Anda di halaman 1dari 12

PENDEKATAN INFORMASI DALAM KEGUNAAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

5.1. PENDAHULUAN (qary)


Karena kondisi ideal tidak ditemukan dalam dunia nyata, maka metode nilai tunai
tidak dapat digunakan. Penyediaan informasi keuangan historis agar lebih bermanfaat
disebut decision usefulness approach. Pendekatan ini memiliki pandangan bahwa apabila
kita tidak bisa menyiapkan laporan keuangan yang secara teoritis berkonsep benar, paling
tidak kita dapat menyusun laporan keuangan historis lebih bermanfaat.
Ada dua pertanyaan yang harus dijawab dalam penerapan pendekatan ini, yaitu:
1. Kita harus memahami betul siapa pemakai laporan keuangan. Banyak pemakai
laporan keuangan, namun mereka dapat dikelompokkan menjadi investor, kreditor,
manajer, serikat kerja, badan penyusun standar, dan pemerintah. Kelompok
pemakai laporan keuangan ini disebut konstituen akuntansi.
2. Kita harus memahami apa permasalahan keputusan yang dihadapi oleh para
pemakai laporan keuangan tersebut. Dengan memahami permasalahan keputusan
tersebut, akuntan akan lebih mampu menyiapkan informasi yang dibutuhkan.
Penyiapan informasi laporan keuangan yang sesuai untuk kebutuhan tertentu akan
mampu memperbaiki proses pengambilan keputusan dan dengan demikian laporan
keuangan disebut lebih bermanfaat.
Pendekatan decision usefulness untuk teori akuntansi mengambil tinjauan bahwa
jika kita tidak dapat menyajikan laporan keuangan secara teoritis benar, sedikitnya kita
mecoba untuk membuat laporan yang berdasarkan pada harga historis yang lebih
bermanfaat.
Pendekatan decision usefulness terhadap laporan keuangan ini sebagai suatu reaksi
terhadap kemustahilan untuk menyedikan laporan keuangan yang benar menurut
teori.Penyediaan informasi keuangan yang sesuai untuk tujuan pengambilan keputusan
tertentu tentu saja tidak mudah. Untuk mengatasi hal ini, akuntan perlu mempelajari
berbagai teori dari ekonomi dan keuangan dan menggunakan teori-teori tersebut sebagai
pedoman. Teori yang perlu dipelajari tersebut adalah:
Single-person theory of decision yang menjelaskan tentang bagaimana seseorang
mengambil keputusan yang rasional dalam kondisi ketidakpastian. Dalam teori ini
dijelaskan konsep informasi dan bagaimana informasi tersebut mampu mempertajam

keyakinan subjektif seseorang tentang manfaat masa depan (future payoff) atas
keputusan yang diambil.
Theory of investment yang menjelaskan bagaimana karakteristik risiko dalam
konteks investasi portofolio.
Mengapa dalam decision usefulness approach yang menjadi fokus perhatian sebagai
pemakai laporan keuangan adalah investor, padahal ada pemakai laporan keuangan lain
seperti kreditor? Proses pengambilan keputusan oleh investor umumnya lebih kompleks,
karenanya lebih berrisiko, dibandingkan proses pengambilan keputusan oleh kreditor. Hal
ini terjadi karena investor tidak meminta jaminan (agunan), sedangkan kreditor meminta
agunan dalam rangka pengurangan risiko.
Information perspective berkaitan dengan penyamaan kegunaan (usefulness)
informasi dengan kandungan informasi (information content).
Pendekatan informasi pada pelaporan keuangan adalah suatu pendekatan yang
mengakui tanggungjawab individual untuk memprediksi kinerja masa depan perusahaan
yang berkonsentrasi pada penyediaan informasi yang bermanfaat untuk tujuan tersebut.
Pendekatan ini mengakui bahwa pasar akan bereaksi terhadap informasi yang bermanfaat
dari manapun sumbernya, termasuk laporan keuangan.

5.2. RINGKASAN PERMASALAHAN DALAM PENELITIAN


5.2.1. Reason For Market Response (Alasan Terhadap Respon Pasar)
Alasan pasar bereaksi/memberikan respon

terhadapa laporan keuangan

diantaranya :
1. Keyakinan sebelumnya (prior belief) investor yang didasarkan pada informasi yang
telah tersedia tidak sama. Ketidaksamaan tersebut dipengaruhi oleh besar-kecilnya
informasi yang diperoleh dan kemampuan untuk menginterpretasi informasi.
2. Dengan masuknya informasi baru berupa laba, sebagian investor menjadi lebih
informed dan merevisi ekspektasinya (upward) dengan datangnya berita baik ini.
Namun sebagian investor lain yang sebelumnya memiliki ekspektasi yang terlalu
tinggi mungkin akan menginterpretasikan informasi laba tersebut sebagai berita
buruk (downward).

