara dengan baik dan sebagai akibatnya sistem klasifikasi jalan yang sudah
ada tidak pernah berjalan secara efektif.
Jaringan jalan provinsi memiliki total panjang 427 km. Sebelum gempa, lebar jalan propinsi
berkisar antara 3.00 dan 4.50 meter. Proyek rekonstruksi yang sedang bertujuan untuk menerapkan
pelebaran sampai 6.0 meter dan untuk beberapa seksi diterapkan lebar badan jalan 7.0 meter.
Jaringan jalan kabupaten memiliki total panjang hampir 2.500 km, dengan lebar berkisar antara
1.00 dan 3.00m. Sebagian besar jalan kabupaten (67%) adalah jalur tanah yang tidak diaspal, yang
mungkin tidak dapat dilalui motor. Hanya sebagian kecil jaringan jalan kabupaten yang diaspal.
Secara umum jalan-jalan tersebut adalah jalan yang diaspal dengan lebar badan jalan 3 meter dan 7
meter ROW.
Dari keseluruhan distrik dan jaringan propinsi, pada saat ini terdapat lebih dari 2.300 km yang tidak
dapat dilalui kendaraan. Perbaikan dan rekonstruksi jalan pasca gempa lebih difokuskan terhadap
jalan provinsi dan jembatan. Diperkirakan pada akhir tahun 2006 terdapat 238 km jaringan jalan
yang diperbaiki (lihat gambar No.6)
_____________________________
1)
Srategic Road Network Study, August 2007, DHV Consultant in Associates,IREP, Nias-PDCS
15
2.7.2 Lalu-lintas
Hanya sebagian kecil masyarakat Nias yang memiliki kendaraan. Mobil pribadi hanya dapat
dimiliki oleh penduduk dalam prosentase yang kecil, akan tetapi motor banyak dimiliki oleh
masyarakat Nias. Diperkirakan kepemilikan kendaraan di Nias akan meningkat setiap tahunnya
dengan persentase yang sama dengan laju pertumbuhan ekonomi (6%).
Semua bis dan truk di Nias termasuk jenis kendaraan ringan; kendaraan berat tak diperbolehkan di
pulau ini. Arus lalu-lintas kendaraan bermotor berpusat di dalam dan di sekitar wilayah kota,
pelabuhan dan bandara Gunungsitoli, dan sedikit meluas ke wilayah kota Teluk Dalam serta di
sekitar wilayah pariwisata. Kemacetan sering terjadi di wilayah Gunungsitoli, tetapi di luar wilayah
perkotaan kapasitas infrastruktur jalan tidak menjadi masalah karena arus lalu lintas kendaraan di
jalan kabupaten terhitung kecil dan kebanyakan orang berjalan kaki. Secara umum lalu lintas seharihari jalan kabupaten di wilayah pedesaan kurang dari 50 kendaraan bermotor (termasuk
mobil/bis/truk) dan diperkirakan sekitar 50-00 sepeda motor, kecuali pada hari-hari dimana pasar
dibuka maka lalu lintas kurang lebih meningkat dua kali lipat.
Survey jalan provinsi pada tahun 2001 dan 2003 menunjukkan bahwa lalu lintas harian di jalan yang
paling padat, dari Gunungsitoli sampai ke selatan (Tetehosi) terdiri dari 1.450 sepeda motor dan
1.350 kendaraan bermotor lainnya (termasuk mobil,bis dan truk). Jalur jalan padat lainnya adalah
dari Gunungsitoli sampai ke utara (Awaai Tuhemberua) dengan volume harian sebahyak 1.100
mobil/bis/truk serta 1.400 sepeda motor. Arus lalu lintas untuk jalan provinsi lainnya kurang dari
350 (termasuk mobil,bis dan truk) setiap harinya.
Arus lalu lintas dari survey jalan provinsi pada tahun 2001/2003 terdiri dari 30% kendaraan yang
tidak bermotor, 44% sepeda motor, 8% mobil, 11% bis dan 7% truk. Jumlah sepeda motor di
keseluruhan jalan provinsi melebihi jumlah kendaraan bermotor lainnya.
2.7.3 Proyeksi lalu lintas
Laju pertumbuhan lalu lintas sangat berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi serta laju
pertumbuhan penduduk. Dengan pertimbangan baik itu kepemilikan kendaraan maupun ekonomi
setempat di Nias diperkirakan akan meningkat rata-rata sebanyak 6% per tahun dan laju
pertumbuhan penduduk akan meningkat sebanyak 1,25%, maka arus lalu lintas diharapkan akan
meningkat sebanyak 1,25 x 6,05 = 7,5% setiap tahunnya. Hingga tahun 2018 arus lalu lintas di
wilayah sekitar Gunungsitoli akan meningkat hampir 4.200 kendaraan (mobil, bis dan truk) per hari
sampai ke selatan dan 3.600 ke arah utara. Seluruh jalan provinsi lainnya akan tetap memiliki arus
lal lintas kurang dari 3.000 kendaraan (termasuk mobil, bis dan truk) per hari hingga tahun 2018.
Lalu lintas sepeda motor tentunya akan meningkat dengan cepat. Diperkirakan lalu lintas sepeda
mtor untuk seluruh jalan tetap dominan.
Diperkirakan lalu lintas di jalan kabupaten untuk wilayah pedesaan tetap kurang dari rata-rata 100
kendaraan bermotor setiap harinya pada tahun 2018 (termasuk mobil,bis dan truk) dan sebagai
tambahan maksimal sektar 200 sepeda motor per hari.
16
LAHEWA
GUNUNG SITOLI
ALASA/OMBOLATA
HILIWETO
MANDREHE
LEGEND :
TETEHOSI
BATAS PROPINSI
BATAS KABUPATEN
SIROMBU
BATAS KECAMATAN
IBUKOTA KABUPATEN
IBUKOTA KECAMATAN
LOLOWAU
ORAHILI
GOMO
TELUK DALAM
SKALA :
0
12
20 Km
17
18
1986
303
32
344
139
178
116
276
138
308
255
247
288
2.624
239
Parameter
2005
2004
2003
2002
2001
33.70
67.30
123.90
203.50
57.20
max
5.27
8.85
9.15
7.36
6.98
rata-rata
Feb
max
19.60
61.60
37.30
53.50
27.80
3.71
7.46
6.43
5.21
3.61
rata-rata
Mar
max
51.00
37.90
44.20
53.10
31.30
6.74
7.26
9.14
7.02
5.40
rata-rata
Apr
max
44.80
30.50
60.30
27.80
56.90
3.55
6.77
10.78
4.12
11.08
rata-rata
Mei
max
63.60
33.10
55.40
65.60
41.60
6.29
4.17
6.67
9.00
6.76
rata-rata
Jun
max
60.80
35.2
40.40
46.80
58.00
6.87
7.17
4.57
5.99
8.33
rata-rata
Jul
max
28.70
31.90
32.60
49.20
39.50
5.41
6.39
8.14
7.05
8.16
rata-rata
Ags
max
42.80
64.10
73.10
39.00
55.80
7.14
6.09
10.10
6.11
6.43
rata-rata
Sep
max
50.80
77.20
71.80
31.60
34.10
8.49
14.44
10.51
6.87
8.42
rata-rata
Okt
max
69.50
34.50
52.00
58.60
50.80
19.18
8.95
11.60
11.20
10.18
rata-rata
Nov
max
64.3
41.40
67.50
59.40
37.90
11.46
10.44
22.55
12.70
8.11
rata-rata
Des
max
55.70
67.00
78.70
78.30
42.60
9.35
9.84
8.67
11.00
6.30
rata-rata
Catatan : Sumber Data Iklim-Pos Meteorologi Binaka, Kantor BMG Balai Wilayah I Sempali Medan.
19
Tabel 6 : Suhu bulanan, Kelembaban, Sinar Matahari dan Kecepatan Angin di Kabupaten
Nias.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Bulan
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Total
Rata-rata
Suhu ( C)
26,0
26,1
26,2
26,1
26,1
26,1
26,0
25,5
25,5
25,4
25,3
25,4
309,7
25,8
Kecepatan Angin
(km/hari)
218,0
203,6
220,6
176,1
234,0
212,6
236,6
239,3
216,2
231,3
217,1
218,0
2623
218,6
Catatan : Sumber Data Iklim-Pos Meteorologi Binaka, Kantor BMG Balai Wilayah I Sempali Medan
c. Kualitas Udara
Di seluruh areal proyek, kualitas udara baik, karena faktor-faktor berikut:
(i)
Pola tumbuhan/pepohonan yang padat dan curah hujan tinggi menyebabkan bersihnya
udara.
(ii)
intensitas lalu-lintas yang relatif rendah tidak banyak menimbulkan emisi kendaraan.
