Diajukan sebagai salah satu syarat mengikuti Hibah Penulisan Paket Pembelajaran
dan Modul Pembelajaran Program Hibah TIK Inherent
Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Tahun 2007
Oleh,
A.A. Gde Somatanaya, M.Pd.
NIP. 131 122 805
UNIVERSITAS SILIWANGI
2007
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmatnya kapada kita semua, sehingga Paket Pembelajaran
Evaluasi Pembelajaran Matematika ini dapat diselesaikan. Paket Pembelajaran
dimaksudkan Diajukan sebagai salah satu syarat mengikuti Hibah Penulisan
Paket Pembelajaran dan Modul Pembelajaran Program Hibah TIK Inherent
Universitas Siliwangi Tasikmalaya Tahun 2007
Terima kasih kepada teman sejawat dosen dan pimpinan Program Studi
Pendidikan Matematika FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya atas
dorongannya untuk menyusun paket Pembelajaran ini. Semoga tulisan ini
dapat bermanfaat bagi kita, begitu pula bagi mahasiswa dapat dimanfaatkan
sebagai bahan penyusunan skripsi.
Penulis telah berusaha maksimal dalam menyusun paket pembelajaran
ini, namun demikian masih saja dirasakan ada kekurangan, oleh karena itu
tegur sapa dari pembaca yang sifatnya kritik membangun akan diterima
dengan hati terbuka.
Tasikmalaya, Desember 2007
Penulis,
DAFTAR ISI
i
ii
PENDAHULUAN .............................................................
BENTUK DAN ALAT PENILAIAN ...................................
BENTUK INSTRUMEN DAN PENSKORAN TES ..............
KUALITAS ALAT EVALUASI ...........................................
PENILAIAN HASIL BELAJAR .........................................
1
7
20
35
47
60
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Proses/Kegiatan
Pencapaian Tujuan
Hasil-hasil Pendidikan
yang dapat dicapai
Pembandingan antara
Tujuan dengan Hasil
yang telah di capai
c. Keluaran (output)
Output pendidikan adalah lulusan suatu jenjang pendidikan
tertentu. Ini berarti kata output dipakai bagi mereka yang telah
menamatkan dan berhasil lulus dari suatu jenjang pendidikan, dari
tingkat awal sampai dengan tingkat akhir jenjang pendidikan
tersebut.
2. Ciri-ciri Evaluasi dalam Pendidikan
Evaluasi pendidikan mempunyai ciri khusus yaitu di antaranya:
a. Evaluasi dilakukan secara tidak langsung. Untuk mengevaluasi
kepandaian matematika diukur melalui kemampuan menyelesaikan
soal-soal matematika.
b. Kebanyakan menggunakan ukuran kuantitatif berupa skor yang
pada akhirnya diinterpretasikan ke dalam bentuk kualitatif.
c. Menggunakan satuan yang relatif tetap yang disepakati bersama.
Misalnya skala 10 atau skala 5.
d. Hasil evaluasi bersifat relatif, yaitu hasil evaluasi seorang siswa
tidak akan sama persis untuk materi yang sama yang
diselenggarakan dalam waktu yang berlainan.
e. Hasil evaluasi sering terjadi galat (error). Galat ini dapat
disebabkan oleh alat evaluasi, pelaksanaan evaluasi, kondisi siswa,
dan subjektivitas evaluator.
3. Evaluasi Program Pendidikan
Program adalah rencana kegiatan yang dirumuskan secara
operasional dengan memperhitungkan segala faktor yang berkaitan
dengan pelaksanaan dan pencapaian program tersebut. Program
pendidikan adalah program yang sesuai dengan rumusan dalam ruang
lingkup pendidikan. Ada dua macam cara untuk mengevaluasi program
pendidikan, yaitu:
a. Evaluasi secara rasional.
Cara ini bisa dilakukan sebelum suatu program dilaksanakan atau
pada saat suatu program selesai dibuat. Evaluasi dengan cara ini
tidak mendapatkan hasil evaluasi yang bersifat kuantitatif, akan
tetapi berupa dugaan-dugaan tentang kelayakan program yang
dievaluasi itu.
b. Evaluasi secara empirik
Empirik berarti berdasarkan pengalaman nyata di lapangan, dalam
hal ini sekolah. Jadi evaluasi program pendidikan secara empirik
diperoleh dari pelaksanaan program tersebut, tidak hanya melalui
BAB II
BENTUK DAN ALAT PENILAIAN
10
11
3. Ranah Afektif
Berkenaan dengan ranah afektif, ada dua hal yang perlu dinilai,
yaitu pertama kompetensi afektif, dan kedua sikap dan minat siswa
terhadap mata pelajaran dan proses pembelajaran. Kompetensi afektif
yang ingin dicapai dalam pembelajaran meliputi tingkatan pemberian
respon, apresiasi, penilaian, dan internalisasi.
