Anda di halaman 1dari 30

LAMPIRAN

I. ERGONOMI

A. PENGERTIAN ERGONOMI DAN RUANG LINGKUPNNYA


Egonomi sering disebut Human Factor Engineering, suatu ilmu yang mengatur
bagaimana manusia bekerja. (http://www.angkasa-online.com/09/12/cakra/cakra1.htm).
Ergonomi atau Ergonomic (bahasa Inggrisnya) sebenarnya berasal dari kata Yunani
yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti aturan atau hukum. Ergonomi
mempunyai berbagai batasan arti, di Indonesia disepakati bahwa Ergonomi adalah ilmu
serta penerapannya yang berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan
terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktifitas dan efisiensi
yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal mungkin (Nurmianto,
1996). Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari perancangan pekerjaanpekerjaan yang dilaksanakan oleh manusia, sistem orang dan mesin, peralatan yang
dipakai manusia agar dapat dijalankan dengan cara yang paling efektif termasuk alat
alat peragaan untuk memberi informasi kepada manusia. (Sutalaksana :"Teknik Tata
Cara Kerja).
Perhatian utama ergonomi adalah pada efisiensi yang diukur berdasarkan pada
kecepatan dan ketelitian performance manusia dalam penggunaan alat. Faktor
keamanan dan kenyamanan bagi pekerja telah tercakup di dalam pengertian efisiensi
tersebut. (Wesley E Woodson, 1991). Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang
sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai sifat manusia, kemampuan
manusia dan keterbatasannya untuk merancang suatu sistem kerja yang baik agar tujuan
dapat dicapaidengan efektif, aman dan nyaman (Sutalaksana, 1979).
Sedangkan Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi:
- Teknik
- Pengalaman psikis
- Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan
persendian.
- Anthropometri
- Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh dan aktivitas otot.

35

B. CAKUPAN DARI ERGONOMI DI INDUSTRI


Ruang lingkup ergonomi yang mencangkup antara pekerja dan lingkungan yang
ada di industry, salah satunya Penerapan ilmu pengetahuan yang berkaitan kinerja
manusia (fisiologi, psikologi, dan industri rekayasa) memperbaiki sistem kerja, yang
terdiri dari orang tersebut, pekerjaan, alat dan peralatan, tempat kerja dan ruang kerja,
dan lingkungan sekitarnya.
Desain, modifikasi, penggantian dan pemeliharaan peralatan untuk meningkatkan
produktivitas dan kualitas produk.
Desain dan modifikasi ruang kerja serta tata letak tempat kerja untuk kemudahan dan
kecepatan operasi, pelayanan dan pemeliharaan.
Desain dan modifikasi metode kerja, termasuk otomatisasi dan alokasi tugas antara
operator (manusia) dan mesin.
Perancangan kondisi lingkungan fisik kerja yang mampu memberikan kenyamanan,
keamanan/keselamatan dan kesehatan kerja bagi manusia untuk meningkatkan
motivasi kerja, kualitas lingkungan kerja dan produktivitas.
Faktor fisik dari lingkungan kerja:
1. Kebisingan: 85 dBA.
2. Iklim Kerja: suhu kering (24-26 oC), suhu basah (21-30 oC), Kelembaban (6595 %).
3. Getaran: 4-5 Hz untuk organ perut dan tulang belakang sedangkan 40-80 Hz
untuk ketajaman mata.

C. APLIKASI DAN PENERAPAN ERGONOMI


1. Posisi Kerja, terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki
tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan
posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara
seimbang pada dua kaki.
a. Posisi Kerja Duduk
Keuntungan:
1. Mengurangi kelelahan pada kaki.
2. Terhindarnya sikap yg tidak alamiah.
3. Berkurangnya pemakaian energi.

36

Gambar a: Gambar Disamping Posisi Kerja Duduk


Kerugian:
1. Melembeknya otot perut.
2. Melengkungnya punggung.
3. Efek buruk bagi organ bagian dalam.

b. Posisi Kerja Berdiri


Keuntungan: Otot perut tidak kendor,
sehingga vertebra (ruas tulang belakang)
tidak rusak bila mengalami pembebanan.
Kerugian: Otot kaki cepat lelah.

Gambar b: Posisi Kerja Berdiri

c. Posisi Kerja Duduk - Berdiri


Posisi Duduk - Berdiri mempunyai keuntungan secara Biomekanis dimana
tekanan pada tulang belakang dan pinggang 30% lebih rendah dibandingkan
dengan posisi duduk maupun berdiri terus menerus.

37

Gambar: Posisi Kerja Duduk-Berdiri


2. Proses Kerja. Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi
waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran
anthropometri barat dan timur.

Gambar: Jangkauan

3. Tata letak tempat kerja. Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas
kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional harus lebih banyak
digunakan daripada hanya kata-kata saja.

Gambar: Tata Letak Tempat Kerja antara yang Ergonomis dan yang Tidak Ergonomis

38

4. Mengangkat beban. Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan


kepala, bahu, tangan, punggung dan sebagainya. Beban yang terlalu berat dapat
menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan
Tingkat Dewasa
Wanita
Pria (Kg)
(Kg)
40
15

Deskripsi
Sekali-sekali
Terus-menerus

15-18

Tingkat Muda
Pria (Kg)

Wanita (Kg)

15

10-12

10-15

6-9

10

yang berlebihan. Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO
sebagai berikut:

a) Organisasi kerja
Pekerjaan harus diatur dengan berbagai cara:
- Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun.
- Frekuensi pergerakan diminimalisir.
- Jarak mengangkat beban dikurangi.
- Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan mengangkat
tidak terlalu tinggi.
- Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan.
b) Metode mengangkat beban
Semua pekerja harus diajarkan
bagaimana

cara

mengangkat

beban yang baik. Metode kinetik


dari pedoman penanganan harus
dipakai yang didasarkan pada
dua prinsip :
- Otot

lengan

digunakan

lebih

dari

banyak

pada

otot

punggung.
- Untuk
horizontal

memulai
maka

gerakan
digunakan

momentum berat badan.

39

Gambar: Cara Mengangkat Beban


Prinsip kerja mengangkat beban:
- Posisi kaki yang benar.
- Punggung kuat dan kekar.
- Posisi lengan dekat dengan tubuh.
- Mengangkat dengan benar.
- Menggunakan berat badan.
c) Supervisi medis
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur.
- Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan beban kerjanya
- Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya dan
mendeteksi bila ada kelainan.
- Nasehat harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada wanita
muda dan yang sudah berumur.
D. TANDA TANDA SISTEM KERJA YANG TIDAK ERGONOMI
1.

Hasil kerja (kualitas dan kuantitas) yang tidak memuaskan.

2.

Sering terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang hampir berupa kecelakaan.

