Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ineu Handyanani

NIM : 1005434
Pendidikan Geografi (B)

1.

Pencapaian tujuan pendidikan memerlukan tiga layanan yaitu layanan manajemen, kurikulum pembelajaran, serta bimbingan
dan konseling.

a.

Jelaskan posisi bimbingan dan konseling dalam pencapaian tujuan pendidikan


Jawab:
Bimbingan dan Konseling (BK) memiliki posisi penting adalam pencapaian tujuan pendidikan. Karena, BK berfungsi
sebagai pendamping fungsu utama sekolah dalam bidang pengajaran dan pengembangan intelektual siswa. Adanya BK
diharapkan dapat tercapainya perkembangan peserta didik yang optimal, sehingga pencapaian tujuan pendidikan dapat
berjalan lancar.
Bimbingan Konseling (BK) berkaitan dengan psikologi pendidikan. BK merupakan bagian dari pengajaran yang
dilakukan sebagai upaya untuk membantu dalam pencapaian tujuan pendidikan. Dapat dilihat dalam gambar berikut ini,

manajemen
pengajaran

Tujuan pendidikan

BK

Tujuan pendidikan nasional (UU NO. 20 Tahun 2003), yaitu: beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, memiliki pengetahuan dan keterampilan, memiliki kesehatan jasmani dan rohani, memiliki
kepribadian yang mantap dan mandiri, serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Keseluruhan
tujuan itu tentu dimaksudnkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tujuan pendidikan tidak bisa dicapai dengan mudahnya tanpa adanya sinergi dari manajemen, pengajaran, dan BK itu
sendiri. Dewasa ini, peserta didik sangat dimudahkan dalam berbagai hal karena globalisasi yang berimbah majunya
teknologi dan informasi, yang sudah pasti selain efek positif tentu juga memberikan efek negatif.
Upaya menangkal hal-hal yang tidak diinginkan (efek negatif) dapat dilakukan dengan bantuan BK di dalam dunia
pendidikan. BK memfasilitasi peserta didik agar dapat mengembangkan potensinya dan mampu mencapai standar
kompetensi kemandirian.
Jadi, pendidikan yang bermutu, efektif, dan ideal adalah pendidikan yang dapat mencapai tujuan pendidikan itu sendiri
dengan kerjasama antara manajemen, pengajaran, dan BK. Pendidikan yang mengabaikan bidang BK, hanya akan
menghasilkan individu yang terampil dalam hal akademik, tetapi kurang memiliki kematangan dalam hal kepribadian.
(sumber: Tugas Resume BK pertemuan 1-6, Ineu.H-1005434)

b.

Mengapa layanan Bimbingan dan Konseling harus dikelola dan disampaikan pendidik dengan kualifikasi pendidikan
Bimbingan dan Konseling?
Jawab:
Dalam Bimbingan dan Konseling (BK), masalah yang dipecahkan merupakan masalah atau kendala (persoalan) yang
harus dipecahkan , dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan
dengan baik, agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimal. Layanan BK harus dikelola dan disampaikan oleh pndidik
dengan kualifikasi pendidikan BK, karena secara keilmuan mereka telah mendalami tentang teori-teori BK.
Selama ini, pemberi layanan BK, yaitu guru BK atau biasa disebut konselor telah dipandang salah dan tidak sesuai
dengan tugasnya. Rata-rata siswa dan orang tua menganggap BK sebagai layanan bagi anak yang nakal tanpa memandang
latar belakang kenakalannya tersebut. Sehingga, pemberian tugas sebagai guru BK mungkin saja diberikan pada orang yang
tidak profesional dalam bidang BK, sehingga pemberian layanan dan seterusnya akan menjadi kacau dan membenarkan
pandangan yang salah dari kebanyakan kita selama ini.
Padahal, layanan BK dimaksudkan untuk membantu siswa menemukan solusi pada permasalahan yang dihadapinya
sehingga siswa mampu mencapai kompetensi pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan mampu mengembangkan
kemampuannya sesuai dengan tugas perkembangan yang harus dicapainya. Dan itu semua akan menjadi bekalnya untuk
melanjutkan hidup hingga dewasa dan tutup usia, maka dapat kita bayangkan bagaimana bila ada salah kaprah dalam
layanan BK selama masa pendidikan dan akan dibawa-bawa hingga akhir hidupnya karena layanannya diberikan olej orang
yang tprofesional dan memenuhi kualifikasi tertentu sebagai seorang konselor.
Konselor itu sendiri merupakan pekerjaan profesional yang memiliki banyak kualifikasi dan menuntut profesionalisme
yang cukup tinggi bahkan sampai ada Standar Kompetensi Konselor Indonesia, sehingga tidak semua orang bisa dengan
mudah menjadi seorang konselor atau guru BK.
(Sumber: http://www.scribd.com/doc/81676230/bk-bener dan pendapat serta kesimpulan pribadi)

c.

