Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode observasi merupakan metode assesment yang tertua dalam psikologi. Metode
observasi telah digunakan untuk mengobservasi perilaku verbal maupun non - verbal. Begitu
pula halnya dengan ujian masuk perguruan tinggi. Metode observasi paling banyak digunakan
dalam mengkaji perkembangan dan pendidikan anak. Observasi langsung merupakan bagian
penting dari proses penemuan, dalam pengajaran maupun penelitian.
Observasi merupakan sarana untuk menggeneralisasi hipotesis atau ide. Pemahaman yang
diperoleh dari observasi tersebut dapat dijadikan landasan untuk merancang aktivitas yang akan
dilakukan dalam proses pembelajaran di sekolah. Observasi dapat digunakan sebagai sarana
untuk menjawab suatu pertanyaan khusus/spesifik. Observasi dapat memberikan gambaran yang
lebih realistik tentang suatu peristiwa atau perilaku, dibandingkan metode pengumpulan
informasi lainnya . melalui observasi dimungkinkan untuk mengukur perilaku anak yang tidak
dapat diukur dengan alat lain, misalnya pada anak yang memiliki kemampuan bahasa terbatas
dan mengalami kesulitan .melalui observasi dimungkinkan bagi peneliti atau praktisi untuk
memahami perilaku anak dengan lebih baik , observasi dapat menjadi sarana dalam melakukan
evaluasi.
B. Rumusan Masalah
Sebelum melakukan pembahasan lebih lanjut, maka perlu dikemukakan batasan masalah
yang akan di teliti dalam penilitian ini agar diperoleh pemahaman yang lebih baik.
1. Apa pengertian observasi?
2. Apa fungsi dan tujuan observasi?
3. Apa manfaat observasi?
4. Sebutkan jenis-jenis observasi!
5. Sebutkan kekurangan dan kelebihan observasi!
6. Bagaimana cara merancang observasi?
7. Berikanlah contoh observasi
BAB II

KAJIAN TEORI
A. Pengertian Observasi
Istilah observasi berasal dan bahasa Latin yang berarti melihat dan memperhatikan.
Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang
muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi
menjadi bagian dalam penelitian berbagai disiplin ilmu, baik ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu
sosial, Observasi dapat berlangsung dalam konteks laboratoriurn (experimental) maupun konteks
alamiah.
Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomenafenomena yang diselidiki secara sistematik. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak
hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pengamatan tidak langsung misalnya melalui questionnaire dan tes.
Observasi harus dilakukan pada beberapa periode waktu. Walaupun tidak ada ketetapan
waktu khusus pada pelaksanaan pengamatan, akan tetapi semakin lama dan semakin sering
dilakukan, akan memantapkan reliabilitas hasil pengamatan. Selain itu, teknik ini perlu dilakukan
pada situasi berbeda dan situasi natural karena tingkah laku yang alami atau apa adanya akan
tampil pada situasi yang alami.
Pengamatan juga harus dilakukan dalam konteks situasi keseluruhan. Dan data hasil
pengamatan harus diintegrasikan dengan data lain. Saat melakukan analisis hal yang sangat
penting adalah menyertakan semua data atau hal tentang objek yang diamati
Kegiatan pengamatan juga harus dilakukan pada kondisi yang baik. Pengamat yang lelah,
situasi yang tidak menguntungkan atau banyak gangguan akan mempengaruhi hasil pengamatan
Observasi merupakan kegiatan yang memperhatikan secara akurat, kemudiam mencatat
fenomena yg muncul selanjutnya melihat hubungan antar aspek dlm fenomena tersebut.
Pengertian observasi Menurut Patton (1990: 201 dalam Poerwandari, 1998: 63)
menegaskan observasi merupakan metode pengumpulan data esensial dalam penelitian, apalagi
penelitian dengan pendekatan kualitatif. Agar memberikan data yang akurat dan bermanfaat,
observasi sebagai metode ilmiah harus dilakukan oleh peneliti yang sudah melewati latihanlatihan yang memadai, serta telah mengadakan persiapan yang teliti dan lengkap
Pengertian observasi Menurut Moleong

