Anda di halaman 1dari 12

OPTIMALISASI PERAN KELUARGA DALAM

PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK


Pengaruh peran keluarga dalam pembentukan
kepribadian anak.
Lingkungan memiliki peran penting dalam mewujudkan kepribadian anak. Khususnya lingkungan
keluarga. Kedua orang tua adalah pemain peran ini. Peran lingkungan dalam mewujudkan kepribadian
seseorang. masalah yang tidak bisa dipungkiri khususnya lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga

Keluarga menyiapkan sarana


pertumbuhan dan pembentukan kepribadian anak sejak dini. Dengan kata
lain kepribadian anak tergantung pada pemikiran dan perlakuan kedua orang
tua dan lingkungannya.
adalah sebuah basis awal kehidupan bagi setiap manusia.

Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan bagian dari sebuah masyarakat. Pengaruh keluarga dalam pendidikan anak sangat
besar dalam berbagai macam sisi. Keluargalah yang menyiapkan potensi pertumbuhan dan pembentukan
kepribadian anak. Lebih jelasnya, kepribadian anak tergantung pada pemikiran dan tingkah laku kedua
orangtua serta lingkungannya.

Perilaku-perilaku anak akan menjadikan penyempurna mata rantai interaksi


anggota keluarga dan pada saat yang sama interaksi ini akan membentuk
kepribadiannya secara bertahap dan memberikan arah serta menguatkan
perilaku anak pada kondisi-kondisi yang sama dalam kehidupan.
Peran kedua orang tua dalam mewujudkan kepribadian anak

Ayah dan ibu adalah teladan pertama bagi pembentukan pribadi anak .
Keyakinan-keyakinan, pemikiran dan perilaku ayah dan ibu dengan sendirinya memiliki pengaruh yang
sangat dalam terhadap pemikiran dan perilaku anak. Karena kepribadian manusia muncul berupa lukisanlukisan pada berbagai ragam situasi dan kondisi dalam lingkungan keluarga.

Keluarga berperan sebagai faktor pelaksana dalam mewujudkan nilai-nilai,


keyakinan-keyakinan dan persepsi budaya sebuah masyarakat. Ayah dan ibulah
yang harus melaksanakan tugasnya di hadapan anaknya
Kedua orang tua memiliki tugas di hadapan anaknya di mana mereka harus memenuhi kebutuhankebutuhan anaknya. Dengan dipenuhinya kebutuhan-kebutuhan mereka maka orang tua akan menghasilkan

Untuk mewujudkan kepribadian pada anak,


konsekuensinya kedua orang tua harus memiliki keyakinan terhadap nilainilai kemanusiaan, begitu juga kedua orang tua harus memiliki pengetahuan
berkaitan dengan masalah psikologi dan tahapan perubahan dan
pertumbuhan manusia. Dengan demikian kedua orang tua dalam
anak yang riang dan gembira.

menghadapi anaknya baik dalam berpikir atau menghukumi mereka, akan


bersikap sesuai dengan tolok ukur yang sudah ditentukan.
Peran kedua orang tua dalam mewujudkan kepribadian anak (Buku Ilmu Pengetahuan Sosial SMP kelas
VII : 51-52) antara lain:

Kedua orang tua harus mencintai dan menyayangi anak-anaknya.


Ketika anak-anak mendapatkan cinta dan kasih sayang cukup dari kedua orang tuanya, maka pada saat
mereka berada di luar rumah dan menghadapi masalah-masalah baru mereka akan bisa menghadapi dan
menyelesaikannya dengan baik. Sebaliknya jika kedua orang tua terlalu ikut campur dalam urusan mereka
atau mereka memaksakan anak-anaknya untuk menaati mereka, maka perilaku kedua orang tua yang
demikian ini akan menjadi penghalang bagi kesempurnaan kepribadian mereka.

Kedua orang tua harus menjaga ketenangan lingkungan rumah dan


menyiapkan ketenangan jiwa anak-anak.
Karena hal ini akan menyebabkan pertumbuhan potensi dan kreativitas akal anak-anak yang pada akhirnya
keinginan dan Kemauan mereka menjadi kuat dan hendaknya mereka diberi hak pilih.

Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak.


Hormat di sini bukan berarti bersikap sopan secara lahir akan tetapi selain ketegasan kedua orang tua,
mereka harus memperhatikan keinginan dan permintaan alami dan fitri anak-anak. Saling menghormati
artinya dengan mengurangi kritik dan pembicaraan negatif sekaitan dengan kepribadian dan perilaku
mereka serta menciptakan iklim kasih sayang dan keakraban, dan pada waktu yang bersamaan kedua orang
tua harus menjaga hak-hak hukum mereka yang terkait dengan diri mereka dan orang lain. Kedua orang tua
harus bersikap tegas supaya mereka juga mau menghormati sesamanya.

