Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OSEANOGRAFI BIOLOGI


MODUL III

IDENTIFIKASI ZOOPLANKTON

Oleh :
Setiya Kusuma Anggraeni
2602021214088
Asisten :
Juli Prasetio
26020110120027

PROGAM STUDI OSEANOGRAFI


JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014

I.
I.1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan memiliki
13.000 pulau besar maupun kecil. Sebagai negara yang beriklim tropis
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat melimpah. Salah
satunya adalah organisme lautan yang terdiri dari tiga golongan yaitu
bentos, nekton, dan plakton. Plankton adalah biota yang hidup
mengapung, menghanyut berenang sangat lemah.plankton terdiri dari
fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton merupakan plankton yang
hidupnya mirip dengan tumbuhan. Sedangkan zooplankton merupakan
plankton yang hidupnya mirip dengan hewan.
Fitoplankton memegang peranan yang sangat penting dalam suatu
perairan, fungsi ekologinya sebagai produsen primer dan awal mata rantai
dalam jaring makanan menyebabkan fitoplankton sering dijadikan skala
ukuran kesuburan suatu perairan. Tingkat berikutnya adalah pemindahan
energi dari produsen ke tingkat tropik yang lebih tinggi melalui rantai
makanan.

Zooplankton

merupakan

konsumen

pertama

yang

memanfaatkan produksi primer yang dihasilkan fitoplankton. Peranan


zooplankton sebagai mata rantai antara produsen primer dengan karnivora
besar dan kecil dapat mempengaruhi kompleksitas rantai makanan dalam
ekosistem perairan untuk itu perlu adanya pembelajaran mengenai
plankton untuk menjaga keseimbangan suatu ekosistem perairan.
I.2

I.3

Tujuan
1. Mengetahui genus genus zooplankton
2. Mengetahui alat dan bahan untuk sampling dan identifikasi
zooplankton
3. Mengetahui cara identifikasi zooplankton
Manfaat
1. Mahasiswa mengetahui cara mengidentifikasi zooplankton dari
bentuknya dan mengetahui siklus hidupnya

II.

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pankton
Plankton merupakan komunitas biota yang terdiri dari flora dan
fauna dimana pergerakannya

relatif lemah dibandingkan dengan

kemampuan arus untuk membawanya (Omori dan Ikeda, 1992).


Berdasarkan ukurannya, plankton dapat dibagi ke dalam beberapa
kelompok yaitu :
Tabel 1. Klasifikasi Plankton Berdasarkan Ukuran

Plankton adalah jasad-jasad renik yang melayang dalam air, tidak


bergerak atau bergerak sedikit dan selalu mengikuti arus (Sachlan, 1972).
Menurut Djarijah (Wahyunie, 2006) plankton ada yang bergerak aktif
seperti hewan umumnya, tetapi ada juga yang melakukan fotosintesis
seperti halnya tumbuhan darat. Jenis plankton yang bergerak aktif disebut
zooplankton (plankton hewani), sedangkan jenis plankton yang bisa
melakukan asimilasi disebut fitoplankton (plankton nabati). Kemampuan
gerak plankton, kalau ada, sangat terbatas hingga selalu terbawa oleh arus
(Nontji, 1987)
II.2 Zooplankton
Zooplankton disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang
hidupnya

mengapung,

atau

melayang

dalam

laut.

Kemampuan

berenangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan


kemana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, yaitu tidak
dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan inorganik. Oleh
karena itu, untuk kelangsungan hidupnya, sangat bergantung pada bahan
organik dari fitoplankton yang menjadi makanannya. Jadi zooplankton
lebih berfungsi sebagai konsumen bahan organik. Ukurannya paling umum
berkisar 0,2 2 mm, tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya ubur-