3.

Pekerja sering melakukan kesalahan (human error).

4.

Pekerja mengeluhkan adanya nyeri atau sakit pada leher, bahu, punggung, atau
pinggang.

5.

Alat kerja atau mesin yang tidak sesuai dengan karakteristik fisik pekerja.

6.

Pekerja terlalu cepat lelah dan butuh istirahat yang panjang.

7.

Postur kerja yang buruk, misalnya sering membungkuk, menjangkau, atau jongkok.

8.

Lingkungan kerja yang tidak teratur, bising, pengap, atau redup.

9.

Pekerja mengeluhkan beban kerja (fisik dan mental) yang berlebihan.

10. Komitmen kerja yang rendah.


11. Rendahnya partisipasi pekerja dalam sistem sumbang saran atau hilangnya sikap
kepedulian terhadap pekerjaan bahkan keapatisan.

E. KAITAN ERGONOMI DAN INDUSTRI


ENASE yaitu Efektif, Nyaman, Aman, Sehat, Efisien masing-masing orang.
Efektif

: bekerja dengan efektif sehingga target terpenuhi

40

Nyaman

: pekerja tidak gampang lelah

Aman

: timbul rasa aman dan tidak was-was dalam bekerja

Sehat

: kondisi dimana karyawan merasa tidak sakit

Efisien

: bekerja dengan gerakan, usaha, waktu dan kelelahan yang sedikit


mungkin.

Konsep ENASE dalam kaitan dengan ergonomi menciptakan metode,


lingkungan dan peralatan kerja yang mampu menstimulasi ENASE sesuai dengan
pekerjaan. Jadi ENASE merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam implementasi
ergonomi. ENASE tidak hanya dirasakan oleh fisik pekerja tetapi juga dapat dirasakan
secara psikologis juga. Tubuh manusia apabila dibebani kerja secara terus menerus
(dalam keadaan statis) akan menimbulkan rasa lelah dan bisa jadi berkembang menjadi
rasa nyeri pada bagian tubuh tertentu.
Pada suatu kondisi kerja tertentu menggambarkan kecenderungan untuk mengalami beberapa keluhan antara lain :
1. Algias: penyakit pada juru ketik, sekretaris, pekerja yang postur tubuhnya
membungkuk ke depan, vertebral syndrome pada pembawa barang, pengantar
barang & penerjun payung.
2. Osteo articulardeiatins: scoliosis pada pemain violin & operator pekerja bangku,
bungkuk (kifosis) pada buuh pelabuhan dan pembawa/pemikul keranjang,
datarnya telapak kaki pada para penunggu, pembuat roti dan pemangkas rambut.
3. Rasa nyeri pada otot dan tendon: rusaknya tendon achiles bagi para penari, tendon
para ekstensor panjang bagi para drummer, tenosynovitis pada pemoles kaca,
pemain piano dan tukang kayu.
4. Iritasi pada cabang saraf tepi: saraf ulnar bagi para pengemudi kendaraan, tukang
kunci, tukang pande besi, reparasi arloji, enjilidan buku, pemotong kaca, dan
pengendara sepeda.

Dari berbagai keluhan diatas, maka akan muncul CTD (Cummulative Trauma
Disorder), yaitu trauma dari keadaan yang tidak teratur. Gejala ini muncul karena
terkumpulnya kerusakan kecil akibat trauma berulang yang membentuk kerusakan
cukup besar untuk menimbulkan rasa sakit.
Trauma pada jaringan timbul karena:
Overexertion: Proses penggunaan yang berlebihan.

41

Overstretching: Proses peregangan yang berlebihan.


Overcompression: Proses penekanan yang berlebihan.
Contoh-contoh dari CTD:
Tendinitis (tendon yang meradang & nyeri).
Rotator Cuff Tendinitis (satu atau lebih RCT pd bahu meradang).
Tenosynovitis (pembengkakan pada tendon & sarung tendon).
Carpal Tunnel Syndrome
Epicondylitis (peradangan pada tendon di siku).
White finger (pembuluh darah di jari rusak).

42

Gambar: Contoh-Contoh dari CTD


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi tersebut diatas yaitu:
1. Lingkungan kerja

7.

Kebisingan

2. Penerangan/cahaya

8.

Keamanan

3. Temperatur/suhu udara

9.

Getaran mekanis

4. Kelembaban

10. Bau tidak sedap

5. Sirkulasi udara

11. Tata warna

6. Musik

12. Dekorasi

Pencegahan terhadap kelelahan akibat kerja:


Menggunakan secara benar waktu istirahat kerja.
Melakukan koordinasi yang baik antara pimpinan dan karyawan.
Mengusahakan kondisi lingkungan kerja sehat, aman, nyaman dan selamat.
Mengusahakan sarana kerja yangg ergonomis.
Memberikan kesejahteraan dan perhatian yang memadai.
Merencanakan rekreasi bagi seluruh karyawan.

F. EVALUASI ERGONOMI
Berdasarkan Antropometri, Biomekanika, Fisiologi Kerja, Pencegahan dan Pengendalian Bahaya.
Dengan diterapkannya ergonomi, sistem kerja dapat menjadi lebih produktif dan
efisien. Dilihat dari sisi rekayasa, informasi hasil penelitian ergonomi dapat dikelompokkan dalam beberapa bidang penelitian, yaitu:
- Antropometri
- Biomekanika
- Fisiologi
- Pencegahan dan Pengendalian Bahaya

1. Antropometri
Antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran dimensi
tubuh manusia dan karakteristik khusus lain dari tubuh yang relevan dengan
perancangan alat-alat/benda-benda yang digunakan manusia.Antropometri dibagi
atas dua bagian utama, yaitu:
a) Antropometri Statis (struktural). Pengukuran manusia pada posisi diam, dan linier

43

permukaan tubuh.

b) Antropometri Dinamis (fungsional). Yang dimaksud dengan antropometri


dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan
bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja
tersebut melaksanakan kegiatannya.

Yang sering disebut sebagai antropometri rekayasa adalah aplikasi dari kedua
bagian utama di atas untuk merancang workspace dan peralatan.Permasalahan
variasi dimensi antropometri seringkali menjadi faktor dalam menghasilkan
rancangan sistem kerja yang fit untuk pengguna. Dimensi tubuh manusia itu
sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yang harus menjadi salah satu
pertimbangan dalam menentukan sampel data yang akan diambil. Faktor-faktor
tersebut adalah:
1. Umur. Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20
tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan berkurang
setelah 60 tahun.
2. Jenis kelamin. Pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar
kecuali bagian dada dan pinggul.
3. Rumpun dan Suku Bangsa
4. Pekerjaan, aktivitas sehari-hari juga berpengaruh.
5. Kondisi waktu pengukuran.