Mewujudkan kepercayaan.
Menghargai dan memberikan kepercayaan terhadap anak-anak berarti memberikan penghargaan dan
kelayakan terhadap mereka, karena hal ini akan menjadikan mereka maju dan berusaha serta berani dalam
bersikap. Kepercayaan anak-anak terhadap dirinya sendiri akan menyebabkan mereka mudah untuk
menerima kekurangan dan kesalahan yang ada pada diri mereka. Mereka percaya diri dan yakin dengan
kemampuannya sendiri. Dengan membantu orang lain mereka merasa keberadaannya bermanfaat dan
penting.

Mengadakan perkumpulan dan rapat keluarga (kedua orang tua dan anak).
Dengan melihat keingintahuan fitrah dan kebutuhan jiwa anak, mereka selalu ingin tahu tentang dirinya
sendiri. Tugas kedua orang tua adalah memberikan informasi tentang susunan badan dan perubahan serta
pertumbuhan anak-anaknya terhadap mereka. Selain itu kedua orang tua harus mengenalkan mereka
tentang masalah keyakinan, akhlak dan hukum-hukum fikih serta kehidupan manusia. Jika kedua orang tua
bukan sebagai tempat rujukan yang baik dan cukup bagi anak-anaknya maka anak-anak akan mencari
contoh lain; baik atau baik dan hal ini akan menyiapkan sarana penyelewengan anak.
Dan yang paling penting adalah bahwa ayah dan ibu adalah satu-satunya teladan yang pertama bagi anakanaknya dalam pembentukan kepribadian, begitu juga anak secara tidak sadar mereka akan terpengaruh,

orang tua di sini berperan sebagai teladan bagi mereka baik teladan
pada tataran teoritis maupun praktis.
maka kedua

Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan
masing-masing anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab
orang tuanya. Dasar pemikiran dan pertimbangannya adalah sebagai berikut :

Keluarga adalah tempat perkembangan awal seorang anak, sejak saat


kelahirannya sampai proses perkembangan jasmani dan rohani berikutnya.

Bagi seorang anak, keluarga memiliki arti dan fungsi yang vital bagi kelangsungan hidup maupun dalam
menemukan makna dan tujuan hidupnya.

[mencapai

perkembangannya seorang anak membutuhkan kasih sayang, perhatian dan rasa aman untuk
berlindung dari orang tuanya. Tanpa sentuhan manusiawi itu anak akan merasa terancam dan penuh rasa
takut.
Keluarga merupakan dunia keakraban seorang anak. Sebab dalam keluargalah dia mengalami hubungan
dengan manusia dan memperoleh representasi dari dunia sekelilingnya. Pengalaman hubungan dengan
keluarga semakin diperkuat dalam proses pertumbuhan sehingga melalui pengalaman makin mengakrabkan
seorang anak dengan lingkungan keluarga. Keluarga menjadi dunia dalam batin anak dan keluarga bukan
menjadi suatu realitas diluar seorang anak akan tetapi menjadi bagian kehidupan pribadinya sendiri. Anak
akan menemukan arti dan fungsinya.
Dalam keluarga seorang dipertalikan dengan hubungan batin yang satu dengan lainnya. Hubungan itu tidak
tergantikan Arti seorang ibu tidak dapat dengan tiba-tiba digantikan dengan orang lain.
Keluarga dibutuhkan seorang anak untuk mendorong, menggali, mempelajari dan menghayati nilai-nilai
kemanusiaan, religiusitas, norma-norma dan sebagainya. Nilai-nilai luhur tersebut dibutuhkan sesuai
dengan martabat kemanusiaannya dalam penyempumaan diri.
Pengenalan di dalam keluarga memungkinkan seorang anak untuk mengenal dunia sekelilingnya jauh lebih
baik. Hubungan diluar keluarga dimungkinkan efektifitasnya karena pengalamannya dalam keluarga.
Keluarga merupakan tempat pemupukan dan pendidikan untuk hidup bermasyarakat dan bernegara agar
mampu berdedikasi dalam tugas dan kewajiban dan tanggung jawabnya sehingga keluarga menjadi tempat
pembentukan otonom diri yang memiliki prinsip-prinsip kehidupan tanpa mudah dibelokkan oleh arus
godaan.
Keluarga menjadi fungsi terpercaya untuk saling membagikan beban masalah, mendiskusikan pokok-pokok
masalah, mematangkan segi emosional, mendapatkan dukungan spritual dan sebagainya.
Dalam keluarga dapat terealisasi makna kebersamaan, solidaritas, cinta kasih, pengertian, rasa hormat
menghormati dan rasa merniliki.

