Anda di halaman 1dari 9

Reduksi Ukuran

Untuk melakukan pengecilan ukuran suatu mineral tergantung pada berbagai


kebutuhan,tujuan utamanya adalah :
- meliberasikan suatu kandungan tertentu dari pengotornya,misalnya bijih
dari batuannya
- memperoleh permukaan yang lebih luas agar penggunaannya lebih
baik,seperti pada penggunaan serbuk batubara
- Menghasilkan
material
yang
bentuknya
sesuai
tujuan
penggunaannya,misalnya untuk semen,pupuk,dan perwarna cat.
Tujuan ini dapat dicapai dengan cara kominusi,yaitu dengan secara bertahap
ukuran mineral tersebut diperkecil sehingga partikel mineral yang bersih dapat
dipisahkan dengan metode yang ada.
Pada batubara,reduksi ukuran dilakukan dari remukan dan hancuran besar
menjadi batubara yang mempunyai bentuk bubuk yang halus.Untuk itu diperlukan
pemilihan mesin reduksi ukuran lebih dari satu tahap dengan pertimbangan
sebagai berikut :
a. Berbagai mesin reduksi ukuran mungkin dibatasi oleh ;
- Size range of feed
- Nature / propertise of rock to be crushed
- Feed rate
- Moisture content
b. Ini mungkin penting untuk menggunakan jumlah mesin dalam seri atau
paralel
Sehinnga dipengaruhi oleh faktor pembatas.
c. Model kominusi mungkin dipengaruhi oleh faktor pembatas,seperti
penekanan,tubrukan,grinding,dan terakhir permintaan seperti minimaze
fines.
d. Reduksi ukuran diminta untuk mengikuti salah satu sebab :
Untuk penanganan fasilitas,contohnya dalam penanganan run-ofmine,ukuran beltconveyor yang dideterminasikan oleh kapasitas dan
ukuran maximum bongkah.
- Untuk penyediaan batubara dalam bentuk yang dapat siap
digunakan.Ini termasuk eliminasi berlebihan,grinding ke range ukuran
dan penghancuran.
- Untuk penyediaan pembebasan dari batubara dan komponen bukan
batubara untuk fasilitas recovery batubara.
- Efisiensi reduksi ukuran mengharuskan bahwa permintaan reduksi
ukuran maximal dari material dalam zona penghancuran.
Terdapat 4 fenomena dasar yang meliputi dalam penghancuran reduksi
ukuran ;
- Imfact
Pada cara ini ada dua gerakan yang munkin dilakukan,pertama batu
bergerak seperti pentungan menumbuk bola,kedua gerakan seperti batu
yang sedang menabrak hammer.
- Attrition

Untuk cara ini material dihasilkan oleh bentuk aksi pemain


pengganti.Ini selalu terjadi sebagai efect kedua dalam penghancuran
dan pelumatan batubara.
- Shear
Seperti pada cara attrition,sher juga terjadi sebagai efek kedua dari
penghancuran dalam bagian dimana ini mengeksploitasi berbagai
bidang lemah dalam struktur.
- Compression
Pada tahap ini,eksploitasi dalam penghancuran material keras dan
jepitan,tipe kerucut dalam penghancuran bentuk spesial untuk
mengurangi ukuran oleh kombinasi dari shear dan attrition.
Crushing dan Tes Kominusi
Peremukan (Crushing)
Tujuan
Tujuan utama proses preparasi adalah untuk melepas atau memisahkan batuba
ra dari mineral lain yang kadang melekat bersama-sama. Karena proses preparasi
akan dilakukan dengan metode fisika atau secara mekanis, maka sebelumnya perl
u dilakukan pemisahan menjadi partikel bebas antara keduanya. Preparasi akan sul
it dilakukan apabila batubara dan mineral pengotor melekat satu sama lain, atau ap
abila batubara terselubungi oleh mineral lain membentuk satu butiran atau bongka
han. Pemisahan menjadi partikel bebas, biasanya dilakukan dengan cara peremuka
n. Keberhasilan pemisahan ini bergantung kepada kondisi dan faktor asal mula ba
gaimana mineral pengotor tersebut berikatan dengan batubara, namun secara umu
m, semakin dilakukan peremukan sehingga ukurannya menjadi semakin kecil, ma
ka kemungkinan didapatkan partikel bebas menjadi naik.
Namun, batubara sebagai komoditas (barang dagangan), harga pasarnya juga
dipengaruhi oleh ukurannya, dimana secara umum semakin kecil ukuran butirnya,
harganya semakin turun. Selain itu, bila banyak yang berupa serbuk halus, maka a
kan menimbulkan masalah debu batubara. Bila disiram menggunakan air, serbuk h
alus batubara justru menimbulkan masalah baru dari segi penanganannya. Proses
dewatering yang sulit dilakukan, ditambah dengan makin besarnya luas permukaa
n akibat ukuran yang semakin kecil menyebabkan resiko swabakar (spontaneous
combustion) bertambah. Selain itu, diperlukan energi dan biaya yang lebih banyak
untuk menggerusnya menjadi ukuran yang semakin kecil. Dan pada proses prepar
asi dengan menggunakan air, serbuk halus biasanya tak dapat diambil dengan sem
purna, sehingga banyak yang terbuang percuma di dalam air buangan preparasi ba
tubara.
Bila ukuran butirnya menjadi semakin kecil, tingkat preparasinya menjadi se
makin sulit. Selain itu, biaya preparasi juga akan menjadi semakin besar. Berdasar
kan suatu hasil yang nyata, perbandingan biaya untuk melakukan peremukan batu
bara menjadi ukuran kerakal (+10mm), kecil/halus (10~0,5mm) dan sangat halus
(-0,5mm) untuk biaya operasi adalah 1:3:5, sedangkan perbandingan untuk biaya
modal adalah 1:4:6.
Beberapa alat yang digunakan dalam Reduksi Ukuran adalah :
1. Rotary Breaker