(iii)
Tidak adanya bangunan industri yang menimbulkan polusi udara.
d. Kebisingan
Seluruh area dan aktivitas Sub-Proyek berada di daerah pedesaan di mana kebisingan tidak menjadi
faktor yang penting.
e. Tanah dan Morphologi lahan
Di areal proyek, pada bagian kedua Ruas Jalan(km 10 20) di dominasi lipatan batu karang yang
terbentuk dari batu gamping (sebagian membentuk karstic), butiran batu kapur yang halus, dan batu
pasir dalam berbagai tahap pengapuran. Antara km 20 dan km 32, terdapat formasi geologi yang
sangat kompleks dan lapisan permukaan berbatu, sebagian tercampur dengan lapisan tanah liat
berwarna kemerahan dan keabu-abuan. Bahan batu dan pasir yang cocok untuk konstruksi jalan
dapat diperoleh dibeberapa sungai yang terletak disekitar areal proyek.
Bukit-bukit curam dan lembah-lemah serta terbing terjal di tepian sungai, bersama dengan hujan
amat lebat dan banjir membuat lahan menjadi mudah mengalami erosi dan longsor.
20
Peruntukan Lahan
Lahan Pertanian Komersil
Pertanian dengan irigasi
Pertanian tanpa irigasi
Hutan rakyat
Hutan
Pemukiman
Kawasan Industri
Kawasan Non Industri
Padang rumput
Dataran Tinggi
Lahan tidur
TOTAL
Luas(ha) Th.2005 1)
165.252
6.672
32.202
24.740
19.418
16.613
130
2.205
16.503
74.336
48.309
341.523 2)
Sumber:data:
1)
Sumatera Utara dalam angka, 2005,diprediksi th 2006 terdapat kenaikan area
tegalan/ladang yang mengurangi luas padang rumput + 7000 ha
2)
Nias dalam angka 2006 (BPS Kabupaten Nias th 2006)= 349.500 ha.
f.
Karakteristik Hidrologi
Wilayah Utara Pulau Nias dialii beberapa sungai besar maupun sedang yang dapat mencukupi
persediaan air yang dibutuhkan baik untuk kegiatan konstruksi, bahkan untuk keperluan irigasi.
Aliran sungai-sungai tersebut mengikuti struktur geomorfologis sepanjan jalur erosi alami dari
lingkunan geologisnya (umumnya mengarah dari timur laut ke barat daya.). Sungai yang mengalir
di lahan berbukit menimbulkan erosi yang signifikan di tepian, menyebabkan tepi sungai menjadi
terjal, seringkali vertikal, dan sangat tidak stabil.
3.2.
21
Pulau Nias terkenal dengan burung Beo Nias (Gracula Robusta) merupakan satwa yang sangat
dilindungi, Burung Murai Batu (Cittocincla Melanura) dan burung Kekek (Gogowaya Ee) yang
merupakan satwa yang dilindungi.
b. Biologi Perairan (Aquatic)
Flora Perairan di Kabupaten Nias seperti yang hidup di persawahan (disamping padi) dan kolam
terdapat tumbuhan air seperti teratai (Nymphaea stellata), dan bakung air (Eichornia crassipes).
Tidak ada keterangan rinci mengenai jenis tumbuhan air di Nias. Keterangan lebih rinci mengenai
jenis-jenis fauna perairan dapat dilihat pada Lampiran No.2.
Satwa air di Kabupaten Nias terdiri dari spesies ikan seperti ikan gelodok (Periophthalmus
minutus), ikan gabus (Ophicephalus striatus), ikan kepala timah (Aplocheilus-puncax), ikan lele
(Clarias gariepinus), ikan mujair (Oreochromis mussambica), belut (Symbrachus striatus),
gurame besar (Osphoronemus goramy) dan belanak (Valamugil speigleri).
c. Kehidupan Satwa Liar
Walaupun sejak awalnya Pulau Nias menjadi tempat tinggal bagi fauna endemik yang berbeda dari
tempat lainnya di Sumatera Utara, karena lokasinya yang terpencil, terpisah dari daratan Pulau
Sumatera; sebagian besar lahan di Nias telah diolah, sehingga hanya sedikit sekali kehidupan
satwa liar yang ada dalam lokasi Sub-Proyek ini
d. Hutan
Kabupaten Nias memiliki hutan-hutan peninggalan masa lalu di bagian timur dan tenggara pulau.
Saat ini tidak terdapat hutan primer di lokasi Sub-Proyek, namun ada beberapa hutan sekunder
termasuk didalamnya terdapat pohon pinang, kelapa, durian, pala, dan lain-lain. Sebagian lagi
terdapat semak-belukar yang sebagian darinya sudah berubah menjadi area persawahan.
Proses musnahnya daerah hutan asli di area Sub-Proyek mungkin telah terjadi dalam beberapa
dekade yang lalu.Kecuali disepanjang aliran sungai masih terdapat bagian-bagian petak hutan
sekunder, itupun flora dan faunanya telah terusik oleh campur-tangan manusia. Komposisi jenis
hutan di empat kecamatan,Kabupaten Nias yang dilalui Sub-Proyek Pekerjaan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi ruas jalan Gununsitoli-Alasa-Tumula adalah sebagaimana Tabel 8 berikut ini.
Tabel 8: Daerah pembagian hutan di Kecamatan Gunungsitoli, Hiliduho, Alasa Talumuzoi
dan Alasa, Kabupaten Nias.
No.
1.
2.
3.
4.
Kecamatan
Gunungsitoli
Hiliduho
Alasa Talumuzoi
Alasa
Hutan
Lindung
19.459
0
0
23.724
22
e. Kawasan Lindung
Pemerintah mempunyai rencana untuk menetapkan kawasan lindung atau cagar alam. Kabupaten
Nias berpotensi untuk memiliki cagar alam pada bagian timur dan tenggara pulau (masih dalam
rencana) tapi belum ada kawasan lindung yang resmi.
3.3
Sektor Ekonomi
Pertanian
Galian dan Pertambangan
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Minum
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Transportasi dan Komunikasi
Perbankan dan Jasa Keuangan lainnya
Jasa-jasa lainnya
Total PDRB
2003(%)
41,09
2,52
2,02
0,45
7,68
22,30
6,91
4,77
11,26
100,00
Tahun:
2004(%)
41,09
2,71
1,98
0,46
8,28
21,78
6,90
5,04
11,75
100,00
2005(%)*)
41,52
2,58
2,58
0,41
6,58
22,89
6,97
5,63
11,47
100,00
Sektor pertanian masih mendominasi sumber pendapatan daerah dan masyarakat Kabupaten Nias,
terutama berasal dari hasil perkebunan rakyat, dengan komoditi andalan adalah karet, kelapa dan
kakao. Pertanian tanaman pangan juga mempunyai kontribusi yang cukup penting, terutama dari
komoditi padi, jagung dan kacang hijau. Selain itu, pendapatan dari sektor pertanian di Kabupaten
Nias juga berasal dari hasil pertenakan (terutama babi) dan perkanan (laut).
Sektor kedua yang cukup dominan memberikan sumbangan terhadap pendapatan daerah dan
masyarakat Kabupaten Nias adalah sektor perdaganga, hotel dan restoran. Hal ini terutama
disebabkan oleh potensi pariwisata yang cukup menjanjikan di wilayah Kepulauan Nias pada
umumnya, sehingga menggerakkan sektor perdagangan serta hotel dan restoran yang sangat erat
kaitannya dengan industri pariwisata.
Akan tetapi sangat disayangkan, karena pembangunan yang ada di Kabupaten Nias masih belum
mampu mensejahterakan sebagian besar anggota masyarakatnya.
23
Penduduk 2004
Rumah
Penduduk 2005
Rumah
(sebelum Tsunam)
Tangga
(setelah Tsunami)
Tangga
Laki2
Wanita Total
Laki2
Wanita
Total
217.485 224.347
441.832 81.242
Kabupaten Nias 215.469 217.881 433.350 79.076
35.932
40.684
76.616
14.731
75.177
38.119
76.017 13.636
Gunungsitoli
Sumber: Kabupaten Nias Dalam Angka 2004 oleh BPS Kab.Nias, dan Penduduk Nias dan Nias Selatan 2005
oleh Bappenas dan BPS Jakarta.
Banyaknya bencana alam yang sering terjadi di wilayah Kepulauan Nias, juga memberikan
kontribusi yang cukup besar terhadap peningkatan jumlah penduduk miskin. Hal ini dikarenakan hilang
atau rusaknya harta benda dan aset masyarakat lainnya. Tabel 11 berikut menunjukkan jumlah penduduk
miskin di Kabupaten Nias pada saat sebelum dan setelah tsunami, dimana terjadi peningkatan yang cukup
signifikan dalam jumlah penduduk miskin, pasca terjadinya tsunami.
24
Tabel 11: Jumlah penduduk miskin sebelum dan setelah Tsunami di Kabupaten Nias
(Sampel: Kabupaten Nias dan Kota Gunungsitoli)
2005 (setelah Tsunami)
Jumlah
Keluarga
% Keluarga
Keluarga
Miskin
Miskin
73.614
48.213
65,49
13.390
3.752
28,02
Gunungsitoli
Sumber: Penduduk Miskin 2004 menurut Provinsi dan Kabupaten, oleh BPS dan Departemen Sosial.
dan Data Map Frame untuk Kabupaten Nias.