Berbagai jenis tingkatan ranah afektif yang dinilai adalah
kemampuan siswa dalam :
a. Memberikan respon atau reaksi terhadap nilai-nilai yang
dihadapkan kepadanya dilakukan ujian praktek. Untuk aspek afektif
dilakukan dengan pengumpulan data/hasil pengamatan dalam
kurun waktu 1 semester.
b. Laporan kerja praktek atau laporan praktikum : dipakai untuk mata
pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya, seperti Fisika, Kimia,
Biologi, dan Bahasa.
c. Responsi atau ujian praktek : dipakai untuk mata pelajaran yang
ada kegiatan praktikumnya, seperti Fisika, Kimia, Biologi, dan
Bahasa yaitu untuk mengetahui penguasaan akhir baik dari aspek
kognitif maupun psikomotor.
B. Alat Penilaian
Alat penilaian ada yang berbentuk tes dan ada yang berbentuk non
tes. Alat penilaian berbentuk tes merupakan semua alat penilaian yang
hasilnya dapat dikategorikan menjadi benar dan salah, misalnya alat
penilaian untuk mengungkap aspek kognitif dan psikomotor. Alat penilaian
non tes hasilnya tidak dapat dikategorikan benar salah, dan umumnya
dipakai untuk mengungkap aspek afektif.
1. Alat Penilaian Berbentuk Tes
Bentuk tes ada yang berupa tes non verbal (perbuatan) dan verbal.
Tes non verbal dipakai untuk mengukur kemampuan psikomotor. Tes
verbal dapat berupa tes tulis dan dapat berupa tes lisan. Tes tulis
dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes
nonobjektif.
a. Tes untuk Mengukur Ranah Kognitif
Penguasaan kognitif diukur dengan menggunakan tes lisan di
kelas atau berupa tes tulis. Tes lisan berupa pertanyaan lisan yang
digunakan untuk mengetahui daya serap siswa terhadap masalah
yang berkaitan dengan kognitif. Tes tertulis dilakukan untuk
12
13
14
15
c.
d.
e.
f.
16
17
Nama
: ...............................
Tanggal
: ...............................
Praktikum : Penggunaan Klinometer
No
Komponen
1.
2.
3.
4.
5.
Memegang klinometer.
Mengamati ujung tiang bendera.
Mengamati letak lope (teropong).
Mengamati letak busur.
Mengamati ujung tiang bendera melalui
lope.
Memegang benang berbandul pada
busur.
Membaca letak benang pada busur.
Menentukan besar sudut elevasi.
6.
7.
8.
Tepat
Tidak
Tepat
SS
TS
STS
No
Pernyataan
3. Matematika adalah pelajaran yang
menyenangkan.
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Jelaskan jenis penilaian yang dapat digunakan pada Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP)!.
2. Jelaskan jenis tagihan yang dapat digunakan pada Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP)!.
3. Sebutkan ranah yang perlu dinilai ditinjau dari dimensi kompetensi yang
ingin dicapai!.
4. Sebutkan tes untuk mengukur ranah psikomotor!.
5. Bagaimanakah langkah-langkah pembuatan instrumen afektif?.
19
BAB III
BENTUK INSTRUMEN DAN PENSKORAN TES
20
Penskoran tes bentuk pilihan ganda ada dua, yaitu (1) tanpa
koreksi terhadap jawaban dugaan; dan (2) dengan koreksi terhadap
jawaban dugaan. Penskoran terhadap jawaban dugaan adalah satu
untuk setiap butir yang dijawab benar, sehingga jumlah skor yang
diperoleh siswa adalah jumlah butir yang dijawab benar.
Penskoran pilihan ganda tanpa koreksi dapat digunakan rumus.
B
Skor = 100
N
Keterangan:
B = banyaknya butir soal yang dijawab benar
N = banyaknya butir soal
Penskoran dengan koreksi terhadap jawaban dugaan adalah
sebagai berikut :
S
Skor = B
N
P 1
Keterangan:
B = banyaknya butir soal yang dijawab benar
S = banyaknya butir soal yang dijawab salah
P = banyaknya pilihan jawaban
N = banyaknya butir soal
Catatan: Butir soal yang tidak dijawab diberi skor 0.
3. Bentuk uraian
a. Uraian objektif. Pertanyaan yang biasa digunakan adalah
simpulkan, tafsirkan, rasionalkan dan sebagainya.
Langkah untuk membuat tes uraian (1) menulis soal berdasarkan
indikator pada kisi-kisi; dan (2) mengedit pertanyaan.
Untuk mengedit pertanyaan perlu diperhatikan hal sebagai berikut:
apakah pertanyaan mudah dimengerti;
apakah data yang digunakan benar;
apakah tata letak keseluruhan baik;
apakah pemberian bobot soal sudah tepat;
apakah kunci jawaban sudah benar;
apakah waktu untuk mengerjakan tes cukup.
Penskoran instrumen uraian objektif dapat dilakukan dengan
memberikan skor yang ditentukan tiap langkah dalam menjawab
soal.
