Anda di halaman 1dari 4

UPAYA INDONESIA DALAM MENERAPKAN DYNAMIC EQUILIBRIUM

DI KAWASAN ASIA TENGGARA

Cita Teranisa
201110360311132
Ilmu Hubungan Internasonal

Dalam keketuaan di Association of South East Asian Nations (ASEAN) di tahun 2011,
terdapat tiga prioritas utama yang dicanangkan Indonesia. Ketiga prioritas tersebut yaitu,
Pertama adalah memastikan kemajuan kawasan demi mencapai komunitas ASEAN 2015;
Kedua, memastikan terpeliharanya tatanan dan situasi di kawasan yang kondusif bagi upaya
pembangunan; Ketiga, Membahas visi ASEAN Community pasca-20151.
Ketiga prioritas Indonesia merefleksikan kepentingan nasional Indonesia melalui
ASEAN. Oleh karena itu, pencapaian ketiga prioritas tersebut menjadi mutlak bagi Indonesia
sebagai bentuk pelaksanaan Polugri bebas-aktif. Terlebih lagi, mengingat bahwa ASEAN
adalah patokan bagi Indonesia dalam bersikap, ASEAN merupakan keluarga bagi Indonesia
dan juga ASEAN adalah masa depan Indonesia2.
Demikian, peran kepemimpinan Indonesia di ASEAN kali ini menjadi sangat penting
untuk menentukan arah perjalanan ASEAN di masa depan sebagaimana diungkapkan Menlu
Marty Natalegawa bahwa,
If Indonesia dont take the initiative to chair ASEAN sooner, we fear there will be a
vacuum of leadership at this moment3
Melihat adanya pemaparan diatas, jelas hal tersebut menekankan bahwa kepemimpinan
Indonesia di ASEAN sangat penting, karena terdapat kepentingan nasional (national interest)
Indonesia dalam upaya menerapkan Keseimbangan Dinamis (Dynamic Equilibrium) dalam
menjabat keketuaan ASEAN.
Semangat Regionalisme Marty Dalam Kerangka National Interest
Bersumber pada konstelasi kawasan regional tersebut, semangat regionalisme seakan
membara kembali dan ingin disongsong oleh Marty Natalegawa melalui strategi dynamic
1

Kemlu. (2012). Diplomasi Indonesia 2011. Jakarta: kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, hal. 178
Yudhoyono, D. S. (2010, Oktober 30). Pidato Presiden RI pada Penutupan KTT Ke-17 ASEAN, Ha Noi, Vietnam,
30 Oktober 2010. Diakses melalui http://www.kemlu.go.id:
http://www.kemlu.go.id/Pages/SpeechTranscriptionDisplay.aspx?Name1=Pidato&Name2=Presiden&IDP=688
&l=id (26/08/2014, 12.08 WIB)
3
Ibid.
2

equilibrium atau lebih akrab disebut sebagai Doktrin Natalegawa. Indonesia menekankan
bahwa tidak boleh terdapat satu dominasi kekuatan utama di kawasan atau disebut sebagai
Keseimbangan Dinamis (Dynamic Equilibrium) memiliki dimensi-dimensi bagi kepentingan
ekonomi Indonesia yang dapat sangat menguntungkan Indonesia apabila dirumuskan dalam
pembuatan kebijakan luar negeri yang lebih kongkrit. Dynamic Equilibrium merupakan
pengejawantahan Polugri Bebas-Aktif dibawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
untuk lebih berperan di kawasan, khususnya Asia Tenggara dan Asia Timur4.
Kepentingan nasional menurut Hans Morgenthau adalah penggunaan kekuasaan
secara bijaksana untuk menjaga berbagai kepentingan yang dianggap paling vital bagi
kelestarian negara. Kepentingan nasional merupakan konsepsi yang sangat umum tetapi
merupakan unsur kebutuhan yang sangat vital bagi negara yaitu mencakup kepentingan
kelangsungan hidup bangsa dan negara, kemerdekaan, keutuhan wilayah, keamanan militer
dan kesejahteraan ekonomi5. Kepentingan nasional juga sangat memperhitungkan strategi
diplomasi berdasarkan kepada kepentingan nasional negara. Kepentingan nasional tersebut
digunakan untuk mengejar power yang bisa digunakan untuk membentuk dan
mempertahankan pengendalian suatu Negara atas Negara lain
Dalam hal ini, penulis melihat bahwasannya terdapat keterkaitan Doktrin
Natalegawa atau yang lebih dikenal dengan istilah Dynamic Equilibrium dengan terhadap
kepentingan ekonomi Indonesia. Dimana hal ini juga didukung bahwasannya terdapat
keterkaitan konektivitas nasional dengan konektivitas kawasan yang tertuang dalam Master
Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 (MP3EI)
dengan Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC)6.
Dynamic Equilibrium dan Langkah Indonesia
Dynamic Equilibrium berarti sikap Indonesia yang bebas dan tak berpihak ditengah
persaingan politik dan ekonomi negara-negara maju ataupun yang sedang bangkit saat ini.
Prinsip tersebut oleh Rizal Sukma dianggap sebagai sikap pragmatis dalam kebijakan luar
negeri, menurutnya prinsip ini sudah menjadi lazim bagi negara-negara di dunia7.
4