tidak memberikan batasan tentang observasi, tetapi menguraikan beberapa pokok persoalan
dalam membahas observasi, diantaranya:
alasan pemanfaatan pengamatan,
macam-macam pengamatan dan derajat peranan pengamat (Moleong, 2001: 125).
Pengertian observasi Menurut Flick (2002: 135)
menjelaskan tentang observasi sebagai berikut: disamping kemampuan berbicara dan
mendengarkan sebagaimana digunakan dalam wawancara-wawancara, observasi merupakan
keterampilan harian lain sebagai secara metodelogis disistematisir dan diterapkan dalam
penelitian kualitatif. Tidak hanya persepsi visual tetapi juga persepsi berdasarkan pendengaran,
perasaan dan penciuman yang diintegrasikan.
Pengamatan merupakan teknik pegumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja,
melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala-gejala yang diselidiki
Sebagai salah satu teknik nontes observasi memiliki nilai :
(a). Memberikan informasi yang tidak mungkin didapat melalui teknik lain.
(b). Memberikan tambahan informasi yang sudah didapat melalui teknik lain,
(c). Dapat menjaring tingkah laku nyata bila sebelumnya tidak diketahui.
(d). Pengamatan bersifat selektif.
(e). Pengamatan mendorong perkembangan subjek pengamatan
B. Fungsi dan Tujuan Observasi
fungsi dari diadakannya observasi:
1. untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah
disusun sebelumnya.
2. untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung
3. Sebagai metode pembantu dalam penelitian yang bersifat eksploratif. Bila kita belum
mengetahui sama sekali permasalahan, biasanya penelitian-penelitian pertama dilakukan melalui
pengamatan di tempat-tempat gejala terjadi.
4. Sebagai metode pembantu dalam penelitian yang sifatnya sudah lebih mendalam. Dalam hal
ini,biasanya observasi dijadikan sebagai metode pembantu untuk menunjang wawancara sebagai
metode utama. Observasi akan membantu untuk mengontrol/memeriksa di lapangan, seberapa
jauh hasil wawancara tersebut sesuai dengan fakta yang ada.

5. Sebagai metode utama dalam penelitian. Penelitian-penelitian yang menyangkut tingkah laku
bayi maupun hewan akan mempergunakan metode observasi.
Tujuan diadakannya observasi :
Dalam melakukan pengamatan, konselor harus memiliki kriteria spesifik untuk melakukan
observasi. Kita melakukan observasi untuk suatu tujuan, oleh karena itu kita melihat karakteristik
individu untuk mencapai tujuan tersebut. Hal itu menjadi dasar untuk mengidentifikasi kriteria
spesifik yang akan mengarahkan pada kita apa yang akan diamati.
Tujuan tersebut adalah:
1. Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah,
sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checkingin atau pembuktian terhadap
informasi / keterangan yang diperoleh sebelumnya
2. Mendeskripsikan kejadian, orang, kegiatan dan maknanya bagi mereka (bukan bagi observer).
3. Memperoleh data ilmiah yang akan digunakan untuk penelitian maupun untuk

tujuan

assesment.
4. untuk dapat mendeskripsikan Setting yang akan dipelajari atau di teliti, dengan observasi ini
juga kita dapat mengetahui siapa saja orang-orang yang terlibat dalam aktifitas yang di teliti,
selain itu kita juga dapat mengetahui makna dari setiap kejadian

yang terjadi.

5. mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang


yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dan perspektif mereka terlibat dalam
kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus kuat, faktual, sekaligus teliti tanpa harus
dipenuhi
Observasi

berbagai
perlu

hal
dilakukan

yang
karena

tidak
beberapa

alasan,

relevan.
yaitu:

1. Memungkinan untuk mengukur banyak perilaku yang tidak dapat diukur dengan
menggunakan alat ukur psikologis yang lain (alat tes). Hal ini banyak terjadi pada anak-anak.
2. Prosedur Testing Formal seringkali tidak ditanggapi serius oleh anak-anak sebagaimana orang
dewasa,

sehingga

sering

observasi

menjadi

metode

pengukur

utama.