Metode Perancangan dengan Antropometri (Antropometric Method) terdapat


dua pilihan dalam merancang sistem kerja berdasarkan data antropometri, yaitu:
1. Sesuai dengan tubuh pekerja yang bersangkutan (perancangan individual) yang
terbaik secara ergonomi.
2. Sesuai dengan populasi pemakai/pekerja Perancangan untuk populasi sendiri
memiliki tiga pilihan yaitu:
a) Design for extreme individuals.
b) Design for adjustable range.

44

c) Design for average.

Gambar: Antropometri Perempuan

Gambar: Antropometri Laki-Laki

45

2. Biomekanika
Biomekanika adalah ilmu yang menggunakan hukum-hukum fisika dan
konsep-konsep mekanika untuk mendeskripsikan gerakan dan gaya pada berbagai
macam bagian tubuh ketika melakukan aktivitas. Faktor ini sangat berhubungan
dengan pekerjaan yang bersifat material handling, seperti pengangkatan dan
pemindahan secara manual, atau pekerjaan lain yang dominan menggunakan otot
tubuh. Meskipun kemajuan teknologi telah banyak membantu aktivitas manusia,
namun tetap saja ada beberapa pekerjaan manual yang tidak dapat dihilangkan
dengan pertimbangan biaya maupun kemudahan.
Pekerjaan ini membutuhkan usaha fisik sedang hingga besar dalam durasi
waktu kerja tertentu, misalnya penanganan atau pemindahan material secara manual.
Usaha fisik ini banyak mengakibatkan kecelakaan kerja ataupun low back pain, yang
menjadi isu besar di negara-negara industri belakangan ini.

3. Fisiologi
Pengukuran Konsumsi Energi
Secara garis besar, kegiatan-kegiatan kerja manusia dapat digolongkan
menjadi kerja fisik (otot) dan kerja mental (otak). Pemisahan ini tidak dapat
dilakukan secara sempurna, karena terdapat hubungan yang erat antara satu
dengan lainnya. Apabila dilihat dari energi yang dikeluarkan, kerja mental murni
relatif lebih sedikit mengeluarkan energi dibandingkan kerja fisik. Kerja fisik
akan mengakibatkan perubahan pada fungsi alat-alat tubuh, yang dapat dideteksi
melalui perubahan :
a) Konsumsi oksigen.

e) Temperatur tubuh.

b) Denyut jantung.

f) Konsentrasi asam laktat dalam darah.

c) Pengeluaran Energi.

g) Komposisi kimia dalam darah & air seni.

d) Peredaran udara dalam paru-

h) Tingkat penguapan, dan faktor lainnya.

paru.

Kerja fisik mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan erat dengan


konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu bekerja biasanya ditentukan
dengan cara tidak langsung, yaitu dengan pengukuran :
a) Kecepatan denyut jantung
b) Konsumsi oksigen

46

Bilangan nadi atau denyut jantung merupakan peubah yang penting dan
pokok, baik dalam penelitian lapangan maupun dalam penelitian laboratorium.
Dalam hal penentuan konsumsi energi, biasa digunakan parameter indeks
kenaikan bilangan kecepatan denyut jantung. Indeks ini merupakan perbedaan
antara kecepatan denyut jantung pada waktu kerja tertentu dengan kecepatan
denyut jantung pada saat istirahat. (Widyasmara, 2007).
Pengukuran Beban Psikologis
Aspek psikologi dalam suatu pekerjaan dapat berubah setiap saat. Banyak
faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan psikologi tersebut. Faktor-faktor
tersebut dapat berasal dari dalam diri pekerja (internal) atau dari luar diri
pekerja/lingkungan (eksternal). Baik factor internal maupun eksternal sulit untuk
dilihat secara kasat mata, sehingga dalam pengamatan hanya dilihat dari hasil
pekerjaan atau faktor yang dapat diukur secara objektif, atau pun dari tingkah
laku dan penuturan pekerja sendiri yang dapat diidentifikasikan. Pengukuran
beban psikologi dapat dilakukan dengan :
Pengukuran beban psikologi secara objektif
a. Pengukuran denyut jantung.
Secara umum, peningkatan denyut jantung berkaitan dengan meningkatnya
level pembebanan kerja.
b. Pengukuran waktu kedipan mata.
Secara umum, pekerjaan yang membutuhkan atensi visual berasosiasi
dengan kedipan mata yang lebih sedikit, dan durasi kedipan lebih pendek.
c. Pengukuran dengan metoda lain.
Pengukuran dilakukan dengan alat flicker, berupa alat yang memiliki
sumber cahaya yang berkedip makin lama makin cepat hingga pada suatu
saat sulit untuk diikuti oleh mata biasa.

4. Pencegahan dan Pengendalian Bahaya


Menghilangkan, mengurangi, atau mengontrol adanya faktor resiko.
1. Pengendalian secara Teknik
2. Pengendalian secara Administrasi

47

3. Desain Kantor Kerja


4. Pelatihan

1. Pengendalian secara Teknik


Teknik kontrol adalah mekanisme yang lebih disukai untuk mengendalikan
bahaya ergonomis. Ini mungkin memerlukan merancang ulang stasiun kerja,
metode kerja, dan alat untuk mengurangi tuntutan pekerjaan, seperti tenaga,
pengulangan, dan posisi yang aneh. Seperti pada gambar dibawah ini salah satu
cara dalam bekerja secara ergonomis dengan cara pengadaan suatu alat (yaitu
berupa tempat duduk/kursi seperti yang ditunjukkan gambar dibawah ini).

Gambar: Bekerja secara Ergonomis (kiri) dan Tidak Ergonomis (kanan)


2. Pengendalian secara Administrasi
- Penggantian personil untuk berbagai macam pekerjaan dengan persyaratan
fisik yang berbeda.
- Membuat jadwal kerja / jadwal istirahat istirahat.
- Pelatihan personil untuk menggunakan metode kerja yang sesuai / cocok.
3. Desain Kantor Kerja. Kantor kerja harus mudah disesuaikan untuk mengakomodasi pekerja dalam melakukan tugas.
4. Pelatihan
- Pelatihan harus memungkinkan setiap orang untuk mengenali faktor risiko dan
memahami prosedur yang digunakan untuk meminimalkan resiko.
- Pelatihan penyegaran harus disediakan setiap tahun dan pelatihan ulang harus
dilakukan ketika personil ditugaskan ke pekerjaan baru dengan risiko yang
berbeda, atau risiko baru ditemukan.