Kabupaten/
Kecamatan
P.Nias
Banyak sarana dan prasarana umum seperti fasilitas pendidikan, kesehatan dan sektor ekonomi
mengalami kerusakan yang sangat parah akibat gempa bumi dan tsunami pada tanggal 26 Desember
2004 dan 28 Maret 2005.
Berdasarkan data Kabupaten Nias dalam angka 2005:
x Sebagian besar penduduk Kabupaten Nias, yaitu sebanyak 78,4% hanya berpendidikan tamat
SD kebawah (tidak sekolah atau tidak tamat SD).
x Sisanya sebanyak 21,6% tamat SMP keatas (SMA dan Perguruan tinggi).
3.4
Kesehatan Masyarakat.
Dari segi kesehatan, penyakit ISPA masih mendominasi sebagai jenis penyakit yang banyak diderita
oleh penduduk, dikuti oleh penyakit malaria, klinis dan reumatik.
Tabel 12: Jumlah Fasilitas Bangunan Pelayanan Kesehatan di Kecamatan-kecamatan
sepanjang Ruas Jalan Sub-Proyek Gunungsitoli-Alasa-Tumula.
No. Kecamatan
1.
2
Gunungsitoli
Hilduho
Puskesmas Pembantu(bh)
Desa yang
dilayani
1, lokasi di.
Kec Gunung
sitoli Selatan
27
16
Belum
ada data
Puskesmas
(bh)
1)
Sifat Bangunan
Permanen Semi
Permanen
Kondisi
4=B
1 = RB
3 (Puskes
mas
&Pustu)
2=B
2 = RT
Belum ada
data
Belum ada
data
Belum
ada
data
3(Puskes
2=B
18
mas
1 = RR
4.
Alasa
1
6
4
& Pustu)
4 = RT
Catatan: - Kec.Gunungsitoli dimekarkan menjadi Kec.Gunungsitoli dan Kec.Gunungsitoli Selatan. --Kec.Alasa
dimekarkan menjadi Kec.Alasa dan Kec.Alasa Talumuzoi
3.
Alasa
Talumuzoi
Pemekaran
Kec.Alasa
- Sumber : Profil Umum Kesehatan Kabupaten Nias Th.2006, Bappeda Kab.Nias 2006.
Dilengkapi dari Peta Pulau Nias: Ruas Jalan Kabupaten
25
KRITERIA EVALUASI
TDK
NO
TATA RUANG
YA
A.
KETERANGAN
A-1 Apakah rencana kegiatan berada dan / atau berbatasan langsung dengan:
9 (Kawasan lindugmasih dalam tahap
a. Kawasan Hutan lindung
arahan)
9
b. Kawasan bergambut
Berbatasan dengan Daerah rawa dekat
Tumula, >5 ha
9
c. Kawasan resapan air
9
d. Sempadan sungai (dimana harus ada jarak
Perlu di cek apakah ada pelanggaran
tertentu dari tepian yang tak boleh tersentuh)
zona tepian sungai, pada 3 sungai yang
bersimpangan dalam 1(satu) lokasi.
9
e. Kawasan sekitar danau/reservoir
9
f. Kawasan sekitar mata air
9
g. Kawasan suaka alam (terdiri dari cagar alam,
suaka margasatwa, hutan wisata, daerah
perlindungan plasma nutfah, dandaerah
pengungsian satwa)
9
h. Kawasan suaka alam laut dan perairan darat,
wilayah pesisir, muara sungai, gugusan karang
atau terumbu karang dan atol yang mempunyai
ciri khas berupa keragaman dan/atau keunikan
ekosistem
9
i. Kawasan pantai berhutan bakau (mangrove)
9
j. Taman Nasional
9
k. Taman Hutan
9
l. Areal Rekreasi Wisatawan
9
m. Warisan budaya dan situs-situs arkeologi dan
Di daerah Hiliduho, tetapi tak terganggu
bersejarah
dengan adanya Sub-Proyek ini.
9
n. Kawasan rawan bencana alam.
Gempa bumi, tanah longsor, erosi, banjir
9
A-2 Apakah terdapat pertentangan dalam pemanfaatan
tata ruang dengan kegiatan-kegiatan lain yang ada
saat ini atau yang akan direncanakan di masa
mendatang?
26
B.
B-1 Apakah proyek akan membebaskan lahan penduduk atau badan usaha?
_ ya
9 tidak
B-2 Apakah proyek akan menyebabkan ketidak stabilan lereng atau membangun tanggultanggul yang mempunyai resiko tinggi mengalami kelongsoran?
_ ya
9 tidak
B-3 Apakah kegiatan proyek akan menyebabkan perubahan bentang alam dalam skala yang
_ ya
cukup besar atau melakukan pemindahan tanah dalam jumlah yang besar?
9 tidak
___ _________________________________________________________________________ ______
B-4 Apakah kegiatan proyek akan menghilangkan lahan pertanian atau hutan produksi atau
lahan-lahan produktif lainnya?
_ ya
9 tidak
B-5 Adakah kegiatan proyek ini akan mengubah kontur garis pantai, menghambat aliran
drainase atau mengganggu aliran sungai?.
_ ya
9 tidak
B-6 Apakah kegiatan proyek akan merusak, menutup, menguruk atau merubah bentang alam
yang unik secara permanen?
_ ya
9 tidak
B-7 Adakah kemungkinan proyek ini meningkatkan resiko erosi tanah baik yang disebabkan
oleh air atau angin?
_ ya
9 tidak
B-8 Apakah kegiatan proyek akan menghalangi penggunaan lahan untuk pemanfaatan lain
dalam jangka panjang?
_ ya
9 tidak
C.
UDARA / KLIMATOLOGI
ya
C-1 Apakah kegiatan proyek mengeluarkan emisi udara yang diperkirakan dapat melebihi baku
9 tidak
mutu lingkungan atau dapat menurunkan kualitas udara ambien?
Debu yang ditimbulkan oleh pergerakan truk pada jalan kerja akan ditekan hingga tak melebihi baku
mutu (i)pelatihan kesadaran para pengemudi, (ii)menutup material yang diangkut dengan kain terpal
dan (iii)semprotan air pada jadwal dan intensitas yang ditentukan (iv)guna pencegahan, penduduk
dimungkinkan untuk mendapat masker secara periodik.
C-2 Apakah proyek ini dapat menyebabkan perubahan arah angin, suhu, atau kelembaban?
_ ya
9 tidak
9 ya
__ tidak
Selama konstruksi, terutama ketika pengaspalan, gangguan-gangguan lokal jangka pendek dapat
terjadi. Penduduk setempat akan diberi informasi, dan jam kerja akan dibatasi untuk meminimalkan
dampaknya.
C-3 Apakah proyek berpotensi menimbulkan bau yang tidak sedap?
27
D.
AIR
D-1 Apakah proyek ini memerlukan air permukaan untuk konstruksi dan operasinya?
9 ya
__ tidak
Untuk sementar awaktu, dalam fase konstruksi, beragam pekerjaan membutuhkan air.
D-2 Apakah proyek dapat menyebabkan terbuangnya limbah cair ke sungai, danau, atau air laut 9 ya
yang akan menimbulkan perubahan kualitas air, termasuk perubahan pada suhu dan sifat- __ tidak
sifatnya?
Langkah-langkah pencegahan yang memadai akan dimasukkan kedalam kontrak kerja untuk
penanganan limbah cair yang akan mengalir kesungai.
D-3 Akankah aktivitas proyek menggunakan air tanah? Apakah penggunaan ini dapat
9 ya
menghalangi aliran dan mengurangi persediaan air tanah?
__ tidak
Hanya untuk sementara selama air permukaan sulit/tak memenuhi syarat. Penggunaanya tak akan
menghalangi aliran air tanah.
D-4 Apakah proyek ini akan mendirikan bangunan yang dapat mengganggu arah aliran maupun _ ya
menghentikan air tanah?
9 tidak
9 ya
__ tidak
Dampak sementara hanya selama fase konstruksi, terjadi setempat dimana pekerjaan dilaksanakan
dekat tepian sungai, atau yang memerlukan pekerjaan galian (cut and fill). Resiko pada lingkungan
adalah jangka pendek dan dalam skala kecil.
D-6 Apakah proyek ini akan menghabiskan air permukaan atau polusi melalui penggunaannya 9 ya
untuk aktivitas sehari-hari?
__ tidak
Dampak sementara hanya selama fase konstruksi, terbatas secara lokal.Masalah besaran penggunaan
air permukaan hingga habis,dapat dianggap tidak ada karena dapat cepat tergantikan oleh curah hujan
lokal. Langkah pencegahan yang diusulkan dicantuman dalm Spesifikasi Teknis dan Kontrak Kerja,
misalnya(i)Pencatatan harian volume air permukaan yang diperbolehkan untuk digunakan
(ii)pengumpulan air hujan untuk penggunaan tertentu (iii)melatih staf untuk menggunakan air secara
hemat.
D-7 Apakah proyek ini akan menghasilkan jumlah besar limbah domestik cair (toilet, limbah _ ya
dari rumah tangga, limbah air dari kamar mandi pekerja dan tamu, dll)?