3. Observasi dirasakan lebih mudah daripada cara peugumpulan data yang lain. Pada anak-anak
observasi menghasilkan informasi yang lebih akurat daripada orang dewasa. Sebab, orang
dewasa akan memperlihatkan perilaku yang dibuat-buat bila merasa sedang diobservasi.
C. Manfaat Observasi

Manfaat dari Observasi adalah sebagai peneliti kita jadi lebih memahami suatu kejadian
yang di teliti lebih baik dan lebih dalam, kadang peneliti juga manemui hal-hal baru dari
penelitiannya tidak hanya membuktikan hal-hal yang sudah di perkirakan, hasil penelitian dari
observasi biasanya deskriptif sehingga membuat peneliti menjadi lebih objektif dan terbuka
terhadap permasalahan yang di teliti.
Mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks yang diteliti atau yang terjadi.
Peneliti lebih bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan daripada pembuktian, dan
mendekati masalah secara induktif.
Penelitidapat melihat hal-hal yang oleh partisipan kurang disadari atau partisipan kurang
mampu merefleksikan pemikiran tentang pengalaman itu.
Memperoleh data tentang hal-halyang tidak diungkapkan secara terbuka dengan wawancara.
Mengatasi persepsi selektif yang biasanya dimunculkan individu pada saat wawancara
Memungkinkan peneliti merefleksi dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan
Impresi dan perasaan pengamat menjadi bagian untuk memahami fenomena
D. Jenis-jenis Observasi
Pada pelaksanaan pengamatan, dikenal beberapa jenis pengamatan yang dapat digolongkan
dasi segi keterlibatan peranan observer, yaitu pengamatan partisipasi (participant abservation),
pengamatan nonpartisipasi (nonparticipant observation), pengamatan kuasi partisipasi,
sedangkan dari segi perencanaan dapat digolongkan pada, yaitu: pengamatan sistematis atau
tersruktur (systematic or structured observation) dan pengamatan nonsistematis atau tidak
terstruktur, selain itu observasi juga dapat digolongkan dari situasinya, yaitu : situasi bebas (free
situation/uncontrolled situation), situasi yang dimanipulasi (manipulated situation/experimental
situation) dan percampuran antara dua situasi ( partially controlled situation observation).
1. Pengamatan partisipasi
Pada pengamatan jenis ini, pengamat(konselor) turut mengambil bagian dari situasi
kehidupan dan situasi dari individu(peserta didik) yang diobservasi. Misalnya konselor ikut
berpartisipasi dalam berbagai aktivitas yang dilakukan peserta didik disekolah, misalnya saat
berolahraga, saat pramuka, dan sebagainya sehingga konselor dapatmengamati tingkah laku dan
sifat-sifat peserta didik yang ingin diketahui saat diamati.
2. Pengamatan nonpartisipasi

Pada pengamatan jenis ini, pengamat (konselor) tidak turut mengambil bagian secara
langsung didalam situasi kehidupan dan situasi dari individu (peserta didik) yang diobservasi.
Tetapi berperan sebagi penomton. Misalnya konselor mengamati peserta didik saat melakukan
berbagai aktivitas di sekolah. Seperti saat peserta didik bermain dengan teman-temannya.
Berolahraga, mengikuti pelajaran di kelas, mengikuti upacara, pramuka, dan lain sebagainya.
Sehingga konselor dapat mengamati tingkah laku, relasi sosial dan sifat-sifat peserta didik yang
ingin diketahui saat diamati
3. Pengamatan sistematis/terstruktur
Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan kerangka rencana terlebih dahulu, dimana
sudah ditetapkan tujuan pengamatan, individu yang akan diamati, waktu dan tempat pengamatan,
frekuensi dilakukan pengamatan, apa yang akan diamati, metode pencatatan hasil pengamatan
yang akan digunakan, siapa yang akan melakukan pengamatan, dan lain sebagainya.
Pada pengamatan ini gejala, perilaku, atau sifat-sifat peserta didik yang akan diamati telah
ditentukan kategorinya, sehingga pengamat tinggal melakukan pengecekan.
4. Pengamatan nonsistematis
Pada pengamatan ini tetap dilakukan perencanaan, hanya saja materi atau fokus apa yang
akan diamati belum dibatasi atau dikategorisasi. Sehingga gejala yang diamati geraknya lebih
luas tidak terbatas pada hal-hal yang dikategorikan, kalau ada kategorisasi pengamat tinggal
memberikan tanda cek, sedangkan pada jenis nonsistematis, pengamat bisa mencatat hal-hal
yang dianggap penting dan menonjol pada proses pengamatan.
5. Free situation
Pengamatan yang dilakukan pada situasi bebas, tidak dibatasi bagaimana jalannya
pengamatan dan dalam situasi yang tidak terkontrol. Misalnya melakukan pengamatan terhadap
berbagai aktivitas peserta didik selama di sekolah.
6. Manipulasi situasi
Pengamatan yang situasinya sengaja diadakan, memasukan berbagai faktor atau variabel
kondisi yang diperlukan untuk memunculkan perilaku yang diharapkan. Biasanya pengamatan
ini lebih banyak dilakukan pada format eksperimen.
7. Percampuran antara dua situasi
Merupakan percampuran antara situasi bebas dan manipulasi situasi , Sebagian situasi
sengaja dikondisikan sehingga sifatnya terkontrol dan sebagian lagi tetap dalam situasi bebas