48

II. KEJENUHAN KERJA

A. DEFINISI KEJENUHAN KERJA

Kejenuhan kerja adalah situasi emosi yang dialami oleh seseorang berupa rasa lelah
tuntutan pekerjaan yang dirasakan berlebihan (Pines; 1983). Kejenuhan kerja adalah suatu
proses dimana komitmen profesional sebelumnya terlepas dari pekerjaannya, karena adanya
tekanan dan pengalaman yang menekan (strain) dalam pekerjaan (Chernis; 1980a).
Kejenuhan kerja merupakan perubahan sikap dan perilaku dalam bentuk reaksi
menarik diri secara psikologis dari pekerjaan, seperti menjaga jarak dengan klien maupun
bersikap sinis dengan mereka, mangkir dalam pekerjaan, sering terlambat, dan keinginan
pindah kerja yang kuat. Pengertian kejenuhan kerja juga dikemukakan oleh Maslach dan
Pines, sebagai suatu sindrom kelelahan emosi, depersonalisasi, penurunan rasa kemampuan
diri yang dialami oleh individu-individu yang bekerja dan selalu berhubungan dengan orang
lain.

B. PENYEBAB
1. Beban Kerja
Beberapa kajian terdahulu menunjukkan bahwa beban kerja merupakan salah satu
sumber stres yang paling konsisten dikalangan pekerja (Greenglass et al; 2001). Greenglass et
al., mendapati bahwa tidak hanya beban kerja yang menyebabkan masalah pada kesehatan
mental, ketidakpuasan kerja, dan kejenuhan kerja, tapi juga persepsi mengenai peningkatan
beban kerja mempengaruhi secara langsung kepada kelelahan emosi.
Koeske dan Kelly (1995) juga menyatakan bahwa peningkatan beban kerja yang
besar, beresiko menimbulkan tekanan kerja bagi seorang pekerja. Greenglass et. al (2001).
dalam kajiannya mendapati adanya hubungan antara beban kerja dengan berhubungan negatif
dengan keluhan somatik yang merupakan simptom dari kejenuhan.
2. Kondisi Pekerjaan
Kondisi pekerjaan merupakan keadaan lingkungan sosial yang dipersepsi sebagai
positif atau negatif oleh seorang pekerja, dan yang akan mempengaruhinya dalam bekerja.
Beberapa kajian terdahulu ada yang membahas bagaimana keadaan pekerjaan dapat
mempengaruhi kejenuhan kerja.
Dalam kajian yang dilakukan oleh Powell mendapati bahwa mengasingkan diri
berhubungan erat dengan kejenuhan kerja. Hal ini berarti bahwa ketika kebutuhan manusia

49

untuk memperoleh arti dalam kehidupan, dan ketika seseorang bekerja mulai kehilangan
makna, maka kejenuhan akan dan Barlow juga mendapati bahwa banyak pekerja sosial yang
masih

mengekpresikan

perasaan

keterasingan

tersebut

secara

profesional

dalam

melaksanakan pelayanan sosial.


Hal ini terjadi karena tidak ada informasi yang jelas dan tidak ada prosedur kerja yang
menjadi acuan bagi semua pihak dalam organisasi kerja. Selain itu, jumlah jam kerja
variabel yang berpotensi mempengaruhi kejenuhan (Dyer & Quine; 1998). Jika pekerja
mempersepsi kondisi pekerjaan mereka negatif, maka mereka cenderung akan mengalami
tekanan, ketidakpuasan dan bahkan kejenuhan kerja.

C. PENANGANAN KEJENUHAN KERJA

1. Cari Udara Segar. Ketika rasa jenuh mulai datang yang perlu pekerja lakukan
pertama kali adalah berdiri dari kursi. Luangkan beberapa menit untuk keluar dari
ruangan kantor dan hiruplah udara segar, dan rasakan sensasi segarnya bagi tubuh.
2. Push Up. Cara selanjutnya, jika kebetulan atasan sedang tidak ada di tempat,
luangkan waktu untuk melakukan push

up, atau juga melakukan latihan

dips menggunakan tempat duduk. Tidak usah terlalu lama, cukup 10-15 repetisi, dan
tubuh akan kembali segar.
3. Tidur Sejenak. Memang tidak mungkin rasanya jika saat bekerja pekerja diijinkan
untuk tidur sejenak. Tapi, dengan menyisipkan waktu untuk tidur sejenak (tidak lebih
dari 30 menit), konsentrasi dan kebugaran tubuh akan kembali seperti semula.
4. Dengarkan Musik. Jika pekerja menyukai musik, mendengarkan musik yang
bersemangat akan kembali memompa semangat dan konsentrasi pekerja.
5. Makan Buah Segar. Alih-alih memilih camilan bergula, berlemak, dan berkalori
tinggi untuk meningkatkan energi, lebih baik mengkonsumsi buah-buahan sebagai
gantinya.Kandungan vitamin dan mineral serta sensasi segar rasa buah, akan
membangkitkan kembali semangat bekerja.

D. PENCEGAHAN KEJENUHAN KERJA

1. Makan Siang Seimbang. Jangan makan terlalu berat. Jika ingin makan dalam porsi
yang besar, perbanyaklah protein daripada karbohidrat. Konsumsi karbohidrat yang
terlalu tinggi dapat meningkatkan risiko diabetes dan obesitas.

50

2. Tidur Cukup. Jika pekerja memiliki waktu tidur yang cukup di malam hari, pekerja
tersebut akan berisiko mengalami penurunan energi lebih banyak dari biasanya.
Tidurlah 7-9 jam tiap hari dan kurangi kebiasaan begadang.
3. Latihan Ringan. Untuk mencegah rasa jenuh datang, sebaiknya pekerja melakukan
beberapa latihan ringan sebelum bekerja, seperti lunge, squat, dan jogging di tempat,
untuk meningkatkan sirkulasi oksigen dalam tubuh.

E. MENGATASI RASA BOSAN DI TEMPAT KERJA


1. Bersyukur
Seringkali kita terfokus pada kekurangan-kekurangan yang ada di perusahaan tempat
kita bekerja. Hindarilah mengeluh renungkan dan syukurilah segala aspek positif yang
kita dapatkan. Misalnya rekan kerja dan lingkungan kerja yang menyenangkan. Atau
bayangkan orang lain yang tidak seberuntung kita karena tidak mempunyai pekerjaan.
2. Lakukan hal-hal yang baru
Cobalah melakukan perubahan baru setiap hari atau setiap minggunya.
3. Ciptakan suasana
Ciptakan suasana positif dikantor disela pekerjaan yang membosankan.. ikuti obrolan
dikantor dan lunturkan suasana kebosanan dengan humor atau candaan. Lakukan halhal yang menyenangkan dikantor karena sebagian besar aktivitas lebih banyak
dihabiskan di kantor.
4. Ganti cara kerja
Apabila biasanya anda bekerja hanya menunggu perintah atasan,maka rubahlah
kebiasaan itu,dengan cara jika kita selesai mengerjakan tugas satunya mak segeralah
minta tugas baru,dengan itu siapa tahu anda malah mandapatkan nilai plus dari atasan.
5. Berpikir positif
Dengan berfikir positif anda dapat bekerja dengan lancar tanpa terlalu memikirkan
beban hidup anda
6. Pilih hiburan yang cocok pada saat bekerja
7. Menikmati kopi
8. Mendengarkan music
9. Makan camilan
10. Tertawa
Tertawa membantu Anda menghindari dan mengurangi tingkat stres yang berlebihan
di dalam tubuh dan pikiran. Ini juga akan membuat Anda menghargai hal-hal kecil
51