Keluarga menjadi pengayoman dalam beristirahat, berekreasi, menyalurkan


kreatifitas dan sebagainya. Pengalaman dalam interaksi sosial pada keluarga
akan turut menentukan pola tingkah lakunya terhadap orang lain dalam
pergaulan diluar keluarganya. Bila interksi sosial didalarn kelompok karena
beberapa sebab tidak lancar kemungkinan besar interaksi sosialnya dengan
masyarakat pada umumnya juga akan berlangsung dengan tidak wajar.

REFERENSI
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi : Setangkai Bunga Sosiologi, edisi pertama, Yayasan Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1964, halaman 401 dan seterusnya.
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, halaman 402
Ferdinand Tonnies, Gemeinschaff dan Gesellschaff yang dikutip dalam Setangkai Bunga Sosiologi,
halaman 461 dan seterusnya.
Koentjaraningrat, beberapa pokok Antropologi Sosial, cetakan pertama, penerbit Dian Rakyat 1967,
halaman 67.
Uyoh Sadulloh, Pedagogik, penerbit Cipta Utama, 2007, halaman 105.
http://jenemeks.blogspot.com/2012/04/pembentukan-kepribadian.html
http://elib.unikom.ac.id
http://repository.upi.edu
http://lib.uin-malang.ac.id
http://mustofaabihamid.blogspot.com/2010/06/pengaruhlingkungankeluarga.html
http://mochammad-ifnu-blogspot.com
http:/:salehlapadi.wordpres.com/2007/02/25/peran-lingkungan-keluarga-dalam-membentuk-kepribadiananak/

http://ekoarif.wordpress.com/2012/11/28/peran-keluarga-dalam-pembentukan-kepribadian-dan-pendidikananak/

Faktor apakah yang mempengaruhi kepribadian Anak


Kepribadian manusia dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, misalnya konsep
diri, sifat, lingkungan, fisik, dan lain-lain. Jadi dengan demikian pribadi
manusia dapat dirubah. Oleh karena itu, supaya dapat merubah kepribadian anak,
maka ada usaha untuk mendidik anak, membentuk sifat anak. Yang artinya, kepribadian
anak dapat diperbaiki, yang mulanya Nampak kurang baik menjadi baik. Perkembangan
kepribadian anak salah satunya adalah berfikir kritis dan kreatif. Oleh Karena itu
perlunya pembinaan dari kedua orang tuanya kepada anaknya sejak dini supaya dapat
menghasilkan suatu kepribadian yang baik pada anaknya.

Adapun yang termasuk faktor dalam diri itu sendiri atau faktor
bawaan, ialah segala sesuatu berupa bawaan sejak lahir, baik yang bersifat
kejiwaan maupun yang bersifat ketubuhan dan merupakan pengaruh
keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki oleh kedua orang tuanya . Oleh
karena itu, ada istilah " Buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya". Kejiwaan seperti
perasaan, kemauan, ingatan dan lain-lain yang dibawa sejak lahir akan berpengaruh pada
kepribadian seseorang. Sedangkan keadaan jasmanipun seperti susunan urat syaraf,
susunan dan keadaan tulang-tulang itu pun juga akan mempengaruhi pribadi manusia.

Selain faktor bawaan atau faktor yang ada dalam diri orang itu sendiri,
ada juga faktor dari luar orang tersebut. Faktor dari luar biasanya merupakan
pengaruh faktor lingkungan seseorang, mulai dari lingkungan terkecil yaitu
keluarga, teman, tetangga, sampai dengan pengaruh dari media televisi, majalah, koran,
dan lain-lain. Lingkungan keluarga berpengaruh terhadap kepribadian dan konsep anak
sejak kecil. Segala sesuatu yang ada di luar manusia itu sendiri baik itu benda mati
ataupun benda hidup. Semuanya berpengaruh pada kepribadian manusia. Selain kedua

