Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Ade Widyaningsih
2. Afiati Haryani
3. Anggia Mery Anjela
4. Anisah
5. Annisaa Fatma K
6. Anny Rachmawati
7.Aprilia Yusriandari S
8. Aqmarina Nur Lailiani
9. Ariani
10. Ayu Fatonah
11. Birgita Kumalasari
12. Chania Nasuha
Cairan Pleura
Berada pada rongga Pleura, sebagai pelicin gesekan antara
Transudat:
Eksudat:
< 1,016
> 1,016
< 3 gr / 100 cc
> 3 gr / 100 cc
< 0,5
> 0,5
< 200 IU
> 200 IU
< 0,6
> 0,6
Lekosit
>7,3
< 7,3
Glukosa
plasma
< plasma
Amilase
= plasma
>plasma
>75 u
> 75 u
Rivalta
Berat jenis
Kadar protein
Protein plasma
LDH
LDH plasma
PH
Alkali fosfatase
Penegakan Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Radiologi
Lab / Analisa cairan pleura
Proof punksi ( pembuktian dengan melakukan
ANALISA CAIRAN
PLEURA
Pra Analitik
Analitik
Pasca Analitik
PRA ANALITIK
Pengambilan Spesimen
Lanjutan..
Persiapan bahan dan
alat
Stetoskop
Sarung tangan steril
Spuit 5 cc dan 50 cc
Kateter vena No. 14
Blood set
Lidocain 2%
Alkohol 70%
Plester
Three way stopcock
kasa steril
Betadin
Lanjutan..
Prosedur pengambilan sampel
Pasien dipersiapkan dengan posisi duduk atau setengah
Lanjutan..
Bila jumlah cairan yang dibutuhkan untuk diagnostik
Lanjutan..
Dengan bantuan tree way stopcock (jarum pipa dengan
stopkran)
Pasang jarum ukuran 18 pada sisi 1 dari stopkran, selang
infus set pada sisi 2 (untuk pembuangan) dan spuit 50 cc
pada sisi 3 (untuk aspirasi). Teknik:
Tusukkan
TITIK PENUSUKAN
Stopcock
Lanjutan..
Cairan yang diperoleh ditampung dalam 3 botol
penampung :
Botol I : Steril untuk pemeriksaan bakteriologi
Botol II : Di tambah anticoagulant untuk pemeriksaan
rutin
Botol III : Tanpa anticoagulant untuk pemeriksaan
kimia.
Lanjutan..
Yang harus diperhatikan pada waktu pungsi adalah
Pengambilan cairan tidak boleh seluruhnya karena :
Untuk menghindari terjadinya shock
Pada cairan ascites banyak mengandung protein
Guna pemeriksaan :
Untuk menentukan jenis cairan yang diperiksa
Mengusahakan mencari penyebabnya
Syarat pemeriksaan :
Harus dilakukan dengan cepat karena mudah terjadi
desintegrasi, oleh karena itu pemeriksaan yang pertama
kali dilakukan adalah pemeriksaan cytology.
ANALITI
K
MAKROSKOPIS
MIKROSKOPIS
KIMIA
PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS
1. Jumlah
Prinsip:
Ukurlah dan catatlah volume yang didapat
dengan pungsi. jika semua cairan dikeluarkan
jumlah itu memberi petunjuk tentang luasnya
kelainan.
Analitik
Cara kerja :
Masukkan cairan dalam becker glass
Tuang cairan dri becker glass ke dalam gelas
ukur
Lihat volume cairan yang ada pada gelas
2. Warna
Pra analitik
Persiapan pasien : tidak dibutuhkan persiapan khusus
Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus
Prinsip tes
Alat:
Tabung reaksi bersih
Analitik
Cara kerja :
Masukkan cairan kedalam beckerglass
Amati warna cairan secara visual
Interpretasi hasil
Transudat
: kuning muda
Eksudat
: bermacam macam tergantung dari
penyebabnya
Hijau
: bilirubin
Merah
: darah
Putih kekuningan
: pus
Putih susu
: chylus
Biru kehijauan
: bakteri pyocyanus
NORMAL
ABNORMAL
Lanjutan..
