Anda di halaman 1dari 32

The American Association of Mental

Deficiency (AAMD) dan Diagnostic and


Statistical Manual of Mental Disorders edisi
keempat (DSM-IV) mendefinisikan retardasi
mental sebagai :
Fungsi intelektual keseluruhan yang secara
bermakna dibawah rata-rata yang
menyebabkan atau berhubungan dengan
gangguan pada perilaku adaptif dan
bermanifestasi selama periode
perkembangan yaitu sebelum usia 18
tahun

Prevalensi retardasi mental pada suatu


waktu diperkirakan adalah kirakira 1 % dari
populasi umum
Insidensi tertinggi pada anak usia
sekolah (puncak usia 10 sampai 14 tahun)
Retardasi mental 1.5 kali lebih sering pada
lakilaki dibandingkan dengan wanita
Usia lanjut, prevalensi lebih sedikit karena
mereka dengan retardasi mental yang
berat atau sangat berat memiliki angka
mortalitas yang tinggi (penyulit gangguan
fisik yang menyertai)

A.

Faktor Pranatal
Rubella

Menyebabkan kelainan spt: penyakit jantung,


retardasi mental, katarak, ketulian, mikrosefali dan
mikroftalmia
Trimester pertama 10-15% anak bisa terkena
Bulan pertama kelahiran insiden hampir 50%

Penyakit inklusi sitomegalik

Temuan virus (+) pada kultur tenggorok dan urin


ditemukan sel mengandung inklusi
Beberapa lahir mati lainnya mengalami ikterus,
mikrosefali, hepatosplenomegali dan kalsifikasi
intraserebral

Sifilis

Penyebab utama perubahan neuropatologis


Tergantung insidensi di populasi umum

Dpt ditransmisikan dari ibu-janin


Menyebabkan retardasi mental ringan/berat
Berat hidrosefalus, kejang, mikrosefali dan
korioretinitis

Toxoplasmosis

Herpes Simpleks

Virus ditransmisikan melalui transplasental


Paling sering selama kelahiran
Mengakibatkan mikrosefali, retardasi mental,

klasifikasi intrakranial dan kelainan okular

Sindroma Immunodefisiensi (AIDS)

Sindrom Alkohol Janin

Banyak janin mati karena tidak cukup bulan &


abortus spontan

Sebanyak 15% yang dilahirka oleh wanita rutin


mengingesti sejumlah besar alkohol
Bisa mengakibatkan defisit atensi/hiperaktif,
gangguan belajar dan retardasi mental tanpa
dismorfisme fasial

Pemaparan Zat Pranatal

Opiat Memiliki resiko tinggi memiliki berat badan


lahir rendah dan kelahiran prematur
Kokain kelainan fisiologis dan perilaku

B. Faktor Perinatal
Gangguan neurologis dan intelektual

pada bayi prematur dan bayi dengan berat


badan lahir rendah

C. Gangguan pada masa kanak-kanak


Infeksi (ensefalitis & meningitis), trauma

kepala (kecelakaan), pemaparan jangka


panjang timbal dan tumor

D. Kelainan Kromosom
Syndrome Down

Pasien dengan trisomi 21


Sebagian besar berada dalam kelompok retardasi

sedang sampai berat hanya sebagian kecil memiliki IQ


>50
Perkembangan mental normal dari lahir sampai usia 6
bulan menurun secara bertahap dari dekat normal
(1th) sampai 30 pada usia lebih tua
Penurunan kecerdasan mungkin terlihat pemburukan
dalam bahasa, bahasa, daya ingat, merawat diri dan
pemecahan masalah
Pasien tenang, riang dan dapat bekerja sama
Pada masa remaja dapat berubah emosional,
gg.perilaku dan gg.psikotik (jarang)