E. Kelebihan dan Kekurangan Observasi


Kelebihan dan kekurangan
Sebagai salah satu metode teknik konseling nontes, observasi memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan, sehingga beberapa antisipasi pada saat melakukan perencanaan dan pada saat
melakukan pengumpulan data melalui metode pengamatan.
Untuk itu akan dipaparkan kelebihan dan kekurangan metode pengamatan berikut ini:
Kelebihan observasi
(a). Membarikan informasi yang tidak mungkin didapat melalui teknik lain.
(b). Memberi tambahan informasi yang sudah didapat melalui teknik lain
(c). Dapat menjaring tingkah laku nyata bila saat observasi tidak diketahui
(d). Pengamatan bersifat selektif.
(e). Pengamatan mendorong perkembangan subjek pengamatan.
Kekurangan observasi
(a). Observasi tidak dapat dilakukan terhadap beberapa situasi atau beberapa peserta didik
sekaligus
(b). Hasil pengamatan pada suatu kejadian tidak dapat diulang pada waktu lain.
(c). Untuk mendapatkan gambaran menyeluruh dan ketepatan hasil, pengamatan perlu dilakukan
beberapa kali sehingga memerlukan waktu yang panjang
(d). Penafsiran terhadap hasil observasi sering kali bersifat subjektif, sehingga diperlukan
keterlibatan beberapa orang pengamat
(e). Sikap pengamat, jarak waktu yang panjang antara satu situasi dengan situasi yang diamati,
dan objektivitas pencatatan akan sangat mempengaruhi validitas pengamatan.
(f). Orang akan salah tingkah jika ia tahu menjadi objek observasi yang dapat menyebabkan
tidak alaminya pengamatan
F. Pedoman Observasi
Langkah Penyusunan Pedoman Observasi
Penyusunan skala penilaian perlu dilakukan dengan tepat agar benar-benar menggambarkan
kriteria tingkah laku atau sifat-sifat peserta didik yang akan diamati. Adapun langkah-langkah
pembuatan skala penilaian, dapat dilihat berikut ini:
1. Menetapkan tujuan
2. Mengidentifikasi tem atau kriteria yang akan digunakan.

3. Melakukan identifikasi deskriptor dari setiap kriteria yang telah ditetapkan


4. Mengidentifikasi proses evaluasi (menetapkan klasifikasi penilaian yang digunakan, banyaknya
interval skala, menetapkan evaluator, menyediakan kolom komentar, dsb)
5. Membuat format skala penilaian
6. Membuat pedoman pengisian yang jelas
Contoh langkah penyusunan skala penilaian numerik:
1. Tujuan : mengidentifikasi potensi peserta didik Drop out
2. Kriteria yang akan diamati;
(a). Minat di sekolah
(b). Relasi dengan teman sebaya
(c). Relasi dengan guru
(d). Gaya dalam memecahkan masalah
3. Membuat deskriptor dari setiap kriteria.
(a). Minat di sekolah, antara lain, perhatian di kelas, partisipasi pada kegiatan kelas,
kesiapan untuk belajar
(b). Relasi dengan sebaya, antara lain frekuensi dan kebiasaan interaksi, sikap teman,
persahabatan dengan sebaya
(c). Relasi dengan guru, antara lain, frekuensi dan kebiasaan interaksi, sikap terhadap guru,
sikap guru.
(d). Gaya pemecahan masalah antara lain keterampilan mengatasi masalah, dapat mengatasi
frustasi dan kegagalan, kebiasaan saat bekerja, dsb.
G. Cara Merangcang Observasi
Cara merancang observasi pengamatan meliputi penyusunan pedoman pengamatan,
pelaksanaan pengamatan dan melakukan analisis hasil pengamatan
1. Penyusunan pedoman pengamatan
Sebelum melakukan pengamatan, konselor perlu merancang pedomannya agar proses
pengamatan tetap terarah dan data yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Langkah penyusunan pedoman pengamatan yaitu:
A. Menetapkan tujuan pengamatan
B. Menetapkan bentuk format pencatat hasil pengamatan sesuai tujuan

