Anda di halaman 1dari 42

Negara dan Wawasannya

A.Pengertian Negara
Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik,
militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di
wilayah tersebut.
Secara umum Negara diartikan sebagai organisasi tertinggi di antara suatu
kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup di dalam
daerah tertentu yang mempunyai pemerintah yang berdaulat.
Berikut ini beberapa pengertian Negara menurut para ahli :

Prof. Farid S.
Negara adalah Suatu wilayah merdeka yang mendapat pengakuan negara lain
serta memiliki kedaulatan.
Georg Jellinek
Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah
berkediaman di wilayah tertentu.
Georg Wilhelm Friedrich Hegel
Negara merupakan organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari
kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal
Roelof Krannenburg
Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu
golongan atau bangsanya sendiri.
Roger H. Soltau
Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan
persoalan bersama atas nama masyarakat.
Prof. R. Djokosoetono
Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada
di bawah suatu pemerintahan yang sama.
Prof. Mr. Soenarko
Negara ialah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentu, dimana
kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai sebuah kedaulatan.
Aristoteles
Negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi beberapa desa,

hingga pada akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya, dengan tujuan


kesenangan dan kehormatan bersama.
H.J Laski
Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai
wewenang yang bersifat memaksa dan secara sah, lebih agung daripada
individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat itu.
Prof. Miriam Budiarjo
Negara adalah organisasi yang dalam satu wilayah dapat melaksanakan
kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan
yang dapat menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan bersama itu.
Dr. W.L.G. Lemaire
Negara tampak sebagai suatu masyarakat manusia teritorial yang
diorganisasikan.
Hugo de Groot (Grotius)
Negara merupakan ikatan manusia yang insyaf akan arti dan panggilan hukum
kodrat.
Leon Duguit
There is a state wherever in a given society there exists a political
differentiation (between rulers and ruled).
R.M. MacIver
The state is an association which, acting through law as promugated by a
government endowed to this end with coercive power, maintains within a
community territorially demarcated the external conditions of order. (Negara
adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam suatu
masyarakat di suatu wilayah berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan
oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan
memaksa).
Herman Finer
The state is a territorial association in which social and individual forces of
every kind struggle in all their great variety to control its government vested
with supreme legitimate power.
Max Weber
The state is a human society that (succesfully) claims the monopoly of the
legitimate use of physical force within a given territory. (Negara adalah suatu
masyarakat yang memonopoli penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam
suatu wilayah).

Bellefroid
Negara adalah suatu persekutuan hukum yang menempati suatu wilayah
untuk selama-lamanya dan dilengkapi dengan suatu kekuasaan tertinggi untuk
menyelenggarakan kemakmuran rakyat sebesar-besarnya.
G. Pringgodigdo, SH:
Negara adalah suatu organisasi kekuasaan atau organisasi kewibawaan yang
harus memenuhi persyaratan unsur-unsur tertentu, yaitu harus memiliki
pemerintah yang berdaulat, wilayah tertentu, dan rakyat yang hidup teratur
sehingga merupakan suatu nation (bangsa).
O. Notohamidjojo
Negara adalah organisasi masyarakat yang bertujuan mengatur dan
memelihara masyarakat tertentu dengan kekuasaannya.
Dr. Wiryono Prodjodikoro, SH
Negara adalah suatu organisasi di antara kelompok atau beberapa kelompok
manusia yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan
mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan
keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia itu.
M. Solly Lubis, SH
Negara adalah suatu bentuk pergaulan hidup manusia yang merupakan suatu
community dengan syarat-syarat tertentu: memiliki wilayah, rakyat dan
pemerintah.
Prof. Nasroen
Negara adalah suatu bentuk pergaulan manusia dan oleh sebab itu harus
ditinjau secara sosiologis agar dapat dijelaskan dan dipahami.
Mr. J.C.T. Simorangkir dan Mr. Woerjono Sastropranoto
Negara adalah persekutuan hukum yang letaknya dalam daerah tertentu dan
memiliki kekuasaan tertinggi untuk menyelenggarakan kepentingan umum
dan kemakmuran bersama.