21
Contoh :
Rasionalkan penyebut pecahan
2
3 5
b b2 4ac
2a
dari persamaan kuadrat diperoleh
a = 1, b = -2, dan c = -15. Jadi
x1,2 =
2.
3.
x1,2
4.
2 4 + 60
2
28
2
2
1
5.
6.
Jadi, x1 = 5 dan x2 = -3
Skor maksimum
10
22
Jadi nilai kurang dari 7,5 berarti masih belum berhasil menentukan
akar-akar persamaan kuadrat
Rumus yang digunakan untuk penghitungan adalah
a
SBS = c
b
Keterangan:
SBS = Skor Butir Soal
a
= Skor mentah yang diperoleh
b
= Skor mentah maksimum soal
c
= Bobot soal
Skor Total Siswa (STS) untuk seperangkat tes yang bersangkutan
diperoleh dengan menjumlahkan skor butir soal (SBS)
Contoh :
No
Soal
1
2
3
4
Jumlah
Skor
Mentah
Perolehan
20
20
20
30
90
Skor
Mentah
Maksimum
20
20
40
60
140
Bobot
Soal
30
20
30
20
100
Skor
Butir
Soal
30
20
15
10
75 (STS)
23
5. Menjodohkan.
Bentuk ini cocok untuk mengetahui fakta dan konsep. Cakupan
materi bisa banyak, namun tingkat berpikir yang terlibat cenderung
rendah.
6. Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan pekerjaan seseorang (Popham,
1999), dalam bidang pendidikan berarti kumpulan dari tugas-tugas
peserta didik. Portofolio adalah kumpulan tugas-tugas atau
pekerjaan siswa yang disusun berdasarkan urutan kategori
kegiatan. Tugas-tugas ini dipilih, kemudian dinilai sehingga dapat
menggambarkan perkembangan kemampuan siswa. Portofolio
dapat terdiri dari: deskripsi dan hasil investigasi dalam matematika,
deskripsi dan diagram dari proses penyelesaian masalah, analisis
lebih lanjut tentang masalah investigasi dalam matematika, studi
statistik dan representasi grafik respon terhadap suatu masalah
terbuka atau pekerjaan rumah.
Guru perlu memiliki jurnal penilaian portofolio. Setiap kali
menilai tugas yang dikerjakan siswa, guru mencantumkan catatan
dan komentar kemajuan belajar siswa dilihat dari portofolionya.
Untuk memberi nilai, maka perlu ada kriteria tertentu yang telah
ditetapkan, misalnya kriteria kelengkapan, kebermaknaan, dan
kualitas isi.
Secara umum penskoran untuk masing-masing tugas
didasarkan pada ketiga aspek berikut :
(1) Penyelesaian masalah: kemampuan pemahaman masalah dan
penggunaan strategi yang sesuai dan efisien.
(2) Penalaran: kemampuan menggunakan penalaran yang
perspektif, kreatif, dan kompleks.
(3) Komunikasi: kemampuan menggunakan bahasa yang sesuai,
tepat, dan tajam.
Penskoran portofolio dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Misalkan suatu portofolio terdiri dari n tugas, dengan skor masingmasing t1, t2, t3, , tn dan bobot masing-masing w1, w2, w3, , wn di
mana w1 + w2 + w3 + + wn = 1 maka skor akhir portofolio
dinyatakan oleh :
Skor = (t1 w1 ) + (t 2 w 2 ) + (t 3 w 3 ) + ... + (t n w n )
24
Nama Tugas
Tugas 1
Tugas 2
Tugas 3
:
Tugas n
Skor
t1
t2
t3
:
tn
Bobot
w1
w2
w3
:
wn
Skor Akhir
t1w1
t2w2
t3w3
:
tnwn
n
Skor portofolio
t w
i=1
Contoh:
Lingkarilah angka 5 jika sangat tepat, angka 4 jika tepat, angka 3 jika
agak tepat, angka 2 jika tidak tepat, angka 1 jika sangat tidak tepat.
5 4 3 2 1
Menggambar persegi dalam kertas berpetak dengan
panjang sisi (b + c) satuan panjang.
5 4 3 2 1
Menggambar empat segitiga siku-siku yang
kongruen dengan dua titik sudutnya di sisi persegi
yang diketahui dengan panjang sisi siku-siku b dan
c satuan panjang.
5 4 3 2 1
Menghitung luas persegi yang baru yang titik-titik
sudutnya pada persegi yang besar (dengan panjang
sisi a)
5 4 3 2 1
Menggambar persegi lain yang ukurannya sama
dengan persegi pertama.
5 4 3 2 1
Menggambar persegi panjang dengan panjang sisi
(b dan c) satuan panjang dalam persegi yang
kedua.
25
Dalam hal ini akan lebih tepat bila kriteria dari setiap butir, jarak mulai
dari skala 1 sampai 5. Dengan demikian penilai yang manapun akan
dengan tepat dapat menilai karena sudah ada kriteria bahwa seseorang
diberi angka 1 untuk langkah yang menyangkut cara membuktikan
teorema Phytagoras.