C. Membuat format pencatat hasil pengamatan, apakah akan digunakan catatan anekdot atau skala
penilaian(penilaian numerik, skala penilaian grafis dan daftar cek). Untuk mendapat gambaran
tentang prosedur pembuatan , lakukan sesusai dengan langkah-langkah pembuatan dan contoh
format pencatatan hasil pengamatan.
D. Melakukan uji coba pedoman pengamatan. Untuk memperoleh data yang objektif, maka setelah
pedoman pengamatan selesai disusun, perlu dilakukan uji coba pengamatan, Langkah ini juga
untuk mengetahui apakah skala penilaian yang akan digunakan reliabel atau tidak.
2. Pelaksanaan pengamatan
Pada saat konselor melakukan pengamatan, perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini.
A. Menetapkan peserta didik yang aka diamati (subjek pengamatan) sesuai tujuan.
B. Menetapkan jadwal dan tempat pengamatan
C. Menetapkan jumlah peserta didik yang akan diamati
D. Menetapkan jumlah konselor yang akan berfungsi sebagai pengamat.
E. Mempersiapkan format pencatat hasil dan alat perekam gambar sesuai kebutuhan.
F. Mengambil posisi yang tidak diketahui subjek pengamatan, sehingga kehadiran pengamat tidak
menarik perhatian subjek. Kemudian melaksanakan pengamatan,
G. Selama proses pengamatan, konselor harus melakukan pemusatan perhatian pada situasi dan
tingkah laku yang diamati. Setiap pengamat harus mencatat segera dengan cermat dan teliti
setiap tingkah laku dan situasi yang terjadi saat tingkah laku muncul seperti apa adanya, pada
format pencatatan hasil pengamatan yang sudah disiapkan atau melakukan perekaman tanpa
diketahui peserta didik yang diamati. Untuk menjaga validitas hasil pengamatan pada saat
melakukan pencatatan, konselor sebagai pengamat tidak memasuka pendapat, pandangan ,dan
penilaian apapun terhadap situasi dan tingkah laku yang diamati.Hasil pengamatan perlu
didokumentasikan untuk menjaga kerahasiaan dan data hanya akan digunakan untuk kepentingan
proses membantu peserta didik.
H. Menutup pengamatan dengan membuat kesimpulan hasil pengamatan bersama dengan seluruh
pengamat

3. Analisis hasil pengamatan


A. Hasil pencatatan atau perekaman proses pengamatan yang dilakukan oleh setiap pengamat
dikumpulkan
B. Setiap pengamat melakukan penskoran dan membuat deskripsi hasil pengamatannya.
C. Hasil pencatatan dan perekaman seluruh pengamat peserta didik, diidentifikasi dan dikelompokkan
sesuai dengan pokok-pokok tingkah laku yang diamati dan pencapaian tujuan yang ditetapkan.
Ini dilakukan dalam tim pengamat.
D. Kemudian secara bersama-sama melakukan analisi dan sintesa hasil pengamatan dan menarik
kesimpulan, sehingga memperkecil kemungkinan terjadi bias hasil dan menjaga objektivitas
hasil pengamatan
H. Alat Pencatat Observasi
Pada metode pengamatan, seseorang pengamat dalam hal ini konselor memerlukan alat
untuk mencatat berbagai informasi hasil pengamatannya dengan cara yang tepat dan sistematis,
sehingga hasil yang diperoleh merupakan gambaran apa adanya, objektif sesuai dengan situasi
dan kondisi saat dilakukan pengamatan. Pada pengamatan ada beberapa alat pencatat yang
digunakan sesuai dengan tujuannya, adapun beberapa alat pencatat observsi adalah catatan
anekdot dan skala penilaian
1. Catatan anekdot
Merupakan alat pencatat pengamatan yang dapat digunakan untuk menggambarkan atau
mendeskripsikan tingkah laku atau ucapan yang didengar dari individu atau kelompok yang
diamati pada suatu konteks kejadian dalam situasi seperti apa adanya.
2. Skala penilaian
Skala penilaian merupakan metode mengandung penilaian dari pengamat terhadap orang
yang diamati. Nilai skala ini terletak pada kebermaknaan karakteristik-karakteristik yang akan
dinilai. Karakteristik yang akan dinilai berupa tingkah laku maupun sifat yang ditunjukan oleh
individu yang diamati.
Format skala penilaian memiliki beberapa tipe, antara lain skala penilaian numerik skala
penilaian grafis dan skala penilaian grafis.