Sindrom Prader-Willi

Akibat penghilangan

kecil pada kromosom


15, biasanya, dgn
prevalensi 1 dalam
10.000
Menunjukkan perilaku
makan yang kompulsif
dan sering kali obesitas,
retardasi mental,
hipoganidism,
perawakan pendek,
hipotonia serta tangan
dan kaki kecil
Perilakunya seringkali
oposisional dan
menyimpang

Sindrom Tangisan Kucing


(cat-cry[ci-du-chat]
syndrome
kehilangan bagian dari
kromosom 5
Mengalami retardasi
mental berat
Ciri-ciri mikrosefali,
telinga yang letaknya
rendah, fisura palpebra
oblik, hipertelorisme dan
mikrognatia
Tangisan seperti kucing
kelainan pada laring

Sindrome X rapuh (Sindroma Martin-Bell,


Fragile X Syndrome)
Penyebab tunggal kedua yang tersering

dari retardasi mental


Disebabkan dari mutasi pada kromosom X
yang diketahui sebagai tempat rapuh
(Xq27.3) dan diturunkan dengan pola resesif
X-Linked anak laki-laki lebih mungkin
daripada perempuan

Ciri : kepala besar dan

panjang, telinga besar


dan menonjol, dagu
dan dahi menonjol serta
perawakan pendek dan
sendi hiperekstensif
Gangguan defisit
atensi/hiperaktivitas,
gangguan belajar, dan
gangguan
perkembangan
pervasive, seperti
gangguan autistik
Defisit dalam fungsi
bahasa
pembicaraan yang
cepat dan perseveratif
dengan kelainan dalam
mengkombinasikan
kata-kata dalam bentuk
frasa atau kalimat

e. Faktor Lingkungan dan Sosiokultural


Anak-anak dalam keluarga yang miskin dan

kekurangan secara sosiokultural


merugikan perkembangan
Lingkungan pranatal perawatan dan gizi
buruk
Ketidakstabilan keluarga sering pindah
dan ganti pengasuh
Keluarga berpendidikan rendah tidak siap
untuk memberikan stimulasi bagi anaknya

A. Riwayat Penyakit
Kehamilan ibu, persalinannya dan

kelahirannya
Riwayat keluarga adanya RM, hubungan
darah pada orang tua dan gangguan
herediter
Sosiokultural, iklim emosional dirumah dan
fungsi intelektual pasien

b. Wawancara Psikiatrik

Sikap tidak boleh diatur oleh usia mental pasien, jangan

memperlakukan mereka seakan-akan seorang anak


(merasa terhina, marah dan tidak mau bekerja sama)
Menilai sesegera mungkin komunikasi verbal dan nonverbal antara pengasuh dan pasien
Pewawancara dan pengasuh harus memberikan pasien
suatu penjelasan yang jelas, suportif, dan konkret tentang
proses diagnostik
Arahan samar-samar, struktur dan dorongan diperlukan
untuk mempertahankan mereka dalam tugas atau topik
Sifat dan maturitas pertahanan pasien berlebihan atau
menundukkan diri sendiri menggunakan penghindaran,
represi, penyangkalan, introyeksi, dan isolasi harus diamati
Pemeriksaan psikiatrik pasien yang teretardasi harus
mengungkapkan bagaimana pasien mengalami stadium
perkembangan

C. Pemeriksaan Fisik
Ukuran kepala memberikan petunjuk

terhadap berbagai kondisi seperti mikrosefali,


hidrosefalus, dan sindrome down
Lingkaran kepala harus diukur sebagai bagian
dari pemeriksaan klinis
Wajah pasien hipertelorisme, tulang hidung
yang datar, alis mata yang menonjol, lipatan
epikantus, opasitas kornea, perubahan retina
yang letaknya rendah atau bentuknya aneh,
lidah yang menonjol, dan gangguan gigi geligi
Warna dan tekstur kulit dan rambut, palatum
dengan lengkung yang tinggi, ukuran kelenjar
tiroid, ukuran anak dan batang tubuh serta
ekstremitasnya