3.
Kejernihan
Pra analitik
Persiapan pasien : tidak dibutuhkan persiapan khusus
Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus
Prinsip tes: setiap kelainan memberi kekeruhan yang
berbeda
Alat:
Tabung reaksi bersih
Analitik
Cara kerja
Masukkan cairan kedakm becker glass
amati kekeruhannya
interpretasi hasil
Transudat : jernih
Eksudat : agak keruh
4. Bau
Biasanya baik transudat maupun eksudat tidak
mempunyai bau bermakna, kecuali kalau terjadi
pembusukan protein. Infeksi dengan kuman anaerob
dan oleh E.coli mungkin menimbulkan bau busuk,
demikian adanya bau mengarah ke eksudat.
Pra analitik
Persiapan pasien : tidak dibutuhkan persiapan
khusus
Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus
Prinsip tes: setiap kelainan member bau yang berbeda
Alat:
Tabung reaksi bersih
Analitik
Cara kerja :
Masukkan cairan kedalam becker glass
dekatkan kearah hidung dan kibakan tangan kearah
Lanjutan..
5. Berat Jenis
Harus segera ditentukan sebelum kemungkinan terjadinya
bekuuan. Penetapan ini penting untuk menentukan jenis
cairan. Kalau jumlah cairan yang tersedia cukup, penetapan
dapat dilakukan dengan urinometer, kalau hanya sedikt
sebaiknay memakai refraktometer. Seperti sudah diterangkan,
nilai berat jenis dapat ikut memberi petunjuk apakah cairan
mempunyai ciri-ciri transudat atau eksudat.
Cara kerja :
Interpretasi hasil
Transudat : 1006- 1015
Eksudat : 1018 1030
Bekuan
6. Bekuan
Perhatikan terjadinya bekuan, dan terangkan
sifatnya (renggang, berkeping, berbutir, sangat
halus, dll). Bekuan itu tersusun dari fibrin dan hanya
didapat pada eksudat. Kalau dikira cairan yang
dipungsi barsifat eksudat, campurlah sebagian dari
cairan itu dengan anticoagulant supaya tetap cair
dan dapat dipakai untuk pemeriksaan lain-lain.
Bekuan yang terjadi sangat lambat pada transudat
karena kadar fibrinogen yang rendah disebut
FIBRINOUS SWAB / PELICLE.
Pra analitik
Persiapan pasien : tidak dibutuhkan persiapan khusus
Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus
Prinsip tes: fibrinogen menyebabkan sampel membeku
Alat:
Tabung reaksi jernih
Analitik
Cara kerja :
Interpretasi hasil
Transudat : (-) tidak terjadi bekuan
Eksudat : (+) terjadi bekuan
Pemeriksaan kimia
Pemeriksaan kimia biasanya dibatasi saja kepada kadar glukosa dan
protein dalam cairan itu. Alasannya ialah cairan rongga dalam
keadaan normal mempunyai susunan yang praktis serupa dengan
susunan plasma darah tanpa albumin dan globulin-globulin.
Transudat mempunyai kadar glukosa sama sperti plasma,
sedangkan eksudat biasanya berisi kurang banyak glukosa
teristimewa jika eksudat itu mengandung banyak leukosit.
Protein dalam transudat dan eksudat praktis hanya fibrinogen saja.
Dalam transudat kadar fibrinogen rendah, yakni antara 300-400
mg/dl dan dalam eksudat kadar protein 4-6 g/dl.
Pemeriksaan kimia
1. Percobaan Rivalta
Pra analitik
Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus
Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus
Prinsip :
Analitik
Cara kerja :
Kedalam becker glass 100 ml dimasukkan 100 ml
aquadest.
Tambahkan 1 tetes asam asetat glacial dan
campurlah.
Aduk hingga homogen pH 4 5
Jatuhkan 1 tetes cairan yang diperiksa ke dalam
campuran ini, dilepaskan kira-kira 1 cm dari atas
permukaan.