dalam hidup Anda. Tertawa juga akan membuat Anda merasa lebih ringan dan
membebaskan Anda dari ketegangan.
11. Pikirkan hal yang menyenangkan dari pekerjaan yang anda tekuni
12. Tiru teman yang memiliki kecintaan pada pekerjaannya
13. Nikmati pekerjaan
Dengan menikmati bidang pekerjaan yang kamu tekuni, pekerjaan seberat apapun
akan terasa ringan. Namun, jika bekerja secara terpaksa, maka pekerjaan yang ringan
akan menjadi berat dan pekerjaan yang berat akan semakin berat.
14. Mengobrol ringan dengan teman kerja dengan berbagai topic tanpa mengganggu
pekerjaan.

III. LOW BACK PAIN

A. DEFINISI
Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri di daerah lumbasakral dan
sakroiliakal, nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai sampai
kaki. (Harsono, 2000:265).
Herniasi diskus (carram) intervertebralis (HNP) merupakan penyebab utama
nyeri punggung bawah yang berat, kronik dan berulang (kambuh), mungkin sebagai
dampak trauma atau perubahan degeneratif yang berhubungan dengan proses
penuaan. (Doenges, Marylinn, 1999:320).
Nyeri punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan didaerah punggung
bawah, dapat merupakan nyeri local maupun radikuler atau keduanya, nyeri ini terasa
diantara sudut rusuk terbawah (torakal XII) dan lipat bokong bawah yaitu didaerah
lumbal dan lumbasakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri kearah tungkai
dan kaki.
Low back pain nyeri punggung bawah adalah salah satu nyeri yang paling
sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, juga merupakan persoalan mayarakat
karena sering mengakibatkan penderita tidak dapat bekerja dalam kesehariannya.
Low back pain dapat berupa rasa kemeng atau sedikit pegal sampai nyeri
sekali, sakit ini dapat timbul secara mendadak ataupun secara perlahan-lahan dalam
waktu beberapa jam sampai beberapa hari. Rasa sakit dapat dirasakan pada tubuh
bagian belakang, dari tulang iga terakhir sampai bagian bawah bokong dan juga dapat

52

menjalar ketungkai. Sering kali penderita cemas kalau LBPnya berasal dari penyakit
ginjal atau kencing batu anggapan itu tidaklah selalu benar.
Jika diperhatikan secara seksama keluhan LBP sangat bervariasi, kualitas
nyeri, intensitas serta penyebarannya sangat bervariasi, berbagai sikap badan seperti
berdiri, duduk atau berbaring sangat berpengaruh terhadap timbulnya rasa nyeri.

B. ETIOLOGI
Penyebab nyeri pinggang bawah bermacam-macam dan multifaktor. Di
antaranya dapat disebut :
1. Kelainan Kongenital
Kelainan kongenital tidak merupakan penyebab nyeri pinggang bawah
yang penting. Kelainan kongenital yang dapat menyebabkan nyeri pinggang
bawah adalah:
a. Spondilolisis dan spondilolistesis
Pada Spondilolisis tampak bahwa sewaktu pembentukan korpus
vertebrae itu

( in utero ) arkus vertebrae tidak bertemu dengan korpus

vertebraenya sendiri. Pada spondilolistesis korpus vertebrae itu sendiri (


biasanya L5 ) tergeser ke depan.
Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu bayi itu masih berada dalam
kandungan, namun ( oleh karena timbulnya kelinan-kelainan degeneratif )
sesudah berumur 35 tahun, barulah timbul keluhan nyeri pinggang. Nyeri
pinggang ini berkurang / hilang bila penderita duduk atau tidur. Dan akan
bertambah, bila penderita itu berdiri atau berjalan.
Spondilolitesis dapat mengakibatkan tertekuknya radiks L5
sehingga timbul nyeri radikuler.
b. Spina Bifida
Bila di daerah lumbosakral terdapat suatu tumor kecil yang ditutupi
oleh kulit yang berbulu, maka hendaknya kita waspada bahwa didaerah itu
ada tersembunyi suatu spina bifida okulta.
Pada foto rontgen tampak bahwa terdapat suatu hiaat pada arkus
spinosus di daerah lumbal atau sakral. Karena adanya defek tersebut maka
pada tempat itu tidak terbentuk suatu ligamentum interspinosum.
Keadaan ini akan menimbulkan suatu lumbo-sakral sarain yang
oleh si penderita dirasakan sebagai nyeri pinggang.

53

c. Stenosis kanalis vertebralis


Diagnosis penyakit ini ditegakkan secara radiologis. Walaupun
penyakit telah ada sejak lahir, namun gejala-gejalanya baru tampak setelah
penderita berumur 35 tahun.
Gejala yang tampak adalah timbulnya nyeri radikuler bila si
penderita jalan dengan sikap tegak. Nyeri hilang begitu penderita berhenti
jalan atau bila ia duduk. Untuk menghilangkan rasa nyerinya maka
penderita lantas jalan sambil membungkuk.
d. Spondylosis lumbal
Penyakit sendi degeneratif yang mengenai vertebra lumbal dan
discus intervertebralis, yang menyebabkan nyeri dan kekakuan.
e. Spondylitis.
Suatu bentuk degeneratif sendi yang mengenai tulang belakang . ini
merupakan penyakit sistemik yang etiologinya tidak diketahui, terutama
mengenai orang muda dan menyebabkan rasa nyeri dan kekakuan sebagai
akibat peradangan sendi-sendi dengan osifikasi dan ankilosing sendi tulang
belakang.
2. Trauma Dan Gangguan Mekanis
Trauma dan gngguan mekanis merupakan penyebab utam nyeri pinggang
bawah. Pada orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot atau sudah
lama tidak melakukan kegiatan ini dapat menderita nyeri pinggang bawah yang
akut. Cara bekerja di pabrik atau di kantor dengan sikap yang salah lama-lama
nenyebabkan nyeri pinggang bawah yang kronis.
Patah tulang, pada orang yang umurnya sudah agak lanjut sering oleh
karena trauma kecil saja dapat menimbulkan fraktur kompresi pada korpus
vertebra. Hal ini banyak ditemukan pada kaum wanita terutam yang sudah sering
melahirkan. Dalam hal ini tidak jarang osteoporosis menjadi sebab dasar daripada
fraktur kompresi. Fraktur pada salah satu prosesus transversus terutama ditemukan
pada orang-orang lebih muda yang melakukan kegiatan olahraga yang terlalu
dipaksakan.
Pada penderita dengan obesitas mungkin perut yang besar dapat
menggangu keseimbangan statik dan kinetik dari tulang belakang sehingga timbul
nyeri pinggang.