3. Investor yang merevisi ekspektasinya upward akan bersedia membeli sekuritas pada
harga sekarang, sedangkan investor yang merevisi ekspektasinya downward akan
melakukan sebaliknya.
4. Kita dapat mengobservasi jumlah sekuritas yang diperdagangkan dengan munculnya
informasi baru berupa laba ini. Seharusnya volume perdagangan akan semakin besar
dengan semakin besarnya perbedaan ekspektasi antara investor yang bersikap
upward dengan yang bersikap downward.

Menurut, Beaver (1968) melalui suatu penelitian klasik menguji Reaksi volume
transaksi perdagangan saham. Beaver menemukan suatu peningkatan yang dramatis
dalam volume perdagangan pada minggu pelepasan informasi pengumuman laba.
Reaksi harga pasar dapat menyediakan suatu pengujian yang kuat atas kebermanfaatan
pengambilan keputusan dibandingkan reaksi volume saham.

5.2.2. Finding The Market Response (Temuan Respon Pasar) (edwina)

Teori pasar efisien menyatakan bahwa pasar akan bereaksi dengan cepat terhadap
informasi yang baru. Oleh karena itu, adalah penting untuk mengetahui kapankah
perusahaan mengeluarkan laporan laba bersih tahun berjalan kepada publik.
Perusahaan yang terdaftar di NYSE biasanya mengumumkan laporan keuangan
lebih dulu melalui media massa ; sebelum mengeluarkan laporan keuangan tahunan
secara resmi. Umumnya pasar akan segera bereaksi beberapa hari setelah tanggal
diumumkannya laporan keuangan tersebut di media massa, dimana periode ini
disebut sebagai narrow window (dalam rentang waktu yang sempit).

Good news (laba yang diumumkan lebih tinggi daripada ekspektasi pasar) atau bad
news (laba yang diumumkan lebih kecil daripada ekspektasi pasar) dalam laporan
laba bersih biasanya dievaluasi secara relatif terhadap apa yang menjadi harapan
investor. Good news biasanya akan memicu perubahan atau revisi keyakinan
investor terhadap kinerja perusahaan.
Contohnya : Seorang investor memiliki ekspektasi return sebesar $2 juta ; namun
kenyataannya perusahaan melaporkan laba bersihnya adalah sebesar $3 juta.
Dengan demikian, maka muncullah good news yaitu laba yang diumumkan lebih
tinggi daripada ekspektasi pasar (investor). Good News ini akan membuat investor

tersebut mengubah pandangannya terhadap prospek masa depan perusahaan


tersebut dan membuatnya lebih yakin untuk berinvestasi di sana.

Selalu terdapat event yang mempengaruhi harga dan volume saham ; sehingga
respon pasar terhadap pengumuman laba menjadi sulit ditentukan.
Contohnya : Misalkan sebuah perusahaan mengumumkan laporan laba bersihnya
yang mengandung good news. Namun pada saat yang bersamaan, pemerintahan
pusat mengumumkan penurunan substansial dalam defisit. Pengumuman
pemerintah ini tentunya akan berpengaruh terhadap sebagian besar sekuritas ; dan
di lain sisi membuat pengumuman good news menjadi tidak berarti. Oleh karena
itu, akan lebih baik untuk memisahkan faktor market-wide terhadap return saham.

5.2.3. Separating Market Wide and Firm Spesific Factors


Model pasar secara luas digunakan untuk memisahkan ex post faktor-faktor
keseluruhan pasar atau spesifik pasar yang mempengaruhi hasil sekuritas. Selisih antara
expected return dengan actual return merupakan abnormal return. Hasil abnormal juga
diintepretasikan sebagai rate of return saham perusahaan untuk hari ke 0 setelah
meniadakan pengaruh faktor-faktor keseluruhan perusahaan. Dibawah ini akan
dijelaskan persamaan model pasar yaitu:
Persamaan model pasar: Rjt = j + jRMt + jt
Para peneliti akan memperoleh data yang lalu pada Rjt dan RMt dan menggunakan
analisis regresi untuk menentukan koefisien model. Misalnya ini menghasilkan j =
0,0001 dan j 0,080.