Contoh:
26
Kriteria
Tidak berminat
Kurang berminat
Cukup berminat
Berminat
Sangat berminat
27
Standar Kompetensi
B.
Kompetensi Dasar
C.
Tujuan Pembelajaran
D.
Indikator Pencapaian
E.
Model
Metode
F.
: 3. Memecahkan
masalah
yang
berkaitan
dengan
sistem
persamaan
linear
dan
pertidaksamaan satu variabel.
: 3.1. Menyelesaikan sistem persamaan
linear dan sistem persamaan
campuran linear dan kuadrat
dalam dua variabel
: 1. Siswa
diharapkan
minimal
mampu menyebutkan langkahlangkah sistem persamaan linear
tiga variabel.
2. Siswa
diharapkan
minimal
mampu
menentukan
penyelesaian sistem persamaan
linear tiga variabel.
3. Siswa
diharapkan
minimal
mampu menggunakan sistem
persamaan
linear
untuk
menyelesaikan soal cerita.
: 3.1.1. Menentukan penyelesaian
sistem
persamaan
linear
tiga
variabel.
Pendekatan
: Pembelajaran Kontekstual
: Tanya jawab, diskusi, pemberian tugas
dengan kerja kelompok
: Kontekstual
Materi Pelajaran
28
G.
H.
29
I.
Penilaian
Jenis Tagihan
Teknik
Bentuk
Soal
30
Ada tiga bilangan, apabila dijumlahkan sama dengan 75. Bilangan yang
pertama lebih lima daripada jumlah bilangan yang lainnya, sedangkan 4
kali bilangan kedua sama dengan jumlah bilangan yang lainnya. Carilah
bilangan-bilangan itu !
Penyelesaian:
Misalkan: variabel untuk bilangan pertama adalah x.
variabel untuk bilangan kedua adalah y.
variabel untuk bilangan ketiga adalah z.
Buat dulu model
x + y + z = 75
x = y + z + 5
4y = x + z
31
:
:
:
:
.............................
.............................
.............................
20 menit
SKOR:
Penyelesaian:
Diketahui: ........................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
32
Ditanyakan:
.......................................................................................................
.......................................................................................................
Jawab:
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
2. Dewi memiliki tiga buah bilangan. Bilangan pertama ditambah dua kali
bilangan kedua dikurangi bilangan ketiga sama dengan 5. Dua kali
bilangan pertama dikurangi bilangan kedua ditambah bilangan ketiga
sama dengan 1. Tiga kali bilangan pertama dikurangi bilangan kedua
ditambah dua kali bilangan ketiga sama dengan 8. Carilah ketiga
bilangan tersebut !.
Penyelesaian:
Diketahui: ........................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
Ditanyakan:
.......................................................................................................
.......................................................................................................
Jawab:
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
33
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
Contoh Tugas Individu (Pekerjaan Rumah) yang disajikan adalah dari
Standar Kompetensi 3, Kompetensi Dasar 3.1 sebagai berikut:
TUGAS INDIVIDU
Nama
: .............................
No. Absen
: .............................
Hari/Tanggal : .............................
SKOR:
1. Jumlah uang Ato, Beben dan Cepi adalah Rp. 45.000,00. Jika uang Ato
Rp. 4.000,00 lebihnya dari uang Beben, sedangkan besar uang Cepi
sama dengan 1,5 kali besar uang Ato. Berapa besar uang masingmasing?
2. Tiga buah bilangan jumlahnya 33, jika bilangan pertama sepertiga dari
bilangan kedua dan bilangan kedua sama dengan setengah dari
bilangan ketiga. Tentukan ketiga bilangan itu!
3. Suatu parabola mempunyai persamaan y = px2 + qx + r, melalui titiktitik A (0,-6), B (1,-4), dan C(2,0). Carilah nilai a, b, dan c, kemudian
tulislah persamaan parabolanya!
SOAL-SOAL LATIHAN
Silakan anda membuat soal-soal matematika untuk kelas X SMA semester 2
beserta kunci jawabannya, kemudian soal tersebut berikan kepada siswa
sesuai dengan materi yang diteskan. Hasilnya, coba diberi skor kemudian di
analisis !.
34
BAB IV
KUALITAS ALAT EVALUASI
35
2. Macam-macam Validitas
a. Validitas Teoritik
Validitas teoritik atau validitas logik adalah validitas alat
evaluasi yang dilakukan berdasarkan pertimbangan (judgement)
teoritik atau logika. Validitas teoritik diuraikan lagi menjadi:
1) Validitas Isi (content validity)
Validitas isi suatu alat evaluasi artinya ketepatan alat tersebut
ditinjau dari segi materi yang dievaluasikan, yaitu materi
(bahan) yang dipakai sebagai alat evaluasi tersebut yang
merupakan sampel representatif dari pengetahuan yang harus
dikuasai. Suatu tes matematika dikatakan memiliki validitas ini
apabila dapat mengukur indikator yang telah dirumuskan. Oleh
karena itu validitas isi suatu alat evaluasi disebut juga validitas
kurikuler.