Bagaimana peran layanan Bimbingan dan Konseling dalam proses pembelajaran yang dikelola oleh guru mata pelajaran?
Jawab:
Meskipun Bk harus diberikan oleh guru khusus BK yang memenuhi kualifikasi sebagai guru BK, namun pada
praktiknya guru BK tidak bisa terus menerus berada di samping siswa terutama saat pembelajaran di sekolah selain materi
BK berlangsung. Karena yang akan sering berada di dekat siswa dan memiliki jam pertemuan yang lebih banyak adalah guru
mata pelajaran.
Oleh guru mata pelajaran, bimbingan di sekolah dilaksanakan secara terpadu dalam proses pembelajaran, kecuali halhal yang memerlukan penanganan khusus, barulah disutu guru BK turun tangan.
Dalam proses pembelajaran di sekolah, guru perlu menampilkan peran kepemimpinan dengan cara menciptakan
suasana belajar yang bermuatan bimbingan. Dalam proses pembelajaran itu guru teidak ahanya berperan menyampaikan
bahan ajar, tetapi juga mengembangkan perilaku-perilaku efektif, baik yang berkenaan dengan perilaku belajar, pribadi,
sosial maupun karir.
Bahkan dalam batas-batas tertentu guru mata pelajaran pun dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya. Wina
Sanjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi
pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan
dengan peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, Sofyan S. Willis (2005) mengemukakan bahwa guruguru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong,
konkret, jujur dan asli, memahami, dan menghargai tanpa syarat.
Prayitno (2003) merinci peran, tugas, dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling
adalah:

1.
2.

Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepad siswa


Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling,
serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut

3.

Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing/konselor

4.

Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu siswa yang menuntut guru pembimbing/konselor
memerlukan pelayanan pengajar/latihan khusus (seperti pengajaran/latihan perbaikan, program pengayaan)

5.

Membantu mengambangkan susana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan
pelayanan pembimbingan dan konseling.

6.

Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk
mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.

7.
8.

Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus.
Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta
upaya tindak lanjutnya.
(Sumber:http://jejakperlawananku.blogspot.com/2010/10/unjuk-kerja-guru-dalam-konseling-sosial.html dan pendapat serta
kesimpulan pribadi)

2.

Pendekatan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan dalam setting pendidikan di sekolah merupakan pendekatan
komprehensif yang berbasis perkembangan.

a.

Jelaskan yang dimaksud dengan komprehensif dan perkembangan!


