I. ERGONOMI
35
36
37
Gambar: Jangkauan
3. Tata letak tempat kerja. Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas
kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional harus lebih banyak
digunakan daripada hanya kata-kata saja.
Gambar: Tata Letak Tempat Kerja antara yang Ergonomis dan yang Tidak Ergonomis
38
Deskripsi
Sekali-sekali
Terus-menerus
15-18
Tingkat Muda
Pria (Kg)
Wanita (Kg)
15
10-12
10-15
6-9
10
yang berlebihan. Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO
sebagai berikut:
a) Organisasi kerja
Pekerjaan harus diatur dengan berbagai cara:
- Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun.
- Frekuensi pergerakan diminimalisir.
- Jarak mengangkat beban dikurangi.
- Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan mengangkat
tidak terlalu tinggi.
- Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan.
b) Metode mengangkat beban
Semua pekerja harus diajarkan
bagaimana
cara
mengangkat
lengan
digunakan
lebih
dari
banyak
pada
otot
punggung.
- Untuk
horizontal
memulai
maka
gerakan
digunakan
39
2.
Sering terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang hampir berupa kecelakaan.
3.
4.
Pekerja mengeluhkan adanya nyeri atau sakit pada leher, bahu, punggung, atau
pinggang.
5.
Alat kerja atau mesin yang tidak sesuai dengan karakteristik fisik pekerja.
6.
7.
Postur kerja yang buruk, misalnya sering membungkuk, menjangkau, atau jongkok.
8.
9.
40
Nyaman
Aman
Sehat
Efisien
Dari berbagai keluhan diatas, maka akan muncul CTD (Cummulative Trauma
Disorder), yaitu trauma dari keadaan yang tidak teratur. Gejala ini muncul karena
terkumpulnya kerusakan kecil akibat trauma berulang yang membentuk kerusakan
cukup besar untuk menimbulkan rasa sakit.
Trauma pada jaringan timbul karena:
Overexertion: Proses penggunaan yang berlebihan.
41
42
7.
Kebisingan
2. Penerangan/cahaya
8.
Keamanan
3. Temperatur/suhu udara
9.
Getaran mekanis
4. Kelembaban
5. Sirkulasi udara
6. Musik
12. Dekorasi
F. EVALUASI ERGONOMI
Berdasarkan Antropometri, Biomekanika, Fisiologi Kerja, Pencegahan dan Pengendalian Bahaya.
Dengan diterapkannya ergonomi, sistem kerja dapat menjadi lebih produktif dan
efisien. Dilihat dari sisi rekayasa, informasi hasil penelitian ergonomi dapat dikelompokkan dalam beberapa bidang penelitian, yaitu:
- Antropometri
- Biomekanika
- Fisiologi
- Pencegahan dan Pengendalian Bahaya
1. Antropometri
Antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran dimensi
tubuh manusia dan karakteristik khusus lain dari tubuh yang relevan dengan
perancangan alat-alat/benda-benda yang digunakan manusia.Antropometri dibagi
atas dua bagian utama, yaitu:
a) Antropometri Statis (struktural). Pengukuran manusia pada posisi diam, dan linier
43
permukaan tubuh.
Yang sering disebut sebagai antropometri rekayasa adalah aplikasi dari kedua
bagian utama di atas untuk merancang workspace dan peralatan.Permasalahan
variasi dimensi antropometri seringkali menjadi faktor dalam menghasilkan
rancangan sistem kerja yang fit untuk pengguna. Dimensi tubuh manusia itu
sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yang harus menjadi salah satu
pertimbangan dalam menentukan sampel data yang akan diambil. Faktor-faktor
tersebut adalah:
1. Umur. Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20
tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan berkurang
setelah 60 tahun.
2. Jenis kelamin. Pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar
kecuali bagian dada dan pinggul.
3. Rumpun dan Suku Bangsa
4. Pekerjaan, aktivitas sehari-hari juga berpengaruh.
5. Kondisi waktu pengukuran.
44
45
2. Biomekanika
Biomekanika adalah ilmu yang menggunakan hukum-hukum fisika dan
konsep-konsep mekanika untuk mendeskripsikan gerakan dan gaya pada berbagai
macam bagian tubuh ketika melakukan aktivitas. Faktor ini sangat berhubungan
dengan pekerjaan yang bersifat material handling, seperti pengangkatan dan
pemindahan secara manual, atau pekerjaan lain yang dominan menggunakan otot
tubuh. Meskipun kemajuan teknologi telah banyak membantu aktivitas manusia,
namun tetap saja ada beberapa pekerjaan manual yang tidak dapat dihilangkan
dengan pertimbangan biaya maupun kemudahan.
