Menurut Turner (1960), fasies metamorfisme secara garis besar dapat dibagi
menjadi dua bagian yakni fasies metamorfosa kontak dan fasies metamorfosa regional.
1. Fasies Metamorfosa Kontak
Turner (1960) membagi fasies dari metamorfosa kontak berdasarkan penambahan suhu
(baik tekanan air konstan maupun berkurang). Metamorfosa kontak disini berarti
pengaruh suhu sangat dominan, sedangkan tekanan tidak begitu dominan. Dibagi
menjadi 4 fasies yaitu :
a)
Fasies ini biasanya berkembang di bagian paling luar dari suatu kontak sehingga proses
rekristalisasi dan reaksi metamorfosa seringkali tidak sempurna. Pencirinya adalah
adanya struktur relict atau sisa yang tidak stabil.
Fasies ini terbentuk pada tekanan dan suhu yang relatif rendah. Penamaan fasies ini
didasarkan pada dua kandungan mineral utamanya yakni albit (plagioklas) dan epidot
(garnet). Hornfels sendiri adalah nama salah satu batuan metamorf yang khas terbentuk
pada zona metamorfisme kontak, dimana batuan asal biasanya berbutir halus.
Dalam fasies ini dicirikan oleh kemunculan mineral berikut :
Dalam meta-basites :
Albite, epidote, actinolite, klorit, atau kuarsa.
Dalam meta-pelites :
Muscovite, biotite, klorit, atau kuarsa.
b)
Fasies ini mempunyai ciri khusus yaitu tidak ditemukan klorit dan muncul untuk pertama
kalinya mineral diopsid, andradite, kordierit, hornblende, antofilit, gedrit, dan
cumingtonit.
Fasies ini terbentuk pada tekanan yang rendah, tetapi dengan suhu yang sedikit lebih
tinggi daripada fasies hornfels albit-epidot. Walaupun penamaannya menggunakan
hornblende, namun kemunculan mineral tidak hanya dibatasi oleh mineral itu saja.
Dalam fasies ini dicirikan oleh kemunculan mineral berikut :
Dalam meta-basites :
Hornblende, plagioclase, diopside, anthophyllite / cummingtonite, atau kuarsa.
Dalam meta-pelites :
Muscovite, biotite, andalusite, kuarsa, kordierit, atau plagioclase.
Dalam batuan miskin K2O / batuan meta-sedimen :
Kordierit, anthophyllite, biotite, kuarsa, atau plagioclase.
Dalam dolostone kaya Si :
Dolomit, kalsit, tremolite, atau talk.
c)
Fasies ini oleh Winkler (1967) disebut fasies Hornfels K.Feldspar Kordierit, karena
kedua mineral tersebut muncul pertama kalinya di fasies ini. Fasies ini terbentuk pada
suhu yang tinggi dan tekanan yang rendah. Mineral pencirinya adalah orthopiroksen.
Dalam fasies ini dicirikan oleh kemunculan mineral berikut :
Dalam meta-basites :
Orthopyroxene, clinopyroxene, plagioclase, olivin atau kuarsa.
Dalam meta-pelites :
-
d)
Fasies Sanadinit
Fasies sanadinit adalah salah satu fasies langka karena kondisi pembentukannya
memerlukan suhu yang sangat tinggi, tetapi tekanannya rendah. Oleh karenanya,
kondisi ini hanya bisa dicapai di sekitar daerah metamorfosa kontak tetapi dengan syarat
suhu tertentu. Karena jika suhu terlalu tinggi, maka batuan bisa melebur.
Dalam fasies ini dicirikan oleh kemunculan mineral berikut :
Dalam meta-pelites :
Kordierit, Mullite, Sanidine, Tridimit (sering diubah untuk Kuarsa), atau Kuarsa.
Dalam karbonat :
-
atau diopside (juga tilleyite, spurrite,merwinite, larnite dan langka lainnya Ca atau Ca
Mg-silikat).
2. Fasies Metamorfosa Regional
Fasies ini meliputi daerah yang penyebarannya sangat luas dan selalu dalam bentuk
sabuk pegunungan (orogenic). Dibagi menjadi 7 fasies yaitu :
a)
Fasies Zeolit
Fasies Zeolit adalah fasies metamorf tipe regional dengan derajat terendah, dimana jika
suhu dan tekanan berkurang maka akan terjadi proses diagenesa. Pada batas diagenesa
dan metamorfisme regional, akan terjadi pengaturan kembali mineral lempung,
kristalisasi pada kuarsa dan K-feldspar, terombaknya mineral temperatur tinggi dan
pengendapan karbonat. Bila perubahan ini terjadi pada butiran yang kasar, maka akan
memasuki metamorfosa dengan fasies Zeolit.