Jawab:
Komprehensif dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti sesuatu yang memapu menagkap (menerima) dengan baik/luas
dan lengkap (tata ruang lingkup atau isi)/mempunyai dan memperlihatkan wawasan yang luas. Jadi komprehensif artinya
benar-benar memahami sesuatu secara keseluruhan.
Komprehensif merupakan salah satu elemen penting dalam sikap ilmiah, yaitu meneliti permasalahan secara
komprehensif. Pada kenyataannya, berfikir secara komprehensif ini seringkali tidak mudah untuk dilakukan, mengingat
manusia memiliki keterbatasan wawasan, kemampuan, bakat, dan adanya perbedaan selera yang membentuk sebuah tembok
subjektifitas. Oleh karena itu tidak mungkin memahami suatu masalah dengan 100% komprehensif.
Jadi BK yang dilakukan dengan pendekatan komprehensif berarti dalam menangani kasus harus dilihat secara
keseluruhan yang memicu adanya kasus tersebur, sehingga solusi yang ditemukan dan digunakan akan sesuai dengan kasus
dan permasalahan yang ada. Meskipun kita memiliki keterbatasan dengan tidak bisa melakukakan layanan bimbingan secara
100% komprehensif, setidaknya kita sudah memperhatikan dan memahami bahwa tidak boleh menyelsaikan satu kasus dari
satu sudut pandang yang terlihat saja, karena perlu juga memperhatikan sisi lainnya yang memiliki potensi sebagai pemicu
adanya kasus dan permasalahan tersebut.
Sedangkan perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal pada konsepsi dan terus berlanjut
sepanjang hayat dan bersifat involusi (Santrok Yussen, 1992). Dengan demikian perkembangan berlangsung dari proses
terbentuknya individu sejak bertemunya sperma dengan sel telur dan berlangsung sampai akhir hayat yang berakibat adanya
perubahan dalam diri individu.
Perkembangan juga merupakan perubahn individu ke arah yang lebih sempurna yang terjadi dari proses terbentuknya
individdu sampai akhir hayat dan berlangsung secara terus menerus. Contohnya, seorang anak balita awalnya hanya bisa
tengkurab kemudian setelah kira-kira 7 bulan sudah bisa berdiri tapi dengan bantuan orang lain, kemudian pada umur 9
bulan baru dapat berdiri sendiri dan mulai berjalan sedikit demi sedikit. Setelah berumur 10 bulan baru dapat berjalan.
Keseluruhan proses itu disebut perkembangan.
BK komprehensif atau BK Perkembangan merupakan orientasi baru dalam kegiatan layanan BK yang didasari fungsi
pengembangan dengan prinsip bahwa BK dibutuhkan oleh semua peserta didik, fokus pada kegiatan belajara peserta didik,
konselor dan guru merupakan fungsionaris yang bekerjasama, berorientasi tim dan pelayanan konselor profesional, dan
memiliki dasar dalam psikologi anak.
(Sumber:http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100916024105AAJ4LjU,http://edukasi.kompasiana.com/2010/
10/25/definisi-perkembangan/ dan pendapat serta kesimpulan pribadi)

b.

Jelaskan peran pihak pemimpin sekolah dalam layanan Bimbingan dan Konseling!
Jawab:

Keberhasilan program layanan Bk tidak dapat dicapai hanya melalui kinerja petugas Bk itu sendiri, tetapi perlu adanya
komitmen dan keterampilan dari seluruh staf sekolah, terutama dari pihak pimpinan sekolah, dalam hal ini kepala sekolah
sebagai administrator dan supervisor.
Sebagai administrator, kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan seluruh program sekolah,
khususnya program layanan BK di sekolah yang dipimpinnya. Karena posisinya yang sental, kepala sekolah adalah orang
yang paling berpengaruh dalam pengembangan atau peningkatan pelayanan BK di sekolahnya. Sebagai supervisor, kepala
sekolah bertanggung jawab dalam melaksanakan program-program penilaian, penelitian dan perbaikan atau peningkatan
layanan BK. Ia membantu mengembangkan kebijakan dan prosedur-prosedur bagi pelaksanaan program BK di sekolahnya.
Jadi secara terprinci, peran pimpinan sekolah dalam program layanan BK adalah memilih staf yang mempunyai
kepribadian dan pendidikan yang cocok untuk melaksanakan tugasnya, termasuk mengadakan analisa untuk mengetahui
apakah diantara staf yang ada terdapat orang yang sanggup melakukan tugas yang lebih spesialis, menentukan tugas dan
peranan dari anggota staf dan membagi tanggung jawab, dalam hal ini kepala sekolah bisa memint bantuan kepada anggota
staf yang lain, mengusahakan dan mengalokasikan dana, waktu dan fasilitas untuk kepentingan program BK di sekolahnya,
dan menginterpretasikan program BK kepada murid-murid yang diberi pelayanan, kepada masyarakat yang membantu
program BK. (R.N Hatch dan B. Stefflre, dalam Kusmintardjo, 1992).
(Sumber: Adaptasi dari : Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
2007. Manajemen

Layanan

Khusus

Sekolah. Pendapat

dan

kesimpulan

pribadi,

danhttp://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/10/08/peran-kepala-sekolah-dalam-bk/)
c.