Pekerjaan ini membutuhkan usaha fisik sedang hingga besar dalam durasi
waktu kerja tertentu, misalnya penanganan atau pemindahan material secara manual.
Usaha fisik ini banyak mengakibatkan kecelakaan kerja ataupun low back pain, yang
menjadi isu besar di negara-negara industri belakangan ini.
3. Fisiologi
Pengukuran Konsumsi Energi
Secara garis besar, kegiatan-kegiatan kerja manusia dapat digolongkan
menjadi kerja fisik (otot) dan kerja mental (otak). Pemisahan ini tidak dapat
dilakukan secara sempurna, karena terdapat hubungan yang erat antara satu
dengan lainnya. Apabila dilihat dari energi yang dikeluarkan, kerja mental murni
relatif lebih sedikit mengeluarkan energi dibandingkan kerja fisik. Kerja fisik
akan mengakibatkan perubahan pada fungsi alat-alat tubuh, yang dapat dideteksi
melalui perubahan :
a) Konsumsi oksigen.
e) Temperatur tubuh.
b) Denyut jantung.
c) Pengeluaran Energi.
paru.
46
Bilangan nadi atau denyut jantung merupakan peubah yang penting dan
pokok, baik dalam penelitian lapangan maupun dalam penelitian laboratorium.
Dalam hal penentuan konsumsi energi, biasa digunakan parameter indeks
kenaikan bilangan kecepatan denyut jantung. Indeks ini merupakan perbedaan
antara kecepatan denyut jantung pada waktu kerja tertentu dengan kecepatan
denyut jantung pada saat istirahat. (Widyasmara, 2007).
Pengukuran Beban Psikologis
Aspek psikologi dalam suatu pekerjaan dapat berubah setiap saat. Banyak
faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan psikologi tersebut. Faktor-faktor
tersebut dapat berasal dari dalam diri pekerja (internal) atau dari luar diri
pekerja/lingkungan (eksternal). Baik factor internal maupun eksternal sulit untuk
dilihat secara kasat mata, sehingga dalam pengamatan hanya dilihat dari hasil
pekerjaan atau faktor yang dapat diukur secara objektif, atau pun dari tingkah
laku dan penuturan pekerja sendiri yang dapat diidentifikasikan. Pengukuran
beban psikologi dapat dilakukan dengan :
Pengukuran beban psikologi secara objektif
a. Pengukuran denyut jantung.
Secara umum, peningkatan denyut jantung berkaitan dengan meningkatnya
level pembebanan kerja.
b. Pengukuran waktu kedipan mata.
Secara umum, pekerjaan yang membutuhkan atensi visual berasosiasi
dengan kedipan mata yang lebih sedikit, dan durasi kedipan lebih pendek.
c. Pengukuran dengan metoda lain.
Pengukuran dilakukan dengan alat flicker, berupa alat yang memiliki
sumber cahaya yang berkedip makin lama makin cepat hingga pada suatu
saat sulit untuk diikuti oleh mata biasa.
47
48
Kejenuhan kerja adalah situasi emosi yang dialami oleh seseorang berupa rasa lelah
tuntutan pekerjaan yang dirasakan berlebihan (Pines; 1983). Kejenuhan kerja adalah suatu
proses dimana komitmen profesional sebelumnya terlepas dari pekerjaannya, karena adanya
tekanan dan pengalaman yang menekan (strain) dalam pekerjaan (Chernis; 1980a).
Kejenuhan kerja merupakan perubahan sikap dan perilaku dalam bentuk reaksi
menarik diri secara psikologis dari pekerjaan, seperti menjaga jarak dengan klien maupun
bersikap sinis dengan mereka, mangkir dalam pekerjaan, sering terlambat, dan keinginan
pindah kerja yang kuat. Pengertian kejenuhan kerja juga dikemukakan oleh Maslach dan
Pines, sebagai suatu sindrom kelelahan emosi, depersonalisasi, penurunan rasa kemampuan
diri yang dialami oleh individu-individu yang bekerja dan selalu berhubungan dengan orang
lain.
B. PENYEBAB
1. Beban Kerja
Beberapa kajian terdahulu menunjukkan bahwa beban kerja merupakan salah satu
sumber stres yang paling konsisten dikalangan pekerja (Greenglass et al; 2001). Greenglass et
al., mendapati bahwa tidak hanya beban kerja yang menyebabkan masalah pada kesehatan
mental, ketidakpuasan kerja, dan kejenuhan kerja, tapi juga persepsi mengenai peningkatan
beban kerja mempengaruhi secara langsung kepada kelelahan emosi.