Degree of liberation
Rotary Breaker (BFB)
(derajat pembebasan partikel)
Mesin ini berbentuk seperti drum atau silinder yang dapat berputar, dan dapat
berfungsi sebagai peremuk dan ayakan (screening) batubara sekaligus. Selain itu,
mesin ini juga mampu untuk memilah batubara dan batuan secara sederhana. Di b
agian dalam silinder terdapat lubang-lubang yang berfungsi sebagai ayakan batuba
ra, serta terdapat plat logam yang berfungsi sebagai pengangkat (lifter). Bongkaha
n batubara di dalam silinder, akibat gerakan silinder yang berputar dan tahanan da
ri plat logam, akhirnya naik ke atas untuk kemudian dijatuhkan. Karena batubara r
elatif lebih mudah hancur dibanding batuan, maka batubara akan remuk dan jatuh
lagi ke bagian bawah melewati lubang-lubang yang ada, sedangkan batuan keluar
melalui saluran outlet yang ada pada silinder. Kemampuan mesin ini untuk melak
ukan pemisahan memang tidak terlalu mengesankan, namun masih tetap dapat me
misahkan batubara dan batuan sampai tingkat tertentu. Di Amerika Serikat, mesin
ini sejak dahulu dipakai pada preparasi batubara mentah berkualitas bagus yang se
dikit kandungan abunya. Di Jepang, mesin ini juga dipakai dalam penanganan bat
ubara kerakal. Untuk ukuran dan kapasitasnya: diameter silinder 2~3,6m, panjang
5~6m, jumlah putaran per menit 10~11 kali, kapasitas pengolahan per jam 50~80t,
dan daya 22~24kW.
2. Roll Crushers
Double Roll Crusher
Double roll crusher melakukan peremukan dengan menjepit benda yang hend
ak diremuk diantara 2 buah roller. Double roll crusher disebut juga dengan nama c
rushing roll. Alat ini terdiri dari 2 silinder (roller) dengan sumbu yang sejajar dan
terletak pada bidang horisontal yang sama. Kedua roller tersebut, satu dengan yan
g lainnya dipasang berdekatan, lalu diputar dengan arah putaran yang saling berla
wanan. Batubara mentah diumpankan masuk dan terjepit diantara 2 buah roller, lal
u akibat menerima tekanan yang kuat akhirnya remuk dan jatuh ke bawah roller.
Mesin ini bila dibandingkan dengan mesin peremuk yang lain, memiliki keunggul
an dengan tidak melakukan peremukan berlebihan (over crushing atau over grindi
ng) yang dapat menghasilkan serbuk halus. Biasanya, bearing pada salah satu roll
er dibuat tetap di atas sebuah dudukan, sedangkan bearing untuk roller yang lain d
ibuat fleksibel (dapat gerak). Adanya pegas akan mendorong kedua buah roller unt
uk saling menekan sehingga diperoleh tenaga peremukan. Jarak antara kedua rolle

