ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi sumber daya air yang
berlimpah dan bisa dimanfaatkan dalam berbagai hal, salah satunya adalah pengembangan
sumber daya air menjadi sumber energi. Dengan memanfaatkan bangunan air yang sudah
ada bisa dikembangkan menjadi unit pembangkit listrik dengan skala kecil (PLTMH).
Studi kelayakan diperlukan untuk mengidentifikasi potensi yang dapat dikembangkan.
Studi berlokasi pada bendungan Wlingi, Kabupaten Blitar. PLTMH direncanakan
dengan memanfaatkan debit irigasi yang melewati saluran irigasi Lodagung kemudian
akan dialirkan kembali menuju saluran irigasi. Dalam studi ini akan digunakan alternatif
debit untuk mendapatkan hasil yang optimum.
Dari hasil kajian menunjukkan dengan debit desain sebesar 14,370 m3/dt (alternatif
1) pada debit irigasi tahun 2012 dapat dibangkitkan energi tahunan sebesar 8804 MW dan
dapat mereduksi emisi gas karbon sebesar 5974 tCO2/tahun. PLTMH dibangun dengan
komponen bangunan sipil (pipa pesat, saluran tailrace, dan rumah pembangkit) dan
komponen peralatan mekanik elektrik seperti turbin dan generator. Dari perencanaan
tersebut didapatkan biaya pembangunan sebesar 64,41 milyar rupiah dengan nilai BCR:
1,55, NPV: 38,60 milyar rupiah, IRR: 17,90% dan paid back period: 11,21 tahun, sehingga
pembangunan PLTMH layak secara ekonomi.
Kata kunci: PLTMH, debit, energi, emisi, kelayakan ekonomi
ABSTRACT
Indonesia is a country that has the potential water resources are plentiful and can
be used in various ways, one of which is the development of water resources becomes a
source of energy. By using the water constructions could be developed into a mini/micro
hydroelectric power plant (MHP). The feasibility study is needed to identify the potential
that can be developed.
Studies are located at dam Wlingi, Blitar. MHP is planned to utilize the irrigation
flow passing through Lodagung irrigation channels then be channeled back to the
irrigation channel. In this study will be used to discharge alternate obtain optimum results.
The results of the study showed the design discharge of 14.370 m3/sec (alternative
1) the discharge of irrigation generated in 2012 can produced 8804 MW of annual energy
and can reduce carbon emissions by 5974 tCO2/tahun. MHP is built with components of
civil structures (penstock, tailrace channel, and power house) and electrical components of
mechanical equipment such as turbines and generator. From the planning it obtained
construction cost of 64.41 billion dollars to the value of BCR: 1.55, NPV: 38,60 billion
dollars, IRR: 17.90% and paid back period: 11.21 years, so the development of MHP
economically viable .
Keywords: MHP, discharge, energy, emissions, economic feasibility
1. Pendahuluan
Permintaan energi dunia berkembang
sangat
pesat
diakibatkan
oleh
perkembangan populasi manusia yang
sangat pesat dan juga perkembangan
sektor industri yang sangat besar.
Kebutuhan energi global meningkat
sebesar 70% mulai tahun 1971 dan
diperkirakan terus meningkat sebesar 40%
sampai tahun 2030, sementara akses energi
masih sangat kurang.
Kebutuhan listrik di Indonesia saat ini
sebagian besar di supply dari sumber
energi fosil. Dalam beberapa waktu
terakhir ini, harga bahan bakar minyak
mengalami kenaikan yang sangat berarti.
Cadangan minyak bumi pun semakin
menipis. Cadangan batubara dan gas pun
jumlahnya terbatas (unrenewable energy).
Disamping itu, saat ini terjadi pemanasan
global akibat polusi yang ditimbulkan dari
pembakaran sumber energi fosil. Hal ini
menuntut kita mencari sumber energi
alternatif yang bersih dan tidak terbatas
untuk menghasilkan listrik.
Sampai saat ini, pembangkit listrik dengan
tenaga air merupakan pembangkit yang
paling
ekonomis.
Karena
dengan
dioptimalkannya penggunaan tenaga air
untuk membangkitkan tenaga listrik maka
dapat menekan penggunaan bahan bakar
minyak
yang
harganya
cenderung
meningkat dan juga cadangannya semakin
kecil.
Sungai Brantas merupakan salah satu
sungai besar di pulau Jawa yang memiliki
potensi yang masih belum dimaksimalkan
karena sebagian besar air dari sungai
Brantas dipergunakan untuk kebutuhan
irigasi, air baku, dan PLTA. Dengan
peningkatan kebutuhan energi listrik maka
sungai Brantas harus lebih dimaksimalkan
lagi potensinya mengingat masih banyak
potensi yang tersimpan. pemanfaatan kanal
irigasi dan tinggi jatuh yang terdapat pada
bangunan melintang sungai untuk instalasi
pembangkit listrik tenaga mikrohidro dan
pembangkit listrik tenaga mikrohidro
dirasa dapat membantu kebutuhan energi
yang sedang meningkat.