Koeske dan Kelly (1995) juga menyatakan bahwa peningkatan beban kerja yang
besar, beresiko menimbulkan tekanan kerja bagi seorang pekerja. Greenglass et. al (2001).
dalam kajiannya mendapati adanya hubungan antara beban kerja dengan berhubungan negatif
dengan keluhan somatik yang merupakan simptom dari kejenuhan.
2. Kondisi Pekerjaan
Kondisi pekerjaan merupakan keadaan lingkungan sosial yang dipersepsi sebagai
positif atau negatif oleh seorang pekerja, dan yang akan mempengaruhinya dalam bekerja.
Beberapa kajian terdahulu ada yang membahas bagaimana keadaan pekerjaan dapat
mempengaruhi kejenuhan kerja.
Dalam kajian yang dilakukan oleh Powell mendapati bahwa mengasingkan diri
berhubungan erat dengan kejenuhan kerja. Hal ini berarti bahwa ketika kebutuhan manusia
49
untuk memperoleh arti dalam kehidupan, dan ketika seseorang bekerja mulai kehilangan
makna, maka kejenuhan akan dan Barlow juga mendapati bahwa banyak pekerja sosial yang
masih
mengekpresikan
perasaan
keterasingan
tersebut
secara
profesional
dalam
1. Cari Udara Segar. Ketika rasa jenuh mulai datang yang perlu pekerja lakukan
pertama kali adalah berdiri dari kursi. Luangkan beberapa menit untuk keluar dari
ruangan kantor dan hiruplah udara segar, dan rasakan sensasi segarnya bagi tubuh.
2. Push Up. Cara selanjutnya, jika kebetulan atasan sedang tidak ada di tempat,
luangkan waktu untuk melakukan push
dips menggunakan tempat duduk. Tidak usah terlalu lama, cukup 10-15 repetisi, dan
tubuh akan kembali segar.
3. Tidur Sejenak. Memang tidak mungkin rasanya jika saat bekerja pekerja diijinkan
untuk tidur sejenak. Tapi, dengan menyisipkan waktu untuk tidur sejenak (tidak lebih
dari 30 menit), konsentrasi dan kebugaran tubuh akan kembali seperti semula.
4. Dengarkan Musik. Jika pekerja menyukai musik, mendengarkan musik yang
bersemangat akan kembali memompa semangat dan konsentrasi pekerja.
5. Makan Buah Segar. Alih-alih memilih camilan bergula, berlemak, dan berkalori
tinggi untuk meningkatkan energi, lebih baik mengkonsumsi buah-buahan sebagai
gantinya.Kandungan vitamin dan mineral serta sensasi segar rasa buah, akan
membangkitkan kembali semangat bekerja.
1. Makan Siang Seimbang. Jangan makan terlalu berat. Jika ingin makan dalam porsi
yang besar, perbanyaklah protein daripada karbohidrat. Konsumsi karbohidrat yang
terlalu tinggi dapat meningkatkan risiko diabetes dan obesitas.
50
2. Tidur Cukup. Jika pekerja memiliki waktu tidur yang cukup di malam hari, pekerja
tersebut akan berisiko mengalami penurunan energi lebih banyak dari biasanya.
Tidurlah 7-9 jam tiap hari dan kurangi kebiasaan begadang.
3. Latihan Ringan. Untuk mencegah rasa jenuh datang, sebaiknya pekerja melakukan
beberapa latihan ringan sebelum bekerja, seperti lunge, squat, dan jogging di tempat,
untuk meningkatkan sirkulasi oksigen dalam tubuh.
dalam hidup Anda. Tertawa juga akan membuat Anda merasa lebih ringan dan
membebaskan Anda dari ketegangan.
11. Pikirkan hal yang menyenangkan dari pekerjaan yang anda tekuni
12. Tiru teman yang memiliki kecintaan pada pekerjaannya
13. Nikmati pekerjaan
Dengan menikmati bidang pekerjaan yang kamu tekuni, pekerjaan seberat apapun
akan terasa ringan. Namun, jika bekerja secara terpaksa, maka pekerjaan yang ringan
akan menjadi berat dan pekerjaan yang berat akan semakin berat.
14. Mengobrol ringan dengan teman kerja dengan berbagai topic tanpa mengganggu
pekerjaan.