Bagaimana pendapat anda tentang peran orang tua siswa (peserta didik)?
Jawab:
Menurut pendapat saya, peran orang tua sangatlah penting. Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan utama dan
pertama di dapat seorang anak dari lingkungan keluarganya dimana ia dilahirkan dan dibesarkan oleh orang tuanya dengan
cara-cara mendidik dan membimbing yang berbeda-beda. Orang tua tidak semuanya memahami makna bimbingan dan
konseling walaupun pastinya orang tua yang baik akan selalu memberikan layanan bimbingan dan konseling dengan caranya
masing-masing, tetapi secara teorinya dan praktiknya di dunia sekolah belum tentu diketahui oleh para orang tua apa itu BK.
Orang tua yang mengembankan tanggung jawab pada sekolah formal untuk mendidik anaknya tetap tidak boleh lepas
tangan egitu saja. Orang tua harus lebih memperhatikan kebutuhan ruhian anaknya, misalnya berupa kasih sayang dan
kepuasan pada diri si anak karena keutuhan urgennya dapat dipenuhi dengan baik. Kelalaian peran aktif orang tua di rumah
tentunya akan berdampak dalam diri anak yang apabila posisinya sebagai peserta didik, tentu akan menghambat jalannya
pendidikan anak tersebut.
Peran utama yang harus dilakukan oleh orang tua adalah perhatian terhadap buah hatinya. Dari perhatian yang diberikan
itu makan akan diketahui letak kekurangan dan kelebihan anak. Sehingga apabila suatu waktu ada masalah yang timbul akan
tidak terlalu sulit untuk diselesaikan karena sudah kenal betul dengan anaknay itu.
(Sumber: Pendapat dan Kesimpulan Pribadi)

3.
a.

Program Bimbingan dan Konseling dalam meluncurkan layanannya meliputi bidang akademik, pribadi-sosial dan karir.
Jelaskan materi yang dapat diperoleh siswa melalui program keterampilan belajar dan sukses belajar untuk sukses hidup!
Jawab:
Pada dasarnya setiap individu mempunya potensi untuk berkembang dan setiap orang berhak untuk mengembangkan
potensinya. Upaya-upaya untuk mengembangkan potensi itu bertujuan agar siswa memiliki keterampilan belajar sehingga
sukses belajar dan sukses hidup. Dari program keterampilan belajar itu, materi yang diperoleh siswa disesuaikan dengan
kebutuhan dan tahap perkembangannya saat itu.
Dalam proses pendidikan tentunya materi yang dapat diperoleh siswa adalah seputaran kompetensi yang ada dalam
kurikulum, bagaimana ia mengenali kurikulum hingga mencapai kompetensi dengan baik melalui cara-cara belajar yang
aktif, efektif, dan inovatif sehingga siswa sukses dalam belajar melalui keterampilannya tersebut.

Dari kesuksesannya dalam belajar kemudian ia harus diberikan materi tentang info aktual yang menjadi tuntutan
masyarakat pada saat ini, sehingga prioritas hidup siswa menjadi lebih terarah dan pasti dalam menentukan pilihan.
Keterampilan belajarnya siswa akan meraih sukses belajar yang menghantarkannya pada sukses hidup.
(Sumber: http://maritosukses.blogspot.com/2012/02/pengembangan-program-bimbingan-dan.html dan

pendapat

serta

kesimpulan pribadi)
b.

Apa yang dapat diperoleh siswa melalui program menghargai diri sendiri dan orang lain?
Jawab:
Sebagaimana kita ketahui bersama, hidup ini harus saling menghargai karena kita dan yang lainnya memiliki perbedaan
yang mungkin sulit untuk saling menerima satu sama lainnya. Setiap perbedaan harus dihargai dan dihadapi karena itu
berkaitan dengan harga diri seseorang. Sebelum kita menghargai orang lain kita harus menghargai diri kita sendiri, dengan
begitu kita akan berfikir kembali dalam memperlakukan orang lain secar buruk yang tentunya kita tidak ingin diperlakukan
seperti itu oleh orang lain.
Melalui program menghargai diri sendiri dan orang lain, siswa dapat memperoleh sifat dan sikap dewasa yang berguna
bagi kehidupannya sekarang dan juga dimasa yang akan datang. Orang lain tidak mungkin akan menghargai kita jika kita
sendiri tidak pernah mengahrgai diri sendiri.
Dengan menghargai diri sendiri, berarti siswa telah mengenali dirinya, berani menantang dirinya untuk terus maju,
mulali bergerak ke arah perbaikan, kemajuan, pengembangan diri yang positif. Setelah siswa mampu mngendalikan diri
dengan memberikan penghargaan terhadap dirinya maka ia akan berani bersosialisasi dan berinteraksi dengan dunia luar
yang luas. Disana siswa akan bertemu dengan orang-orang dengan berbagai karakter dan potensi. Program menghargai
orang lain akan membantu siswa mengatasi permaslahan tersebut, siswa dibentuk menjadi pribadi yang bertoleransi namun
tetap memiliki pendirian yang kuat.
(Sumber: pendapat dan kesimpulan pribadi,
danhttp://ummahattokyo.tripod.com/kepribadian/aku_ingin_menjadi_luar_biasa.htm)

4.
a.