9 tidak
D-5 Apakah proyek ini akan menyebabkan perubahan kualitas air permukaan?
D-8 Apakah proyek ini akan meningkatkan resiko tinggi terjadinya banjir?
_ ya
9 tidak
28
E.
LIMBAH PADAT
E-1 Apakah kegiatan konstruksi dan operasi proyek akan membuang limbah padat baik yang
tak berbahaya/beracun dalam jumlah besar?
_ ya
9 tidak
E-2 Apakah kegiatan konstruksi, operasi proyek akan membuang limbah padat yang berbahaya _ ya
dalam jumlah besar?
9 tidak
E-3 Apakah dalam proyek ini termasuk pengolahan limbah padat di lokasi proyek?
9 ya
__ tidak
Apakah dalam proyek ini termasuk pengolahan limbah padat di lokasi proyek?
F.
F-1 Apakah proyek ini akan menambah kebisingan di sekitar areal proyek selama konstruksi 9 ya
__ tidak
dan operasi?
Sifat kebisngan bersifat sementara dan terbatas secara lokal akan meningkat (mencapai hingga 65 dBA)
pada pekerjaan konstruksi tertentu (misalnya membelah batu, pemadatan, pengeboran, penggalian
dengan alat berat dan pemuatan ke truk).Klausul-klausul manajemen kebisingan akan dimasukkan
dengan membatasi dampak terhadap penduduk lokal dengan bekerja hanya pada jam kerja tertentu.
F-2 Apakah proyek ini akan menimbulkan getaran, radiasi, dan sorot cahaya pada penduduk
9 ya
setempat?
__ tidak
.Radiasi dan sorot cahaya tak terjadi atau kurang,karena dalam pekerjaannya kontraktor tak
menggunakan peralatan atau material yang reflektif (kecuali lampu sorot untuk bekerja lembur di
malam hari). Selama pekerjaan konstruksi, perpindahan peralatan berat dan kegiatan pengangkutan
material galian akan menimbulkan getaran lokal dan sementara.Upaya pengurangan dampak yang
disarankan meliputi (i)melatih pengemudi (ii)pemeliharaan peralatan dengan baik (iii)pembatasan jam
kerja siang hari (iv)ketentuan untuk memperbaiki kerusakan struktur akibat meningkatnya efek getaran
setempat.
G.
FLORA
G-1 Apakah proyek menyebabkan perubahan diversitas atau produktivitas spesies
tumbuhan?Apakah proyek juga menyebabkan perubahan jumlah spesies tumbuhan?
_ ya
9 tidak
G-2 Apakah proyek akan mempengaruhi habitat tumbuhan langka dan dilindungi?
_ ya
9 tidak
H.
FAUNA
H-1 Apakah proyek mempengaruhi habitat satwa liar atau satwa yang dilindungi?
_ ya
9 tidak
_ ya
9 tidak
H-3 Apakah proyek menyebabkan barier yang dapat membatasi migrasi / perpindahan hewan _ ya
dan ikan?
9 tidak
.
29
H-4 Apakah proyek ini menimbulkan gangguan bagi habitat ikan dan hewan-hewan darat?
_ ya
9 tidak
H-5 Apakah proyek ini menimbulkan emigrasi hewan-hewan tertentu, kemudian menyebabkan _ ya
interaksi antara pendatang dengan komunitas fauna lokal?
9 tidak
I.
9 ya
__ tidak
.Pekerjaan rekonstruksi dan rehabilitasi Sub-Proyek ini volume pekerjaannya sebesar 113.000 m3
dengan materi tambang galian-C dengan jumlah yang hampir sama dan diambil dari sumber-sumber
terdekat. Spesifikasi Teknis akan menentukan dengan pasti sifat dan kuantitas tambang Galian-C, serta
memastikan bahwa aktivitas ini tidak untuk menimbulkan dampak lingkungan negatif baik langsung
maupun tak langsung.
I-2 Apakah proyek menyebabkan penurunan kuantitas sumber daya alam yang tidak
_ ya
diperbaharui secara signifikan?
9 tidak
I-1 Apakah proyek menyebabkan peningkatan penggunaan sumber daya alam?
J.
ENERGI
_ ya
9 tidak
J-2 Apakah proyek ini dapat mempengaruhi peningkatan kebutuhan energi di luar lokasi
proyek karena adanya kegiatan-kegiatan ikutan dimasa mendatang?
_ ya
9 tidak
J-3 Apakah perlu dibangun sumber energi baru untuk memenuhi kebutuhan proyek atau
mengantisipasi perkembangan wilayah disekitar proyek?
_ ya
9 tidak
K.
TRANSPORTASI
K-1 Apakah proyek akan menyebabkan peningkatan jumlah dan mobilitas kendaraan
9 ya
bermotor?
__ tidak
Sub-Proyek ini dalam masa konstruksi akan menggunakan 33 unit kendaraan/peralatan konstruksi dan
sudah barang tentu hal ini bersifat sementara serta tak menimbulkan gangguan yang signifikan bagi
lalu-lintas umum.
K-2 Apakah proyek akan berdampak pada lahan parkir yang ada saat ini dan peningkatan
_ ya
kebutuhan lahan parkir?
9 tidak
K-3 Apakah proyek akan berpengaruh terhadap sistem lalu-lintas saat ini?
ya
__ tidak
Guna memastikan kelancaran lalu-lintas selama konstruksi berlangsung, dalam rancangan konstruksi
yang tertuang dalam Spesifikasi Teknis, dipersiapkan pengalhan sementara bila dibutuhkan (khususnya
bagi pekerjaan Gorong-gorong/box-culvert), dan yang seharusnya juga dimusyawarahkan dan disetujui
oleh para pemangku kepentingan (Stake holder)setempat.Seteleh konstruksi selesai maka pengaruhnya
adalah lebih lancarnya sistim lalu-lintas, juga akan meningkatkan volume lalu-lintas.
30
9 ya
__ tidak
Sub-Proyek ini bertujuan memperbaiki kondisi transportasi secara keseluruhan dan sistim distribusi
untuk barang-barang dalam jumlah besar antara Gunungsitoli dan Tumula.Perbaikan akses jalan
diharapkan membawa keuntungan bagi masyarakat setempat, misalnya pengadaan jasa, akses
kesehatan dan pendidikan yang lebih mudah, komuniasi sosial dan pasar.Hal ini jug akan meningkatkan
pemasaran produk pertanian yang seharusnya dapat mencapai pasar lokal dan jalur pasar (misalnya
ferry Gunungsitoli) sebelum membusuk.
K-5 Apakah proyek ini akan meningkatkan resiko kecelakaan kendaraan bermotor, pengendara 9ya
sepeda, dan pejalan kaki?
__tidak
Perbaikan jalan meningkatkan resiko kecelakaan bagi semua kendaraan yang berada di jalan tersebut
dan juga pejalan kakinya, khususnya bila ada pengendara yang melaju dengan kecepatan
tinggi.Sebagai contoh pengendara sepeda-motor yang dikenal memiliki disiplin yang rendah dalam
berkendara dan kebiasaan ngebut di jalan yang beresiko tinggi. Diusulkan dalam program
pengembangan masyarakat (i)kampanye keamanan berkendara di jalan raya, (ii)memasang papan
pengumuman di lokasi-lokasi strategis untuk memperingatkan masyarakat terhadap bahaya kecelakaan
di jalan raya,dan sebagainya.
K-6 Apakah proyek akan memerlukan konstruksi jalan baru?
_ ya
9 tidak
K-4 Apakah proyek ini akan mengubah sistem sirkulasi barang, jasa dan manusia?
L.
FASILITAS UMUM
L-1 Apakah proyek menyebabkan perubahan kebutuhan fasilitas umum, pelayanan jasa dan
kelembagan-kelembagaan pemerintah, misalnya instansi pemadam kebakaran, sekolah,
kantor Kelurahan, Puskesmas, dan lain sebagainya?
M.
UTILITAS
M-1 Apakah proyek akan memerlukan pembangunan fasilitas baru atau mempengaruhi
fasilitas-fasilitas jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, pengadaan air bersih, sistem
drainase dan sebagainya?
N.
_ ya
9 tidak
_ ya
9 tidak
PENDUDUK
N-1 Apakah proyek akan memindahkan penduduk atau akan mengubah komposisi penduduk? _ ya
9 tidak
O.
RESIKO KECELAKAAN
9 ya
O-1 Apakah kegiatan proyek menyebabkan terjadinya resiko pemaparan bahan-bahan
berbahaya seperti minyak, pestisida, bahan-bahan kimia, radiasi atau bahan-bahan lain
__ tidak
pada saat terjadi kecelakaan kerja atau pada saat operasional kegiatan mengalami
gangguan?
Ya, tapi sedikit, yaitu hanya minyak atau aspal yang tumpah bila terjadi kecelakaan kerja, pemaparan
hanya setempat dan diasumsi tidak akan mengganggu lingkungan sekitarnya.Kontraktor berkewajiban
menerapkan langkah pencegahan yang efektif sesuai aturan kesehatan dan keselamatan kerja (H&S),
yang juga tercantum dalam Kontrak.