2) Validitas Muka (Face Validity)
Validitas muka suatu alat evaluasi disebut pula validitas bentuk
soal (pertanyaan, pernyataan, suruhan) atau validitas tampilan,
yaitu keabsahan susunan kalimat atau kata-kata dalam soal
sehingga jelas pengertiannya atau tidak menimbulkan tafsiran
lain.
3) Validitas Konstruksi Psikologik (Contrast Validity)
Pada umumnya alat evaluasi yang sering menyangkut validitas
konstruksi ini berkenaan dengan aspek sikap, kepribadian,
motivasi, minat, bakat. Jadi berupa evaluasi non tes.
b. Validitas Kriterium (Criterion Related Validity)
Validitas kriterium atau lengkapnya validitas berdasarkan
kriteria atau validitas yang ditinjau dalam hubungannya dengan
kriterium tertentu. Validitas ini diperoleh dengan melalui observasi
atau pengalaman yang bersifat empirik, kriterium itu dipergunakan
untuk menentukan tinggi rendahnya koefisien validitas alat evaluasi
yang dibuat melalui perhitungan korelasi.
Ada dua macam validitas yang termasuk ke dalam validitas
kriterium ini, yaitu:
1) Validitas Banding (Concurrent validity)
Validitas banding sering kali disebut validitas bersama atau
validitas yang ada sekarang. Validitas ini kriteriumnya terdapat
pada waktu yang bersamaan dengan alat evaluasi yang
diselidiki validitasnya, atau hampir bersamaan. Biasanya
dilakukan terhadap subjek yang sama.
36
rxy =
(x 2 )(y 2 )
dengan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
x = X X , simpangan terhadap rata-rata dari setiap data
pada kelompok variabel x.
y = Y Y , simpangan terhadap rata-rata dari setiap data
pada kelompok variabel y.
2) Korelasi produk momen memakai angka kasar (raw skor).
Rumusnya:
N xy ( x)( y )
r xy =
{N x 2 ( x) 2 }{ N y 2 ( y ) 2 }
dengan:
r xy = koefisien korelasi antara variabel x dengan variabel y
N
37
0, 70 r xy < 0,90
korelasi tinggi
0, 40 r xy < 0,70
korelasi sedang
0, 20 r xy < 0,40
korelasi rendah
r xy < 0,20
0, 70 r xy < 0,90
0, 40 r xy < 0,70
0, 20 r xy < 0,40
0, 00 r xy < 0,20
r xy < 0,00
tidak valid
38
39
40
a) Formula Spearman-Brown
Prinsip penggunaan formula spearmen brown adalah dengan
menghitung koefisien korelasi di antara kedua belah sebagai
koefisien reliabilitas sebagian (setengah) dari alat evaluasi
tersebut. Untuk menghitung r bisa digunakan rumus
korelasi produk moment dengan angka kasar dari Karl
Pearson yaitu:
N x1 x2 ( x )( x2 )
r =
2
2
{Nx1 ( x1 ) 2 }{ N x2 ( x2 ) 2 }
dengan:
n = banyak subjek
x1 = kelompok data belahan pertama.
X2 = kelompok data belahan kedua.
Untuk menghitung koefisien reliabilitas alat evaluasi
keseluruhan atau satu perangkat Spearman-Brown
mengemukakan rumus:
2r1 1
22
r11 =
1 + r1 1
22
dengan:
r11 = koefisien reliabilitas seluruh alat tes.
S12 = varian belahan pertama
S22 = varian belahan kedua
41
r 11 =
S t2
n 1
Keterangan :
r = koefisien reliabilitas
n
= banyak butir soal
2
S i = jumlah varian skor setiap Item
S t2
42
<
<
<
<
DP < 0,00
DP < 0,20
DP < 0,40
DP < 0,70
DP < 1,00
sangat jelas
jelek
cukup
baik
sangat baik
43
<
<
<
<
IK = 0,00
IK < 0,30
IK < 0,70
IK < 1,00
IK = 1,00
soal
soal
soal
soal
soal
terlalu sukar
sukar
sedang
mudah
sangat mudah
6. Efektivitas Option
Kata lain dari option adalah alternatif jawaban atau kemungkinan
jawaban yang harus dipilih. Dengan demikian arti kata dari kata option
adalah kemungkinan jawaban yang disediakan pada butir soal (tes)
tipe objektif bentuk pilihan ganda atau memasangkan untuk dipilih
oleh peserta tes, sesuai dengan petunjuk yang diberikan.
