Oleh:
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama
: An. K
Tempat/Tanggal Lahir
Umur
: 6 tahun 8 bulan
Agama
: Islam
Suku bangsa
: Sunda
Diagnosa Medis
: Thalasemia Mayor
Tanggal Dikaji
: 9 Desember 2014
Tanggal Masuk RS
: 9 Desember 2014
No Medrec
: 0000784158
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Suku bangsa
Alamat
AYAH
IBU
: Tn. P
: 40 tahun
: Islam
: SMA
: Wiraswasta
: Sunda/Indonesia
: Baleendah Bandung
Ny. L
30 tahun
Islam
SMA
IRT
Sunda/Indonesia
Baleendah Bandung
6. Riwayat keluarga
Ibu klien mengatakan anggota keluarga yang lain tidak ada yang
menderita sakit seperti klien. Dari keluarga ayah maupun ibu tidak ada riwayat
Thalasemia.
7. Riwayat sosial
Klien merupakan anak pertama di keluarganya. Ibu klien mengatakan
klien telah mengikuti PAUD, tetapi belum mau untuk melanjutkan ke SD.
Klien kurang mau untuk bermain bersama teman-teman di lingkungan
rumahnya dikarenakan klien merasa malu dengan kondisinya. Klien lebih suka
bermain didalam rumah bersama saudaranya yang sering main kerumah. Klien
kurang kooperatif saat dilakukan tindakan.
Keluarga klien sudah menerima keadaan dan menerima tindakan apa saja
yang dilakukan petugas kesehatan untuk kesembuhan klien, dan punya
motivasi besar agar anaknya bisa bertahan hidup sebagai seorang penderita
thalasemia.
2.
Nutrisi
Makan
Frekuensi
Porsi
Jenis
Pantangan
Minum
Air putih
Susu
Eliminasi
BAB
1. Frekuensi
2. Warna
3. Konsistensi
BAK
Frekuensi
2-3 x sehari
1 porsi
Nasi, ikan/daging, sayur
Daging merah dan sayur hijau
5 gelas sehari
1 gelas sehari
Di toilet
1 kali sehari
Kuning
Padat, bau khas feses
3-4 kali sehari
Warna
Istirahat & Tidur
Tidur malam
Tidur siang
Aktivitas bermain
3.
4.
Kuning pekat
10 jam (20.00 06.00)
1-2 jam (14.00-16.00)
Permainan sesuai usia
9. Pemeriksaan fisik:
a. Keadaan umum : baik, tingkat kesadaran: compos mentis,
GCS (E4M6V5) = 15
b. TTV : RR 32 x/m, HR 110 x/m, Suhu : 37 C
c. Pemeriksaan antropometri:
BB : 14 kg
TB: 103 cm
Hidung : bentuk simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernapasan cuping
hidung
Mulut dan gigi: mukosa bibir merah muda, lembab. Kebersihan gigi
cukup. Tidak ada lesi.
Leher : tidak ada peninggian JVP, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
tidak ada kaku kuduk
Abdomen: bentuk datar, lembut. Bising usus (+) 10 x/menit. Tidak ada
kembung, tidak ada distensi. Hepar teraba 3 cm batas arkus costae.
Limfa teraba. Tidak ada nyeri tekan atau nyeri lepas.
Ekstremitas: atas dan bawah simetris, tidak ada kelemahan atau spastik.
Tidak tampak kelainan tulang. Kekuatan otot 5/5/5/5. Reflek lengan
(+). Reflek tungkai (+). Bruzinski (-), Reflek babinski (-). Tangan kiri
terpasang infus untuk transfusi.