5.2.4. Comparing Return and Income (putri)


Peneliti empiris saat ini dapat membandingkan abnormal return saham pada
tanggal publikasi dengan komponen yang tidak diharapkan atas laba bersih yang
dilaporkan perusahaan. Misalnya:
a.

Jika laba bersih yang diharapkan merupakan good news, yaitu pendapatan bersih
positif yang tidak terduga dalam pasar modal efisien, abnormal return positif

memberikan bukti bahwa investor secara rata-rata bereaksi secara menguntungkan


terhadap good news yang sebelumnya tidak diharapkan dalam earnings.
b.

Begitu pula sebaliknya jika laba bersih yang diharapkan merupakan bad news.
Abnormal return positif maupun negatif dapat berlanjut selama satu atau dua hari

setelah tanggal publikasi saaat pasar mencerna informasi. Konsekuensinya,


menjumlahkan abnormal retur selama 3 5 hari dalam narrow window di sekitar
tanggal publikasi terlihat lebih rasional jika dibandingkan hanya mengevaluasi tanggal
publikasi (hari 0) saja.
Jika abnormal return positif atau negatif di sekitar good news atau bad news
ditemukan dalam sampel perusahaan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa prediksi
berdasarkan teori keputusan dan teori modal efisiensi didukung. Ini pada akhirnya
mendukung decision usefulness approach karena jika investor tidak menemukan
kegunaan dari informasi laba bersih, respon pasar akan sulit diobservasi.

5.3. THE BALL AND BROWN STUDY (nafi)


5.3.1. Metodologi & Penemuan
Ada ungkapan yang menyatakan the proof of the pudding is in the eating.
Apabila teori pasar modal efisien dan teori keputusan yang mendasarinya merupakan
gambaran realitas, maka nilai sekuritas tentu dapat diprediksi dengan adanya informasi
baru.
Untuk membuktikan ini diperlukan penelitian empiris dalam akuntansi. Walapun
sulit dalam perancangan riset eksperimen untuk menguji hal ini, riset akuntansi telah
menemukan bahwa pasar bereaksi setidaknya terhadap komponen laba dalam informasi
akuntansi. Bukti tentang hal ini pertama kali ditemukan oleh Ball dan Brown (1968).
Kalau pasar bereaksi, berarti bahwa informasi digunakan untuk pengambilan
keputusan. Inilah yang dinyatakan bahwa bukti enak tidaknya puding adalah dengan
memakannya.

Sehingga

Akuntan

dapat

membantu

meningkatkan

kegunaan

(usefulness) dengan menggunakan pedoman respon pasar sebagai dasar untuk


menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh investor.
BB memfokuskan diri kepada isi informasi tentang pendapatan, dan
mengeluarkan komponen-komponen laporan keuangan lainnya seperti likuiditas dan
struktur modal. Tahapannya yaitu:

a.

Tugas pertama yaitu mengukur isi informasi dari earnings


Maksudnya adalah apakah earnings yang dilaporkan merupakan GN (earnings
yang dilaporkan lebih besar dari yang diharapkan pasar) atau BN (earnings yang
dilaporkan lebih kecil dari yang diharapkan pasar).

b.

Tugas selanjutnya yaitu mengevaluasi return saham pasar dari perusahaan


diseputar waktu pengumuman laba. BB menggunakan return bulanan.

5.3.2. Causation VS Association


Dalam studi BB ditemukan bahwa ada perbedaan return antara narrow window
dengan wider window.
Apabila reaksi pasar terhadap informasi laporan keuangan diamati dalam narrow
window, dapat diargumentasi bahwa informasi akuntansi adalah penyebab reaksi pasar.
Alasannya adalah karena dalam narrow window belum terdapat informasi lain yang
masuk ke pasar. Seandainyapun ada informasi lain yang masuk, misalnya pengumuman
dividen dan stock split, maka perusahaan tersebut dikeluarkan dari sampel. Maka, studi
dengan narrow window dapat dikategorikan sebagai causation.
Sebaliknya, apabila reaksi pasar terhadap informasi laporan keuangan diamati
dalam wider window, dapat dikatakan bahwa informasi akuntansi berhubungan secara
positif terhadap return pasar. Alasannya adalah karena dalam wider window,
dimungkinkan sudah banyak informasi lain yang masuk ke pasar selain informasi
tentang laba. Karena itu, studi tentang wider window dikategorikan sebagai association.