B.Keberadaan Negara
Keberadaan negara, seperti organisasi secara umum, adalah untuk memudahkan
anggotanya (rakyat) mencapai tujuan bersama atau cita-citanya. Keinginan bersama
ini dirumuskan dalam suatu dokumen yang disebut sebagai Konstitusi, termasuk
didalamnya nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh rakyat sebagai anggota negara.
Sebagai dokumen yang mencantumkan cita-cita bersama, maksud didirikannya
negara Konstitusi merupakan dokumen hukum tertinggi pada suatu negara.
Karenanya dia juga mengatur bagaimana negara dikelola. Konstitusi di Indonesia
disebut sebagai Undang-Undang Dasar.
Dalam bentuk modern negara terkait erat dengan keinginan rakyat untuk
mencapai kesejahteraan bersama dengan cara-cara yang demokratis. Bentuk paling
kongkrit pertemuan negara dengan rakyat adalah pelayanan publik, yakni pelayanan
yang diberikan negara pada rakyat. Terutama sesungguhnya adalah bagaimana
negara memberi pelayanan kepada rakyat secara keseluruhan, fungsi pelayanan
paling dasar adalah pemberian rasa aman. Negara menjalankan fungsi pelayanan
keamanan bagi seluruh rakyat bila semua rakyat merasa bahwa tidak ada ancaman
dalam kehidupannya. Dalam perkembangannya banyak negara memiliki kerajang
layanan yang berbeda bagi warganya.
Berbagai keputusan harus dilakukan untuk mengikat seluruh warga negara, atau
hukum, baik yang merupakan penjabaran atas hal-hal yang tidak jelas dalam
Konstitusi maupun untuk menyesuaikan terhadap perkembangan zaman atau
keinginan masyarakat, semua kebijakan ini tercantum dalam suatu Undang-Undang.
Pengambilan keputusan dalam proses pembentukan Undang-Undang haruslah
dilakukan secara demokratis, yakni menghormati hak tiap orang untuk terlibat dalam
pembuatan keputusan yang akan mengikat mereka itu. Seperti juga dalam organisasi
biasa, akan ada orang yang mengurusi kepentingan rakyat banyak. Dalam suatu
negara modern, orang-orang yang mengurusi kehidupan rakyat banyak ini dipilih
secara demokratis pula.
Teori terbentuknya Negara:
1.Teori hukum alam. Pemikiran pada masa plato dan aristoteles
2.Teori ketuhanan (islam + Kristen) segala sesuatu adalah ciptaan tuhan.
3.Teori perjanjian. Manusia menghadapi kondisi alam dan timbullah kekerasan.
Manusia akan musnah bila ia tidak mengubah caranya. Manusia pun bersatu
untuk mengatasi tantangan dan menggunakan persatuan dalam gerak tunggal
untuk kebutuhan bersama.
4