Perhatikan tetesan itu bercampur dan bereaksi
dengan cairan yang mengandung asam asetat. ada
tiga kemungkinan :
Tetesan itu bercampur dengan larutan asam asetat
tanpa menimbulkan kekeruhan sama sekali. Hasil
test adalah negative.
Tetesan itu mengadakan kekeruhan yang sangat
ringan serupa kabut halus. Hasil test positive
lemah.
Pasca analitik
Interpretasi
Transudat
: membentuk awan kemudian
menghilang
Eksudat : presipitasi putih tenggelam
Catatan :
Cara ini berdasarkan seromucin yang terdapat
dalam eksudat, tetapi tidak dalam transudat.
Percobaan ini hendaknya dilakukan beberapa kali
untuk mendapatkan hasil yang dapat diandali.
Hasil positive didapat pada cairan yang bersifat
eksudat. Transudat biasanya menjadikan test ini
positive lemah. Kalau transudat sudah beberapa
kalii dispungsi, maka transudatpun mungkin
menghasilkan kekeruhan serupa yang dari
eksudat juga. Cairan rongga badan normal, yaitu
2. Kadar protein
Menentukan kadar protein dalam cairan rongga tubuh
dapat membantu klinik dalam membedakan transudat dari
eksudat. Kadar protein dalam transudat biasanya kurang
dari 2,5 g/dl sedangkan eksudat berisi lebih dari 4 g/dl.
Penetapan ini tidak memerlukan cara yang teliti.
Pra analitik
Prosedur kerja
Tetapkan lebih dahulu berat jenis cairan itu.
Kalau berat jenis 1010 atau kurang, adakanlah
pengenceran 5-10 kali. Kalau berat jenis lebih dari
1010 buatlah pengenceran 20 kali.
Lakukanlah penetapan menurut Esbach dengan
cairan
yang
telah
diencerkan
itu.
Dalam
memperhitungkan hasil terakhir ingatlah pengenceran
yang tadi dibuat.
Catatan :
3. Zat lemak
Transudat tidak mengandung zat lemak, kecuali
Analitik
Cara :
Berilah larutan NaOH 0,1 N kepada cairan sehingga menjadi lindi.
Lakukan ekstraksi dengan eter. Jika cairan itu menjadi jernih,
putihnya disebabkan oleh chylus.
Jika tidak menjadi jernih, puutihnya mungkin disebabkan oleh
lecithin dalam keadaan emulsi. Untuk menyatakan lecithin
dilakukan test sebagai berikut :
Encerkanlah larutan itu 5x dengan etilalkohol 95%
Panasilah berhati-hati dlam bejana air. Kalau cairan menjadi jernih,
putihnya disebabkan oleh lecithin. Untuk lebih lanjut
membuktikannya teruskanlah percobaan dengan :
Saringlah cairan yang telah menjadi jernih itu dalam keadaan masih
panas.
Filtratnya ditampung dan diuapkan diatas air panas sampai volume
menjadi sebesar semula (sebelum diberi etilalkohol) dan biarkan
menjadi dingin lagi.
Kalau menjadi keruh lagi, adanya lecithin terbukti. Kekeruhan itu
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
Menghitung jumlah sel dalam cairan eksudat atau transudat tidak
jenis
sel
biasanya
hanya
membedakan dua golongan jenis sel yaitu
golongan yang berinti satu yang digolongkan
dengan nama limfosit dan golongan sel
polinuklear atau segment. Dalam golongan
limfosit ikut terhitung limfosit, sel-sel mesotel, sel
plasma, dsb.
Perbandingan banyak sel dalam golongan
golongan itu memberi petunjuk kearah jenis
radang yang menyebabkan atau menyertai
eksudat itu.
Pra analitik
Persiapan pasien : tidak dibutuhkan persiapan
khusus
Persiapan sampel : sampel harus diperiksa
paling lambat 1 jam setelah pengambilan untuk
mencegah degenerasi sel yang ada. Sampel
dapat langsung dari cairan aspirasi atau dari
sedimen cairan pleura yang telah disentrifus
(paling baik).