54

Ketegangan mental terutama ketegangan dalam bidang seksual atau


frustasi seksual dapat ditransfer kepada daerah lumbal sehingga timbul kontraksi
otot-otot paraspinal secara terus menerus sehingga timbul rasa nyeri pinggang.
Analog dengan tension headache maka nyeri pinggang semacam ini dapat
dinamakan tension backache.
Tidak jarang seorang pemuda mengeluh tentang nyeri pinggang, yang
timbul karena adanya anggapan yang salah yaitu bahwa karena seringnya
melakukan onani di waktu yang lampau lantas kini sumsum balakangnya telah
menjadi kering dan nyeri.
3. Radang ( Inflamasi )
Artritis rematoid dapat melibatkan persendian sinovial pada vertebra.
Artritis rematoid merupakan suatu proses yang melibatkan jaringan ikat
mesenkimal.
Penyakit Marie-Strumpell, yang juga dikenal dengan nama spondilitis
ankilosa atau bamboo spine terutama mengenai pria dan teruta mengenai kolum
vertebra dan persendian sarkoiliaka. Gejala yang sering ditemukan ialah nyeri
lokal dan menyebar di daerah pnggang disertai kekakuan ( stiffness ) dan kelainan
ini bersifat progresif.
4. Tumor ( Neoplasma )
Tumor vertebra dan medula spinalis dapat jinak atau ganas. Tumor jinak
dapat mengenai tulang atau jaringan lunak. Contoh gejala yang sering dijumpai
pada tumor vertebra ialah adanya nyeri yang menetap. Sifat nyeri lebih hebat dari
pada tumor ganas daripada tumor jinak. Contoh tumor tulang jinak ialah osteoma
osteoid, yang menyebabkan nyeri pinggang terutama waktu malam hari. Tumor
ini biasanya sebesar biji kacang, dapat dijumpai di pedikel atau lamina vertebra.
Hemangioma adalah contoh tumor benigna di kanalis spinal yang dapat
menyebabkan nyeri pinggang bawah. Meningioma adalah tumor intradural dan
ekstramedular yang jinak, namun bila ia tumbuh membesar dapat mengakibatkan
gejala yang besar seperti kelumpuhan
5. Gangguan Metabolik
Osteoporosis akibat gangguan metabolik yang merupakan penyebab
banyak keluhan nyeri pada pinggang dapat disebabkan oleh kekurangan protein
atau oleh gangguan hormonal (menopause,penyakit cushing). Sering oleh karena
trauma ringan timbul fraktur kompresi

55

atau seluruh panjang kolum vertebra

berkurang karena kolaps korpus vertebra.penderita menjadi bongkok dan pendek


denga nyeri difus di daerah pinggang.
6. Psikis
Banyak gangguan psikis yang dapat memberikan gejala nyeri pinggang
bawah.misalnya anksietas dapat menyebabkan tegang otot yang mengakibatkan
rasa nyeri,misalnya dikuduk atau di pinggang;rasa nyeri ini dapat pula kemudian
menambah meningkatnya keadaan anksietas dan diikuti oleh meningkatnya tegang
otot dan rasa nyeri.kelainan histeria,kadang-kadang juga mempunyai gejala nyeri
pinggang bawah.

C. KOMPIKASI
Gaya berat tubuh, terutama dalam posisi berdiri, duduk dan berjalan dapat
mengakibatkan rasa nyeri pada punggung dan dapat menimbulkan komplikasi pada
bagian tubuh yang lain, misalnya genu valgum, genu varum, coxa valgum dan
sebagainya (Soeharso, 1987)

D. PENCEGAHAN
Cara pencegahan terjadinya low back pain dan cara mengurangi nyeri apabila LBP
telah terjadi.
Latihan Punggung Setiap Hari
1. Berbaringlah terlentang pada lantai atau matras yang keras. Tekukan satu lutut dan
gerakkanlah menuju dada lalu tahan beberapa detik. Kemudian lakukan lagi pada kaki
yang lain. Lakukanlah beberapa kali.
2. Berbaringlah terlentang dengan kedua kaki ditekuk lalu luruskanlah ke lantai.
Kencangkanlah perut dan bokong lalu tekanlah punggung ke lantai, tahanlah beberapa
detik kemudian relaks. Ulangi beberapa kali.
3. Berbaring terlentang dengan kaki ditekuk dan telapak kaki berada flat di lantai.
Lakukan sit up parsial,dengan melipatkan tangan di tangan dan mengangkat bahu
setinggi 6 -12 inci dari lantai. Lakukan beberapa kali.

Berhati-Hatilah Saat Mengangkat


1. Gerakanlah tubuh kepada barang yang akan diangkat sebelum mengangkatnya.

56

2. Tekukan lutut , bukan punggung, untuk mengangkat benda yang lebih rendah
3. Peganglah benda dekat perut dan dada
4. Tekukan lagi kaki saat menurunkan benda
5. Hindari memutarkan punggung saat mengangkat suatu benda

Lindungi Punggung Saat Duduk dan Berdiri


1. Hindari duduk di kursi yang empuk dalam waktu lama
2. Jika memerlukan waktu yang lama untuk duduk saat bekerja, pastikan bahwa lutut
sejajar dengan paha. Gunakan alat Bantu (seperti ganjalan/bantalan kaki) jika
memang diperlukan.
3. Jika memang harus berdiri terlalu lama,letakkanlah salah satu kaki pada bantalan kaki
secara bergantian. Berjalanlah sejenak dan mengubah posisi secara periodic.
4. Tegakkanlah kursi mobil sehingga lutut daapt tertekuk dengan baik tidak teregang.
5. Gunakanlah bantal di punggung bila tidak cukup menyangga pada saat duduk dikursi

Tetaplah Aktif dan Hidup Sehat


1. Berjalanlah setiap hari dengan menggunakan pakaian yang nyaman dan sepatu berhak
rendah
2. Makanlah makanan seimbang, diit rendah lemak dan banyak mengkonsumi sayur dan
buah untuk mencegah konstipasi.
3. Tidurlah di kasur yang nyaman.
Hubungilah petugas kesehatan bila nyeri memburuk atau terjadi trauma