31
9 ya
__ tidak
O-3 Apakah kegiatan proyek baik pada saat persiapan, konstruksi, operasi dan pasca operasi
memliki resiko tinggi terjadinya kecelakaan atau bencana?
.
_ ya
9 tidak
O-4 Apakah kegiatan proyek rawan terhadap terjadinya kecelakaan karena lokasi proyek
berada di daerah yang rawan?
.
_ ya
9 tidak
P.
PEREKONOMIAN
P-1 Apakah proyek dapat menyebabkan dampak negatif terhadap perekonoman setempat atau
perekonomian regional?
a) gangguan terhadap turisme
__ ya 9 tidak
Q.
__ ya 9 tidak
__ ya 9 tidak
__ ya 9 tidak
__ ya 9 tidak
PERSEPSI MASYARAKAT
O-1 Apakah proyek yang direncanakan dapat menimbulkan kontroversi dengan masyarakat
setempat?
_ ya
9 tidak
Q-2 Apakah proyek yang direncanakan bertentangan dengan nilai-nilai budaya masyarakat
setempat?
_ ya
9 tidak
Q-3 Apakah proyek yang direncanakan menimbulkan gangguan terhadap fasilitas ibadah
masyarkat setempat?
_ ya
9 tidak
R.
KESEHATAN
R-1 Apakah terdapat pekerja pendatang yang berpotensi membawa penyakit ke daerah proyek? 9 ya
__ tidak
Kemungkinan pekerja pendatang untuk membawa penyakit, akan dicegah sedapat mungkin dengan
menganjurkan test kesehatan/pemeriksaan dokter sebelum berpartiipasi di Sub-Proyek ini.Oleh sebab
itu hanya tenaga ahli dan posisi-posisi tertentu yang dipegang oleh pekerja pendatang. Non skilled
labour sebanyak mungkin menggunakan tenaga kerja setempat.Penyuluhan Kesehatan tentang penyakit
menular berbahaya akan dlakukan melalui kampanye kesadaran kesehatan masyarakat dengan bantuan
LSM, Puskesmas dan Pemerintah setempat.
R-2 Jika proyek mengakibatkan terjadinya pemindahan penduduk, apakah lokasi pemukiman _ ya
baru mempunyai potensi lebih tinggi terjadinya gangguan kesehatan?
9 tidak
32
R-3 Apakah proyek yang direncanakan dapat meningkatkan beban fasilitas kesehatan
masyarakat setempat (jamban air bersih dan sebagainya)?
_ ya
9 tidak
R-4 Apakah proyek yang direncanakan dapat mengubah habitat vektor-vektor penyakit dengan jalan:
S.
__ ya 9 tdk
__ ya 9 tdk
__ ya 9 tdk
__ ya 9 tdk
ESTETIKA
S-1 Apakah proyek yang direncanakn akan merubah pemandangan alam atau mempengaruhi
ruang- ruang publik?
T.
_ ya
9 tidak
T-1 Apakah proyek yang direncanakan dapat mengganggu situs-situs arkeologi, cagar budaya _ ya
atau situs sejarah?
9 tidak
33
Tahap Pra-Konstruksi.
Pada tahap pra-konstruksi aspek dampak lingkungan yang mungkin timbul adalah persepsi
masyarakat terhadap Sub-Proyek ini yang pada umumnya mnerima baik atas program
pembangunan tersebut. Disamping itu aspek perencanaan(disain) harus mempertimbangkan
aspek lingkungan hidup, untuk menghindari dampak negatif sebagaimana uraian berikut:
.
-
Pemilhan tempat Asphalt Mixing Plant. Isu lingkungan yang berkaitan dengan pemilihan
tempat Asphalt Mixing Plant akan dinilai apakah lokasinya berpotensi menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan. Apalagi jika letaknya di dalam atau bersebelahan langsung
dengan daerah yang sensitif secara lingkungan, seperti kawasan lindung dan pemukiman.
Disain. Perencanaan Ruas Jalan Gunungsitoli-Hiligudo-Alasa-Tumula harus dapat memberi
solusi penyelesaian yang tepat terhadap bagian ruas jalan yang secara ekologis berpotensi
negatif atau membahayakan fungsi jalan. Seperti bagian yang selalu banjir, rawan longsor
dan sebagainya.
b,
Tahap Konstruksi.
Isu dampak negatif lingkungan yang potensial timbul terutama berhubungan dengan semua
kegiatan pelaksanaan konstruksi. Isu-isu dampak negatif terhadap lingkungan yang potensial pada
tahap konstruksi sebagaimana uraian berikut ini:
-
Persiapan lahan. Isu dampak lingkungan yang berkaitan dengan persiapan lahan (sewa/beli)
untuk Asphalt Mixing Plant, kantor lapangan dan kamp pekerja beserta fasilitasnya; adalah,
apakah lokasinya berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan(polusi udara
dsb.). Apalagi jika letaknya di dalam atau bersebelahan langsung dengan daerah yang
sensitif secara lingkungan, seperti kawasan lindung dan pemukiman.
Pengangkutan material. Pengangkuatan material konstruksi dari tempat pengambilan atau
pembeliannya akan mengganggu kenyamanan pemakai jalan lainnya serta masyarakat yang
ada di sekitar jalan yang dilalui kendaraan pengangkut material. Dampak yang mungkin
timbul dari kegiatan ini adalah potensi terjadinya ceceran material dari kendaran pengangkut,
maupun kerusakan jalan akibat dilalui oleh kendaraan pengangkut material.
34
c.
Pada tahap operasional, isu dampak negatif lingkungan yang mungkin timbul terutama
diakibatkan oleh penggunaan Ruas Jalan Sub-Proyek ini.
- Kecelakaan lalu-lintas. Kurangnya keamanan di jalan karena kurangnya ketaatan pengguna
jalan terhadap peraturan lalu-lintas dan kecepatan yang tinggi dapat menimbulkan kecelakaan
- Kurangnya keamanan di jalan.Rusaknya struktur badan jalan atau bagian dari jembatan
akibat pelanggaran rambu lalu-lintas khususnya melebihi batasan berat muatan yang diijinkan
serta kurangnya penghargaan terhadap konstruksi jalan dan fasiltasnya.
35
Pra Konstruksi
Disain Jalan
Sosialisasi
Tahapan
Kegiatan
Dampak yang
Ditimbulkan
Tolok Ukur
Ceceran
material,
kebisingan
Aktivitas
kontraktor /
pekerja di
lokasi kamp
Menjalankan
mobilisasi
peralatan yang
kurang tertib
Kerusakan jalan
menjadi lebih
parah. Tingkat
kebisingan, emisi
gas buang,
keresahan
masyarakat ,
tingkat kecelakaan
lalulintas
Perubahan
lingkungan
manjadi kurang
sehat
Material yang
Lalu lintas umum
tercecer mengganggu menjadi terganggu
lalu lintas
(perjalanan lebih
lama) penduduk
dari pemukiman
yang dilalui
Kerusakan jalan
eksisting, debu,
peningkatan
kebisingan dan emisi
gas buang,
kecelakaan lalulintas
Sumber
Dampak
Pengadaan
Badan sungai,
bahan material jalan akses
a.l. tambang
galian C
Lahan penduduk
(Persyaratan
lokasi yang harus
aman terhadap
lingkungan)
Pembangunan
kantor
lapangan,
fasilitas dan
kamp pekerja
Jalan eksisting /
jalan akses
Masyarakat
disekitar subproyek
Air permukaan
Komponen
Lingkungan
B. Konstruksi
1 Mobilisasi
Peralatan
A.