faktor itu ada juga faktor yang mempengaruhi kepribadian anak yaitu faktor
dari pengalaman-pengalaman dalam kehidupan anak selanjutnya
(pengalaman hidup). Setiap orang mempunyai kehidupan masing-masing, jadi
pengalaman yang dialami juga berbeda-beda. Dan tidak heran kalau sejak kecil walaupun
anak sudah dibimbing dengan baik oleh kedua orang tuanya tetapi dewasanya sedikit
berbeda dengan apa yang diajarkan oleh kedua orang tuanya karena semakin dewasa si
anak sudah mengalami perubahan-perubahan, seperti perubahan fisik, pengalaman hidup.
Dengan pengalaman hidup kepribadian anak yang sudah sedikit demi sedikit di bentuk
oleh orang tua sejak kecil akan semakin berkembang di masa dewasa, karena si anak
sudah mengalami manis pahitnya kehidupan.
Dari semua faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian anak,
keluargalah yang paling penting pengaruhnya termasuk kedua orang tua. Keluarga

merupakan kelompok sosial yang pertama dikenal oleh anak, dan karena
anak lebih menghabiskan waktunya dengan keluarga. Kepribadian orang tua
akan mempengaruhibagaimana cara orang tua dalam mendidik anakdan akhirnya
kepribadian anak juga akan berpengaruh. Jika kepribadian orang tua berpengaruh dalam
proses pembentukan kepribadian anak, maka jika ingin mendidik anaknya dengan benar,
baik, dan sesuai dengan harapan orang tua ada Sembilan tipe kepribadian orang tua dalam

membesarkan anaknya yang akan berpengaruh pada kepribadian anak, yaitu sebagai
berikut :
1. Penasihat moral, terlalu menekankan pada perincian, analisis, dan moral.
2. Penolong, terlalu mengutamakan kebutuhan anak dengan mengabaikan akibat dari
tindakan si anak.
3. Pengatur, selalu ingin bekrja sama dengan si anak dan menciptakan tugas-tugas
yang akan membantu memperbaiki keadaan.
4. Pemimpi, selalu berupaya untuk berhubungan secara emosional dengan anak-anak
dalam setiap keadaan dan mencari solusi kreatif bersama-sama.
5. Pengamat, selalu mencari sudut pandang yang menyeluruh, berupaya
mengutamakan objektivitas dan perspektif.
6. Pencemas, selalu melakukan Tanya jawab mental dan terus bertanya-tanya, raguragu dan memiliki gambaran terburuk sampai mereka yakin bahwa anak mereka benarbenar memahami situasi.
7. Penghibur, selalu menerapkan gaya yang lebih santai.
8. Pelindung, enderung untuk mengambil alih tanggung jawab dan bersikap
melindungi, berteriak kepada si anak tetapi kemudian melindunginya dari ancaman yang
datang.
9. Pendamai, dipengaruhi kepribadian mereka yang selalu menghindar dari
konflik. (lihat buku pembentukan kepribadian anak peran moral, intelektual, emosional,
dan sosial . Sebagai wujud integritas membangun jati diri, halaman 20).
Selain Sembilan tipe kepribadian orang tua diatas, ada juga Sembilan pilar
untuk menumbuhkan kepribadian anak yang berkarakter, menurut (Megawangi : 2004).
Sembilan pilar karakter tersebut ialah :
(1) Cinta Tuhan dan kebenaran. (2) Bertanggung jawab, berdisiplin, dan mandiri.
(3) Mempunyai amanah. (4) Bersikap hormat dan santun. (5) Mempunyai rasa kasih
sayang, kepedulian, dan mampu kerja sama. (6) Percaya diri, kreatif, dan pantang
menyerah. (7) Mempunyai rasa keadilan dan sikap kepemimpinan. (8) Baik dan rendah
hati. (9) Mempunyai toleransi dan cinta damai.
(Lihat di http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jckrw/article/download/283/289).
Dengan demikian adanya Sembilan kebribadian orang tua yang baik, maka
orang tua akan dengan mudah membentuk kepribadian anak dengan baik. Seperti adanya
Sembilan pilar kepribadian anak yang berkarakter. Orang tua dapat membentuk
kepribadian anak sesuai dengan Sembilan pilar tersebut. Membentuk kepribadian anak
sejak dini tidak mudah karena akan berpengaruh pada masa depan anak. Jika sejak dini
anak diajarkan berprilaku tidak baik, maka kelak dewasa si anak akan berprilaku tidak
baik juga. Begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu orang tua harus memberi contoh yang
baik pada si anak untuk membiasakan berprilaku baik. Karena sampai kapan pun si anak
akan selalu mengingat tentang apa yang diajarkan oleh orang tua saat masih kecil.
Mengapa lingkungan keluarga sangat berpengaruh
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama yang memberikan pengaruh sangat
besar bagi perkembangan anak. Di mulai dari keluarga lah anak mulai beranjak