Penanganan Low back pain


Pada sebagian besar pasien, nyeri punggung bawah memiliki kecenderungan untuk
mengalami perbaikan dalam jangka waktu dua minggu sampai tiga bulan. Selama periode
waktu ini, saat keluhan nyeri punggung bawah berada dalam proses resolusi, atau apabila
nyeri punggung bawah bersifat kronis, maka perlu dipertimbangkan penatalaksanaan
konservatif yang tepat dalam rangka untuk:

Mengurangi rasa nyeri dan spasme

Memberikan pengkondisian untuk tulang belakang

57

Membantu mengatasi masalah-masalah yang sering menyertai nyeri punggung bawah,


seperti kurang tidur atau depresi

Pada saat awitan nyeri punggung bawah, secara umum disarankan untuk mencoba tirah
baring selama satu atau dua hari untuk mengurangi spasme otot dan memberikan kesempatan
tulang belakang untuk beristirahat. Tirah baring yang lebih lama cenderung memperberat
keadaan karena menimbulkan pelemahan otot-otot yang berperan menyangga tulang
belakang. Selain tirah baring, ada pilihan terapi konservatif tinggal atau kombinasi yang
sering disarankan untuk mengurangi nyeri dan memungkinkan rehabilitasi tulang belakang
bagian bawah.
o Obat-obatan
Terdapat dua jenis obat-obatan bebas yang disarankan untuk mengurangi nyeri
punggung bawah, yaitu asetaminofen dan obat-obatan anti inflamasi non steroid
(OAINS). Asetaminofen dan OAINS bekerja dengan mekanisme yang berbeda,
sehingga keduanya dapat digunakan secara bersamaan. Untuk jangka waktu yang
pendek, obat-obatan terbatas (seperti obat-obatan anti nyeri narkotik dan relaksan
otot) dapat bermanfaat dalam mengurangi nyeri atau komplikasi lain yang terkait.
Golongan obat yang lain (seperti obat-obatan antidepresan atau obat-obatan anti
kejang) juga dapat berguna mengurangi sensasi nyeri dan dapat digunakan dalam
jangka waktu yang panjang.
Penggunaan obat-obatan apapun selalu disertai dengan risiko, efek samping dan
interaksi obat, dan dengan demikian perlu adanya konsultasi dengan ahli medis
sebelum memulai penggunaan obat-obatan apapun. Pasien harus sangat berhati-hati
dengan penggunaan obat-obatan apabila mereka sedang menjalani pengobatan lain
atau mengidap penyakit tertentu (seperti diabetes). Meskipun beberapa risiko dan efek
samping utama dipaparkan disini, namun pasien harus selalu membaca label dan
leaflet pada kemasan obat serta berkonsultasi dengan dokter untuk memahami secara
utuh mengenai risiko, efek samping, dan interaksi obat.
o Terapi fisik
Setelah serangan nyeri punggung bawah berlangsung antara dua sampai enam
minggu, atau terjadi rekurensi-rekurensi berikutnya, maka dapat dipertimbangkan
penggunaan terapi fisik sebagai tatalaksana. untuk mengurangi nyeri punggung
bawah, memperbaiki fungsi, dan memberikan edukasi berupa program pemeliharaan
untuk mencegah kekambuhan.

58

Terdapat berbagai macam bentuk terapi fisik. Pada fase akut, terapis mungkin akan
focus pada upaya mengurangi nyeri menggunakan terapi fisik pasif (modalitas).
Terapi jenis ini disebut terapi pasif karena dikerjakan pada pasiennya.
Selain terapi pasif, terapi fisik aktif (olahraga) juga diperlukan untuk merehabilitasi
tulang belakang. Secara umum, program latihan pasien perlu melingkupi hal-hal
berikut ini:

Peregangan. Hampir semua orang yang telah mengalami nyeri punggung


bawah peru meregangkan otot-otot hamstring mereka sebanyak satu sampai
dua kali sehari. Peregangan hamstring sederhana tidak memerlukan waktu
yang lama, namun cenderung terlewatkan apabila nyeri hanya sedikit atau
tidak dirasakan. Dengan demikian, peregangan hamstring paling baik
dilakukan pada jam yang sama setiap hari agar lebih mudah diadaptasi
menjadi bagian dari rutinitas harian seseorang.

Penguatan. Untuk menguatkan otot belakang, stabilisasi lumbar selama 15


sampai 20 menit setiap hari atau jenis latihan lain yang diresepkan sebaiknya
dilakukan tiap hari.

Latihan aerobic low-impact. Latihan aerobic Low impact (seperti jalan kaki,
bersepeda atau berenang) sebaiknya dilakukan 30 sampai 40 menit tiga kali
dalam seminggu, berselingan dengan latihan penguatan otot.

Bahkan pasien dengan jadwal yang padat dapat menjalani regimen latihan yang
meliputi peregangan, penguatan, dan latihan aerobic.
o Terapi fisik Pasif (modalitas)
Berbagai modalitas sering digunakan untuk mengurangi nyeri punggung bawah.
Modalitas-modalitas ini sangat bermanfaat untuk mengurangi nyeri punggung bawah
akut (misalnya serangan nyeri yang hebat dan melumpuhkan). Terapis dan kiropraktor
biasanya menggunakan modalitas pasif.
o Kompres hangat/dingin
Kompres hangat/dingin mudah didapat dan merupakan modalitas yang paling sering
digunakan. Masing-masing berguna untuk mengurangi spasme otot dan inflamasi.
Beberapa pasien merasakan nyeri hilang pada pengkompresan hangat, sedangkan
yang lain pada pengkompresan dingin. Keduanya dapat digunakan secara bergantian.
Umumnya kompres digunakan selama 10-20 menit setiap dua jam, dan lebih
bermanfaat pada beberapa hari pertama serangan nyeri.

59

o Latihan
Terapi aktif (latihan) biasanya diperlukan untuk merehabilitasi tulang belakang dan
membantu mengurang nyeri. Lebih penting lagi, suatu rutinitas latihan yang
memberikan pasien cara untuk menghindari kekambuhannyeri punggung bawah dan
mengurangi intensitas serta durasi serangan nyeri di kemudian hari.
Secara umum, program latihan pasien perlu meliputi peregangan (seperti peregangan
hamstring), penguatan otot (seperti latihan stabilisasi dinamik lumbal), dan latihan
aerobic low impact (seperti berjalan, bersepeda atau berenang).
o Peregangan
Latihan peregangan rutin melibatkan penekanan untuk meregang otot hamstring
selama 30 sampai 45 detik, satu sampai dua kali sehari. Tekanan pada otiot perlu
dilakukan secara merata dan tidak boleh disertai dengan pemijatan karena pemijatan
dapat memicu respon spasme pada otot yang sedang diregang. Otot hamstring dapat
diregang dengan berbagai cara. Pilihan metode peregangan otot hamstring dari yang
paling mudah sampai paling sulit meliputi:

Teknik paling umum adalah dengan membungkuk, dengan tungkai yang


relative lurus dan tangan berupaya untuk menggapai jari kaki, kemudian
bertahan pada posisi ini.