No
K*
S*
B*
Besaran
Lama
Sifat Dampak
L
Lokasi
Menjaga material
agar tidak tercecer,
memelihara
kendaraan agar dapat
beroperasi dengan
baik
Kontraktor membuat
penampungan dan
pengolahan limbah
Memperbaiki jalan
agar menjadi baik
kembali
Pertemuan konsultasi
dengan masyarakat
menjelaskan tujuan
yang positif dari subproyek. Kemungkinan
adanya ganti rugi
terhadap aset
penduduk yang dapat
diterima
Kontraktor
Selama
Tempat
konstruksi
pengambilan jalan akses - lokasi berlangsung
sub-proyek
Kontraktor
Konsultan &
Pemerintah
Kecamatan /
Kabupaten, BRR
Perwakilan Nias
Konsultan
Pelaksana
Kontraktor
1-2 bulan
2 Minggu
2 minggu
Waktu
Jalan eksisting /
akses ke lokasi
proyek
Kecamatan
Hiliduho,
Kecamatan Alasa
Talumuzoi,
Kecamatan Alasa
Pengelolaan
Konsultan
supervisi, Project
Officer
Konsultan
supervisi, Project
Officer
Konsultan
supervisi, Project
Officer
Project Officer,
Pemerintah
Kabupaten, BRR
Perwakilan Nias
Project Officer
Pengawasan
36
Pekerjaan
pencampuran
aspal
Pekerjaan
Masyarakat
konstruksi jalan sekitar,
pengguna jalan,
perkebunan /
ladang, hutan
dan sungai
SDM lokal
yang kurang
memenuhi
syarat
Sumber
Dampak
Keresahan pekerja
lokal mengenai
aturan upah,
menghambat
pelaksanaan
konstruksi
Dampak yang
Ditimbulkan
Pekerja menjadi
berpotensi
menghambat
pelaksanaan
pekerjaan
konstruksi
Tolok Ukur
Operasi
Terhambatnya lalu
Lalu lintas umum
peralatan dan lintas pengguna jalan, menjadi terganggu
pemasangan debu, kebisingan
(perjalanan lebih
konstruksi
lama),
jalan dan
meningkatnya
pendukungnya
debu dan
kebisingan
Mesin
pencampur
aspal, lokasi
penyimpanan
aspal
Udara, lokasi
pencampuran
aspal (Asphalt
Mixing Plant)
Udara, lokasi
Mesin
Kebisingan dan debu Meningkatnya
pemecahan batu pemecah betu
kebisingan dan
/ lahan terbuka
yang sedang
debu
beroperasi
Pekerjaan
pemecah batu
Tenaga kerja
lokal
Komponen
Lingkungan
Pengadaan
tenaga kerja
Tahapan
Kegiatan
No
K*
X
S*
B*
S
X
Lama
Sifat Dampak
Besaran
L
Lokasi
Waktu
Pelaksana
Menjaga agar
kebisingan tidak
melebihi batasan
normal (< 70 dBA),
menjaga agar
sebaran debu tidak
mengganggu
pemukiman
Menambah peralatan
yang dapat
mengurangi debu dan
emisi, penempatan
AMP dan
penyimpanan aspal
yang aman
Mengatur buka - tutup
arus lalu lintas
pengguna jalan
(termasuk rambu rambu) khususnya
dalam konstruksi
jembatan. Menyiram
jalan agar tidak
berdebu.
Menyarankan bekerja
pada malam hari
(diluar jam sibuk)
Sepanjang lokasi
sub-proyek
Lokasi
pencampuran
aspal
Lokasi pemecah
batu
Selama
Kontraktor
konstruksi
berlangsung
pada jam
kerja tertentu
Selama
Kontraktor
konstruksi
berlangsung
pada jam
kerja tertentu
Selama
Kontraktor
konstruksi
berlangsung
pada jam
kerja tertentu
Memperbaiki
Lokasi sub-proyek Selama masa Kontraktor
manajemen sehingga
penerimaan
SDM lokal menempati
pekerja lokal
posisi yang sesuai
Pengelolaan
37
Konsultan
supervisi, Project
Officer
Konsultan
supervisi, Project
Officer
Konsultan
supervisi, Project
Officer
Konsultan
supervisi, Project
Officer
Pengawasan
Pekerjaan
Akhir Proyek
Dampak yang
Ditimbulkan
K*
Pengendara,
masyarakat
sekitar jalan
Terjadinya
kecelakaan lalu
lintas termasuk
akibat terkena
longsoran
Pekerjaan
konstruksi
yang tidak
memenuhi
syarat
S*
X
B*
M
X
Lama
Sifat Dampak
Besaran
X
Terjadinya erosi,
aliran air kotor ke
saluran dan sungai
yang dapat
mencemari
terjadinya
kecelakaan serius
dalam bekerja,
dan kerusakan
konstruksi
Tolok Ukur
Pengguna jalan,
masyarakat
sekitar jalan
Konstruksi jalan
rusak, dinding
penahan: longsor,
sekitar struktur
jembatan rusak dapat
membahayakan
pengguna jalan
Mengurangi estetika
dan terkadang
membahayakan
pengguna jalan.
Resiko pencemaran
air permukaan dan
bawah tanah
Sumber
Dampak
Lahan,
Masih adanya
masyarakat
limbah sisa
sekitar lokasi sub- konstruksi
(limbah padat
proyek
dan cair /
tumpahan
cairan), bahan
galian, dsb
Sungai, tebing
yang rawan
longsor, dan
pekerja lapangan
Komponen
Lingkungan
2 Penggunaan
oleh
pengendara
C. Operasi
1 Pemeliharaan
Pekerjaan
jembatan dan
dan dinding
penahan
longsor
Tahapan
Kegiatan
No
Waktu
Kontraktor
Kontraktor
Pelaksana
Selama jalan
digunakan
Pihak yang
berwenang
dalam
pengaturan lalu
lintas
Pada akhir
konstruksi
Lokasi
Sepanjang ruas
Kontraktor
jalan sub-proyek
memperbaiki
kerusakan konstruksi
yang terjadi sesuai
dengan persyaratan
teknis
Semua tumpahan
disingkirkan dari
lahan agar kembali ke
kondisi semula.
Limbah dari aktivitas
industri harus dibuang
pada lokasi yang
disetujui sejalan
dengan peraturan
yang ada
Pelatihan dan
bimbingan
keterampilan dalam
bekerja (metode).
Menyiapkan
pertolongan pertama
(fasilitas penunjang
kesehatan pekerja).
Memperbaiki
konstruksi yang rusak
Pengelolaan
DLLAJR dan
Kepolisian
38
Konsultan
supervisi, Project
Officer
Konsultan
supervisi, Project
Officer
Konsultan
supervisi, Project
Officer
Pengawasan
3 Pengunaan
oleh
transportasi
muatan barang
Tahapan
Kegiatan
S
M
L
Pengguna dari
pengusaha jasa
angkutan,
masyarakat
sekitar jalan
Komponen
Lingkungan
Dampak yang
Ditimbulkan
Tolok Ukur
: Singkat
: Menengah
: Lama
S*
B*
Lama
Sifat Dampak
Besaran
K*
Kurang
Kecelakaan lalu lintas Terganggunya lalu X
mentaati
lintas, terkadang
aturan batasan
merusak
muatan barang
konstruksi jalan
dan
perlengkapannya
Sumber
Dampak
Keterangan
K*
: Kecil
S*
: Sedang
B*
: Besar
No
Pengelolaan
Lokasi
L
X Penyuluhan tentang Sepanjang ruas
tata tertib lalu lintas
jalan sub-proyek
oleh pihak berwenang
dan pemerintah
Selama jalan
digunakan
Waktu
Pihak yang
berwenang
dalam
pengaturan lalu
lintas
Pelaksana
DLLAJR dan
Kepolisian
Pengawasan
39
Instansi Pelaksana. Instansi pelaksana untuk Sub-Proyek sektor Jalan adalah PPK BRR
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Kabupaten Nias. Pada tingkat kabupaten, bertugas
mengawasi pelaksanaan proyek dengan dibantu tim teknis Konsultan Supervisi, termasuk juga di
dalamnya pelaksanaan langkah-langkah penanganan masalah lingkungan yang terjadi selama
masa pembangunan proyek, termasuk mengawasi pemenuhan kewajiban kontraktor terhadap
program penanganan lingkungan. Juga mengkoordinir pelaporan monitor lingkungan atas
pelaksanaan proyek.
Kepala Satker/PPK/BRR-Peningkatan Kapasitas Rekonstruksi Infrastruktur . Sebagai
atasan instansi pelaksana (PPK-BRR),
menyetujui alokasi, penggunaan anggaran dan
pembayaranan.
BAPEDALDA. Pada tingkat propinsi, BAPEDALDA akan berdiskusi dengan Dinas Pelaksana
untuk menyetujui UKL-UPL yang diajukan sebagai bagian dari proses disetujuinya proyek secara
keseluruhan. Untuk maksud ini BAPEDALDA akan membentuk panitia evaluasi teknis yang
dibutuhkan, termasuk di dalamnya pihak terkait dari Dinas-Dinas serta masyarakat (bila
dipandang perlu) untuk mengevaluasi dokumen UKL-UPL.
Kepala Regional Nias (BRR Perwakilan Nias), memimpin seluruh kegiatan BRR di pulau
Nias, temasuk mengkoordinir kegiatan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) baik dalam dan
terutama luar negeri(NGO) yang berpartisipasi dalam proyek rehabilitasi dan rekonstruksi di
Nias.
Sub Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan , Bappeda Kabupaten Nias menerima
laporan Pemantauan dari Konsultan Supervisi dan juga berwenang untuk memantau di lapangan
bersama Konsultan Supervisi.
Konsultan Supervisi bertanggung jawab dalam pemantauan lingkungan hidup dan penanganan
serta pelaporannya selama pekerjaan konstruksi berlangsung.