untuk berinteraksi, menemukan sifat, sikap dan kemampuan dalam


membedakan berbagai objek dalam lingkungannya. Oleh karena itu fungsi

keluarga yaitu mengembangkan komunikasi dan menyelesaikan masalahmasalah anak, supaya anak merasa di perhatikan oleh orang tuanya dan dengan itu
semua jika anak ada suatu masalah maka anak tidak segan untuk membicarakan kepada
orang tuanya. Jadi timbullah keterbukaan antara orang tua dan anak dan bisa saling
memberi masukan untuk menyelesaikan masalah. Jadi diantara anak dan orang tua dapat
saling akrab dan dapat saling membantu. Jika itu dibiasakan sejak kecil maka itu akan
berpengaruh baik untuk seterusnya.
Lingkungan keluarga sangat penting, terutama adanya kasih sayang dari kedua
orang tua. Adanya kasih sayang orang tua itu sangat berpengaruh, karena di masa ini,
anak-anak berhadapan dengan orang lain, seperti saudara, guru, teman sebaya. Pada masa
ini pula muncullah sifat kemauan dari si anak dan adanya tuntutan dari lingkungan. Di
sini, muncullah ketegangan, sifat membandel dari si anak, namun sikap membandel,
keras kepala pada usia ini dianggap suatu kewajaran karena perkembangan anak. Maka
oleh karena itu perlu adanya kasih sayang dari orang tua, dengan memberi kasih sayang
itu bertujuan supaya si anak tidak merasa tegang dan setres. Penanaman kebiasaan yang
keliru dimasa anak-anak akan berdampak buruk pada karakter dan kepribadian anak. Ke
dua orang tua memiliki peran yang penting dalam mewujudkan kepribadian anak.

Menurut Al Ghazali, anak merupakan amanah bagi orang tua yang


masih suci laksana permata, baik buruknya anak tergantung pada pembinaan
orang tua (syamsul, 2003:34). Jadi menjadi orang tua harus wajib
memberikan pembinaan, menjaga dan melindungi, memberi kesejahteraan,
memberikan pendidikan dan ketrampilan kepada anaknya. Karena dengan itu
semua insyaallah anak akan tumbuh kembang dan memiliki kepribadian yang baik.
Menanamkan kebiasaan yang baik sejak kecil, maka kelak dewasa dia akan terbiasa
dengan apa yang diajarkan orang tuanya di masa kecil. Si anak juga akan diterima oleh
masyarakat dengan baik, dengan itu semua si anak akan tumbuh menjadi kepribadian
yang baik. Sedangkan jika anak sejak kecil mendapatkan kebiasaan yang buruk dari
kedua orang tua, maka di kelak dewasa pun dia mungkin akan selalu meniru atau
mengingat tentang apa yang dibiasakan oleh orang tua sejak kecil dan akan menjadi
kepribadian yang buruk dan mungkin dia tidak diterima masyarakat sekitar. Contohnya,
orang tua memerintahkan kepada si anak " tolong kalau nanti ada tamu yang mencari
bapak atau ibu, bilang saja kepada tamu itu kalau bapak atau ibu sedang pergi, bapak dan
ibu mau tidur dulu". Dengan diajarkan berbohong hal sepele seperti itu, kalau sudah
ditanamkan kepada anak sejak kecil maka sampai dewasa anak akan terbiasa berbohong
seperti itu.
Peran keluarga sangat berpengaruh dalam pembentukan kepribadian anak. Apa

yang ditanamkan oleh orang tua sejak kecil maka sampai dewasa kebiasaan
itu akan terus diingatnya dan mungkin terus dilaksanakan . Maka biasanya sejak
kecil yang sering mendidik anak adalah ibu. Ibu yang mengandung, yang memberikan
ASI, yang mengasuh hampir setiap detik dan setiap saat, maka bisa dikatakan hidup si
anak bergantung pada ibu. Dan inilah sebabnya kenapa dikatakan Surga anak adalah di
telapak kaki ibu, yang artinya sebagian dari perilaku anak ditentukan oleh contoh dan
prilaku si ibu. Telapak kaki si ibu yang diikuti anak sejak lahir dari belum bisa berjalan
sampai sudah bisa berjalan sendiri itu sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan
pribadi anak.