Apabila pendekatan ini tidak dapat ditolerir, tarikan pada punggung dapat
dikurangi dengan duduk di kursi meyangga kaki pada kursi lain dihadapannya
sehingga tungkai dalam posisi lurus. Kemudian dilakukan upaya menyentuh
jari kaki. Peregangan dapat dilakukan bergantian pada sisi kiri dan kanan.

Teknik yang paling ringan adalah untuk berbaring pada lantai dan menarik
tungkai kea rah dada dan kemudian meluruskannya dengan bantuan handuk
kecil yang dikaitkan pada tumit. Metode ini dilakukan bergantian pada sisi
kanan dan kiri.

Pilihan lain yang ringan adalah dengan berbaring di lantai, dengan bokong
ditempelkan pada dinding. Kaki dinaikkan pada dinding dan kemudian
berusaha meluruskan sendi lutut. Dilakukan peregangan bergantian pada
kedua sisi,

Peregangan sebaiknya tidak dilakukan bersamaan dengan latihan lain, karena latihanlatihan tersebut tidak dapat dilakukan setiap hari. Agar peregangan menjai bagian dari
regimen harian, maka sebaiknya melakukan peregangan setiap pagi saat bangun dari

60

tempat tidur dan sesaat sebelum tidur. Anggaplah ini sebagai perawatan tulang
belakang yang baik
o Latihan aerobic Low-impact
Pemulihan kondisi menggunakan latihan aerobic low impact sangat bermanfaat baik
untuk rehabilitasi maupun mempertahan kan pinggang. Pasien yang terlatih secara
aerobic memiliki insidensi nyeri punggung bawah yang lebih rendaj, dan saat
serangan terjadi nyerinya lebih ringan. Pasien yang bugar lebih mungkin untuk
bertahan secara fungsional (misalnya terus bekerja dan melakukan aktivitas rekreasi,
sedangkan pasien dengan nyeri punggung bawah kronis yang menolak pengkondisian
aerobic sebaiknya siap mengalami hilangnya kemampuan fungsional secara bertahap.
Latihan aerobic sebaiknya dilakukan secara kontinyu untuk meningkatkan detak
jantung dan mempertahankannya pada detak yang tinggi. Selain itu, diperkirakan
bahwa latihan aerobic 30 40 menit memiliki keuntungan pelepasan endorphin yang
merupakan molekul yang melawan nyeri (pelepasan endorphin mungkin memberikan
istilah runners high untuk keadaan ini).
Terdapat beberapa jenis latihan aerobik yang aman bagi tulang belakang, dan apabila
dilakukan secara teratur sangat bermanfaat dalam pengkondisian.

Berjalan kaki.
. Secara umum, berjalan kaki sangan aman bagi pinggang, dan berjalan sejauh
dua sampai tiga mil per minggu sangat membantu pasien.

Bersepeda statis.
Apabila berjalan kaki terasa nyeri, bersepeda statis juga efektif serta mungkin
lebih aman bagi tulang belakang.

Terapi air.
Latihan di dalam air memungkinakn pengkondisian yang efektif sambil
neminimalisir stress pada pinggang (baca juga terapi air di bawah ini).
Memulai latihan aerobic juga memiliki efek tambahan berupa menghilangkan
beban dari tulang belakang, sehingga memungkinkan mobilisasi yang lebih
baik dengan nyeri yang lebih sedikit. Terkadang, seiring dengan berjalannya
terapi, latihan dapat diganti secara bertahap dengan latihan di darat.

Terapi air sangat bermanfaat bagi pasien yang berada dalam nyeri yang terlalu hebat
sehingga tidak dapat mentolerir latihan di darat. Bagi pasien yang menderita

61

osteoarthritis, terutama pada pasien usia lanjut, terapi air dan latihan aerobic yang
berkelanjutan mungkin merupakan pilihan terapi yang paling efektif.

62

63

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, A B, 1971. "Capital Taxes, the Redistribution of Wealth and Individual


Savings". Review of Economic Studies, Blackwell Publishing, vol. 38 (114), pages 209
227, April.
Bailey, Robert.W, 1982. Human Performance Engineering,.A Guide for System Designers:
Prentice Hall.
Fitrihana, Nor. 2009. Tentang Ergonomi.(Online),(http://batikyogya.wordpress.com/2007/08/16/tentang-ergonomi/), diakses 10 September 2011
Fathan, 2008, Kuliah Ergonomic Dan Produktivitas. (Online),(http://kesabaran.multiply.
com/reviews/item/3),diakses 10 September 2011
International Labour Office Geneva, (1989), Pencegahan Kecelakaan Kerja, Jakarta : PT.
Pustaka Binaman Pressindo.
Khalifa, 2004, Ergonomi Pusat Kesehatan Kerja Depatemen Kesehatan RI. Pdf, 11
September 2011
Kusuma Wardani, Laksmi, 2006 Evaluasi Ergonomic Dalam Perancangan Desain,
Evaluasi. Pdf, diakses 11 September 2011
Manuaba, A,1998 Penerapan ergonomi untuk Meningkatkan Kualitas Sumber Daya
Manusia Dan Produktivitas. Bunga Rampai ergonomi Vol.1
Ninyo, 2008, Sekilas Tentang Ergonomic. (Online), (http://pinginpintar.com/?tag=ergono
mi), diakses 10 September 2011
Nurmianto, Eko.,1996, Ergonomi, Konsep Dasar Dan Aplikasinya, Edisi Pertama, Jakarta,
Guna Widya
Yassierli, 2007, Peningkatan Kinerja K3 Dengan Ergonomi,(Online),
(http://www.ergoinstitute.com/index.php?option=com.content&task=view&id=12&Itemid=27), diakses 10 September 2011
Zuhair , 2009,Perhimpunan Ergonomic Indonesia, Yogyakarta. Andi offset.
Fardon, D.F., Garfin, S.R., Eds., in Orthopaedic knowledge update spine, 2002, American
Academy of Orthopaedic Surgeons
Sandra M. Nettina, 2000, Taking Care Of Your Lower Back and Neck Pain, Dalam
Lippncotts Primary Care Practice, Vol 3. Number 4. July 2000,Philadelphia : Lippincott
William & William Inc.
http://puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/71269b94d20f0c718e2bc8a636f120de.pdf
http://duniafitnes.com/health/bagaimana-mencegah-dan-mengatasi-kejenuhan-di-kantor.html

64

Anda mungkin juga menyukai