40
Lahan penduduk
(Persyaratan
lokasi yang harus
am an terhadap
lingkungan)
Jalan
eksisting/Jalan
akses
Masyarkat di
sekitar SubProyek
Kom ponen
Lingkungan
Pengadaan
Badan sungai,
bahan m aterial jalan akses
a.l. Tam bang
galian C
Pem bangunan
Kantor
Lapangan,
fasilitas dan
Kam p pekerja
Mobilisasi
Peralatan
Konstruksi
Sosialisasi
Desain Jalan
Pra Konstruksi
Tahapan
Kgiatan
Indikator
Dam pak
Metode
Pem antauan
Ceceran
m aterial,
kebisingan
Aktivitas
kotraktor
/pekerja di
lokasi/Kam p
Menjalankan
m obilisasi
peralatan yang
kurang tertib
Masyarakat
kurang paham
terhadap
tujuan SubProyek
Lalu lintas um um
terganggu,m ening
katnya kebisingan
pada pem ukim an
yang dilalui
Meningkatnya
penderita
gangguan
kesehatan seperti
DBD dan Diare
Ceceran m aterial
m engganggu lalu
lintas, m eningkatnya
kebisingan
Jalan m enjadi
lebih rusakTingkat
kebisingan & em isi
gas buang/
debu.Keresahan
m asyarakat.Tingka
t kecelakaan lalu
lintas
Masyarakat
bertanya-tanya
sebab kurang
paham (laporan
catatan surveyor
pengukuran,
wawancara &
catatan lapangan
environm entalist)
Kerusakan jalan
eksisting/akses,
peningkatan
kebisingan &em isi
gas buang/debu,
kecelakaan lalu-lintas
Persepsi negatif
terhadap persiapan
konstruksi SubProyek
Ditaatinya Prosedur
pengangkutan yang
baik, pem eliharaan
sarana pengangkut
sebaik m ungkin
Menjaga kebersihan
lingkungan di sekitar
kam p pekerja.
Mencek sudah
dibangunnya
MCK,dng. sarana
kebersihan lainnya.
Pengam anan
Langsung
&wawancara,
Koordinasi dengan
instansi terkait
Pengarahan dan
negosiasi dalam
rapat konsultasi
publik
Aliran Air yang Banjir dapat m erusak Di dalam dokum en Asistensi dan
tak terkendali jalan dan lahan
Tender(Perencana pem bahasan teknis
sekitarnya
an) belum terrencana solusi
drainase khusus
untuk itu
Sum ber
Dam pak
No.
Selam a
m obilisasi
peralatan
Dalam tahap
perencanaan
sebelum
pelelangan
Periode
Pem antauan
Tem pat
dua bulan
pengam bilan
m aterial,jalan
akses ke lokasi
penam pungan/pek
erjaan Sub Proyek
Kantor lapangan
tiga bulan
kontraktor, fasilitas
lainnya dan kam p
pekerja
Disepanjang jalan
yang digunakan
untuk m obilisasi.
W arga yang
terkena dam pak
Dipilih bangunan
yang representatif
untuk pertem uan
konsultasi publik
m eliputi kecam atan
& desa yang dilalui
ruas jalan SubProyek
Di studio
Perencana
Konsultan dan di
lokasi lapangan
Lokasi
Pem antauan
Konsultan
Supervisi
Konsulyan
Supervisi,
Environm entalist
Konsultan
Supervisi
Konsultan
Perencana
Konsultan
Perencana
Pelaksana
41
Project Officer,
Satker, BRR Perwakilan
Nias
Project Officer,
Satker, BRR Perwakilan
Nias
Project Officer,
Satker, BRR Perwakilan
Nias
Project Officer,
Satker, BRR Perwakilan
Nias
Project Officer,
Satker, BRR Perwakilan
Nias
Pengawasan
Udara, lahan
terbuka lokasi
pencam puran
aspal
Pekerjaan
jem batan dan
dinding
penahan
longsor
Sungai,tebing
yang rawan
longsor,&pekerja
lapanagn
Pekerjan
Pengguna jalan,
konstruksi jalan m asyarakat
sekitar,sungai
Pekerjaan
Pencam puran
Aspal
Udara, lahan
Pekerjaan
Pem ecah Batu terbuka lokasi
pem ecah batu
Tenaga Kerja
lokal
Keresahan calon
pekerja, aturan upah
yang dianggap
kurang m em adai
Kecerobohan
dlm
pekerjaan/siste
m yang kurang
tepat
Operasi
peralatan,pem
asangan
konstruksi
jalan dan
struktur
pendukung
Mesin
pencam pur
aspal, tem pat
penyim panan
aspal (Asphalt
Mixing
Plant=AMP)
Kecelakaan kerja,
arus sungai dapat
m erusak bagian
struktur jem batan dan
tebing yang longsor
Udara panas,
peningkatan em isi,
debu dari lingkungan
kerja
Rusaknya
konstruksi,korban
pekerja serius,
kem ungkinan
ham batan
terhadap lalu lintas
Terham batnya
perjalanan
m enim bulkan
antrian
kendaraan,tanam a
n sekitar berdebu,
bising
dua bulan
dua bulan
Mengawasi sistim
kerja pem bangunan
jem batan dan
talud/diding
penahan longsor
Lokasi pekerjaan
tiap bulan
jem batan(gorongorong) dan dinding
penguat tebing
dalam Sub-Proyek
Lokasi
AMP(Asphalt
Mixing plant)
Pelatihan singkat
Lokasi Sub-Proyek tiga bulan
dan penyesuaian
gaji,bim bingan dan
pengawasan
kontinu di lapangan
Mengukur
kebisingan apakah
m asih di dalam
am bang batas,m encek kesehatan
m asyarakat terdekat
dengan m esin
pem ecah
batu(stone
crusher) >500m .
Asap yang
Mem eriksa pakaian
berwarna
dan perlengkapan
abu/gelap,udara
pekerja dan
panas disekitar
peralatan sesuai
tungku, bau aspal peraturan
yang m encair
keselam atan kerja,
m em eriksa jarak
AMP dan posisi
cerobong/arah
angin terhadap
pem ukim an terdekat
Pekerja lokal
berpotensi
m em bangkang
(ancam an boikot)
Mesin
Kebisingan dan debu Meningkatnya
pem ecah batu,
kebisingan dan
m anajem en
debu
operasi
SDM lokal
yang kurang
m em enuhi
syarat
Pengadaan
tenaga kerja
Konsultan
Supervisi,
Environm entalist
Konsultan
Supervisi,
Environm entalist
Konsultan
Supervisi,
Environm entalist
Konsultan
Supervisi,
Environm entalist
Konsultan
Supervisi
Project Officer,
Satker, BRR Perwakilan
Nias
Project Officer,
Satker, BRR Perwakilan
Nias
Project Officer,
Satker, BRR Perwakilan
Nias
Project Officer,
Satker, BRR Perwakilan
Nias
Project Officer,
Satker, BRR Perwakilan
Nias
42
12
11
10
Penggunaan
oleh
transportasi
m uatan barang
Penggunaan
oleh
pengendara
Pem eliharaan
Operasi
Pengendara
truk/transportasi
m uatan barang &
m asyarakat
sekitarnya
Pengendara &
m asyarakat
sekitar jalan
Pengguna jalan,
m asyarakat
sekitar jalan
Konstruksi
jalan,dinding penahan
longsor,bagian
struktur jem batan
yang rusak, dapat
m em bahayakan
pengguna jalan,
Mengurangi estetika,
terkadang
m em bahayakan
pengguna jalan.
Resiko pencem aran
air perm ukaan dan
bawah tanah.
Terjadinya
kecelakaan lalu
lintas pengguna
jalan (term asuk
kem ungkinan
kejatuhan dinding
longsoran)
Terjadinya erosi,
aliran air kotor ke
saluran dan sungai
yang dapat
m encem ari
Konsultan
Supervisi,
Environm entalist
Konsultan
Supervisi,
Environm entalist
Saat terjadinya
kecelakaan dan
waktu yang
diperlukan untuk
solusi
Pihak yang
berwenang
dalam pengaturan lalu
lintas(khususnya setelah
serah terim a
proyek)
Pihak yang
Lokasi yang
Setelah jalan
berwenang
dianggap strategis dioperasikan:
untuk pengawasan setiap hari pada dalam pengaturan lalu
jam kerja
lintas(khusustertentu
nya setelah
serah terim a
proyek)
Pengam atan
Struktur yang rusak Selam a m asa
langsung,m encatat di sepanjang lokasi pem eliharaan
bagian struktur yang Sub-Proyek
m em bahayakan lalulintas pengguna
jalan,wawancara
penduduk sekitar
Pekerjaan
konstruksi
yang tidak
m em enuhi
syarat
Masih adanya
lim bah sisa
konstruksi
(lim bah
padat,cair/tum p
ahan cairan)
dan bahan
galian,dsb.
43
Dinas
Perhubungan
Kabupaten
Nias,Kepolisian,
Pem erintah
daerah
setem pat
Dinas
Perhubungan
Kabupaten
Nias,Kepolisian,
Pem erintah
daerah
setem pat
Project Officer,
Satker, BRR Perwakilan
Nias
Project Officer,
Satker, BRR Perwakilan
Nias
44
Nama ilmiah
Nama Indonesia
Nama Bhs.Inggris
Arecaceae
Areca catechu
A. pinnata
Cocos nucifera
Colocasia esculenta
Elaeis guineensis
Pinang, Fino
Enau
Pohon Kelapa
Kedelai
Kelapa Sawit
Penang Palmtree
Palmoil Tree
Coconut
Soybean
Palmoil Tree
Anarcadiaceae
Annona muricata
Mangifera indica
Mango
Asteraceae
Euphatorium odoratum
Sikoh-koh
Bombaceae
Ceiba petandra
Durio zibetthinus
Pohon Kapok
Durian
Caesalpinaceae
Caesalpinia pulcherrima
Bunga Merak
Cariaceae
Carica papaya
Bala
Papaya
Casuarinaceae
Casuarina equisetifolia
Terminalia calapa
Naruu
Mamula
Casuarina
Terminalia
Cyperaceae
Chloris barbata
Rumput goyang
Euphorbiaceae
Aleurithes moulucana
Manihot utilissima
Kemiri
Singkong
Cassava
Leucaena leucocephala
Tamarindus indica
Asam Jawa
Tamarind
Acacia sp.