5.3.3. Hasil-Hasil Studi Ball & Brown (yesi)


Pada tahun 1968, Ball dan Brown (BB) memulai tradisi riset empiris pasar modal.
BB menguji sampel 261 perusahaan publik yang terdaftar di NYSE dari tahun 1957
sampai 1965. Studi ini bertujuan untuk mengetahui respon pasar terhadap kandungan
informasi laporan keuangan. Perusahaan yang terdaftar di NYSE biasanya
mengumumkan laporan keuangan lebih dahulu melalui media massa baru kemudian
dikeluarkan laporan keuangan tahunan secara resmi. Perlu diketahui bahwa laporan
keuangan tahunan yang berakhir bulan Desember terbit sekitar bulan Februari tahun
berikutnya.

BB menguji apakah kandungan laba yang diumumkan lebih besar dari ekspektasi
pasar (good news) atau lebih kecil dari ekspektasi pasar (bad news). Hal ini
membutuhkan proksi ekspektasi pasar. BB menggunakan laba tahun lalu sebagai
proksi.
BB menemukan bahwa dalam rentang waktu sempit, narrow window, yaitu 1
bulan (dalam bulan Februari tersebut), investor mendapatkan keuntungan abnormal
positif (keuntungan di atas rata-rata pasar) untuk pengumuman GN dan kerugian
abnormal negatif (kerugian di bawah rata-rata pasar) untuk pengumuman BN.
Pola tersebut ternyata konsisten. Pengumuman laba GN, dengan sampel 1.231,
menunjukkan keuntungan abnormal positif dalam bulan pengumuman laba yang sama.
Demikian juga dengan pengumuman laba BN, dengan sampel 1.109, menunjukkan
kerugian abnormal negatif dalam bulan pengumuman yang sama.
Temuan ini menunjukkan bahwa pasar bereaksi terhadap informasi laba yang
diumumkan.
Pengujian kemudian dikembangkan dengan rentang waktu lebih lebar, wider
window, yaitu 18 bulan (11 bulan sebelum bulan pengumuman, dan 6 bulan setelah
bulan pengumuman). Tingkat keuntungan dan kerugian abnormal cenderung berkurang
dengan bertambahnya dimensi waktu. Pada kasus ini, saham dengan pengumuman GN
yang diperoleh 11 bulan sebelum pengumuman dan dijual akhir bulan ke 6 setelah
pengumuman memperoleh keuntungan 6% di atas keuntungan rata-rata pasar.
Sedangkan saham dengan pengumuman BN yang dibeli 11 bulan sebelum
pengumuman dan dijual akhir bulan ke 6 setelah pengumuman memperoleh kerugian
9% di bawah pasar.
Reaksi investor terhadap pengumuman berkurang dengan bertambahnya dimensi
waktu.
Reaksi pasar terhadap informasi akuntansi dalam narrow window lebih tinggi
karena dalam waktu singkat tidak terjadi kejadian tertentu yang mempengaruhi pasar,
kecuali informasi laba. Sedangkan reaksi pasar terhadap informasi akuntansi dalam
wider window berkurang karena dalam waktu yang relatif panjang dapat terjadi hal-hal
lain selain pengumuman laba yang terkait dengan saham.

5.4. EARNING RESPONSE COEFICIENT (claudia)


Umumnya dalam mengetahui kualitas laba yang baik dapat diukur dengan
menggunakan Earning Response Coefficient, yang merupakan bentuk pengukuran
kandungan informasi dalam laba. ERC adalah koefisien yang mengukur besarnya
keuntungan abnormal sebuah sekuritas sebagai respon terhadap komponen tidak
diharapkan (unexpected component) informasi keuangan.
Seperti dijelaskan sebelumnya, BB menemukan keuntungan abnormal positif
terhadap berita baik dan negatif terhadap berita buruk secara rata-rata. Mengapa pasar
merespon lebih kuat terhadap berita baik atau berita buruk pada suatu perusahaan
dibandingkan perusahaan lain? Penyebab hal ini adalah ERC yang berbeda.
Faktor yang menentukan perbedaan ERC:
1. Beta. Semakin tingi beta (semakin tinggi risiko keuntungan diharapkan masa
depan), semakin rendah reaksi investor terhadap jumlah earnings tidak diharapkan.
Beta