(a). Skala penilaian numerik : menggunakan gradai skor angka mulai dari yang paling rendah sampai
yang paling tinggi.Skala angka yang digunakan dapat memiliki rentang lima sampai tujuh, yang
diikuti dengan penjelasan singkat tentang tingkatan penilaian tingkah laku atau sifat yang akan
diamati.
(b). Skala penilaian grafis : merupakan format skala yang menggunakan suatu garis kontinum.
Dimana titik gradasi ditunjukan pada garis dengan menyajikan rangkaian deskripsi singkat
dibawah garisnya.
(c). Daftar cek berisi aspek-aspek yang mungkin terdapat pada situasi, tingkah laku, maupun kegiatan
peserta didik yang menjadi pusat perhatian. Penyusunan alat ini direncanakan dengan sistematis,
dan sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. Bentuknya berupa format yang efesien dan efektif,
dapat diperiksa validitas dan reliabilitasnya, bersifat kuantitatif, dan hasilnya diolah sesuai
tujuannya
BAB III
PENUTUP
A.Saran
Dalam melakukan observasi ada baiknya memilih objek observasi yang baik , bukan yang
sembarangan agar hasil dari observasi dapat optimal, kemudian lakukan observasi berkelanjutan
agar lebih akurat. Dan dalam melakukan observasi buatlah suasana senarutal mungkin agar tidak
ada kebohongan dalam hasil yang observasi tersebut.
B. Kesimpulan
Observasi merupakan salah satu instrument pengumpulan data yang dapat melengkapi
kekurangan metode lain dalam pengumpulan data. Sebelum melakukan observasi, observer
sebaiknya menentukan tujuan khususnya agar observasi terfokus pada apa yang diinginkan.
Kemudian, Agar observasi dapat efektif dan efisien sebaiknya observer membuat pedoman
observasi terlebih dahulu, lalu kemudian melakukan observasi.
http://daniaactivity.blogspot.com/2014/01/makalah-observasi.html.

Pengertian Metode Observasi Definisi


Menurut Para Ahli Dalam Penelitian

Pengertian Metode Observasi Definisi Menurut Para Ahli Dalam Penelitian - Pengertian
Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara
langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004 :
104).
Metode observasi sering kali diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada subyek penelitian. Teknik observasi sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematik hendaknya dilakukan pada subyek yang secara aktif mereaksi
terhadap obyek. Adapun kriteria yang hendak diperhatikan oleh observeser antara lain:
Memliki pengetahuan yang cukup terhadap obyek yang hendak diteliti.
Pemahaman tujuan umum dan tujuan khusus penelitian yang dilaksanakannya.
Penentuan cara dan alat yang dipergunakan dalam mencatat data.
Penentuan kategori pendapatan gejala yang diamati.
Pengamatan dan pencatatan harus dilaksanakan secara cermat dan kritis.
Pencatatan setiap gejala harus dilaksanakan secara terpisah agar tidak saling mempengaruhi.
Pemilikan pengetahuan dan keterampilan terhadap alat dan cara mencatat hasil observasi.
Pada dasarnya teknik observasi digunakan untuk melihat dan mengamati perubahan fenomena
fenomena social yang tumbuh dan berkembang yang kemudian dapat dilakukan perubahan atas
penilaian tersebut, bagi pelaksana observaser untuk melihat obyek moment tertentu, sehingga
mampu memisahkan antara yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan. (Margono, 2007:159).

Daftar Pustaka Pengertian Metode Observasi Definisi Menurut Para Ahli Dalam Penelitian
Margono S. Drs. 2007. Metologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK. PT. Rineka Cipta, Jakarta
Riduwan. 2004. metode Riset. Jakarta : Rineka Cipta
http://makalahlaporanterbaru1.blogspot.com/2013/05/pengertian-metode-observasi-definisi.html

Anda mungkin juga menyukai