Zainuddin Djafar, 2013, Telaah Doktrin Natalegawa Dynamic Equilibrium Terhadap Kepentingan Ekonomi
Indonesia: Studi Kasus Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2011, Jakarta: Pustaka Jaya, hal. 2
5
Hans J. Morgenthau, Politics Amoung Nations, dalam bukunya Mochtar Masoed, Ilmu
Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi, (Jakarta: Penerbit LP3ES, 1994), hal. 18
6
Zainuddin Djafar, 2013, Op.cit, hal. 3
7
Danial Darwis, 2013, Pragmatisme Konsep Politik Luar Negeri Indonesia diakses melalui
http://politik.kompasiana.com/2013/07/27/pragmatisme-konsep-politik-luar-negeri-indonesia-580078.html
(26/08/2014, 12.20 WIB) dalam http://www2.thejakartapost.com/news/2011/01/07/a-critical-reading%E2%80%98natalegawa-doctrine%E2%80%99.html , diakses pada tanggal 24 Juni 2013

Adapun upaya yang telah dilakukan dalam menerapkan Dynamic Equilibrium di


kawasan Asia Tenggara salah satunya adalah ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) yang
berhasil meng-cover kebijakan-kebijakan ACFTA yang begitu bebas, sehingga pada kurva
perkembangan persetujuan ACFTA, dan Indonesia memang terbilang cukup sukses menjalani
ACFTA. Selain itu, Indonesia berusaha menjadi penengah Konflik Laut Cina Selatan dan
konflik Thailand-Kamboja terkait perebutan kuil Preah Vihear, Indonesia dapat dikatakan
sebagai pihak yang berhasil melakukan upaya good offices, bahkan berencana untuk
memediasi kasus ini apabila terlihat diperlukan. Hal ini bukan semata-mata hanya untuk
membuat citra Indonesia harum di mata ASEAN dan global, tetapi dengan landasan semangat
regionalisme kawasan agar ASEAN menjadi suatu kesatuan kawasan regionalisme yang solid
dan diperhitungkan di mata dunia.
Indonesia selaku menjabat keketuaan ASEAN di tahun 2011 selalu berusaha
menunjukkan langkah-langkahnya dalam ketercapaian regionalisme di kawasan Asia
Tenggara ini. Hal ini dibuktikan dengan upayanya dalam mendorong tercapainya prioritas
keketuaan Indonesia sebagai ketua ASEAN. Selain mendorong kemajuan signifikan dalam
pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015, Indonesia juga terus menekankan akan
pentingnya pembangunan arsitektur kawasan yang telah berhasil membawa situasi yang
aman, stabil, dan kondusif di kawasan Asia-Pasifik untuk upaya pembangunan8
Sehingga, dalam tulisan ini penulis menyimpulkan bahwasannya terdapat upaya
Indonesia untuk menerapkan Dynamic Equilibrium dalam kerangka ekonomi melalui Master
Plan on Asean Connectivity (MPAC), meng-cover kebijakan ACFTA dalam sirkulasi
perdagangan bebas, serta dalam kerangka keamanan, Indonesia juga turut andil demi
terciptanya arsitektur kawasan yang stabil, damai, dan membawa kemakmuran melalui
penyelesaian Konflik Laut Cina Selatan dan konflik Thailand-Kamboja terkait perebutan kuil
Preah Vihear.

Zainuddin Djafar, 2013, Loc.cit, dalam Kemlu. (2012). Diplomasi Indonesia 2011. Jakarta: kementerian Luar
Negeri Republik Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Darwis, Danial, 2013, Pragmatisme Konsep Politik Luar Negeri Indonesia, diakses melalui
http://politik.kompasiana.com/2013/07/27/pragmatisme-konsep-politik-luar-negeriindonesia-580078.html (26/08/2014, 12.20 WIB) dalam
http://www2.thejakartapost.com/news/2011/01/07/a-critical-reading%E2%80%98natalegawa-doctrine%E2%80%99.html , diakses pada tanggal 24 Juni
2013
Djafar, Zainuddin, 2013, Telaah Doktrin Natalegawa Dynamic Equilibrium Terhadap
Kepentingan Ekonomi Indonesia: Studi Kasus Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun
2011, Jakarta: Pustaka Jaya, hal. 2
Kemlu, 2012, Diplomasi Indonesia 2011, Jakarta: kementerian Luar Negeri Republik
Indonesia, hal. 178
Masoed, Mochtar, 1994, Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi, (Jakarta:
Penerbit LP3ES, 1994), hal. 18
Yudhoyono, D. S., 2010, Pidato Presiden RI pada Penutupan KTT Ke-17 ASEAN, Ha Noi,
Vietnam, 30 Oktober 2010. Diakses melalui http://www.kemlu.go.id:
http://www.kemlu.go.id/Pages/SpeechTranscriptionDisplay.aspx?Name1=Pidato&N
ame2=Presiden&IDP=688&l=id (26/08/2014, 12.08 WIB)

Anda mungkin juga menyukai