ubur yang bisa berukuran sampai lebih satu meter. Kelompok yang paling
umum ditemui antara lain kopepod (copepod), eufausid (euphausid), misid
(mysid), amfipid (amphipod), kaetognat (chaetognath). Zooplankton dapat
dijumpai mulai dari perairan pantai, perairan estuaria didepan muara
sampai ke perairan di tengah samudra, dari perairan tropis hingga ke
perairan kutub (Nontji, 2008).
Terdapat zooplankton yang hidup di permukaan dan ada pula yang
hidup di perairan dalam. Terdapat pula yang dapat melakukan migrasi
vertikal harian dari lapisan dalam ke permukaan.Hampir semua hewan
yang mampu berenang bebas (nekton) atau yang hidup di dasar laut
(benthos) menjalani awal kehidupannya sebagai zooplankton yakni ketika
masih berupa telur dan larva.Baru dikemudian hari, menjelang dewasa,
sifat hidupnya yang bermula sebagai plankton berubah menjadi nekton
atau benthos (Nontji, 2008).
Zooplankton memegang peranan penting dalam jaring jaring
makanan di perairan yaitu dengan memanfaatkan nutrient melalui proses
fotosintesis. Dalam hubungannya dengan rantai makanan, terbukti
zooplankton merupakan sumber pangan bagi semua ikan pelagis, oleh
karena itu kelimpahan zooplankton sering dikaitkan dengan kesuburan
perairan (Arinardi, 1997).
II.3

Reproduksi dan Siklus Hidup Zooplankton


Sekitar 50-60 % persen produksi bersih fitoplankton dimakan oleh

zooplankton. Pada dasarnya hampir semua fauna akuatik muda yang


terdapat pada ekosistem mangrove, dikategorikan sebagai zooplankton.
Usia muda dari fauna akuatik (larva) sebagian besar berada di ekosistem
mangrove. Dan larva dikategorikan sebagai zooplankton, karena termasuk
fauna yang pergerakannya masih dipengaruhi oleh pergerakan air,
sebagaimana pengertian dari plankton itu sendiri (Nybaken, 1992). Oleh
karena itu juga Tait (1987) mengkategorikan Gastropoda, Bivalva, telur
ikan, dan larva ikan kedalam zooplankton.
Zooplankton merupakan bagian dari Filum Protozoa, memakan
bakteri dan fungi yang terdapat pada ekosistem mangrove. Selain itu taksa
zooplankton yang sering dan banyak terdapat pada ekosistem mangrove

adalah Copepoda. Ikan-ikan pelagis seperti teri, kembung, lemuru,


tembang dan bahkan cakalang berprefensi sebagai pemangsa Copepoda
dan larva Decapoda. Oleh karena itu, terdapat ikan penetap sementara
pada

ekosistem

mangrove,

yang

cenderung

hidup

bergerombol

dikarenakan kaitannya yang erat dengan adanya mangsa pangan pada


ekosistem itu sendiri.
Reproduksi antara zooplankton crustacea pada umumnya unisexual
melibatkan baik hewan jantan maupun betina, meskipun terjadi
parthenogenesis diantara Cladocera dan Ostracoda. Siklus hidup copepoda
Calanus dari telur hingga dewasa melewati 6 fase naupli dan 6 fase
copepodit. Perubahan bentuk pada beberapa fase naupli pertama terjadi
kira-kira beberapa hari dan mungkin tidak makan. Enam pase kopepodit
dapat diselesaikan kurang dari 30 hari (bergantung suplai makan dan
temperatur) dan beberapa generasi dari spesies yang sma mungkin terjadi
dalam tahun yang sama (yang disebut siklus hidup ephemeral) (Parsons,
1984).
II.4

Klasifikasi Zooplankton
Zooplankton dapat dikelompokkan berdasarkan ukurannya menjadi

lima sebagai berikut (Arinadi et al, 1997) :

1. Mikropankton
Mempunyai ukuran 20-200 m dan organisme utamanya yaitu Ciliata,
Foraminifera, Nauplius, Rotifera, Copepoda
2. Mesoplankton
Mempunyai ukuran 200 m - 2 m dan organisme utamanya yaitu Cladocera,
Copepoda, Larvacea.
3. Makroplankton