ESHA formula:
D=(
)
Doland formula:
D = 0,176 (P/H)0,466
Fahlbuch formula:
D = 0,52 H-1/7 (P/H) 3/7
Gisalssous formula:
D = Q0,4
dengan:
D : diameter pipa (m)
n : koef kekasaran pipa
Q : debit pada pipa (m3/dt)
Hf : kehilangan tinggi tekan total pada pipa
(m)
H : tinggi jatuh (m)
P : Daya (kW)
Namun dalam penentuan diameter pipa
pesat perlu diperhitungkan besarnya
kehilangan tinggi dikarenakan hal ini akan
memperngaruhi besarnya daya yang akan
dihasilkan dan juga perlu diperhatikan
keaman terhadap gejala vortex.
2. Tebal pipa pesat
Tebal pipa pesat dapat dihitung dengan
persamaan:
Technical standart for penstock and gate:
t = (D+800)/400
USBR:
t = (d+500)/400
ESHA:
e = PD/2kf+es
dengan:
H : tinggi tekan maksimum ( m )
: tekanan statis + tinggi tekan akibat
pukulan air
: tegangan baja yang digunakan
(ton/m2 )
D : diameter pipa pesat ( m )
t : tebal pipa pesat ( m )
P : tekan hidrostatis pipa (kN/mm2)
kf : efisiensi ketahanan
es : tebal jagaan untuk sifat korosif (mm)
3. Kedalaman minimum pipa pesat
Kedalaman minimum akan berpengaruh
terhadap gejala vortex, kedalaman
minimum
dapat
dihitung
dengan
persamaan (Penche,2004 :120):
Ht > s
s=cV
dengan:
c : 0,7245 untuk inlet asimetris
0,5434 untuk inlet simetris
n=
dengan:
Ns : Kecepatan spesifik turbin (mkW)
n : kecepatan putar/sinkron (rpm)
P : daya (kW)
H : tinggi jatuh effektif (m)
f : frekuensi generator (Hz)
p : jumlah kutub generator
nilai n bisa didapatkan dengan melakukan
nilai coba-coba dengan persamaan:
Untuk turbin francis:
n =
atau n =
B. Peralatan Elektrik
Peralatan elektrik PLTMH meliputi
perencanaan generator, governor, speed
increaser (jika perlu), transformer,
switchgear dan auxiliary equipment.
Analisa Pembangkitan Energi
Produksi
energi
tahunan
dihitung
berdasarkan tenaga andalan. Tenaga
andalan dihitung berdasarkan debit
andalan yang tersedia untuk pembangkitan
energi listrik yang berupa debit outflow
dengan periode n harian. (arismunandar,
2005:19)
E = 9,8 x H x Q x g x t x 24 x n
dengan:
E : energi tiap satu periode (kWh)
H : einggi jatuh efektif (m)
Q : debit outflow (m3/dtk)
g : effisiensi generator
t : efisiensi turbin
n : jumlah hari dalam satu periode.
Analisa Reduksi Emisi Gas Karbon
Analisa reduksi emisi gas karbon dihitung
dengan persamaan (RETScreen, 2005:53):
GHG : (ebase eprop) Eprop (1- prop)
dengan:
GHG : Besaran reduksi gas karbon
(kgCO2e)
ebase : Faktor emisi gas karbon dari
sumber tidak terbarukan
eprop : Faktor emisi gas karbon dari
sumber terbarukan
Eprop : besarnya daya bangkitan (kWh)
prop : kehilangan daya pada grid
nilai unit konversi produksi emsisi gas
karbon per kWh adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Nilai konversi produksi emisi
Sumber: IPCC,2006
Analisa Kelayakan Ekonomi
Analisa
ekonomi
dilakukan
untuk
mengetahui kelayakan suatu proyek dari
segi ekonomi. Dalam melakukan analisa
4. Analisa sensitivitas
Analisa sensitivitas dilakukan pada 3
kondisi yaitu:
Cost naik 20%, benefit tetap
Cost tetap, benefit turun 20%
Cost naik 20%, benefit turun 20%
3. Hasil dan Pembahasan
A. Debit Desain
Analisa debit desain direncanakan
menggunakan data debit saluran irigasi
Lodagung pada bendungan Wlingi pada
tahun 2006-2012. Debit desain yang
digunakan adalah debit terbesar, terkecil
dan rerata. Sedangkan debit operasi yang
digunakan untuk pola operasi PLTMH
nantinya adalah debit tiap periode dimana
dalam satu bulan adalah tiga periode.