r diatur sedemikian rupa sehingga seandainya ada benda asing yang terjepit sekali
pun, fleksibilitas pegas akan menjaga mesin dari kerusakan. Permukaan roller adal
ah bagian yang paling mudah aus, karena itu diberi lapisan pelindung (shell) dari
bahan tahan aus seperti baja berkarbon tinggi (high-carbon steel) atau baja manga
n. Dengan demikian, seandainya lapisan pelindung tadi mengalami keausan, peng
gantian dapat dilakukan terhadap lapisan tersebut. Selain itu, permukaan roller da
pat dibuat rata, bergelombang, atau bergerigi sesuai kebutuhan.
Kecepatan putaran permukaan roller dapat dibuat sama atau berbeda untuk ke
dua roller. Pada mesin dengan kecepatan putaran roller yang berbeda, biasanya rol
ler fleksibelnya berputar sedikit lebih cepat, sehingga selain gaya tekan, bekerja p
ula gaya geser-tekan. Alat ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah t
idak mudah terjadi peremukan/penggerusan yang berlebihan, jarang terjadi penyu
mbatan pada ruang peremukan, dan reparasi yang mudah dilakukan. Kekurangann
ya, proses peremukaan hanya berlangsung pada sebagian kecil saja dari keseluruh
an badan roller yang besar, sehingga kapasitasnya terhitung kecil bila dibandingka
n dengan luas tempat yang harus disediakan untuk pemasangan alat ini. Peranan al
at ini sekarang telah banyak tergeser oleh impact crusher, sehingga tidak begitu ba
nyak lagi dipakai.

Double Roll Crusher (crushing roll)

Sudut gigit (Nip angle)

Single Roll Crusher


Alat ini merupakan double roll crusher yang diganti satu rollernya dengan pla
t, dan dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan batubara pe
rsatuan luas. Selain itu, dengan mengatur letak dan bentuk plat penerima, maka ra

sio peremukan dapat ditingkatkan. Hanya saja, untuk partikel yang mudah lengke
t, sering terjadi penyumbatan.

3.Jaw Crushers
Alat ini merupakan contoh paling umum untuk mesin peremuk tingkat 1, den
gan bentuk dan mekanisme yang mirip dengan rahang atas dan bawah dari seekor
binatang. Untuk melakukan peremukan, batuan yang mengandung mineral dijepit
diantara dua buah rahang yang terdiri dari rahang tetap (fixed jaw) dan rahang ayu
n (swing jaw/movable jaw), lalu dihancurkan dengan gaya tekan-remuk.
Di unit preparasi batubara, alat ini dipakai untuk menyeragamkan ukuran buti
r batubara mentah, namun adakalanya dipakai juga untuk meremukkan batu buang
an sebelum dibuang dengan belt conveyor, agar tidak mudah tergelincir jatuh dari
belt dan sebagainya. Alat ini memiliki 2 tipe bergantung kepada posisi titik tumpu
rahangnya. Bila titik tumpunya ada di atas, disebut dengan tipe Blake, sedangkan
bila letaknya di bawah disebut tipe Dodge.

Gambar di atas merupakan gambar yang menunjukkan prinsip kerja alat ini. J 1 me
rupakan rahang tetap, J2 adalah rahang ayun, dan P adalah titik tumpunya. CD dan
CB merupakan toggle plate, CA adalah pitman, dan A bergerak secara eksentris. A
kibat adanya gerakan eksentris, CA akan bergerak naik-turun, sehingga D bergera
k ke kiri dan ke kanan. Rahang ayun akan bergerak maju-mundur, sehingga batua
n akan terjepit dan remuk di ruang antara rahang ayun dan rahang tetap. Pada saat
toggle bergerak penuh mendekati posisi horisontal, gaya tekan menjadi maksimu
m dan batuan diremuk. Pada saat rahang ayun bergerak mundur, batuan yang telah
diremuk akan jatuh ke bawah. Rahang tetap dan rahang ayun merupakan bagian y
ang langsung berhubungan dengan peremukan, sehingga merupakan bagian yang
paling cepat aus. Karena itu, bagian ini dilapisi dengan jaw plate yang segera dapa
t diganti bila aus. Untuk bahan logam jaw plate, biasanya dipakai baja cor mangan

yang tahan aus. Permukaan jaw plate biasanya bergerigi membentuk gelombang d
engan cekungan dan tonjolan.