Mempunyai ukuran 2-20 mm dan organisme utamanya yaitu Pteropada,


Copepoda, Euphausiid, Chaetognatha
4. Mikronekton
Mempunyai ukuran 20-200 mm dan organisme utamanya yaitu Chepalopoda,
Euphausiid, Sargestid, Myctopid
5. Megaloplankton
Mempunyai ukuran >20 mm dan organisme utamanya yaitu Scyphozoa,
Thaliacea
Sedagkan menurut Nontji (2008) berdasarkan daur hidupnya
zooplankton dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:
1. Holoplankton
Plankton yang seluruh daur hidupnya dijalani sebagai plankton, mulai dari
telur, larva, hingga dewasa. Contohnya Kopepoda, Amfipoda, dll.
2. Meroplankton
Plankton dari golongan ini menjalani kehidupannya sebagai plankton hanya
pada tahap awal dari daur hidup biota tersebut, yakni pada tahap sebagai
telur dan larva saja, beranjak dewasa ia akan berubah menjadi nekton.
Contohnya kerang dan karang.
3. Tikoplankton
Tikoplankton sebenarnya bukanlah plankton yang sejati karena biota ini
dalam keadaan normalnya hidup di dasar laut sebagai bentos. Namun karena
gerakan air ia bisa terangkat lepas dari dasar dan terbawa arus mengembara
sementara sebagai plankton. Contohnya kumasea.
II.5 Faktor Lingkungan yang mempengaruhi Hidup Zooplankton
Seperti halnya hewan lainnya, zooplankton mampu hidup, tumbuh
dan berkembang biak dengan baik hanya pada lingkungan yang sesuai
dengan siklus hidupnya. Parameter Lingkungan perairan misalnya: Suhu,

Salinitas, Derajat Keasaman (pH), Oksigen terlarut (DO), Kecerahan dan


Kedalaman yang terdapat dalam suatu perairan sangat mempengaruhi
kehidupan Zooplankton (Arinardi et al, 1996).
2.5.1 Kecerahan dan Kedalaman
Jumlah Zooplankton sangat dipengaruhi oleh adanya
kekeruhan, pada saat kekeruhan itu tinggi, fitoplankton tidak
produktif dalam melakukan fotosintesis, diperairan seperti inilah
zooplankton tidak dapat tumbuh dengan baik, terkecuali jika
kekeruhannya rendah, fitoplankton produktif , maka zooplankton
akan tumbuh baik di perairan tersebut. Jika jasad hidup seperti
plankton menyebabkan kekeruhan, maka pengukuran kecerahan
merupakan indek untuk menentukan besarnya produksi perairan
(Nybakken, 1992).
2.5.2 Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) air berpengaruh terhadap kehidupan
hewan dan tumbuhan perairan sehingga sering digunakan sebagai
petunjuk untuk menyatakan baik buruknya keadaan perairan
sebagai lingkungan hidup. pH yang masih layak bagi kehidupan
organism perairan berkisar antara 6,6-8,5 (Nybakken, 1992).
2.5.3. Salinitas
Salinitas merupakan salah satu faktor lingkungan yang
mempengaruhi kehidupan organisme terutama dalam proses
fisiologi, pengambilan dan penggunaan nutrient. Secara umum
mangrove tumbuh dengan baik pada lingkungan dengan salinitas
untuk tumbuhan berkisar 0-50 (Nybakken, 1992).
2.5.4. Suhu
Suhu yang baik untuk kehidupan zooplankton secara umum
berkisar antara 20-30 C (Nybakken, 1992). Suhu air dapat
mengatur proses biologi dalam perairan. Kenaikan suhu yang
cukup besar pada perairan sungai dapat menyebabkan sterilisasi
terhadap organism, mempercepat aktivitas biologi dan reaksi kimia
air dengan suhu tinggi menaikkan daya larut oksigen (O2) dan
menurunkan BOD (Rohmimohtarto, 1999).
2.5.5. Oksigen Terlarut (DO)
Sedangkan kelarutan oksigen di

perairan

sangat

dipengaruhi oleh suhu, kadar garam, dan tekanan gas yang terlarut

dalam air (Welch, 1980). Kandungan oksigen terlarut akan


berkurang dengan naiknya suhu dan salinitas. Kadar oksigen
terlarut berfluktuasi sacara harian dan musiman tergantung pada
proses percampuran dan pergerakan air, aktivitas fotosintesis,
respirsi dan limbah yang masuk ke badan air (Rohmimohtarto,
1999).

III.