Suatu option dikatakan efektif jika memenuhi fungsinya atau
tujuan disajikannya option tersebut tercapai. Hal ini berarti bahwa
setiap option yang disajikan masing-masing mempunyai kemungkinan
yang sama untuk dipilih, jika testi menjawab soal itu dengan menerkanerka (spekulasi). Option yang merupakan jawaban yang benar
disebut option kunci (key option), sedangkan option lainnya disebut
option pengecoh (distractor option)
44
7. Objektivitas
Mengingat tes yang satu berbeda dari tes yang lain dalam hal
tujuan dan jenisnya, maka objektivitas tes juga mempunyai tingkatan
yang berbeda pula. Tingkatan-tingkatan tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Objektivitas tinggi
Tes yang memiliki objektivitas tinggi adalah tes yang telah di uji
coba, sehingga hasil pemeriksaan mempunyai objektivitas yang
sama antara satu penilaian dengan penilaian lainnya.
b. Objektivitas sedang
Ada tes yang tergolong tes baku, namun dalam pemeriksaannya
terdapat hal-hal yang mendorong ke arah penilaian subjektif.
c. Objektivitas Fleksibel.
Tes yang mempunyai objektivitas fleksibel adalah tes yang
dimaksudkan untuk tujuan-tujuan tertentu. Misalnya tes untuk
mengetahui kepribadian siswa, motivasi, minat siswa, tes psikologi.
8. Praktikabilitas
Tes yang baik harus bersifat praktis, dalam arti mudah dilaksanakan
dan efisien dari segi biaya dan tenaga. Dalam penyusunan tes
hendaknya biaya yang diperlukan, tidak terlampau tinggi namun masih
memenuhi persyaratan sebuah tes yang baik. Sebuah tes disebut
praktis bila pemeriksaannya mudah dan dapat di analisis dalam waktu
relatif singkat.
SOAL-SOAL LATIHAN
Diketahui data perolehan skor ulangan harian kelas VII F SMP Negeri Y
Tasikmalaya.
No Subjek
1
2
3
4
5
6
7
S-1
S-2
S-3
S-4
S-5
S-6
S-7
STS
87
88
98
91
76
90
98
No Subjek
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
S-8
S-9
S-10
S-11
S-12
S-13
S-14
S-15
S-16
S-17
S-18
S-19
S-20
STS
98
96
100
78
83
77
92
96
94
99
100
98
87
46
BAB V
PENILAIAN HASIL BELAJAR
47
Memiliki
pengetahuan dan
menyenangi
matematika
Penilaian :
Tes skala sikap
Penilaian :
Non tes, berupa
observasi
48
49
1. Tes tertulis
Tes tertulis merupakan alat penilaian berbasis kelas yang penyajian
maupun penggunaannya dalam bentuk tertulis. Peserta didik
memberikan jawaban atas pertanyaan atau pernyataan maupun
tanggapan atas pertanyaan atau pernyataan yang diberikan. Tes
tertulis dapat diberikan pada saat ulangan harian dan ulangan umum.
Bentuk tes tertulis dapat berupa pilihan ganda, menjodohkan, benarsalah, isian singkat, dan uraian (esai). Tes tertulis biasanya sangat
cocok untuk hampir semua kompetensi yang terdapat dalam
kurikulum.
2. Tes perbuatan
Tes perbuatan dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung yang memungkinkan terjadinya praktek. Pengamatan
dilakukan terhadap perilaku peserta didik pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
3. Pemberian tugas
Pemberian tugas dilakukan untuk semua mata pelajaran mulai awal
kelas sampai akhir kelas sesuai dengan materi pelajaran dan
perkembangan peserta didik. Pelaksanaan pemberian tugas perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Banyaknya tugas satu mata pelajaran diusahakan agar tidak
memberatkan peserta didik, karena peserta didik memerlukan
waktu untuk bermain, belajar mata pelajaran lain, bersosialisasi
dengan teman, dan lingkungan sosial lainnya.
b. Jenis dan materi pemberian tugas harus didasarkan kepada tujuan
pemberian tugas yaitu untuk melatih peserta didik menerapkan
atau menggunakan hasil pembelajarannya dan memperkaya
wawasan pengetahuannya. Materi tugas dipilih yang esensial
sehingga peserta didik dapat mengembangkan keterampilan hidup
yang sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, perkembangan,
dan lingkungannya.
c. Diupayakan pemberian tugas dapat mengembangkan kreativitas
dan rasa tanggung jawab serta kemandirian.
50
Selain tes tertulis, tes perbuatan, dan pemberian tugas digunakan juga
penilaian proyek, penilaian produk, penilaian sikap, dan penilaian
portofolio sama seperti yang diuraikan pada Bab II.
C. Acuan Penilaian
Menurut Woodworth dalam Suherman (2003 : 201) ada dua jenis
pedoman yang bisa digunakan untuk menentukan nilai (mengubah skor
menjadi nilai) sebagai hasil evaluasi, yaitu :
1. Dengan cara membandingkan skor yang diperoleh seorang individu
(siswa) dengan suatu standar yang sifatnya mutlak (absolut), dan
2. Dengan cara membandingkan skor yang diperoleh seorang (siswa)
dengan skor yang diperoleh siswa lainnya dalam kelompok tes
tersebut.