Blake-type Jaw Crusher


Sudut yang dibentuk oleh dua buah rahang disebut nip angle dan biasanya bes
arnya antara 20~30. Bila sudut ini terlalu besar, batu bara mentah yang hendak di
remuk tidak dapat dijepit dengan baik dan akan selalu terpental/lari ke atas. Perba
ndingan besarnya ukuran partikel sebelum dan sesudah peremukan disebut dengan
rasio peremukan (=rasio penggerusan). Namun sebagaimana kita ketahui, baik seb
elum atau sesudah peremukan, partikel yang terdiri dari ukuran besar dan kecil ak
an terdistribusi menjadi kelompok-kelompok partikel dengan ukuran tertentu. Kar
ena itu , terlebih dahulu kita tentukan ukuran yang dapat mewakili kelompok parti
kel, misalnya pada 80% rasio penggerusan. Atau bisa juga kita mengambil rasio p
enggerusan dengan membandingkan ukuran terbesar sebelum dan sesudah pengge
rusan. Untuk jaw crusher, perbandingan ukuran mulut feeder (inlet) A dengan mul
ut discharge (outlet) B saat rahang ayun (swing jaw) dalam posisi terbuka maksim
um dinyatakan dengan A/B, dan disebut rasio peremukan atau rasio penggerusan.
Pada jaw crusher, rasio peremukannya adalah sekitar 4:1 hingga 6:1. Ukuran besar
nya alat ini sering dinyatakan dengan ukuran vertikal dan horisontal dari mulut fee
der (inlet), sedangkan untuk menyatakan kapasitas pengolahan bijih, dinyatakan d
engan (m3/t) atau (t/h).
Jumlah putaran/gerakan rahang untuk jaw crusher tipe kecil adalah 220~250r
pm, tipe sedang 170~200rpm, dan tipe besar adalah 120~150rpm. Jumlah putaran
maksimum untuk jaw crusher berkisar pada batasan 300rpm.
Pada jaw crusher tipe Dodge, titik tumpu rahang ayunnya ada di ujung bawa
h, sehingga pada saat pengoperasian pun, besarnya mulut discharge (outlet) adala
h tetap. Karena itu, tipe ini mempunyai kelebihan dalam hal keseragaman ukuran
produk hasil penggerusan. Namun sebaliknya, kekurangannya terletak pada mulut
discharge (outlet) mudah tersumbat. Selain itu, karena posisi mulut discharge jauh
dari titik tumpu gaya, maka mau tidak mau alat ini harus melakukan peremukan b
ongkahan besar dengan tenaga yang relatif lemah. Karena itu, tipe Dodge ini biasa
nya dipakai untuk peremukan sedang dengan ukuran bongkahan yang relatif kecil,
dan untuk kapasitas pengolahan yang tidak terlalu besar.
4.Impact Crushers

Mesin ini menggunakan benturan (impact) sebagai mekanisme peremukanny


a. Tipenya ada berbagai macam, dan impact crusher merupakan contoh paling rep
resentatif dari jenis ini. Mesin ini banyak disukai karena dapat menghasilkan prod
uk dengan bentuk yang relatif ideal (jarang didapatkan hasil berbentuk pipih, lonj
ong atau yang berujung runcing) sehingga memudahkan pengangkutan dan pemak
aian. Selain itu, mesin ini juga mempunyai beberapa keuntungan, yaitu bentuknya
yang ringkas (compact), serta mempunyai rasio peremukan (perbandingan ukuran
partikel sebelum dan sesudah proses peremukan) yang cukup besar. Rasio peremu
kan pada alat ini adalah 7:1 hingga 10:1. Hanya saja, liner/lapisan pada plat pemu
kul dan plat penerima sering mengalami keausan, sehingga mesin ini termasuk me
sin yang butuh biaya pemeliharaan tinggi.
Ada pula yang disebut dengan impeller breaker. Alat ini memiliki kelebihan d
alam hal rasio peremukan (= rasio penggerusan) yang tinggi. Dengan kemampuan
tersebut, mesin ini dapat menghasilkan produk batubara dibawah ukuran maksima
l yang ditetapkan hanya dengan 1 kali peremukan. Mesin ini mampu menunjukka
n kelasnya dalam melakukan peremukan pada rentang ukuran butir yang lebar dan
dalam upaya penyeragaman ukuran. Tongkat penumbuknya terpasang pada rotor.
Batubara mentah diremuk melalui 2 kali proses benturan, yaitu batubara dihantam
kan dan batubara menerima hantaman. Untuk jenis batu bara yang mudah remuk,
pemakain alat ini akan menghasilkan serbuk halus (debu) yang lebih banyak.

Impact Crusher

Berikut adalah contoh impact crusher yang lain

Reversible hammer mill


Ring crusher
5.Roller Mills
Biasanya, penggerusan batubara menjadi serbuk halus dilakukan oleh user pada sa
at menjelang pemakaian. Contoh mesin penggerus adalah seperti di bawah ini.

Roll-Race Mill

Cage Mill

BATU BARA

TUGAS RESUME

Oleh
Ardiansyah
03043120057

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
2007

Anda mungkin juga menyukai