menggambarkan

besarnya

perubahan

harga

suatu

saham

tertentu

dibandingkan dengan perubahan harga pasar. Beta merupakan konsep yang penting
dalam akuntansi keuangan karena beta menunjukkan risiko suatu perusahaan.
Memahami beta perusahaan sama dengan memahami risiko perusahaan tersebut
yang merupakan basis pengetahuan penting bagi akuntan. Selain itu, beta telah
banyak digunakan dalam studi empiris tentang manfaat informasi akuntansi
keuangan. Tuntutan terhadap pelaporan risiko perusahaan juga menunjukkan
bahwa beta sangat berperan dalam akuntansi keuangan.
2. Capital structure. Apabila tingkat leverage perusahaan tinggi, pengumuman
informasi laba lebih merupakan berita baik bagi kreditor daripada bagi pemegang
saham. Karena itu, reaksi pasar lebih rendah terhadap berita baik perusahaan
dengan tingkat leverage yang tinggi dibandingkan tingkat leverage lebih rendah.
3. Persistence. Reaksi pasar lebih tinggi terhadap informasi laba yang diharapkan
berlaku konsisten dalam jangka panjang dibandingkan informasi laba yang bersifat
sementara. Reaksi pasar lebih tinggi terhadap pengumuman laba karena
pengenalan produk baru daripada pengumuman laba karena penjualan aktiva tetap.
4. Earnings quality. Semakin tinggi kualitas earnings diharapkan semakin tinggi
ERC. Kualitas earnings adalah besarnya probabilitas main diagonal dalam
kaitannya dengan informasi.

5. Growth opportunity. Berita baik dan berita buruk mengimplikasikan prospek akan
pertumbuhan laba. Semakin tinggi pertumbuhan laba akan semakin besar reaksi
pasar (semakin tinggi ERC).
6. The informativeness of price (firm size). Semakin informatif harga (proksinya
adalah firm size), semakin sedikit kandungan informasi tentang pengumuman laba.
Reaksi pasar tidak terlalu besar atas pengumuman laba perusahaan besar yang
sering muncul dalam perberitaan dan media massa.
Cho & Jung (1991) mengklasifikasikan pendekatan teoritis ERC menjadi dua
kelompok yaitu (1) model penilaian yang didasarkan pada informasi ekonomi seperti
dikembangkan oleh Holthhausen dan Verrechia (1988) dan Lev (1989) yang menunjukkan
bahwa kekuatan respon investor terhadap sinyal informasi laba (ERC) merupakan fungsi
dari ketidakpastian di masa mendatang. Semakin besar noise dalam sistem pelaporan
perusahaan (semakin rendah kualitas laba), semakin kecil ERC, dan (2) model penilaian
didasarkan pada time series laba seperti dikembangkan oleh Beaver dan Morse (1980).

5.4.1. Reasons for differential market response (Alasan terhadap respon pasar yang
berbeda)
Sejumlah alasan bisa diajukan untuk respon pasar diferensial bagi pen
dapatan berdasarkan biaya historis. Beta/rancangan. Semakin beresiko urutan hasil
masa mendatang yang diharapkan dari suatu perusahaan, semakin rendah nilainya bagi
investor yang menentang resiko, hal yang lainnya sama.
Ketetapan merupakan suatu konsep yang menantang dan berguna. Satu
alasan yang diajukan oleh Ramakrishnan dan Thomas (1991) adalah bahwa unsur yang
berebda dari penghasilan bersih mungkin memiliki ketetapan berebda. Misalnya, bahwa
dalam tahun yang sama suatu perusahaan berhasil memperkenalkan produk baru, ia
juga melaporkan hasil pada pengurangan pabrik dan peralatan. Maka ketetapan
pendapatan

adalah

rata-rata

ketetapan

yang

berbeda

dari

komponen

pendapatan. Ramakrishnan dan Thomas membedakan tiga jenis peristiwa pendapatan:


o Permanen, diharapkan tetap tanpa batas.
o Sementara, mempengaruhi pendapatan di tahun tersebut namun tidak akan
mempengaruhi tahun mendatang.
o ketidaksesuaian harga, ketetapan nol.

5.5. EXTRAORDINARY ITEM (putri)


Karakteristik extraordinary item yaitu:
1.

Tidak diharapkan terjadi secara frekuentif selama beberapa tahun

2.

Bukan merupakan tipe dari aktivitas bisnis normal dari entitas tersebut

3.