A. DEFINISI
Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri di daerah lumbasakral dan
sakroiliakal, nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai sampai
kaki. (Harsono, 2000:265).
Herniasi diskus (carram) intervertebralis (HNP) merupakan penyebab utama
nyeri punggung bawah yang berat, kronik dan berulang (kambuh), mungkin sebagai
dampak trauma atau perubahan degeneratif yang berhubungan dengan proses
penuaan. (Doenges, Marylinn, 1999:320).
Nyeri punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan didaerah punggung
bawah, dapat merupakan nyeri local maupun radikuler atau keduanya, nyeri ini terasa
diantara sudut rusuk terbawah (torakal XII) dan lipat bokong bawah yaitu didaerah
lumbal dan lumbasakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri kearah tungkai
dan kaki.
Low back pain nyeri punggung bawah adalah salah satu nyeri yang paling
sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, juga merupakan persoalan mayarakat
karena sering mengakibatkan penderita tidak dapat bekerja dalam kesehariannya.
Low back pain dapat berupa rasa kemeng atau sedikit pegal sampai nyeri
sekali, sakit ini dapat timbul secara mendadak ataupun secara perlahan-lahan dalam
waktu beberapa jam sampai beberapa hari. Rasa sakit dapat dirasakan pada tubuh
bagian belakang, dari tulang iga terakhir sampai bagian bawah bokong dan juga dapat
52
menjalar ketungkai. Sering kali penderita cemas kalau LBPnya berasal dari penyakit
ginjal atau kencing batu anggapan itu tidaklah selalu benar.
Jika diperhatikan secara seksama keluhan LBP sangat bervariasi, kualitas
nyeri, intensitas serta penyebarannya sangat bervariasi, berbagai sikap badan seperti
berdiri, duduk atau berbaring sangat berpengaruh terhadap timbulnya rasa nyeri.
B. ETIOLOGI
Penyebab nyeri pinggang bawah bermacam-macam dan multifaktor. Di
antaranya dapat disebut :
1. Kelainan Kongenital
Kelainan kongenital tidak merupakan penyebab nyeri pinggang bawah
yang penting. Kelainan kongenital yang dapat menyebabkan nyeri pinggang
bawah adalah:
a. Spondilolisis dan spondilolistesis
Pada Spondilolisis tampak bahwa sewaktu pembentukan korpus
vertebrae itu
53
54
55
C. KOMPIKASI
Gaya berat tubuh, terutama dalam posisi berdiri, duduk dan berjalan dapat
mengakibatkan rasa nyeri pada punggung dan dapat menimbulkan komplikasi pada
bagian tubuh yang lain, misalnya genu valgum, genu varum, coxa valgum dan
sebagainya (Soeharso, 1987)
D. PENCEGAHAN
Cara pencegahan terjadinya low back pain dan cara mengurangi nyeri apabila LBP
telah terjadi.
Latihan Punggung Setiap Hari
1. Berbaringlah terlentang pada lantai atau matras yang keras. Tekukan satu lutut dan
gerakkanlah menuju dada lalu tahan beberapa detik. Kemudian lakukan lagi pada kaki
yang lain. Lakukanlah beberapa kali.
2. Berbaringlah terlentang dengan kedua kaki ditekuk lalu luruskanlah ke lantai.
Kencangkanlah perut dan bokong lalu tekanlah punggung ke lantai, tahanlah beberapa
detik kemudian relaks. Ulangi beberapa kali.
3. Berbaring terlentang dengan kaki ditekuk dan telapak kaki berada flat di lantai.
Lakukan sit up parsial,dengan melipatkan tangan di tangan dan mengangkat bahu
setinggi 6 -12 inci dari lantai. Lakukan beberapa kali.
56
2. Tekukan lutut , bukan punggung, untuk mengangkat benda yang lebih rendah
3. Peganglah benda dekat perut dan dada
4. Tekukan lagi kaki saat menurunkan benda
5. Hindari memutarkan punggung saat mengangkat suatu benda
57
Pada saat awitan nyeri punggung bawah, secara umum disarankan untuk mencoba tirah
baring selama satu atau dua hari untuk mengurangi spasme otot dan memberikan kesempatan
tulang belakang untuk beristirahat. Tirah baring yang lebih lama cenderung memperberat
keadaan karena menimbulkan pelemahan otot-otot yang berperan menyangga tulang
belakang. Selain tirah baring, ada pilihan terapi konservatif tinggal atau kombinasi yang
sering disarankan untuk mengurangi nyeri dan memungkinkan rehabilitasi tulang belakang
bagian bawah.