C.Asal Mula Terjadinya Negara


Asal mula terjadinya suatu negara dapat dibedakan menjadi 2 macam,yaitu :
A.Berdasarkan fakta Sejarah,yang terdiri dari :
1.Pendudukan (Occupatie)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai,
kemudian diduduki dan dikuasai.Misalnya,Liberia yang diduduki budak-budak Negro
yang dimerdekakan tahun 1847.
2.Peleburan (Fusi)
Hal ini terjadi ketika negara-negara kecil yang mendiami suatu wilayah
mengadakan perjanjian untuk saling melebur atau bersatu menjadi Negara yang
baru.Misalnya terbentuknya Federasi Jerman tahun 1871.
3.Penyerahan (Cessie)
Hal ini terjadi Ketika suatu Wilayah diserahkan kepada negara lain berdasarkan
suatu perjanjian tertentu.Misalnya,Wilayah Sleeswijk pada Perang Dunia I diserahkan
oleh Austria kepada Prusia,(Jerman).
4.Penaikan (Accesie)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah terbentuk akibat penaikan Lumpur Sungai atau
dari dasar Laut (Delta).Kemudian di wilayah tersebut dihuni oleh sekelompok orang
sehingga terbentuklah Negara.Misalnya,wilayah negara Mesir yang terbentuk dari
Delta Sungai Nil.
5.Pengumuman (Proklamasi)
Hal ini terjadi karena suatu daerah yang pernah menjadi daerah jajahan ditinggalkan
begitu saja. Sehingga penduduk daerah tersebut bisa mengumumkan
kemerdekaannya. Contohnya, Indonesia yang pernah di tinggalkan Jepang karena
pada saat itu jepang dibom oleh Amerika di daerah Hiroshima dan Nagasaki.

B.Secara Primer dan sekunder.


1. Secara Primer
Asal mula terjadinya Negara secara primer biasa disebut juga pendekatan teoritis
yang bersifat dugaan yang dianggap benar.Negara terjadi melalui beberapa tahapan
dan tidak ada hubungan dengan Negara yang telah ada sebelumnya.Tahapan
terjadinya Negara:
1. Genoot Schaft (Suku)
Terdapat istilah Primus Interpares yang artinya Yang utama di antara sesama.
2. Rijk/Reich (Kerajaan
Di sini muncul kesadaran hak milik dan hak atas tanah.
3. Staat
Kesadaran akan perlunya demokrasi dan kedaulatan rakyat.
4. Diktatur Natie.
2. Secara Sekunder
Asal mula terjadinya Negara secara sekunder lebih pada pendekatan fakta atau
kenyataan.Terjadinya Negara/lahirnya Negara ada hubungan dengan Negara yang
telah ada sebelumnya.Terdapat beberapa macam dari asal mula terjadinya Negara
secara sekunder, yaitu:
1. Proklamasi
Pernyataan kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.
2. Fusi
Peleburan 2 negara atau lebih dan membentuk 1 negara.
3. Aneksasi
Pencaplokan. Suatu daerah dikuasai Negara lain tanpa perlawanan.
4. Cessie
Penyerahan. Sebuah daerah diserahkan kepada Negara lain berdasarkan
perjanjian.
5. Acessie
Penarikan. Bertambahnya suatu wilayah karena proses pelumpuran laut dalam
kurun waktu yang lama dan dihuni oleh kelompok.
6. Okupasi
Pendudukan. Suatu wilayah yang kosong kemudian diduduki sekelompok bangsa
sehingga berdiri Negara.
7. Inovasi
Suatu Negara pecah, kemudian lenyap dan memunculkan Negara baru di atasnya.
8. Separasi.

D. Unsur-unsur Terbentuknya Negara


A. Unsur konstitutif negara
Unsur konstitutif negara adalah unsur yang menentukan ada atau tidaknya suatu
negara.Unsur Konstitutif terdiri dari :
1. Rakyat
Rakyat adalah semua orang yang berdiam di dalam suatu negara atau menjadi
penghuni negara.rakyat terdiri dari :
a. Penduduk
Penduduk adalah mereka yang bertempat tinggal tetap atau berdomisili tetap di
dalam wilayah negara (menetap)
b. Bukan Penduduk
Bukan penduduk adalah mereka yang berada di dalam wilayah negara, tetapi tidak
bermaksud bertempat tinggal di negara itu. Contohnya wisata asing yang sedang
melakukan perjalanan wisata.
c. Warga negara
Warga negara adalah mereka yang berdasarkan hukum merupakan anggota dari
negara (menurut undang-undang diakui sebagai warga negara).
d. Bukan Warga Negara
Bukan warga negara (Orang asing) adalah mereka yang mengakui negara lain
sebagai negaranya.
2. Wilayah
Wilayah adalah bagian tertentu dari permukaan bumi dimana penduduk suatu
negara bertempat tinggal secara tetap. Wilayah suatu negara meliputi wilayah
daratan, lautan, dan udara.
a. Daratan
Batas wilayah darat suatu negara biasanya ditentukan dengan suatu perjanjian
antara suatu negara dengan negara lain dalam bentuk traktat. Perbatasan anatara
negara dapat berupa :
- Batas alam, misalnya sungai, danau, pegunungan, atau lembah.
- Batas buatan, misalnya pagar tembok, pagar kawat berduri.
- Batas menurut geofisika, misalnya lintang utara/selatan, bujur timur/barat.
b. Lautan
Menurut Konferensi Hukum Laut International III 10 Desember 1982 yang
diselenggarakan oleh PBB di Montego Bay, Jamaica, menghasilkan batas wilayah
negara sebagai berikut :
7