Berikut adalah hasil analisa debit:
Debit Maksimum
: 14,370 m3/dt
Debit Minimum
: 7,380 m3/dt
Debit Rerata
: 11,231 m3/dt
B. Desain Bangunan Sipil
Bangunan pengambilan
Pintu intake
Data teknis pintu intake irigasi Lodagung
adalah sebagai berikut:
Tipe
: roller gate
Elevasi dasar pintu
: + 159,000m
Elevasi muka air tertinggi
: + 163,500
D = 2,68 m, maka:
A = 0,25 D2 = 0,25. 3,14. 2,682= 5,63m2
V = Q/A = 7,903/5,63 = 1,40m/dt
Persamaan diameter ekonomis ESHA
(Penche,2004):
Jika tinggi tekan karena gesekan pipa
direncanakan 4% dari gross head maka:
D = 2,69 (
D = 2,69 (
)
D = 1,65 m, maka:
A = 2,14 m2
V = 3,70 m/dt
Persamaan Doland:
D = 0,176 (P/H)0,466
P = 9,81 x Q x H x eff
Q = 14,370/2 = 7,185 m3/dt (debit untuk 1
buah penstock)
P = 9,81 x 7,185 x 9,82 x 0,93 x 0,96 =
617,961 kW = 531,45 HP
D = 0,176 (531,45/9,82)0,466
D = 1,13 m
A = 1,00
V = 7,87 m/dt
Persamaan Fahlbuch:
D = 0,52 H-1/7 (P/H) 3/7
D = 0,52 9,82-1/7 (617,961/9,82)3/7
D = 2,21 m
A = 3,84
V = 2,05 m/dt
Persamaan Gisalssous
D = Q0,4
D = 7,9030,4
D = 2,28 m
A = 4,10
V = 1,90 m/dt
Selanjutnya diameter dihitung dengan
pendekatan
kecepatan
berdasarkan
Mosonyi, yaitu:
Kecepatan potensial aliran pada pipa pesat
berdasarkan tinggi jatuh dihitung dengan:
V=
V=
V = 13,88 m/dt
Kecepatan yang bisa dicapai oleh pipa
pesat berdasarkan tinggi jatuh yaitu 13,88
m/dt sehingga kecepatan maksimum masih
D=
D=
D=
D = 2,30 m
Kisaran nilai diameter pipa pesat adalah
1,83 2,30 m, di ambil 1,90 m dengan
kecepatan 2,79 m2/dt.
)
)
D = 1,83 m
V minimum = 2,0 m/dt
Q=VxA
Tabel 3. Diameter Pipa Pesat
Diameter
(m)
1 Sakaria
2.68
2 Pence celso
1.65
3 Gisalssous
2.29
4 Fahlbuch
2.21
5 Doland
1.13
6 Coba-coba
1.90
7 Rata-rata
1.98
Sumber: perhitungan
No.
Metode
Luas
(m2)
5.63
2.15
4.10
3.85
1.00
2.83
3.07
Kecepatan
(m/dt)
1.40
3.68
1.93
2.05
7.88
2.79
2.58
Re
3.76E+06
6.09E+06
4.40E+06
4.55E+06
8.91E+06
5.30E+06
5.09E+06
0.00009
0.00015
0.00011
0.00011
0.00022
0.00013
0.00013
0.015
0.014
0.015
0.015
0.014
0.013
0.013
Hf 1
(m)
0.033
0.343
0.072
0.085
2.334
0.167
0.135
Hf 2
(m)
0.007
0.046
0.013
0.014
0.211
0.026
0.023
Hf 3
(m)
0.030
0.207
0.057
0.064
0.949
0.119
0.101
Hf 4
(m)
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
Hf total
(m)
0.170
0.696
0.241
0.264
3.594
0.412
0.359
% of H
(%)
1.73
7.08
2.46
2.69
36.59
4.19
3.66
Heff
(m)
9.65
9.13
9.58
9.56
6.23
9.41
9.46
Lebar ambang
: 15 meter
Q = C B H1,5:
Tinggi ambang
: 0,5 meter
dengan:
Elevasi ambang
:+153,000
Q
: debit melalui ambang
(direncanakan)
B
: lebar ambang (15 meter)
Elevasi dasar
: +152,500
C
: koefisien debit (1,7)
Koefisien debit (C) : 1,7 m1/2/dt
H
: tinggi muka air diatas ambang(m)
Analisa elevasi muka air pada ambang
Dari persamaan tersebut dapat dihitung
dipergunakan sebagai acuan tail water
lengkung kapasitas ambang untuk tiap
level (TWL) untuk referensi tinggi efektif,
variasi ketinggian air, untuk debit
elevasi muka air pada ambang dihitung
14,37m2/dt didapat tinggi muka air 0,68 m.
dengan:
Tabel 4. Perhitungan Tinggi Muka Air Diatas Ambang
Alternatif
1
2
3
Debit operasi
(m3/dt)
14.37
7.38
11.23
Jumlah turbin
(unit)
2
2
2
H MA
(m)
0.68
0.44
0.58
TWL
(m)
153.68
153.44
153.58
Sumber: perhitungan
C. Tinggi Jatuh Efektif
Tinggi jatuh efektif dalam studi ini
mencakup berdasarkan elevasi muka air
pada hulu bendungan Wlingi dan elevasi
muka air pada saluran irigasi Lodagung.
