Anda di halaman 1dari 5

YAHDU NAN KOYAK

Detik-detik bulan mulia Ramadhan berakhir


Segenap penjuru bergema takbir
Suasana syahdu merasuk jiwa
Mengaliri dendam dan amarah yang masih bertengger di dada
Yah, senyampang nafas ini masih ada
Tentu takkan luput diri ini dari khilaf dan dosa

Idul fitri telah tiba


Anak-anak kecil di kotaku ini menyambut dengan riang gembira
Meja sesak oleh makanan
Baju baru dan mukena telah siap dikenakan
Saku baju dan celana disiapkan
Saatnya berkeliling dan bermaaf-maafan
sambil berharap ada bonus uang jajan
Ah, itulah anak-anak memaknai lebaran

Namun tak seluruh umat muslim menyambut bahagia selayaknya di Indonesia


Rohingya, Palestina, Afganistan.. saudara muslim kami terluka
Terkoyak jasamani dan batinnya..

Ya Allah..
Penderitaan, ketercekaman, kedzoliman
Tak sanggup aku membayangkan

Ya Allah..
Berilah semangat dan tekad yang kuat bagi kami di sini
Untuk berjibaku dengan dakwah dalam memperjuangkan Daulah tegak di bumi
Di bumi yang engkau bentangkan seluas-luasnya bagi kehidupan seluruh makhuk
ciptaanMu.
HIngga seluruh muslim ternaungi oleh syariatMu.
Amiin

LEBARAN TERAKHIR

Allahu akbar allahu akbar


Waktu masih menunjukkan pukul 13.40 malam
Ssuara takbir bergema di sepanjang sore hingga malam
Meski terkadang letusan-letusan kecil terdengar

Kutatap poto-poto di dinding ruangan


Wajah abi, umi, kedua kakakku, adikku dan diriku terpampang

Kami berenam dalam suasana bahagia dan tenang


Enam tahun lalu..

Kubangunkan kakakku di tengah tidurnya


Penat dan letih tampak di wajahnya yang lelap
Kami berdua menghadapkan sajadah ke kiblat
Ya Allah, jadikan di setiap detik perjalanan ini menjadi ridhloMu bagi kami

Kuteguk segelas air putih


seperti hari-hari sebelumnya menu makan sahur bersama sepotong roti
Meski kali ini makan sahur telah berakhir
Namun sama saja, suasana hari-hari kami tak berakhir

Dan waktu subuh telah tiba


Kami berdua kembali bersimpuh kepadaNYA
Ya Allah hari telah berganti
Syawal telah tiba kini
Hari kemenangan bagi umat muslim sedunia
Begitupun bagi kami berdua
Aku dan kakakku akan meraih kemenangan itu

Segar mengaliri seluruh aliran darahku


Kutatap wajah kakakku penuh haru
Kami saling berpelukan
Umi.. serasa aku dalam dekapannya
Hanya dalam bayangan dan tak nyata

Kakak mengusap air mataku


Tiba-tiba sesak seluruh rongga dadaku
Darah yang membuncah di jubah umiku
Jerit tangis adikku
Menyeruak kembali dalam ingatanku
Mereka berdua yang kekasihi menjadi jasad di depan mataku
Menyusul kepergiaan kepada Sang Pemilik jiwa setelah Abi dan kakak tertuaku..

Segala perlengkapan telah kami persiapkan


Strategi telah kami rancang
Saatnya untuk menyambut kemenangan
Aku dan kakakku berjalan pada arah yang bersimpangan
Menuju titik sasaran yang telah kami targetkan
Lebaran bagi kami berdua, dahsyat dan riang

Via telepon seluler aku dan kakakku saling mengucapkan salam terakhir
Selepas itu pula tubuh ini hancur.. semoga bersama hancurnya markas2 kafir
Ya Rabb, terimalah ruh kami ...

Anda mungkin juga menyukai