1. Lautan Teritorial
Setiap negara mempunyai kedaulatan atas laut territorial selebar 12 mil laut, yang
diukur berdasarkan garis lurus yang ditarik dari garis dasar (base line) garis pantai kea
rah laut bebas.
2. Zona Bersebelahan
Zona bersebelahan merupakan batas laut selebar 12 mil laut dari garis batas laut
territorial atau batas laut selebar 24 mil laut dari garis dasar.
3. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona Ekonomi Eksklusif merupakan batas lautan suatu negara pantai lebarnya 200
mil laut dari garis dasar.Dalam batas ini, negara pantai berhak menggali kekayaan
alam yang ada dan menangkap para nelayan asing yang kedapatan sedang
melakukan penangkapan ikan.
4. Landas Benua.
Landas benua adalah wilayah daratan negara pantai yang berada di bawah lautan
di laut ZEE, selebar lebih kurang 200 mil di lautan bebas.
5. Landas Kontinen
Landas kontinen merupakan daratan yang berada di bawah permukaan air di luar
laut territorial sampai kedalaman 200 m. Bagi negara pantai, landas kontinen
dinyatakan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari wilayah daratan.
c. Udara
Wilayah udara suatu negara ada di atas wilayah daratan dan wilayah lautan
negara itu.
pembatasan wilayah suatu negara sangat penting sekali karena menyangkut
pelaksanaan kedaulatan suatu negara dalam segala bentuk, seperti hal-hal berikut :
1. Berkuasa penuh terhadap kekayaan yang ada di dalamnya.
2. Berkuasa mengusir orang-orang yang bukan warga negaranya dalam wilayah
tersebut bila tidak memiliki izin dari negara itu.
3. Pemerintah Yang Berdaulat.
Pemerintah yang berdaulat mempunyai kekuasaan sebagai berikut :
a.Kedaulatan ke dalam, artinya wibawa, berwenang menentukan dan menegakkan
hukum atas warga dan wilayah negaranya.
b.Kedaulatan keluar adalah mempunyai kedudukan yang sederajat dengan negara
lain, sehingga bebas untuk menentukan hubungan diplomatik dengan negara lain.
4.Bangsa
5. Unsur Deklaratif Negara
Pengakuan dari negara-negara lain merupakan unsur deklaratif negara. Unsur ini
bersifat menerangkan saja tentang adanya negara.
Makna pengakuan dari negara lain adalah untuk menjamin suatu negara baru
8

dapat menduduki tempat yang sejajar sebagai suatu organisasi politik yang merdeka
dan berdaulat di tangan keluarga bangsa-bangsa.ada 2 jenis pengakuan:
a.Pengakuan de facto
Pengakuan de facto Adalah fakta adanya negara. Pengakuan itu berdasarkan
kenyataan bahwa satu komunitas politik telah terbentuk dan memenuhi ketiga unsur
konstitutif negara, yaitu wilayah, rakyat dan pemerintah yang berdaulat.
b.Pengakuan de jure
Pengakuan de jure adalah pengakuan bahwa keberadaan suatu negara itu sah
menurut hukum internasional.