o Obat-obatan
Terdapat dua jenis obat-obatan bebas yang disarankan untuk mengurangi nyeri
punggung bawah, yaitu asetaminofen dan obat-obatan anti inflamasi non steroid
(OAINS). Asetaminofen dan OAINS bekerja dengan mekanisme yang berbeda,
sehingga keduanya dapat digunakan secara bersamaan. Untuk jangka waktu yang
pendek, obat-obatan terbatas (seperti obat-obatan anti nyeri narkotik dan relaksan
otot) dapat bermanfaat dalam mengurangi nyeri atau komplikasi lain yang terkait.
Golongan obat yang lain (seperti obat-obatan antidepresan atau obat-obatan anti
kejang) juga dapat berguna mengurangi sensasi nyeri dan dapat digunakan dalam
jangka waktu yang panjang.
Penggunaan obat-obatan apapun selalu disertai dengan risiko, efek samping dan
interaksi obat, dan dengan demikian perlu adanya konsultasi dengan ahli medis
sebelum memulai penggunaan obat-obatan apapun. Pasien harus sangat berhati-hati
dengan penggunaan obat-obatan apabila mereka sedang menjalani pengobatan lain
atau mengidap penyakit tertentu (seperti diabetes). Meskipun beberapa risiko dan efek
samping utama dipaparkan disini, namun pasien harus selalu membaca label dan
leaflet pada kemasan obat serta berkonsultasi dengan dokter untuk memahami secara
utuh mengenai risiko, efek samping, dan interaksi obat.
o Terapi fisik
Setelah serangan nyeri punggung bawah berlangsung antara dua sampai enam
minggu, atau terjadi rekurensi-rekurensi berikutnya, maka dapat dipertimbangkan
penggunaan terapi fisik sebagai tatalaksana. untuk mengurangi nyeri punggung
bawah, memperbaiki fungsi, dan memberikan edukasi berupa program pemeliharaan
untuk mencegah kekambuhan.
58
Terdapat berbagai macam bentuk terapi fisik. Pada fase akut, terapis mungkin akan
focus pada upaya mengurangi nyeri menggunakan terapi fisik pasif (modalitas).
Terapi jenis ini disebut terapi pasif karena dikerjakan pada pasiennya.
Selain terapi pasif, terapi fisik aktif (olahraga) juga diperlukan untuk merehabilitasi
tulang belakang. Secara umum, program latihan pasien perlu melingkupi hal-hal
berikut ini:
Latihan aerobic low-impact. Latihan aerobic Low impact (seperti jalan kaki,
bersepeda atau berenang) sebaiknya dilakukan 30 sampai 40 menit tiga kali
dalam seminggu, berselingan dengan latihan penguatan otot.
Bahkan pasien dengan jadwal yang padat dapat menjalani regimen latihan yang
meliputi peregangan, penguatan, dan latihan aerobic.
o Terapi fisik Pasif (modalitas)
Berbagai modalitas sering digunakan untuk mengurangi nyeri punggung bawah.
Modalitas-modalitas ini sangat bermanfaat untuk mengurangi nyeri punggung bawah
akut (misalnya serangan nyeri yang hebat dan melumpuhkan). Terapis dan kiropraktor
biasanya menggunakan modalitas pasif.
o Kompres hangat/dingin
Kompres hangat/dingin mudah didapat dan merupakan modalitas yang paling sering
digunakan. Masing-masing berguna untuk mengurangi spasme otot dan inflamasi.
Beberapa pasien merasakan nyeri hilang pada pengkompresan hangat, sedangkan
yang lain pada pengkompresan dingin. Keduanya dapat digunakan secara bergantian.
Umumnya kompres digunakan selama 10-20 menit setiap dua jam, dan lebih
bermanfaat pada beberapa hari pertama serangan nyeri.
59
o Latihan
Terapi aktif (latihan) biasanya diperlukan untuk merehabilitasi tulang belakang dan
membantu mengurang nyeri. Lebih penting lagi, suatu rutinitas latihan yang
memberikan pasien cara untuk menghindari kekambuhannyeri punggung bawah dan
mengurangi intensitas serta durasi serangan nyeri di kemudian hari.
