Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pembimbing
dr. Bambang Triyono, Sp.An., Msi.Med.
ABSTRAK
Tujuan
Metode
dan
Material
Hasil
Kesimpulan
INTRODUKSI
Post dural puntur headache (PDPH) adalah komplikasi anastesi
spinal yang telah diketahui dengan baik
Faktor yang mempengaruhi umur, jenis kelamin, riwayat
kehamilan, riwayat PDPH sebelumnya, ukuran jarum, bentuk jarum,
orientasi kemiringan jarum terhadap jaringan dural, banyaknya
tusukan, pengalaman anastesiologis
Secara acak dibagi menggunakan computer menjadi dua grup, Grup A dan Grup Q. grup A
(n=110) ; grup Q (n=110)
Inklusi
Eklusi
Durasi
prosedur
Angka
penusukan
Komplikasi segera
seperti hipotensi
dan anastesi yang
tidak adekuat
diatasi dengan
dosis efedrin (5-10
mg) secara
bertahap dan
dialihkan ke
anastesi umum.
Jika terdapat nyeri kepala, pasien dimasukan kedalam satu dari tiga
grup yang dibentuk :
Mild (VAS/NRS 1-3) oral acetaminophen 250 mg, propiphenazone 150 mg,
dan caffeine 50 mg (minoset plus), tetap dengan bed rest dan hidrasi oral di
rumah
Moderate (VAS/NRS 4-7) analgesic oral dan epidural blood patch (EBP)
(ditawarkan)
Severe (VAS/NRS 8-10)
HASIL
220 pasien masuk dalam penelitian ini.
Jarum Atraucan dipakai pada 110 pasien sedangkan sisanya
memakai jarum Quincke dengan ukuran yang sama.
109 grup A dan 107 grup Q pasien menyelesaikan penelitian. Satu
orang dari grup A dan tiga pasien dari grup Q dikeluarkan dari
penelitian karena hilang dari follow up
DISKUSI
Penelitian sebelumnya, populasi obstetric dipilih karena tingginya insiden
PDPH pada populasi tersebut.
Holst et al, menyarankan untuk mengkombinasikan karakter jarum spinal
dengan fitur cutting dan pencil-point akan lebih mudah untuk dihunakan
dan dapat membantu mengurangi komplikasi.
Atraucan memiliki karateristik terebut baik cutting dan juga pencil-point
needles.
Penulis menyarankan, saat mempertimbangkan pemilihan jarum spinal,
jarum yang mudah digunakan dan juga waktu keluarnya CSF juga harus
diperhitungkan, selain melihat insiden PDPH.
Jarum spinal yang lebih tipis dapat mengurangi kejadian PDPH, namun
lambatnya pengeluaran CSF dapat memanjangkan durasi prosedur dan
bahkan dapat menyebabkan lebih dari satu tusukan di dura mater nya.
Hal ini dapat berkontribusi menjadi insidens PDPH yang lebih tinggi saat
memakai jarum Atraucan dibandingkan yang telah diperkirakan.
KESIMPULAN
Pada penelitian in, karateristik teknis penanganan, waktu yang
dibutuhkan untuk spinal blok, dan insiden PDPH telah dibandingkan
saat pemakaian jarm Atraucan dan saat memakai jaruk Quicke
dengan ukuran jarum yang sama. Biaya pemakaian 26-G Quincke
dan Atraucan selama penelitian masing-masingnya sebesar 90 sen
Euro dan 5 Euro.