MATERI DAN METODE

III.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Hari dan Tanggal
: Jumat, 5 Desember 2014
Waktu
: Pukul 15.15 s/d Selesai
Tempat
: Laboratorium Biologi Laut Gedung E Jurusan
Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Diponegoro
III.2 Alat dan Bahan
III.2.1 Alat
Tabel 1. Alat
No Nama Alat

Fungsi

Untuk mengambil sampel sampel air

Plankton net

Sebagai tempat sampel yang akan diamati di


2

Cawan Petri

mikroskop

Mikroskop Binoculer Digunakan untuk mengamati sampel

Buku identifikasi

Sebagai panduan untuk mengidentifikasi plankton

Alat Tulis

Digunakan untuk mencatat hasil praktikum

Untuk memisahkan dan mengukur seimbang volume


6

Plankton Divider

air yang akan diteliti planktonnya

Scope Image

Kamera pada mikroskop agar terlihat di Komputer

Pinset

Untuk mengubah posisi plankton

Botol Sampel

Digunakan untuk tempat sampel plankton

III.2.2 Bahan
Tabel 2. Bahan
No Nama Alat

Fungsi

Sampel Plankton

Sampel yang akan diamati

Formalin 4 %

Digunakan untuk mengawetkan sampel plankton

Alkohol 70%

Memisahkan plankton yang sudah di teliti

III.3 Metode Penelitian


a. Pengambilan Sampel
1. Ambil sampel dengan plankton net dengan cara melepaskan plankton
net ke perairan, kemudian ambil air sampel dalam kondisi sopek terus
berjalan.
2. Pindahkan air sampel ke botol sampel, simpan untuk diidentifikasi di
laboratorium
a.
1.
2.
3.
4.

Analisis Laboratorium
Masukan sampel plankton ke Plankton Divider
Tuang ke cawan petri sekitar 10-15 ml
Identifikasi menggunakan mikroskop binocular
Ubah posisi plankton menggunakan pinset untuk hasil yang lebih jelas
dan spesifik

5. Letakan plankton yang sudah di identifikasi di botol sampel 1 ml yang


sudah terisi alkohol

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1Hasil
Tabel 3. Tabel nama Genus dari Zooplankton
No Nama Genus
1
Neptunus

Lucifer

Oithona

Gambar

Taksonomi
Kingdom

: Animalia

Phylum

: Anthropoda

Subphylum

: Crutacea

Class

: Malacostraca

Order

: Decapoda

Family

: Nephropidae

Genus

: Metanephrops

(Bruce, 1965)
Kingdom
: Animalia
Phylum

: Anthropoda

Subphylum

: Crutacea

Class

: Malacostraca

Order

: Decapoda

Family

: Luciferidae

Genus

: Lucifer

(Thompson, 1829)
Kingdom
: Animalia
Phylum

: Arthropoda

Class

: Crustacea

Order

: Cyclopoida

Siklus Hidup
Meroplankton

Meroplankton

Holoplankton

Acartia

Sagitta

Nemopsis

Ophiothrix

Family

: Oithonidae

Genus

: Oithona

(Lohman, 1896)
Kingdom
: Animalia
Phylum

: Anthropoda

Subphylum

: Crustacea

Class

: Maxillopoda

Order

: Calanoida

Family

: Acartiidae

Genus

: Acartia

(Dana, 1846)
Kingdom
: Animalia
Phylum

: Chaetognathi

Subphylum

: Chaetognatha

Class

: Sagittoidea

Order

: Aphragmophora

Family

: Sagittidae

Genus

: Sagitta

(Quoy and Gaimard, 1827)


Kingdom
: Animalia
Phylum

: Cnidaria

Subphylum

: Medusozoa

Class

: Hydrozoa

Order

: Anthoathecatae

Family

: Bougainvilliidae

Genus

: Nemopsis

(L. Agassiz, 1849)


Kingdom
: Animalia
Phylum

: Echinodermata

Subphylum

: Eleutherozoa

Class

: Ophiuroidea

Order

: Ophiourida

Family

: Amphiuridae

Holoplankton

Meroplankton

Holoplankton

Holoplankton

Genus
8

: Ophiotrix

(Muller and Troschel, 1840)


Kingdom
: Animalia

Limacina

Phylum

: Mollusca

Class

: Gastropoda

Family

: Limacinidae

Genus

: Limacina

Holoplankton

(Fabricius, 1787)
IV.2Pembahasan
IV.2.1 Neptunus
Neptunus, juga dikenal sebagai plankton yang akan berubah
menjadi kepiting, dan adalah kepiting besar ditemukan di muara
pasang surut dari Samudra Hindia dan Pasifik. Mempunyai Siklus
hidup yang tergantung pada muara sebagai habitat untuk pertumbuhan
dan perkembangan pada saat larva dan remaja awal. Sebelum menetas,
betina bergerak ke habitat laut dangkal, melepaskan telurnya dan zoea
larva yang baru menetas ke muara. Selama ini mereka memakan
plankton mikroskopis dan kemajuan dari zoea I tahap ke tahap zoea IV
(sekitar 8 hari) dan kemudian ke tahap larva akhir megalopa (durasi 46 hari). Tahap larva ini ditandai dengan memiliki chelipeds besar yang
digunakan

untuk

menangkap

mangsa.