E.Tujuan Negara
Teori-teori Tujuan Negara :
1) Teori Kekuasaan
Shang Yang, yang hidup di negeri China sekitar abad V-IV SM menyatakan
bahwa tujuan negara adalah pembentukan kekuasaan negara yang sebesarbesarnya. Menurutnya, perbedaan tajam antara negara dengan rakyat akan
membentuk kekuasaan negara. A weak people means a strong state and a strong
state means a weak people. Therefore a country, which has the right way, is
concerned with weakening the people. Sepintas ajaran Shang Yang sangat
kontradiktif karena menganggap upacara, musik, nyanyian, sejarah, kebajikan,
kesusilaan, penghormatan kepada orangtua, persaudaraan, kesetiaan, ilmu
(kebudayaan, ten evils) sebagai penghambat pembentukan kekuatan negara untuk
dapat mengatasi kekacauan (yang sedang melanda China saat itu). Kebudayaan
rakyat harus dikorbankan untuk kepentingan kebesaran dan kekuasaan negara.
2) Niccolo Machiavelli, dalam bukunya Il Principe menganjurkan agar raja tidak
menghiraukan kesusilaan maupun agama. Untuk meraih, mempertahankan dan
meningkatkan kekuasaannya, raja harus licik, tak perlu menepati janji, dan berusaha
selalu ditakuti rakyat. Di sebalik kesamaan teorinya dengan ajaran Shang Yang,
Machiavelli menegaskan bahwa penggunaan kekuasaan yang sebesar-besarnya itu
bertujuan luhur, yakni kebebasan, kehormatan dan kesejahteraan seluruh bangsa.
3) Teori Perdamaian Dunia
Dalam bukunya yang berjudul De Monarchia Libri III, Dante Alleghiere (12651321) menyatakan bahwa tujuan negara adalah untuk mewujudkan perdamaian
dunia. Perdamaian dunia akan terwujud apabila semua negara merdeka meleburkan
diri dalam satu imperium di bawah kepemimpinan seorang penguasa tertinggi.
Namun Dante menolak kekuasaan Paus dalam urusan duniawi. Di bawah seorang
9

mahakuat dan bijaksana, pembuat undang-undang yang seragam bagi seluruh dunia,
keadilan dan perdamaian akan terwujud di seluruh dunia.
4) Teori Jaminan atas Hak dan Kebebasan Manusia
Immanuel Kant (1724-1804) adalah penganut teori Perjanjian Masyarakat karena
menurutnya setiap orang adalah merdeka dan sederajat sejak lahir. Maka Kant
menyatakan bahwa tujuan negara adalah melindungi dan menjamin ketertiban
hukum agar hak dan kemerdekaan warga negara terbina dan terpelihara. Untuk itu
diperlukan undang-undang yang merupakan penjelmaan kehendak umum (volonte
general), dan karenanya harus ditaati oleh siapa pun, rakyat maupun pemerintah.
Agar tujuan negara tersebut dapat terpelihara, Kant menyetujui azas pemisahan
kekuasaan menjadi tiga potestas (kekuasaan): legislatoria, rectoria, iudiciaria
(pembuat, pelaksana, dan pengawas hukum).
Teori Kant tentang negara hukum disebut teori negara hukum murni atau negara
hukum dalam arti sempit karena peranan negara hanya sebagai penjaga ketertiban
hukum dan pelindung hak dan kebebasan warga negara, tak lebih dari nightwatcher,
penjaga malam). Negara tidak turut ikut campur dalam upaya mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
Pendapat Kant ini sangat sesuai dengan zamannya, yaitu tatkala terjadi
pemujaan terhadap liberalisme (dengan semboyannya: laissez faire, laissez aller).
Namun teori Kant mulai ditinggalkan karena persaingan bebas ternyata makin
melebarkan jurang pemisah antara golongan kaya dan golongan miskin. Para ahli
berusaha menyempurnakan teorinya dengan teori negara hukum dalam arti luas
atau negara kesejahteraan (Welfare State). Menurut teori ini, selain bertujuan
melindungi hak dan kebebasan warganya, negara juga berupaya mewujudkan
kesejahteraan bagi seluruh warga negara.
5) Kranenburg termasuk penganut teori negara kesejahteraan. Menurut dia,
tujuan negara bukan sekadar memelihara ketertiban hukum, melainkan juga aktif
mengupayakan kesejahteraan warganya. Kesejahteran pun meliputi berbagai bidang
yang luas cakupannya, sehingga selayaknya tujuan negara itu disebut secara plural
tujuan-tujuan negara. Ia juga menyatakan bahwa upaya pencapaian tujuan-tujuan
negara itu dilandasi oleh keadilan secara merata, seimbang.
Selain beberapa teori tersebut, ada pula ajaran tentang tujuan negara sebagai
berikut:
Ajaran Plato: Negara bertujuan memajukan kesusilaan manusia sebagai
individu dan makhluk sosial.
10