Supaya si anak bisa memiliki kepribadian yang baik, berkarakter, dan sesuai
dengan harapan orang tua. Orang tua harus dapat mewujudkan kepribadian si
anak, yaitu dengan cara, (1) Orang tua harus memberi kasih sayang kepada si anak,
dengan kasih sayang yang cukup baik dari orang tua, maka si anak jika memiliki suatu
masalah dapat menyelesaikannya dengan baik. Yaitu dengan cara membicarakan kepada
orang tuanya tentang masalahnya atau si anak dapat menyelesaikannya sesuai dengan apa
yang diajarkan oleh orang tuanya. Tetapi jika orang tua selalu menekan anaknya supaya
menurut kepada orang tua, maka si anak tidak akan memiliki kepribadian yang baik dan
sempurna, karena dengan sikap orang tua yang seperti itu akan menyebabkan si anak
menjadi tidak terlalu peka pada lingkungan sekitar dan akan menjadi penghalang pada
pembentukan kepribadian yang sempurna. Contohnya, si anak bisa menjadi anak yang
penakut, sulit mencari teman, jarang bermain dengan teman-teman sebayanya. Anak yang
seperti itu mungkin karena faktor takut kepada orang tuanya. (2) diantara kedua orang tua
dan anak harus ada saling menghormati. Di sini saling menghormati berarti sikap orang
tua kepada anak harus tegas, supaya si anak juga akan belajar menghormati orang tua dan
orang lain atau pada sesamanya. Jika orang tua memberi contoh baik seperti orang tua
mengajarkan kepada si anak jika berbicara dengan orang tua harus sopan menggunakan
bahasa yang baik, jika si anak lewat di depan orang yang lebih tua darinya harus
menundukkan kepala. Meskipun itu kebiasaan yang sepele tapi itu sangat penting. Jika si
anak sudah diajarkan seperti itu pada orang tuanya sejak kecil, maka sampai dewasa pun
si anak akan terbiasa melakukan hal yang demikian.
(3) kedua orang tua dan anak harus sering berkumpul. Dengan sering
berkumpul maka diantara orang tua dan anak akan tumbuh rasa keakraban. Dengan itu
semua orang tua akan mengetahui sejauh mana pertumbuhan yang terjadi kepada
anaknya. Dan jika sering berkumpul diantar anak dan orang tua akan sering
membicarakan sesuatu hal. Mungkin orang tua mendengarkan kisah anak-anaknya kalau
di luar lingkungan keluarga atau mungkin mendengarkan masalah yang terjadi kepada
anaknya dan orang tua memberikan solusi kepada anaknya supaya si anak tidak merasa
terbebani dengan masalahnya sendiri. Selain itu, di sini orang tua harus menjelaskan
kepada si anak tentang akhlak, hukum fiqih, keyakinan, dan kehidupan manusia. Selain
itu orang tua juga harus memberikan informasi tentang perubahan fisik yang terjadi pada
anaknya serta pertumbuhan anak-anak mereka. Contohnya tentang akhlak, sebagai orang
tua harus mengajarkan akhlak yang baik kepada anaknya sejak dini, seperti sholat. Anak
zaman sekarang sulit sekali melaksanakan sholat. Maka ini merupakan tugas yang wajib
dilakukan oleh orang tua agar anaknya tidak meninggalkan sholat. Contohnya orang tua
harus mendidik anak sejak dini untuk melakukan shalat dan akhlak yang baik yaitu
dengan cara sering mengajak anak shalat berjama'ah, mengaji, kalu mau tidur membaca
do'a dulu. Dengan kebiasaan yang seperti itu maka sampai dewasa pun si anak akan
melakukannya. Jika ke dua orang tua tidak membiasakan itu sejak kecil, maka si anak
jika tumbuh menjadi dewasa akan sering melakukan penyelewengan dan seperti tidak
mempunyai akhlak, moral yang baik. Jika seperti itu maka yang menanggung malu
adalah dirinya sendiri dan orang tua.
(4) ke dua orang tua menjaga ketenangan lingkungan keluarga dan menyiapkan
ketenangan jiwa anak-anak. Disini kedua orang tua harus melakukan itu semua, karena
menjaga ketenangan lingkungan keluarga maupun ketenangan jiwa anak-anak itu sangat
penting itu semua akan berpengaruh pada pertumbuhan potensi dan kreativitas anak. Jika