Cara pertama disebut dengan Penilaian Acuan patokan (PAP),
terjemahan dari Criterion Referenced Test (CRT) atau Criterion
Referenced Evaluation (CRE). Sedangkan cara kedua disebut Penilaian
Acuan Normatif (PAN), terjemahan dari Normative Referenced Test (NRT)
atau Normative Referenced Evaluation (NRE).
Dari pengertian di atas, PAP orientasinya adalah tingkat penguasaan
siswa terhadap seluruh materi yang diteskan, sehingga nilai yang
diperoleh mencerminkan persentase tingkat penguasaannya. Berdasarkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pengubahan dari skor
menjadi nilai digunakan sistem Penilaian Acuan Patokan (PAP).
Sebagai standar yang sifatnya absolut (mutlak) tersebut adalah SMI yang
sebenarnya telah ditetapkan oleh guru atau pembuat soal, berdasarkan
jumlah bobot untuk setiap butir soal yang disajikan. Nilai untuk setiap
individu dicari dengan membandingkan skor yang bersangkutan dengan
SMI tersebut, sehingga merupakan persentase tingkat penguasaannya.
Sedangkan PAN orientasinya adalah kedudukan siswa (individu) dalam
kelompok, sehingga nilai yang diperoleh dengan sistem PAN ini tidak atau
kurang mencerminkan tingkat penguasaan siswa terhadap seluruh materi
tes yang diberikan.
Dalam sistem PAN, seorang siswa tidak dapat menjawab dengan benar
seluruh butir soal yang disajikan, tetapi mendapat skor tertinggi dalam
kelompoknya, ia akan memperoleh nilai tertinggi. Sebaliknya jika seorang
siswa mendapat skor terendah di antara kelompoknya, meskipun cukup
banyak butir soal yang dapat dijawab dengan benar, ia akan memperoleh
nilai yang paling rendah. Dengan demikian PAN bisa juga disebut norma
kelompok, karena kualitas seorang individu sangat dipengaruhi oleh
kualitas kelompoknya. Seorang siswa dalam suatu kelompok tertentu bisa
51
disebut pandai, tetapi dalam kelompok lain bisa saja menjadi tergolong
siswa yang bodoh. Dengan menggunakan sistem PAN kelompok pandai
bisa diuntungkan dan sebaliknya kelompok bodoh bisa dirugikan.
Dari pengertian di atas tampak bahwa sistem PAP pengolahan skornya
didasarkan atas SMI, skor aktual yang diperoleh siswa dikonversikan pada
SMI. Sedangkan untuk sistem PAN pengolahan skor didasarkan atas skor
aktual dan tidak memperhatikan lagi SMI.
Kedua sistem penilaian tersebut di atas, masing-masing mempunyai
keunggulan dan kelemahan. Keunggulan pada sistem PAP antara lain
adalah kualitas hasil belajar dapat terkontrol, karena nilai yang diperoleh
bisa mencerminkan tingkat penguasaan siswa, tetapi kondisi siswa
peserta tes tidak diperhatikan baik secara individu maupun kelompok. Di
samping itu, sistem PAP kurang memperhatikan bahwa pada hakikatnya
setiap penilaian itu bersifat relatif. Artinya acuan mutlak bagi penilai
(guru) yang satu dengan yang lainnya pada umumnya tidak sama, begitu
pula jika ditinjau dari butir soalnya. Misalnya, dengan menggunakan
sistem PAP, dua orang siswa mendapat nilai 10 (tertinggi) pada mata
pelajaran yang sama. Nilai tersebut belum tentu penguasaan kedua siswa
tersebut sama, jika gurunya berlainan atau materi tesnya berlainan.
Keunggulan pada sistem PAN adalah kedudukan relatif siswa dalam
kelompoknya dapat diketahui, sesuai dengan sifat dari nilai tersebut yang
tidak mutlak (relatif). Tetapi dengan sistem PAN ini tingkat penguasaan
siswa terhadap materi tes tidak dapat diketahui, sehingga kualitas hasil
belajar siswa tidak dapat terkontrol.
Untuk mengatasi kedua kekurangan pada sistem penilaian tersebut,
sekaligus keunggulan saling mendukung, digunakan sistem penilaian yang
merupakan kombinasi dari sistem PAP dan sistem PAN. Untuk
penggunaan sistem kombinasi ini, ada dua cara yang bisa ditempuh, yaitu
dengan menentukan :
1. rerata x dan s dari hasil perhitungan sistem PAP dan sistem PAN, dan
2. batas lulus (pasing grade) untuk menjaga kualitas kelulusan
(penguasaan), kemudian dilakukan perhitungan dengan sistem PAN.