D. Pemeriksaan Neurologis
Gangguan sensorik gangguan

pendengaran (ketulian kortikal sampai defisit


pendengaran yang ringan
Gangguan visual dari kebutaan sampai
gangguan konsep ruang, pengenalan
rancangan dan konsep citra tubuh
Gangguan dalam bidang motorik
dimanifestasikan oleh kelainan pada tonus
otot (spastisitas atau hipotonia), refleks
(hiperefleksia), dan gerakan involunter
(koreoatetosis)

E. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan urin dan darah untuk mencari

gangguan metabolik
Penentuan kariotipe
Amniosintesis
Pengambilan sampel vili korionik (CVS;
chorionic villi sampling)

F. Pemeriksaan Psikologis
Dapat menilai kemampuan perseptual, motorik,

linguistik dan kognitif


Informasi tentang faktor motivasional,
emosional, dan interpersonal juga penting
Untuk bayi Tes Gesell, Bayley, dan Cattell
adalah tes yang paling sering digunakan
Untuk anak-anak menggunakan Wechsler
Intelligence Scale for Children-Revised (WISC-R,
WISC-3)
Tes perbendaharaan kata melalui gambargambar Peabody Vocabulary Test
Untuk mendeteksi cedera otak Bender
Gestalt dan Benton Visual Retention Test

Bila menggunakan tes IQ baku yang tepat,


maka IQ berkisar antara 50 69 menunjukkan
retardasi mental ringan
Pemahaman dan penggunaan bahasa
cenderung terlambat pada berbagai tingkat,
dan masalah kemampuan berbicara yang
mempengaruhi perkembangan kemandirian
dapat menetap sampai dewasa
Walaupun mengalami keterlambatan dalam
kemampuan bahasa, tetapi sebagian besar
dapat mencapai kemampuan bicara untuk
keperluan sehari hari

Kebanyakan juga dapat mandiri penuh dalam


merawat diri sendiri dan mencapai keterampilan
praktis dan keterampilan rumah tangga, walaupun
tingkat perkembangannya agak lambat daripada
normal
Kesulitan utama biasanya tampak dalam pekerjaan
sekolah yang bersifat akademis dan banyak
masalah khusus dalam membaca dan menulis
Etiologi organik hanya dapat diidentifikasikan pada
sebagian kecil penderita
Keadaan lain yang menyertai, seperti autisme,
gangguan perkembangan lain, epilepsi, gangguan
tingkah laku, atau disabilitas fisik dapat ditemukan
dalam berbagai proporsi
Bila terdapat gangguan demikian, maka harus diberi
kode diagnosis tersendiri

IQ biasanya berada dalam rentang 3549


Umumnya ada profil kesenjangan (discrepancy) dari
kemampuan, beberapa dapat mencapai tingkat
yang lebih tinggi dalam keterampilan visuo-spasial
daripada tugastugas yang tergantung pada
bahasa, sedangkan yang lainnya sangat canggung
namun dapat mengadakan interaksi sosial dan
percakapan sederhana
Tingkat perkembangan bahasa bervariasi, ada yang
dapat mengikuti percakapan sederhana,
sedangkan yang lain hanya dapat berkomunikasi
seadanya untuk kebutuhan dasar mereka

Suatu etiologi organik dapat diidentifikasikan pada


kebanyakan penyandang retardasi mental sedang
Autisme masa kanak atau gangguan
perkembangan pervasif lainnya terdapat pada
sebagian kecil kasus, dan mempunyai pengaruh
besar pada gambaran klinis dan tipe
penatalaksanaan yang dibutuhkan
Epilepsi, disabilitas neurologik dan fisik juga lazim
ditemukan meskipun kebanyakan penyandang
retardasi mental sedang mampu berjalan tanpa
bantuan
Kadang kadang didapatkan gangguan jiwa lain,
tetapi karena tingkat perkembangan bahasanya
yang terbatas sehingga sulit menegakkan diagnosis
dan harus tergantung dari informasi yang diperoleh
dari orang lain yang mengenalnya. Setiap
gangguan penyerta harus diberi kode diagnosis
tersendiri