Ajaran Teokratis (Kedaulatan Tuhan): Negara bertujuan mencapai


kehidupan yang aman dan ternteram dengan taat kepada Tuhan.
Penyelenggaraan negara oleh pemimpin semata-mata berdasarkan
kekuasaan Tuhan yang dipercayakan kepadanya. Tokoh utamanya:
Augustinus, Thomas Aquino)
Ajaran Negara Polisi: Negara bertujuan mengatur kemanan dan ketertiban
masyarakat (Immanuel Kant).
Ajaran Negara Hukum: Negara bertujuan menyelenggarakan ketertiban
hukum dan berpedoman pada hukum (Krabbe). Dalam negara hukum,
segala kekuasaan alat-alat pemerintahannya didasarkan pada hukum.
Semua orang tanpa kecuali harus tunduk dan taat kepada hukum
(Government not by man, but by law = the rule of law). Rakyat tidak boleh
bertindak semaunya dan menentang hukum. Di dalam negara hukum, hakhak rakyat dijamin sepenuhnya oleh negara, sebaliknya rakyat
berkewajiban mematuhi seluruh peraturan pemerintah/ negaranya.
Negara Kesejahteraan (Welfare State = Social Service State).Negara
bertujuan mewujudkan kesejahteraan umum. Negara adalah alat yang
dibentuk rakyatnya untuk mencapai tujuan bersama, yaitu ketujuan
Negara :
a. Lord Shang Yang
Mencapai kekuasaan negara dengan cara rakyat dan negara harus
berbanding terbalik. Bila negara ingin kuat dan sejahtera, maka rakyat
harus lemah, miskin, dan bodoh.
b. Niccolo Machiavelli
Mencapai kekuasaan negara dengan cara menitik-beratkan pada sifat
pribadi raja, agar dapat cerdik seperti kancil dan menakut-nakuti rakyatnya
seperti singa .
c. Dante Alleghieri
Mencapai perdamaian dunia dengan cara membentuk satu negara di
bawah satu imperium dunia ( raja atau kaisar ).
d. Immanuel Kant
Menjamin hak dan kebebasan warga negara .
e. Kranenburg
Mengupayakan kesejahteraan warga negaranya (Welfare State).

11

F.Fungsi Negara
Fungsi negara merupakan upaya atau kegiatan negara untuk mengubah harapan
itu menjadi kenyataan. Maka, tujuan negara tanpa fungsi negara adalah sia-sia, dan
sebaliknya, fungsi negara tanpa tujuan negara akan tidak menentu.
Minimal, setiap negara harus melaksanakan fungsi:

penertiban (law and order): untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah
terjadinya konflik, negara harus melaksanakan penertiban, menjadi
stabilisator;
mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat;
pertahanan, menjaga kemungkinan serangan dari luar;
menegakkan keadilan, melalui badan-badan pengadilan.