Metode
Giemsa atau Wright Stain
Prinsip
Endapan cairan dibuat hapusan, kemudian
diwarnai dengan pewarnaan tertentu
(Giemsa/Wright) maka sel lekosit akan
Analitik
Cara :
Sedian apus dibuat dengan cara berlain-lainan
tergantung sifat cairan itu :
jika cairan jernih, sehingga diperkirakan tidak
mengandung banyak sel, pusinglah 10-15 ml
bahan. Cairan atas dibuang dan sediment dicampur
dengan beberapa tetes serum penderita sendiri.
Buatlah sediaan apus dari campuran itu.
Kalau cairan keruh sekali atau purulent, buatlah
sediaan apus langsung memakai bahan itu. Jika
terdapat bekuan dalam cairan, bekuan itulah yang
dipakai untuk membuat sediaan tipis.
Pulaan sediaan itu dengan Giemsa atau Wright.
Lakukan hitung jenis atas 100-300 sel. Hitung jenis
Pasca analitik
Interpretasi hasil
Dominasi
limfosit
mendukung
dugaan
neoplasma, limfoma atau tuberkulosis
Dominasi leukosit polimorfonuklear sering pada
pneumonia dan infeksi virus
Eosinofilia pada
efusi pleura (>10 persen)
seringkali tidak spesifik, dapat terjadi pada
alergi, emboli paru, poliarteritis nodusa, infeksi
parasit dan jamur asbestos
2. Pemeriksaan bakteriologi
Pra analitik
Metode : Gram
Prinsip
Analitik
Prosedur Kerja
Setetes
Catatan :
Transudat : Tidak ditemukan bakteri
Eksudat : Ditemukan bakteri
Selain dengan pewarnaan gram, juga bisa
khusus
Persiapan sampel : cairan pengencer adalah
larutan Turk dengan perbandingan 1 : 20, bila
dengan cairan Turk menggumpal maka
diencerkan dengan NaCl 0,9%
Metode
Kamar hitung Improved Neubauer atau Fuchs
Rosenthal.
Prinsip
Jumlah sel lekosit dihitung berdasarkan
pengenceran dalam larutan pengencer dan
Analitik
Cara
Metode manual menggunakan kamar hitung masih
merupakan metode pilihan
Menggunakan kamar hitung Improved Neubauer
Penghitungan dilakukan pada area 9 mm2/9 kotak
kamar hitung
Pipet larutan Turk dengan pipet leukosit dari Thoma
sampai tanda 1
Pipet sampel sampai tanda 11 (pengenceran 10/9 kali)
Campur 3 4 menit masukkan ke kamar hitung
Lihat dibawah mikroskop dengan pembesaran obyektif
10 kali
Hitung jumlah leukosit di seluruh kamar hitung 3 mm x
3 mm, kedalaman 0,1 mm
Pasca analitik
Interpretasi hasil
Jumlah leukosit <1000/mm3 transudat
Jumlah leukosit antar 500 2500 /mm3
neoplasma dan tuberkulosis
Jumlah leukosit >10.000 / mm3 dengan
dominasi sel polimorfonuklear seringkali karena
infeksi piogenik
Pra analitik
Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus
Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus
Metode : kinetik UV
Prinsip
Lactate + NAD+
pyruvate +
NADH + H+
NADH akan mengoksidasi secara langsung
dengan bantuan aktivasi LDH dan diukur
dengan fotometer.
Analitik
Cara kerja
Masukkan 50 l sampel ke dalam tabung mikro,
lalu letakkan dalam rak sampel sesuai nomor
pemeriksaan
Tempatkan reagen pada rak reagen sesuai
program tes LDH
Masukkan nomor identitas penderita dan
program tes
Pengukuran dilakukan secara otomatis
Hasil tes akan keluar pada print out
Nilai rujukan : 100 190 IU
Pasca analitik
Interpretasi:
Transudat : < 200 IU
Eksudat : > 200 IU
Menurut LIGHT dkk criteria untuk eksudat sebagai
berikut:
Ratio protein cairan pleura dengan protein
serum >0,5
LDH cairan pleura > 200 IU
Ratio protein cairan pleura dengan LDH serum
>0,6