Mimosa pudica
Putri Malu
Mimosa
Magnoliaceae
Mangliolitia sumatrana
Na us
Magnolia
Malvaceae
Hibiscus tiliaceus
Thespesia populnea
Bw nasi
Melanostomaceae
Melastoma sp.
Daraduru
(ornamental bush)
Meliaceae
Lansium domesticum
Putri Malu
Mimosa
Moraceae
Arthrocarpus integra
A. comuni
Nangka
Buah Sukum
Fabaceae
Leguminosaceae
Kapok Tree
Durian
Yellow Hibiscus
45
Moringaceae
Moringa oleifera
Mengkudu
Suku
Nama ilmiah
Nama Indonesia
Nama Bhs.Inggris
Myrtaceae
Eugenia aquae
Pisidium guajava
Rhodomyrtus tomentosua
Jambu Air
Jambu
lalu
Water Myrrhe
Guava
Nymphaceae
Nymphaea stellata
Teratai
Nymphea
Oxilidaceae
Averrhoa carambola
Belimbing
Palmaceae
Oncosperma filamentosa
Nipa fruticans
Hoja
Nifa
Thistle palm
Nypa palm
Pentedericaceae
Eichhornia crassipes
Bakung air
Water hyacinth
Poaceae
Andropogon aciculatus
Bambusia spp.
Cymbopogon nardus
Eulalia japonica
Imperata cylindrica
Oryza sativa
Saccharum officinale
Zea mays
Rumput jarum
Serai
Sughu
Alang-alang, xoo
Padi
Tebu
Jagung
Reed grass
Elephant grass
Rice
Sugar cane
Maize
Pteriaceae
Alpinia malaccensis
Polypodium sp.
Tugala
Luu
(ornamental fern)
Ditch fern
Rutaceae
Citrus aurantifolia
Buah lemon
Lemon
Sapotaceae
Manilkara zapota
Payena sp.
Sawo
Godu
Sterculiceae
Theobroma cacoa
Coklat
Solanaceae
Solanum torvum
Cempokak
Verbenaceae
Lantana camara
Tectona grandis
Tembelek Ayam
Jati
Ubi Kayu, Gowerio
Lantana
Ubi, Gowi
Sweet Potato
Taro
Patchouli
Bamboo
Nilam
Cocoa
Kassawa
46
Nama Ilmiah
Nama Indonesia
Nama Bahasa
Inggris
Aplocheilidae
Aplocheilus puncax
Cichlidaee
Oreochromis mossambica
Ikan Mujair
Nile perch
Clariidae
Clarias gariepinus
Ophiocephalus striatus
Catfish
Snakehead
Gobiidae
Periophthalmus minutus
Ikan Gelodok
Mudskipper
Osphorenmidae
Osphorenemus gourami
Gourami
Baewa, Belut
Onogoi
Ono Zaito
Haruti
Falagawo
Gembe
Penaeidae
Macrobrachium sp.
Uro, Udang
Freshwater shrimp
Kambae, Kepiting
Freshwater Crab
47
Lampiran 3
REFERENSI
Black & Veatch, 2006. UKL&UPL rekonstruksi dan rehabilitasi daerah irrigasi di Gido Ziboa, di
Moafoa dan di Fusi; ADB/ETESP, TA 0002-INO
BRR 2007. Program BRR Distrik Nias Selatan, BRR Nias, Maret 2007
DHV Consultants, 2007. IREP Nias PDCS, Nias Infrastructure and Services Planning, Design and
Construction Supervision; Draft Inception Report, April 2007
MoE 2004. AMDAL Requirements for Specific Project Activities bearing relevance to the ETESP.
[Translation of Decree #17 of 2001 of Min. of Environment, Jakarta,2004]
BAPEDAL, Environmental Impact Management Agency, 1998. Law of the Republic of Indonesia no.
23 of 1997 regarding Environmental Management
MoE, 2005. Regulation of the State Min. of Environment, No 308 of 2005. Implementation of
Environmental Impact Assessment and Environmental Treatment Reports, and Environmental
Monitoring Reports for Rehabilitation and Reconstruction of NAD, North Sumatra Province
Hmmerle Johannes M.,OFM Cap, editor, 1995. Hikaya Nadu
Koestoro L.P & K.Wiratnyana, 2007. Megalithic traditions in Nias Island. UNESCO, North Sumatra
Heritage Series No. 0105
Mastaller M., 2005. Framework for the Environmental Assessment Requirements for the Earthquake
and Tsunami Emergency Support Project (ETESP) in Indonesia, ADB/ETESP, RSC-C51245
INO
Modigliani Di Elio,1890. Un Viaggio A Nias, Fratelli Treves Editori, Milano.
Schrder E.E.G. (1917) Nias, Ethnografische, Geografische an Historische Aanteekeningen en
Studien, Brill Publ. Leiden, Holland
Statistical Agency with Regional Planning and Development, 2006. Nias in Figures 2006. Annual
Statistical Year book 2006
Statistical Agency with Regional Planning and Development, 2006. Nias Selatan in Figures 2006.
Annual Statistical Year book 2006
Wakidi, 1995. Pemanfastan tumbuhan obat tradisional daerah Karo. Thesis Pengelolaan Sumberdaya
Alam dan Lingkungan, Universitas. Sumatera Utara, 142 pp.
World Bank, 2006. Kecamatan-Based Reconstruction and Rehabilitation Planning in Nias, Project
Appraisal Document, Nov. 2006
48
Lampiran 4
Photo 4: Sungai Muzoi (km 24 (km 24+900) sumber galian tambang yang dapat digunakan
untuk rekonstruksi jalan Kabupaten.
49
50
51
Photo 16:
Pengairan persawahan yang
berdekatan dengan jalan harus diperhatikan agar
tidak terjadi penggenangan air di jalan (sebagai
contoh di km 38-39)
52
_____________________________________
Photo diambil oleh Dr. Michael Mastaller, Juni/Juli 2007
53
54
55
Hala
man
1. Uraian kegiatan Fase Pra-Konstruksi agar disempurnakan. Kegiatan dibagi menjadi 3(tiga)
a. Survey
b. Pembebasan Lahan
c. Sosialisasi
Isi survei mencakup :
- Panjang jalan
- Lebar jalan
- Tata guna lahan
SARAN PERBAIKAN
No
Lampiran 5
Halaman 20 butir c
56
Halaman 43,
C.Operasi, butir 10,
11,12 (pengunaan
=pengoperasian jalan)
& halaman 36
Butir(ii),(iii) &Tabel 3
Halaman 36,
B.Konstruksi, butir:
1,3,4 dan 7.
Dan halaman 11-13:
Halaman 8,butir
2.6.1: Tahap PraKonstruksi
Lhat gambar no.2
& no.3
KETERANGAN
Hal.
40
Hal.
9
4. Hal. 28, hal. 34, hal. 48 yaitu tabel 5, tabel 6 dan tabel
7 harus sinkron agar kegiatan kegiatan pada tahap prakonstruksi, konstruksi dan operasi dipersingkat, jangan
terlalu banyak.
28,
34,
48
Hal
2-4,
1.
1. Sudah diperbaiki
Hal.
1625
Hal.
13
57
Teknis pek.Pengairan
Diganti menjadi
Lampiran 2 & 3
Halaman 28, D.Air
Diganti menjadi
Lampiran 2 & 3
Contoh:Halaman 29
bu-tir F-1, halaman 30
butir I-1.
Hal.
6
lebar
jalan
yang
5. Jumlah tenaga kerja dan alat berat yang digunakan 5. Tidak sebagai lampiran lagi, tetapi sudah termasuk
dari
konstruksi
3. Lampirkan
dibangun.
data
8.
7.
Sudah diperbaiki
5.
4.
Hal.
73
Hal.
49
58
Tabel 1 halaman 7
Halaman 10
Halaman 1 dan 10
Halaman 48
Halaman 47
Halaman 45,46,47
Halaman 45,46,47
5. Yang ditingkatkan kondisinya antara GunungsitoliHiliduho adalah melengkapi saluran drainase di kiri
kanan jalan eksisting, tidak ada pembebasan lahan
59
Halaman 7 Tabel 1
ada beda antara butir
1 dan 2 (ada material
aspal).
Halaman 9
2. Sudah dicantumkan
1. Sudah dicantumkan
Hal.
9
Hal.
20
Hal.
28
5.
dari
4.
3.
60
halaman 10
Menurut Dinas
Kehutanan Kabupaten
Nias: ada. spesies
langka yg.dilindungi.