Setelah

megalopa

bermetamorfosis ke tahap kepiting mereka terus menghabiskan waktu


di muara yang menyediakan habitat yang cocok untuk tempat tinggal
dan makanan.
IV.2.2 Lucifer
Lucifer Berbentuk seperti larva udang, memiliki kaki renang,
terdapat antena Ukurannya sama dengan protozoa dan acetes tetapi
relatif lebih kurus. Ciri khasnya adalah telson yang berentuk persegi
tanpa percabangan Ukurannya berkisar antara 8-12 mm. Ketika hidup
transparan dan setelah diawetkan buram tubuh pipih dengan tangkai
mata yang panjang. Sebelum dewasa memiliki 2 tahap yaitu protozoea
dan juvenil. Merupakan anggota zooplankton yang khas di daerah

tropik. Lucifer mempunyai tubuh pipih dengan tangkai mata panjang.


Sedangkan pada mata menonjol keluar. Tubuhnya mempunyai 4
segmen metasom. Dan pada kepala terdapat sepasang antenna.
Mempunyai siklus hidup meroplankton dimana saat dewasa akan
menjadi udang.
IV.2.3 Oithona
Mempunyai ciri-ciri terdapat tonjolan-tonjolan kecil pada ruas
pertama urosome sangat baik untuk mengidentifikasi hewan ini, tetapi
tonjolan ini sangat sulit untuk dilihat. Pada betina urosome terdiri dari
5 ruas pada jantan 6 ruas. Panjang berkisar antara 0,5 sampai 1,5 mm
Habitat pada perairan laut terbuka
IV.2.4 Acartia
Mempunyai ciri ciri Pargin rostral tidak diperpanjang.
Cephalosome dan pedigerous somite 1 terpisah dengan Pedigerous
somit 4 dan 5 yang terpisah. Sudut posterior dari prosome dalam
tampilan lateral terus terang bulat, atau dengan 1 poin akut, atau
segitiga atau obtusely runcing; melihat punggung simetris. Urosome
dengan 3 somit bebas. Hidup pada lingkungan Pelagis, di perairan laut
atau di perairan pantai. Kedalaman distribusi pada Epipelagis (0-500
m) (Anindiastuti dkk., 2002).
IV.2.5 Sagitta
Umumnya dikenal sebagai panah cacing yang merupakan filum
dari cacing laut predator yang merupakan komponen utama dari
plankton di seluruh dunia. Sekitar 20% dari spesies yang dikenal yang
bentik, dan dapat menempel pada ganggang dan batu. Mereka
ditemukan di semua perairan laut, dari perairan tropis permukaan dan
kolam pasang dangkal sampai laut dalam dan daerah kutub.
Kebanyakan chaetognaths transparan dan torpedo berbentuk, tetapi
beberapa spesies laut dalam yang oranye. Mereka berbagai ukuran 2120 milimeter (0,079-4,724 dalam).

IV.2.6 Nemopsis
Mempunyai

bentuk

seperti

payung

berbentuk

kubah,

dindingnya tebal. Manubrium pendek, sepertiga selama bel rongga.


