menjadi
c. Saluran
pembuangan
(outlet);
saluran
ini
digunakan
untuk
mengeluarkan
kotoran/residu dari digester yang telah mengalami proses fermentasi oleh bakteri.
Residu sudah tidak mengandung biogas.
produksi biogas juga masih dapat dimanfaatkan. Hasil samping biogas yang berupa lumpur
atau yang lebih dikenal dengan sebutan sludge mengandung banyak unsur hara yang dapat
dimanfaatkan menjadi pupuk untuk tanaman.
Pupuk organik yang dihasilkan dari alat keluaran biogas sudah dapat digunakan dan
berkualitas prima. Kandungan unsur haranya yang tinggi sehingga dapat meningkatkan
kesuburan tanah dengan memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Proses pembuatan
pupuk organik dengan memanfaatkan hasil keluaran biogas ini lebih efisien dibandingkan
dengan pembuatan kompos yang memerlukan lahan yang lebih luas serta proses yang
lebih lama. Selain itu, digester yang didesain kedap udara juga mengurangi tingkat
kegagalan
proses
maksimal.
Implikasi Pengembangan Biogas terhadap Lingkungan
Pengembangan biogas yang berbahan baku kotoran ternak merupakan salah satu
alternatif penyediaan energi di tingkat lokal, namun memiliki kontribusi terhadap
pengurangan persoalan lingkungan yang bersifat lokal maupun global. Pada tingkat
lokal, pengembangan
biogas
dapat mengurangi
terjadinya
pencemaran
udara
dan
pencemaran air sungai. Pada tingkat global, pengembangan biogas memberikan kontribusi
dalam mengurangi efek rumah kaca yang dilakukan melalui tiga cara sebagai berikut.
a. Biogas menjadi energi yang mensubstitusi atau menggantikan bahan bakar fosil
dimana penggunaan bahan bakar fosil dapat menyumbang gas-gas rumah kaca dalam
jumlah yang besar.
b. Metana yang dihasilkan secara alami oleh kotoran ternak yang menumpuk merupakan
gas penyumbang
terbesar
pada
efek
rumah
kaca,
bahkan
lebih
besar
akan
terhenti
karena
tidak
ada
insentif
bagi
masyarakat
untuk
mengembangkannya.
Penyediaan energi bagi masyarakat tidak semata-mata menjadi tanggungjawab
pemerintah. Terdapat energi-energi yang pengembangannya memang harus dilakukan oleh
pemerintah, namun terdapat pula energi-energi yang pengembangannya dapat dilakukan oleh
masyarakat. Untuk itu, masyarakat perlu dilibatkan secara aktif dalam mengemban tugas ini
meskipun harus melalui serangkaian proses yang panjang untuk membangun kesadaran dan
kemauan untuk terlibat di dalamnya.
SETS DALAM BIOGAS
Pengembangan teknologi
baru dalam mengolah limbah
peternakan untuk
menghasilkan biogas
(Teknologi)
Rahayu, S., Dyah Purwaningsih, dan Pujianto. 2009. Pemanfaatan Kotoran Ternak
Sapi sebagai Sumber Energi Alternatif Ramah Lingkungan Beserta Aspek Sosio
Kulturalnya. Inotek Volume 13 Nomor 2. FISE Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
http://journal.uny.ac.id/index.php/inotek/article/viewFile/38/13.
Suyitno, M. Nizam, dan Dharmanto. 2010. Teknologi Biogas : Pembuatan,
Operasional, dan Pemanfaatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wahyuni, Sri. 2008. Biogas. Jakarta: Penebar Swadaya.