Tidak tergantung secara primer atas keputusan oleh manajemen atau pemilik
Dengan karakteristik tersebut, persistensi (kemampuan terjadi terus-menerus) laba

karena extraordinary item rendah. Unsur-unsur ini harus diungkapkan karena apabila
tidak, pasar akan salah menafsirkan persistensi earnings perusahaan.
Jika tahun ini ada unsur extraordinaty item, maka tahun depan mungkin earningsnya
akan lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh unsur earnings tahun ini tidak hanya permanent
earnings (yang persisten) tetapi juga transitory earnings (sementara) yang berasal dari
extraordinaty item tersebut.
High persistence (ERC lebih dari 1). Perusahaan mengumumkan telah berhasil
mengembangkan produk baru. Perusahaan berhasil menemukan metode untuk
meningkatkan efisiensi cukup signifikan. GN ini akan direaksi pasar lebih dari 1
karena diharapkan net income masa depan akan lebih besar.
Persistence of 1 (ERC adalah 1). Perusahaan mengumumkan GN dengan adanya
peningkatan net income yang disebabkan oleh laba penjualan aktiva tetap atau
penghentian suatu kegiatan usaha. Hal ini terjadi karena tidak ada alasan untuk
mengharapkan laba seperti ini akan terulang kembali.
Persistence of 0 (ERC adalah 0). Perusahaan mengumumkan GN dengan
meningkatnya net income yang disebabkan oleh perubahan metode akuntansi,
misalnya perusahaan mengkapitalisasi biaya organisasi atau biaya promosi. Tidak
ada alasan bagi pasar untuk bereaksi terhadap GN ini.

5.6. CONCLUSIONS ON THE INFORMATION APPROACH (yesi)


Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan kegunaan
keputusan (decision usefulness) maka informasi akuntansi akan lebih reliabel dan relevan.
Kegunaan keputusan merupakan suatu pendekatan terhadap laporan keuangan yang
berdasarkan biaya historis agar lebih berguna. Selama ini penyajian laporan keuangan
harus menekankan pada karateristik kualitatif laporan keuangan, yaitu reliabilitas dan
relevansi. Reliabilitas merupakan penyajian informasi yang terkandung di dalam laporan

keuangan harus dapat diandalkan jika cukup terbebas dari kesalahan dan penyimpangan
merupakan suatu penyajian yang jujur. Sebaliknya, relevansi adalah informasi akuntansi
keuangan yang relevan mempunyai pengaruh terhadap keputusan ekonomi yang
menggunakan informasi akuntansi keuangan itu. Pendekatan kegunaan keputusan dapat
digunakan dengan dua perspektif, yaitu perspektif informasi dan perspektif pengukuran.
Perspektif informasi lebih menekankan pada kandungan informasi yang ada dalam laporan
keuangan. Sebaliknya, perspektif pengukuran menekankan pada pemilihan metode
pengukuran terhadap laporan keuangan.
Hasil diskusi Reserve Recognition Accounting (RRA) menyatakan bahwa tidak
mungkin menyiapkan laporan keuangan dengan tingkat reliabilitas dan relevansi secara
penuh karena konsekuensinya akan terjadi trade-offs antara reliabilitas dengan revelansi.
Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut digunakanlah pendekatan
kegunaan keputusan (decision usefulness) untuk membuat laporan keuangan yang
berdasarkan biaya historis (historical cost) lebih berguna. Salah satu di antaranya adalah
dengan adanya pengungkapan penuh (full disclosure).
Pengungkapan penuh informasi yang harus diungkap adalah mengenai data
akuntansi dan non akuntansi yang relevan. Hal ini disebut dengan pelaporan keuangan
yang lebih memberikan informasi tambahan selain laporan keuangan, dengan kata lain
pelaporan keuangan cakupannya lebih luas daripada laporan keuangan. Menurut Chariri
dan Ghozali (2003:235), pengungkapan (disclosure) mengandung arti bahwa laporan
keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil
aktivitas suatu unit usaha. Bukti empiris menyatakan bahwa respon harga sekuritas untuk
informasi akuntansi menyarankan investor mencari informasi yang berguna (Scott,
2003:466).

DAFTAR PUSTAKA

Scott, W.R. 2003. Financial Accounting Theory. Toronto, Canada : Prentice-Hall.


Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketig
a. Yogyakarta: BPFE.
Siregar, Baldric, Dr. MBA. Ak. The information Perspectice On Decision Usefullness.
Diktat.

Anda mungkin juga menyukai