Dalam fasies ini dicirikan oleh kemunculan mineral berikut :
Dalam batuan meta-beku dan greywackes :
-
Fasies Prehnite-Pumpellyite
Fasies ini terbentuk dengan kondisi suhu dan tekanan rendah, tetapi sedikit lebih tinggi
daripada fasies Zeolit. Penamaan fasies ini berasal dari kandungan dua mineral dominan
yang muncul yakni mineral prehnite (a Ca Al phyllosilicate)
dan pumpellyite (a sorosilicate).
Dalam fasies ini dicirikan oleh kemunculan mineral berikut :
Dalam batuan meta-beku dan greywackes :
-
Terbentuk pada tekanan dan temperatur yang menengah, tetapi temperatur lebih besar
daripada tekanan. Fasies ini merupakan salah satu fasies yang penyebarannya sangat
luas. Nama fasies ini sendiri diambil dari warna mineral dominan penyusunnya yakni ada
klorit dan epidot. Batuan yang termasuk dalam fasies ini bisa batusabak, filit, dan sekis.
Dalam fasies ini dicirikan oleh kemunculan mineral berikut :
Dalam meta-basites :
Albite, klorit, epidote, actinolite, atau kuarsa.
Dalam meta-greywackes :
Albite, kuarsa, epidote, muscovite, atau stilpnomelane.
Dalam meta-pelites :
-
Terbentuk pada tekanan dan temperatur yang menengah, tetapi temperatur lebih kecil
daripada tekanan. Fasies ini merupakan salah satu fasies yang penyebarannya sangat
luas. Nama fasies ini sendiri diambil dari warna mineral dominan penyusunnya yakni ada
glaukofan, lawsonite, jadeite, dll. Contoh batuan asal yang bisa membentuk fasies ini
ialah basalt, tuff,greywacke dan rijang.
Dalam fasies ini dicirikan oleh kemunculan mineral berikut :
Dalam meta-basites :
Glaucophane, lawsonite, klorit, sphene, epidote, phengite, paragonite, atauomphacite.
Dalam meta-greywackes :
Kuarsa, jadeite, lawsonite, phengite, glaucophane, atau klorit.
Dalam meta-pelites :
Phengite, paragonite, carpholite, klorit, atau kuarsa.
Dalam batuan karbonat granular :
Aragonite.
e)
Fasies Amfibolit
Fasies amfibolit terbentuk pada tekanan menengah dan suhu yang cukup tinggi.
Penyebaran fasies ini tidak seluas dari fasies sekis hijau. Batuan yang masuk dalam
fasies ini adalah pelitik, batupasir-feldspatik, basal, andesit, batuan silikat-kapur,
batupasir kapuran dan serpih amfibolit.
Dalam fasies ini dicirikan oleh kemunculan mineral berikut :
Dalam meta-basites :
Hornblende, plagioclase, epidote, garnet, cummingtonite, diopside, ataubiotite.
Dalam meta-pelites :
Biotite, muscovite, kuarsa, plagioclase, garnet, staurolite, kyanite, atausillimanite.
Dalam Si-dolostones :
-
Dolomit, kalsit, tremolite, atau talk (tekanan dan temperatur yang lebih rendah).
Dolomit, kalsit, diopside, atau forsterit (tekanan dan temperatur yang lebih tinggi).
f)
Fasies Granulit
Fasies ini terbentuk pada tekanan rendah hingga menengah, tetapi pada suhu yang
tinggi. Fasies ini adalah hasil dari metamorfosa derajat tinggi, merupakan metamorfosa
yang paling bawah dari kelompok gneissic.
Dalam fasies ini dicirikan oleh kemunculan mineral berikut :
Dalam meta-basites :
-
sangat tinggi).
g)
Fasies Eklogit
Fasies metamorf yang paling tinggi, terbentuk pada tekanan yang sangat tinggi dan suhu
yang besar jauh di dalam bumi. Batuan ini biasanya sangat keras karena terbentuk pada
kedalaman yang besar di dalam bumi.
Dalam fasies ini dicirikan oleh kemunculan mineral berikut :
Dalam meta-basites :
Omphacite, garnet, kyanite, kuarsa, hornblende, atau zoisite.
Dalam meta-granodiorite :
Kuarsa, phengite, jadeite, omphacite, atau garnet.
Dalam meta-pelites :
-