Secara umum, program latihan pasien perlu meliputi peregangan (seperti peregangan
hamstring), penguatan otot (seperti latihan stabilisasi dinamik lumbal), dan latihan
aerobic low impact (seperti berjalan, bersepeda atau berenang).
o Peregangan
Latihan peregangan rutin melibatkan penekanan untuk meregang otot hamstring
selama 30 sampai 45 detik, satu sampai dua kali sehari. Tekanan pada otiot perlu
dilakukan secara merata dan tidak boleh disertai dengan pemijatan karena pemijatan
dapat memicu respon spasme pada otot yang sedang diregang. Otot hamstring dapat
diregang dengan berbagai cara. Pilihan metode peregangan otot hamstring dari yang
paling mudah sampai paling sulit meliputi:
Apabila pendekatan ini tidak dapat ditolerir, tarikan pada punggung dapat
dikurangi dengan duduk di kursi meyangga kaki pada kursi lain dihadapannya
sehingga tungkai dalam posisi lurus. Kemudian dilakukan upaya menyentuh
jari kaki. Peregangan dapat dilakukan bergantian pada sisi kiri dan kanan.
Teknik yang paling ringan adalah untuk berbaring pada lantai dan menarik
tungkai kea rah dada dan kemudian meluruskannya dengan bantuan handuk
kecil yang dikaitkan pada tumit. Metode ini dilakukan bergantian pada sisi
kanan dan kiri.
Pilihan lain yang ringan adalah dengan berbaring di lantai, dengan bokong
ditempelkan pada dinding. Kaki dinaikkan pada dinding dan kemudian
berusaha meluruskan sendi lutut. Dilakukan peregangan bergantian pada
kedua sisi,
Peregangan sebaiknya tidak dilakukan bersamaan dengan latihan lain, karena latihanlatihan tersebut tidak dapat dilakukan setiap hari. Agar peregangan menjai bagian dari
regimen harian, maka sebaiknya melakukan peregangan setiap pagi saat bangun dari
60
tempat tidur dan sesaat sebelum tidur. Anggaplah ini sebagai perawatan tulang
belakang yang baik
o Latihan aerobic Low-impact
Pemulihan kondisi menggunakan latihan aerobic low impact sangat bermanfaat baik
untuk rehabilitasi maupun mempertahan kan pinggang. Pasien yang terlatih secara
aerobic memiliki insidensi nyeri punggung bawah yang lebih rendaj, dan saat
serangan terjadi nyerinya lebih ringan. Pasien yang bugar lebih mungkin untuk
bertahan secara fungsional (misalnya terus bekerja dan melakukan aktivitas rekreasi,
sedangkan pasien dengan nyeri punggung bawah kronis yang menolak pengkondisian
aerobic sebaiknya siap mengalami hilangnya kemampuan fungsional secara bertahap.
Latihan aerobic sebaiknya dilakukan secara kontinyu untuk meningkatkan detak
jantung dan mempertahankannya pada detak yang tinggi. Selain itu, diperkirakan
bahwa latihan aerobic 30 40 menit memiliki keuntungan pelepasan endorphin yang
merupakan molekul yang melawan nyeri (pelepasan endorphin mungkin memberikan
istilah runners high untuk keadaan ini).
Terdapat beberapa jenis latihan aerobik yang aman bagi tulang belakang, dan apabila
dilakukan secara teratur sangat bermanfaat dalam pengkondisian.
Berjalan kaki.
. Secara umum, berjalan kaki sangan aman bagi pinggang, dan berjalan sejauh
dua sampai tiga mil per minggu sangat membantu pasien.
Bersepeda statis.
Apabila berjalan kaki terasa nyeri, bersepeda statis juga efektif serta mungkin
lebih aman bagi tulang belakang.
Terapi air.
Latihan di dalam air memungkinakn pengkondisian yang efektif sambil
neminimalisir stress pada pinggang (baca juga terapi air di bawah ini).
Memulai latihan aerobic juga memiliki efek tambahan berupa menghilangkan
beban dari tulang belakang, sehingga memungkinkan mobilisasi yang lebih
baik dengan nyeri yang lebih sedikit. Terkadang, seiring dengan berjalannya
terapi, latihan dapat diganti secara bertahap dengan latihan di darat.
Terapi air sangat bermanfaat bagi pasien yang berada dalam nyeri yang terlalu hebat
sehingga tidak dapat mentolerir latihan di darat. Bagi pasien yang menderita
61
osteoarthritis, terutama pada pasien usia lanjut, terapi air dan latihan aerobic yang
berkelanjutan mungkin merupakan pilihan terapi yang paling efektif.
62
63
DAFTAR PUSTAKA
64