Siswa sebagai individu perlu dipahami berada dalam proses perkembangan.


Jelaskan bahwa individu memiliki dorongan untuk berkembang ke arah positif sesuai kemampuannya!
Jawab:
Setiap individu dalam keadaan normal pasti memiliki dorongan untuk berkembang ke arah positif sesuai dengan
kemampuannya masing-masing. Motivasi yang umum kita ketahui bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin adalah
benar adanya, apalagi anugrah Tuhan Yang Maha Esa yang diberikan kepada manusia adalah akal, fikiran, dan nafsu. Dri
ketiganya itulah seorang individu bisa berubah menjadi lebih baik, lebih buruk, atau jalan di tempat saja.
Nafsu manusia akan terus mendorongnya untuk memiliki segala sesuatu yang lebih, yang dirasa enak dan
menguntungkan baginya. Untuk mewujudkan semua itu, maka manusia menggunakan akal dan fikirannya. Sejauh mana akal
dan fikirannya bekerja, sejauh itulah kemampuan manusia atau individu tersebut.
Dengan kemampuan miliknya yang serba terbatas, manusia berusaha untuk memperbaikinya untuk menjadi lebih baik,
dan tentunya dilakukan dengan cara bekerjasama dengan orang lain untuk saling melengkapi kekurangannya tersebut. Tidak
ada individu normal yang ingin terus menerus dalam keterpurukan dan kegagalan sementara ia memiliki kemampuan untuk
menjadi lebih baik lagi.
(sumber: pendapat dan kesimpulan pribadi)

b.

Jelaskan bahwa siswa memiliki kebebasan dalam memilih serta bertanggung jawab dan menerima resiko atas pilihannya!
Jawab:
Manusia dilahirkan dengan membawa seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (Pasal 1
angka 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU No.26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM).

Seorang dewasa maupun siswa sekalipun tentunya sama dalam hak asasi seperti yang telah disebutkan tadi, memilik hak
untuk menentukan pilihan-pilihan dalam hidupnya. Dalam hidup yang penuh pilihan ini tentunya masih menjadi sebuah
misteri bagi kita apa hasil dari pilihan tersebut, karena masa depan tidak dapat dilihat dan digambarkan dengan mudah.
Setiap pilihan pasti ada resikonya, dalam memberikan siswa kebebasan dalam menerima haknya untuk menentukan
pilihan tentunya kita sebagai orang dewasa yang ada di dekatnya yang berperan sebagai orang tu, guru, dan juga konselor
harus memberikannya bimbingan sejak awal. Bahwa resiko adalah sepaket dengan pilihan yang kita tentukan. Hak selalu
bersandingan dengan kewajiban, kita berhak menuntut hak apabila kewajiban telah dipenuhi, dan sebaliknya kita menuntut
hak berarti siap melaksanakan kewajiban.
(sumber: http://gurupkn.wordpress.com/2008/02/22/pengertian-pengertian-hak-asasi-manusia/ dan

pendapat

serta

kesimpulan pribadi)
c.

Mengapa siswa perlu mengenal karakteristik pribadi (intelektual, bakat, kepribadian, minat, dll) untuk mendukung pilihan
cita-cita dan karirnya?
Jawab:
Siswa perlu mengenal karakteristik pribadinya untuk mendukung pilihan cita-cita dan karirnya agar ia tidak salah dalam
menentukan masa depannya kelak akan menjadi apa. Misalnya saja seorang siswa ingin menjadi dokter, namun tanpa
disadarinya ia memiliki kepribadian ganda yang sangat mengganggu orang lain. Secara logika, siswa yang seperti itu juga
memerlukan bantuan orang lain untuk menemukan jati dirinya, maka ia akan kesulitan untuk menjadi dokter yang notabene
adalah profesional yang tugasnya berhubungan dengan nyawa seseorang yang dalam tugasnya harus sangat hati-hati dan
fokus.
Mengenali karakteristik pribadi juga bertujuan agar siswa mampu melakukan tindakan pencegahan jauh sebelum
keputusan dibuat. Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangannya maka siswa akan lebih mudah diarahkan untuk menuju
masa depan yang sesuai dengan karakternya tersebut, sehingga ia akan menjadi the right man in the righ place.

Anda mungkin juga menyukai