Mempunyai mulut dengan empat tentakel di atas pembukaan mulut,
tentakel dichotomously dapat bercabang 5-7 kali. Gonad terletak di
kantong perut membentang sepanjang kanal radial; gonad pita seperti,
dengan lipatan tirai-seperti, memperpanjang setidaknya dua pertiga
terhadap bel marjin. Empat sumbing marjinal lampu berbentuk sungut
masing-masing dengan sekelompok tentakel dua macam; sampai
dengan 14 tentakel filiform dan median sepasang pendek bantalan
cluster terminal nematocysts masing-masing. Dengan ocelli gelap
besar (L. Agassiz, 1849).
IV.2.7 Ophiothrix
Ophiothrix memiliki disk sentral kecil yang jelas batasbatasnya dari lima lengan panjang dan tipis. Lengannya bisa mencapai
12 cm, panjang dan disc (diameter ) 2 cm. The aboral (atas)
permukaan disk ditutupi dengan sisik yang dihiasi dengan duri
panjang. Dan lengan yang silindris secara cross section dan
mempunyai permukaan dengan sisik lateral yang menanggung
panjang, tajam, duri transparan. Terdapat warna ungu, dalam garis
merah atau hitam yang membentang di sepanjang permukaan aboral
dari setiap lengan. Warna tersebut dapat berubah menjadi ungu muda
pucat, merah muda, kuning atau merah, dan sering lengan adalah
warna yang berbeda dari disk.
IV.2.8 Limacina
Limacina termasuk kedalam filum mollusca. Selalu terdapat di
perairan pantai dan kadang kadang jumlahnya sangat besar, tapi pada
laut bebas jumlahnya sedikit. Pada kebanyakan larva keong, beberapa
jenis mempunyai trokhofora seperti hanlnya cacing laut dan ada yang
disebut veliger karena prototrokhnya tumbuh menjadi daun telinga
yang lebar di kiri - kanan larva. Dalam mengenal ini Limacina, ada
kemungkinan terjadi kekeliruan atau salah mengenal, karena ada
sekelompok mollusca dewasa yang hidupnya planktonik dengan

bentuk serupa dengan kebanyakan larva gastropod lainnya. Ukurannya


beragam, sekitar 0,5 3 mm. Sifat sifat mayoritas mempunyai
cangkang membentuk lingkaran berputar seperti arah jarum jam
(dextral) yang terbentuk dari zat kapur (Sachlan,1972).

V.
V.1 Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Setiap genus dari zooplankton mempunyai karakteristik dan siklus hidup


yang berbeda-beda ada yang memilii siklus hidup holoplankton dan
meroplankton
2. Alat dan bahan yang digunakan dalam sampling yaitu plankton net, botol
sampel dan formalin. Sedangkan alat untuk mengidentifikasi yaitu
plankton divider, mikoskop binokuler, pinset cawan petri, pinset, alkohol
dan buku identifikasi.
V.2 Saran
1. Dalam memberi penjelasan harap lebih pelan agar praktikan mudah
memahami penjelasan asisten.

DAFTAR PUSTAKA

Arinardi, O.H., A.B. Sutomo, S.A. Yusuf, Trianingnsih, E. Asnaryanti dan S. H.


Riyono. 1997. Kisaran Kelimpahan dan Komposisi Plankton Predominan di
Perairan Kawasan Timur Indonesia. P3O-LIPI. Jakarta.
Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. Alih bahasa H. Muh.
Eidman. PT. Gramedia, Jakarta.
Davis, C.C. 1951. The Marine and Freshwater Plankton. Michigan State University
Press, USA.
Hutabarat, S. 2000. Produktifitas Perairan Dan Plankton. Telaah Terhadap Ilmu
Perikanan Dan Kelautan. Universitas Dionegoro. Semarang.
Hutabarat, S. dan Evans S. 1996. Pengantar Oceanografi. Universitas Indonesia.
Jakarta.
Hutauruk, 1984. Komposisi Dan Kelimpahan Fitoplankton Serta Produktifitas Primer
Di Segara Anakan Cilacap Jawa Tengah. Karya Ilmiah, Fakultas Perikanan IPB.
Bogor
Omori and Ikeda. 1992. Challenges to Marine Ecosystems: Proceedings of the 41st
European Marine. Michigan State University Press, USA.
R Kasijan .2001. Biologi Laut Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut.
Jakarta:Djambatan
Romimohtarto, K dan Sri Juwana., 2004. Biologi Laut; Ilmu Pengetahuan Tentang
Biologi Laut. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Sachlan, M. 1982. Planktonologi.Semarang : UNDIP

LAMPIRAN

A. Gambar Referensi

Gambar 1. Neptunus

Gambar 3. Oikopleura

Gambar 5. Sagitta

Gambar 7. Ophiothrix
Limacina

Gambar2. Lucifer

Gambar 4. Akartia

Gambar 6. Nemopsis

Gambar 8.

Anda mungkin juga menyukai