orang tua dapat menjaga itu semua dengan baik, maka perilaku si anak tentang keinginan
dan kemauan mereka dapat tumbuh menjadi kuat dan hendaknya si anak diberi hak pilih
diantara pilihan-pilihan mereka. Disini orang tua harus mendampingi si anak dan
memberikan arahan yang baik supaya si anak tidak salah pilih terhadap pilihannya.
Ketenangan jiwa anak itu sangat penting supaya jika anak dihadapkan oleh berbagai
pilihan, anak akan menggunakan hatinya supaya tidak salah mengambil keputusan dan si
anak juga tidak terburu-buru mengambil keputusan. Tetapi jika jiwa anak tidak tenang
atau terganggu, maka ketika anak dihadapkan oleh pilihan-pilihan, jiwa si anak mungkin
bingung. Dan disinilah orang tua harus selalu mendampingi anak. (5). Mewujudkan
kepercayaan, dengan memberikan kepercayaan kepada anak-anaknya maka itu berarti
sama juga dengan memberikan penghargaan kepada si anak. Dengan itu semua, maka
anak akan lebih semangat dan mereka juga akan berusaha berani dalam bersikap.
Kepercayaan yang timbul pada diri mereka sendiri itu akan menyebabkan mereka mudah
untuk menerima kekurangan dan kesalahan diri mereka sendiri. Dengan memiliki rasa
percaya diri maka si anak akan lebih berani melakukan sesuatu hal, dan itu dapat melatih
si anak sejak kecil untuk berani. Contohnya jika si anak membantu orang lain, maka si
anak akan merasa bangga terhadap diri mereka sendiri karena sudah melakukan
perbuatan baik dan mereka juga akan merasa bahwa keberadaannya bermanfaat dan
penting bagi orang lain.
Jadi dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa betapa pentingnya pengaruh
peranan keluarga sebagai peletak dasar pola dalam proses pembentukan kepribadian
anak. Supaya anak-anaknya mempunyai kepribadian yang baik, orang tua harus
memberikan kasih sayang, saling menghormati diantara mereka, mewujudkan keprcayaan
si anak, memberikan ketenangan lingkungan keluaraga dan ketenangan jiwa anak, sering
berkumpul diantara anak dan orang tua. Dengan itu semua, maka pertumbuhan dan
perkembangan kepribadian anak dapat dikendalikan oleh orang tua, dan supaya orang tua
mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki anaknya dan orang tua juga akan
memberikan pengarahan yang lebih baik supaya dapat menambah wawasan anaknya dan
juga untuk membentuk kepribadian anaknya yang baik dan sempurna.
Peran Keluarga dalam Mendidik dan Membentuk Kepribadian Anak

Dalam keluarga semua berpengaruh, tapi yang paling besar pengaruhnya


adalah ayah dan ibu. Termasuk tugas mendidik anak itu adalah tugas yang paling
penting peranannya bagi orang tua, karena itu dapat berpengaruh pada kesuksesan
keluarga. Tetapi kesuksesan yang terjadi pada keluarga tidak akan berarti apapun jika
mengalami kegagalan dalam mendidik dan membentuk karakter dan kepribadian anak
yang sesuai dengan harapan orang tua.
Sebagian besar waktu anak dihabiskan bersama keluarga. Lingkungan keluarga
juga merupakan lingkungan yang utama, oleh karena itu seorang anak bisa mendapatkan
dan menerima pendidikan yang sangat besar dimulai dari keluarga. Lingkungan keluarga
besar pengaruhnya dalam proses pembentukan kepribadian anak. maka ada beberapa
fungsi keluarga dalam mendidik dan membentuk kepribadian anaknya. Yaitu, (1).
Keluarga merupakan lingkungan sebagai pengalaman pertama yang di alami pada masa
kanak-kanak. Sebagai pengalaman pertama anak, orang tua harus mengetahui bagaimana
cara orang tua mendidik dan bersikap kepada anak. sejak kecil orang tua harus