Hasil ukur
Nilai rujukan
Hb
7,5
Ht
23
34 - 40 %
11. Penatalaksanaan
- PRC 210 cc
- Vit C 1 x 2 tab
- Deferon 3 x 1 tab
- Asam folat 1 x 5
B. ANALISA DATA
Data
Etiologi
DS : DO :
- Klien tampak pucat,
conjunctiva anemis
- Hb 7,5 gr/dl
Thalasemia : defisiensi
sintesa rantai
Masalah
Perubahan perfusi
jaringan
Kerusakan pembentukan
hemoglobin
Hemolisis
Anemia
Transpor oksigen ke jaringan
perifer
Perubahan perfusi jaringan
DS :
- Klien
mengatakan
mudah
capek
saat
melakukan kegiatan
DO :
- Hb : 7,5 g/dl
- Klien tampak pucat,
conjunctiva
anemis,
membran mukosa bibir
anemis
Haemoglobin menurun
Intoleransi aktivitas
Transport oksigen ke
jaringan
Demand & supply tidak
seimbang
Metabolisme
Intoleransi aktivitas
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen ke sel.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen dan kebutuhan.
No.
1.
Diagnosa
Keperawatan
Perubahan perfusi
jaringan berhubungan
dengan penurunan
komponen seluler
yang diperlukan
untuk pengiriman
oksigen ke sel.
Perencanaan
Intervensi
1. Monitor tanda-tanda vital
Tujuan
Setelah dilakukan
intervensi keperawatan
selama 4 jam, peubahan
perfusi jaringan bisa diatasi 2. Tinggikan posisi kepala di tempat
tidur sesuai toleransi
dengan kriteria:
- Kadar haemoglobin
meningkat (9 10 gr/dl) 3. Awasi upaya pernafasan,
auskultasi bunyi nafas :
- Warna kulit tidak
perhatikan bunyi nafas tambahan
anemis, membran
mukosa tidak anemis
- Suhu tubuh dalam batas 4. Catat keluhan rasa dingin,
pertahankan suhu lingkungan dan
normal : 36,5 37,5C
tubuh hangat sesuai dengan
- Integritas kulit terjaga
indikasi.
5. Berikan PRC 210 CC.
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
ketidakseimbangan
antara suplai oksigen
dan kebutuhan.
Setelah dilakukan
intervensi keperawatan
selama 5 jam, intoleransi
aktivitas bisa diatasi
dengan kriteria:
Rasional
1. Adanya perubahan perfusi jaringan otak
menyebabkan perubahan tanda-tanda
vital: TD, RR
2. Meningkatnya ekspansi paru dan
memaksimalkan oksigenasi paru untuk
kebutuhan seluler.
3. Dispnea menunjukkan GJK karena
regangan jantung lama/peningkatan
kompensasi curah jantung.
4. Kenyaman pasien/kebutuhan rasa hangat
harus seimbang dengan kebutuhan untuk
menghindari panas berlebihan pencetus
vasodilatasi.
5. Meningkatkan jumlah sel pembawa
oksigen:memperbaiki defisiensi untuk
menurunkan resiko perdarahan.
6. Membantu pengeluaran zat besi
berlebihan akibat tranfusi yang sering
No.
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
- Menunjukkan
peningkatan toleransi
aktivitas
Perencanaan
Intervensi
Rasional
dapat menyebabkan pusing, berdenyut
dan peningkatan resiko cidera.
E. CATATAN KEPERAWATAN
No
Tanggal/Jam
Diagnosa
1
9 Desember
2014
Jam 09.00
14.00
Implementasi
Evaluasi
1.Melakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital
- Klien berbaring di
tempat tidur dengan
satu bantal
4.Melakukan kolaborasi
pemberian transfusi.
Melakukan pemasangan infus
Nacl dilanjutkan dengan
memasang transfusi PRC 210
cc. Mengawasi ketat
komplikasi transfusi.
5.Mengadakan kolaborasi
pemberi an Feriprox 3x1 cth
Paraf
Danita
Suci
Lestari
- Klien mampu
melakukan aktivitas
sehari-hari: makan,
minum, mandi dan
membaca buku
- Klien sekali- kali
mengubah posisi
dari tidur menjadi
duduk dan
mengatakan tidak
merasa pusing
Danita
Suci
Lestari