IQ biasanya berada dalam rentang 20 34


Pada umumnya mirip dengan retardasi mental
sedang dalam hal :

Gambaran klinis
Terdapatnya etiologi organik
Kondisi yang menyertainya
Tingkat prestasi yang rendah

Kebanyakan penyandang retardasi mental berat


menderita gangguan motorik yang mencolok atau
defisit lain yang menyertainya, menunjukkan adanya
kerusakan atau penyimpangan perkembangan
yang bermakna secara klinis dari susunan saraf pusat

IQ biasanya dibawah 20
Pemahaman dan penggunaan bahasa terbatas, paling banter
mengerti perintah dasar dan mengajukan permohonan
sederhana
Keterampilan visuo-spasial yang paling dasar dan sederhana
tentang memilih dan mencocokkan mungkin dapat dicapainya
dan dengan pengawasan dan petunjuk yang tepat, penderita
mungkin dapat sedikit ikut melakukan tugas praktis dan rumah
tangga.
Suatu etiologi organik dapat diidentifikasi pada sebagian besar
kasus
Biasanya ada disabilitas neurologik dan fisik lain yang berat
yang mempengaruhi mobilitas, seperti epilepsi dan hendaya
daya lihat dan daya dengar. Sering ada gangguan
perkembangan pervasif dalam bentuk sangat berat khususnya
autisme yang tidak khas (atypical autism) terutama pada
penderita yang dapat bergerak

Kategori ini hanya digunakan bila


penilaian dari tingkat retardasi mental
dengan memakai prosedur biasa sangat
sulit atau tidak mungkin dilakukan
karena adanya gangguan sensorik atau
fisik, misalnya buta, bisu, tuli dan
penderita yang perilakunya terganggu
berat atau fisiknya tidak mampu

A. Pencegahan Primer

Pendidikan meningkatkan pengetahuan dan

kesadaran masyarakat umum tentang retardasi


mental
Usaha dari profesional bidang kesehatan untuk
menjaga dan memperbaharui kebijaksanaan
kesehatan masyarakat
Aturan untuk memberikan pelayanan kesehatan
maternal dan anak yang optimal
Konseling keluarga dan genetik membantu
menurunkan insidensi retardasi mental dalam
keluarga
Pelayanan medis prenatal dan perinatal dapat
menolong menekan komplikasi medis dan psikososial

B. Pencegahan Sekunder dan Tersier


Mengobati gangguan metabolik & endokrin

(fenilketonuria dan hipotiroidisme) untuk


mempersingkat perjalanan penyakit dan
untuk menekan sekuele atau kecacatan
yang terjadi setelahnya
Konseling pada orang tua dilakukan secara
fleksibel dan pragmatis membantu
mereka dalam mengatasi frustrasi oleh
karena mempunyai anak dengan retardasi
mental

Latihan
Latihan di rumah memakai baju, makan

sendiri dan menjaga kebersihan badan

Latihan di sekolah untuk


pengembangan rasa sosial
Latihan teknis sesuai minat, jenis
kelamin dan kedudukan sosial
Latihan moral diberitahu mana yang
baik dan buruk, dihukum bila salah

Agresi dan perilaku melukai diri sendiri


Lithium, naltrexone (antagonis narkotik), dan

carbamazepine

Gerakan motorik stereotipik


Antipsikotik (haloperidol dan chlorpromazin)

Perilaku kemarahan eksplosif


Penghambar- (propanolol dan buspirone)

Gangguan defisit atensi/hiperaktivitas


Metylphenidate tidak menunjukkan bukti
adanya perbaikan jangka panjang

Anda mungkin juga menyukai