Dimana elevasi muka air pada hulu
menggunakan ketetapan aturan operasi
Tabel 5. Tinggi Jatuh Efektif
Debit Operasi
Elv Ma Hulu
No.
(m3/dt)
(m)
1
14,370
163,500
2
7,380
163,500
3
11,230
163,500
Sumber: perhitungan
Elv TWL
(m)
153,580
153,440
153,680
Net Head
(m)
9,46
9,70
9,56
Uraian
1
2
3
4
5
6
7
8
tipe turbin
frekuensi generator
kutub generator (p)
kecepatan sinkron
kecepatan putar (n)
kecepatan spesifik (Ns)
faktor kecepatan
diameter maksimum
Metode
(ESHA)
nilai
Kaplan
50
16
375.00
375.00
557.89
1.18
1.17
Eropa Metode
Amerika
(USBR)
satuan
nilai
satuan
Kaplan
Hz
50
Hz
buah
16
buah
rpm
375.00
rpm
rpm
375.00
rpm
mkW
541.23
mkW
1.53
m
1.06
m
Simulasi
TURBNPRO V3
nilai
satuan
Kaplan
50
Hz
16
buah
375.00
rpm
375.00
rpm
563.40
mkW
1.57
1.23
m
No.
Uraian
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Metode
(ESHA)
nilai
0.68
3.64
-0.50
Eropa Metode
Amerika
(USBR)
satuan
nilai
satuan
0.60
m
4.13
m
m
-0.50
m
Simulasi
TURBNPRO V3
nilai
satuan
0.77
0.00
m
-0.50
m
0.48
0.43
0.51
153.18
1.09
aman
4.47
1.66
2.34
4.56
11957.8
5
m
m
m
m
153.18
1.05
aman
4.38
1.68
2.58
6.55
m
m
m
m
153.18
1.09
aman
4.03
1.55
2.20
4.11
juta Rp
10317.01
juta Rp
12822.33
juta Rp
1793.68
juta Rp
1547.55
juta Rp
1923.35
juta Rp
juta Rp
11864.57
juta Rp
14745.68
juta Rp
kW
666.85
17.79
16.00
741.33
kW
666.85
22.11
16.00
921.35
kW
13751.5
3
666.85
20.62
16.00
859.24
MWh
MWh
m
m
m
m
MWh
Item Pekerjaan
Alternatif 3
2,22
25,90
3,88
4,69
0,61
0,37
6,66
4,43
0,44
48,77
4,88
53,64
7.178
1
Biaya Engineering
2
Peralatan Hidromekanik
3
Pemasangan Hidromekanik
4
Pipa Pesat
5
Pemasangan Pipa Pesat
6
Saluran
7
Lain Lain
8
Biaya Contingencies
9
Biaya O & P
10
Capital Cost
11
PPN 10%
12
Total Cost
13
Rasio Rp/Kwh
Sumber:perhitungan
Berdasarkan peraturan menteri ESDM
bangkitan energi listrik yaitu, 1075 x 8804
no.12 tahun 2014 harga jual listrik yang
MW = 9,46 milyar pertahun ditambah
harus dibeli PT. PLN adalah Rp.
dengan pendapatan dari CER sebesar 1,18
1075/kWh. Maka nilai manfaat dari
milyar pertahun.
penjualan listrik adalah: harga jual x hasil
Tabel 10. Estimasi Manfaat Untuk Tiap Alternatif
Harga Jual Listrik
(Rp/kWh)
1
1
1075
2
2
1075
3
3
1075
Sumber:perhitungan
No Alternatif
Pembangkitan Tahunan
(MWh)
8804
4840
7473
Pendapatan
(Milyar Rp)
9,46
5,20
8,03
CER
(Milyar Rp)
1,05
0,58
0,89
Total
(Milyar Rp)
10,51
5,78
8,92
12,00%
12,00%
12,00%
70,15
42,40
58,43
12,00%
76,68
12,00%
46,36
12,00%
63,80
Sumber: perhitungan
108,76
62,76
93,32
Tanpa CER
102,16
56,16
86,71
1,55
1,48
1,60
38,60
20,37
34,89
Paid
Period
17,90% 11,21
17,22% 11,84
18,39% 10,76
1,46
1,32
1,48
32,00
13,77
28,29
16,87% 12,38
15,51% 14,40
17,16% 12,04
IRR
Back
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.