Dengan menggunakan sistem PAP, maka nilai rerata x bisa diambil
sebagai setengah SMI dan nilai simpangan baku s sama dengan sepertiga
dari rerata, atau
1
x =
SMI
2
1
s = x
3
52
Jika digunakan sistem PAN, nilai x dan s dicari dari skor aktual dengan
menggunakan rumus statistika atau kalkulator.
1. Skala Sepuluh
Pembagian interval untuk skala 10, bisa dilakukan dengan cara
selang pada kurva normal dibagi menjadi 10 selang bagian yang sama
jaraknya, yaitu 0,6s. Cara lain yang lebih mudah dan banyak dipakai
adalah dengan menggunakan selang konversi untuk skala 11, dengan
membuang satu selang paling kiri (pada kurva normal) atau paling
bawah pada tabel konversi, sehingga selang untuk nilai 1 menjadi
lebih panjang. Tabel konversi untuk skala 10 tersebut adalah seperti di
bawah ini.
x
x
x
x
x
x
x
x
x
+ 2,25 s
+ 1,75 s
+ 1,25 s
+ 0,75 s
+ 0,25 s
0,25 s
0,75 s
1,25 s
1,75 s
< 10
< 9
< 8
< 7
< 6
< 5
< 4
< 3
< 2
< 1
<
<
<
<
<
<
<
<
<
x
x
x
x
x
x
x
x
x
+ 2,25 s
+ 1,75 s
+ 1,25 s
+ 0,75 s
+ 0,25 s
0,25 s
0,75 s
1,25 s
1,75 s
2. Skala Lima
Gambar pembagian interval untuk skala lima itu adalah seperti
tampak pada gambar di bawah ini.
C
D
E
x 1
A
1
s
2
1
s
x+
1
s
2
53
x +1
1
s
2
Tabel konversi
x + 1,5 s
x + 0,5 s
x 0,5 s
x 1,5 s
54
55
56
Keputusan penilaian dapat dibuat oleh guru, sesama siswa (peer) atau
oleh dirinya sendiri (self assessement). Pengambilan keputusan perlu
menggunakan pertimbangan yang berbeda-beda dan membandingkan
hasil penilaian. Pengambilan keputusan harus dapat membimbing pada
perbaikan pencapaian hasil belajar siswa.
3. Jenis-jenis hasil pengambilan keputusan.
Keputusan tentang suatu penilaian dibuat dengan skala rating
untuk keseluruhan indikator pencapaian dan tergambarkan dalam
sebuah skor tunggal yang dirujuk sebagai pertimbangan final.
Pertimbangan dibuat dengan skala rating yang mengalokasi skor ke
aspek yang berbeda pada pencapaian yang dirujuk sebagai
pertimbangan analitis atau diagnostik yang tergantung pada cara
mengelompokkan aspek hasil belajar dan tujuan penilaian.
Tes yang digunakan dalam penilaian beracuan kriteria adakalanya
dirancang untuk menghasilkan satu angka untuk tiap sasaran dan
tidak hanya satu angka untuk setiap satu pencapaian tujuan. Misalnya
setiap kompetensi dasar mungkin mempunyai 4 gugus indikator
pencapaian, misalnya tiap indikator diukur dengan 5 soal.
E. Penyajian Hasil Penilaian
Ada empat bentuk penilaian yang dapat dipergunakan guru untuk
menilai prestasi belajar siswa. Keempat bentuk penilaian itu adalah
sebagai berikut.
1. Penilaian dengan menggunakan angka artinya hasil yang diperoleh
siswa disajikan dalam bentuk angka, rentangan yang digunakan
misalnya 1 s.d 10 (skala 10) atau 1 s.d 100 (skala 100).
2. Penilaian dengan menggunakan kategori artinya hasil yang diperoleh
siswa disajikan dalam bentuk kategori, misalnya : baik, cukup, kurang,
sudah memahami, cukup memahami, belum memahami.
3. Penilaian dengan menggunakan uraian atau narasi. Artinya hasil yang
diperoleh siswa dinyatakan dengan uraian atau penjelasan misalnya:
siswa perlu bimbingan, keaktifan kurang, perlu pendalaman materi
tertentu, atau siswa dapat membaca dengan lancar.
4. Penilaian dengan menggunakan kombinasi. Artinya hasil yang
diperoleh siswa disajikan dalam bentuk kombinasi angka, kategori, dan
uraian atau narasi.
57
SOAL-SOAL LATIHAN
Ubahlah Skor di bawah ini ke dalam skala 5 menggunakan PAN dan ke dalam
skala 10 menggunakan PAP.
7,82
9,26
7,99
8,65
7,00
7,15
7,82
7,14
9,74
9,26
7,73
7,15
7,37
7,15
7,86
8,65
7,99
9,74
7,99
7,71
7,44
7,14
9,74
7,73
8,65
9,74
7,71
7,86
7,73
7,14
58
7,37
7,15
7,73
7,71
7,82
6,90
7,00
3,70
6,90
7,10
7,30
6,70
6,60
7,10
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas.
59
60