membiasakan baik dalam menghadapi segala tingkah laku anak. supaya anak merasa
kalau dia disayang dan diperhatikan oleh kedua orang tuanya. (2). Anggota keluarga,
termasuk kedua orang tua dapat menjamin kehidupan emosional anak. keluarga harus
selalu menjaga emosi si anak, karena emosi mempunyai pengaruh besar pada kepribadian
si anak. emosi juga merupakan dapat mempengaruhi penilaian orang lain terhadap si
anak. jika emosi anak tidak dapat dikendalikan maka semua orang dapat menyimpulkan
kalu itu anak yang nakal dan itu dapat mempengaruhi pola penyesuaian anak. anak yang
emosinya meningkat sering kali menjadikan anak bersikap kasar, sering murung, dan
juga dapat membuat orang menjadi gelisah dan resah. Oleh karena itu orang tua harus
menjaga emosional anak, supaya anak tidak dinilai orang mempunyai kepribadian yang
jelek. (3). Keluarga dapat bertanggung jawab dan saling memberi motivasi dan memberi
dorongan supaya anak dapat mencapai keberhasilannya. Dorongan dan motivasi dari
orang tua dapat membuat anak tidak mudah putus asa dan si anak akan selalu semangat.
Si anak tidak akan takut melakukan tindakan apapun jika itu semua sudah didukung oleh
orang tuanya. (4). Keluarga dapat meletakkan dasar-dasar pendidikan agama kepada
anaknya sejak kecil. Dengan memberikan dasar agama sejak kecil itu sangat baik, karena
itu akan memberi bekal kepada si anak di dunia dan di akhirat nanti. Jika agama anak
kuat, orang tua pasti akan bangga karena memiliki anak yang mempunyai iman kuat dan
agar tidak mudah menjerumuskan anak kepada hal yang tidak baik seprti kemaksiatan
dan sebagainya. (5). Sebagai dasar untuk menanamkan pendidikan moral pada anaknya.
Moral disini berkaitan dengan tingkah laku, kebiasaan manusia. Jika si anak sudah
dilatih kebiasaan atau tingkah laku yang baik sejak kecil, maka si anak juga akan terbiasa
dengan itu semua. Dan menjadi suatu bekal dikelak dewasa si anak akan bisa
membedakan baik buruknya tindakan mereka. (6). Sebagai dasar dalam memberikan
pendidikan sosial kepada anaknya. Jika si anak sudah memasuki lingkungan sosial, maka
si anak akan mempunyai teman baru, yaitu teman sebayanya. Di sini jika orang tua sudah
mendukung si anak untuk memasuki lingkup sosial termasuk sekolah, maka si anak akan
berusaha agar dapat menyenangkan orang tuanya dan si anka juga mulai dapat berfikir
supaya dapat diterima oleh temannya. Karena penerimaan dan penolakan dari teman
sebayanya itu dapat mempengaruhi keinginan anak, dan mulailah si anak untuk
mengembangkan sifat-sifat yang dapat disetujui oleh temannya. Jika si anak dapat
diterima oleh temannya maka si anak akan merasa percaya diri dan dapat mendapatkan
teman yang lebih banyak. Tetapi berbeda pula dengan anak yang tidak diterima oleh
temannya, maka si anak akan merasa iri, benci karena tidak diajak bermain, mudah
tersinggung dan hal sepele apapun dapat meningkatkan amarah mereka. Jika itu terjadi
maka itu tentu saja tidak dapat membantu mereka untuk mengembangkan kepribadian
sosial mereka. Dan mungkin saja kepribadian mereka akan tumbuh menjadi kepribadian
yang buruk. Jadi factor penerimaan sosial sangat penting pengaruhnya pada pribadi dan
sosial anak. (7). Menjaga kesehatan si anak supaya si anak dapat dengan nyaman
menjalankan proses belajar yang utuh. Kesehatan juga berpengaruh, karena jika keadaan
anak sedang sakit maka kalau belajar pasti merasa tidak nyaman dan malas. (8).
Memberikan si anak kesempatan dalam belajar dengan cara mengenalkan ilmu
pengetahuan serta ketrampilan, sehingga itu dapat berguna bagi kehidupan si anak kelak
di masa dewasa dan dapat menjadikan si anak bisa hidup mandiri. Dengan memberi
ketrampilan, maka jika suatu saat anak sudah dewasa dan jika ingin bekerja si anak bisa
memanfaatkan ketrampilan yang sudah diajarkan oleh orang tuanya. (9). Orang tua

hendaknya memberikan pendidikan agama kepada si anak agar mendapatkan


kebahagiaan di dunia dan di akhirat yang sesuai dengan ketentuan Allah SWT, sebagai
tujuan akhir manusia.
Kesimpulan
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang pertama dikenal oleh anak. Anak
menghabiskan waktu dengan keluarga, jadi lingkungan keluarga terutama pada orang
tualah yang mempunyai peran penting dalam pembentukan kepribadian anak. orang tua
merupakan figure bagi si anak, karena orang tualah yang mengasuh, mendidik anak sejak
kecil. Kepribadian anak tergantung bagaimana cara orang tua mendidik anak tersebut.
Jika peranan orang tua dalam mendidik anak benar, maka anak akan tumbuh menjadi
anak yang mempunyai kepribadian baik serta mempunyai karakter yang baik juga. Jadi
menjadi orang tua harus benar-benar memperhatikan tumbuh kembang anak dan
memperhatikan dalam proses perkembangan anak.

Anda mungkin juga menyukai