Menurut Charles E. Merriam, fungsi negara adalah: keamanan ekstern,


ketertiban intern, keadilan, kesejahteraan umum, kebebasan. Sedangkan R.M.
MacIver berpendapat bahwa fungsi negara adalah: ketertiban, perlindungan,
pemeliharaan dan perkembangan.
Beberapa teori fungsi negara:
1) Teori Anarkhisme
Secara etimologis, anarkhi (kata Yunani: = tidak, bukan, tanpa; =
pemerintah, kekuasaan) berarti tanpa pemerintahan atau tanpa kekuasaan.
Penganut anarkhisme menolak campurtangan negara dan pemerintahan
karena menurutnya manusia menurut kodratnya adalah baik dan bijaksana,
sehingga tidak memerlukan negara/ pemerintahan yang bersifat memaksa
dalam penjaminan terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat.
Fungsi negara dapat diselenggarakan oleh perhimpunan masyarakat yang
dibentuk secara sukarela, tanpa paksaan, tanpa polisi, bahkan tanpa hukum
dan pengadilan. Anarkhisme menghendaki masyarakat bebas (tanpa terikat
organisasi kenegaraan) yang mengekang kebebasan individu.
a. Anarkhisme filosofis menganjurkan pengikutnya untuk menempuh jalan
damai dalam usaha mencapai tujuan dan menolak penggunaan kekerasan
fisik. Tokohnya: William Goodwin (1756-1836), Kaspar Schmidt (18051856), P.J. Proudhon (1809-1865), Leo Tolstoy (1828-1910).

12

b. Anarkhisme revolusioner mengajarkan bahwa untuk mencapai tujuan,


kekerasan fisik dan revolusi berdarah pun boleh digunakan. Contoh ekstrim
anarkhisme revolusioner terjadi di Rusia pada tahun 1860 dengan nama
nihilisme, yaitu gerakan yang mengingkari nilai-nilai moral, etika, ide-ide dan
ukuran-ukuran konvensional dengan Tujuan menghalalkan berbagai cara.
Tokohnya: Michael Bakunin (1814-1876).
2) Teori Individualisme
Individualisme adalah suatu paham yang menempatkan kepentingan
individual sebagai pusat tujuan hidup manusia. Menurut paham ini, negara
hanya berfungsi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan setiap individu.
Negara hanya bertugas memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat
(penjaga malam), tidak usah ikut campur dalam urusan individu, bahkan
sebaliknya harus memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada setiap
individu dalam kehidupannya. Individualisme berjalan seiring dengan
liberalisme yang menjunjung tinggi kebebasan perseorangan. Di bidang
ekonomi, liberalisme menghendaki persaingan bebas. Yang bermodal lebih
kuat/ besar layak memenangi persaingan. Sistem ekonomi liberal biasa
disebut kapitalisme.
3) Teori Sosialisme
Sosialisme merupakan suatu paham yang menjadikan kolektivitas
(kebersamaan) sebagai pusat tujuan hidup manusia. Penganut paham ini
menganggap bahwa dalam segala aspek kehidupan manusia, kebersamaan
harus diutamakan. Demi kepentingan bersama, kepentingan individu harus
dikesampingkan. Maka, negara harus selalu ikut campur dalam segala aspek
kehidupan demi tercapainya tujuan negara, yaitu kesejahteraan yang merata
bagi seluruh rakyat.
Pelaksanaan ajaran sosialisme secara ekstrim dan radikal-revolusioner
merupakan embrio komunisme yang tidak mengakui adanya hak milik
perorangan atas alat-alat produksi dan modal. Yang tidak termasuk alat-alat
produksi dijadikan milik bersama (milik negara). Di negara komunis selalu
diseimbangkan status quo keberadaan dua kelas masyarakat: pemilik alat
produksi dan atau modal serta yang bukan pemilik alat produksi (buruh).
Fungsi negara menurut komunisme adalah sebagai alat pemaksa yang
digunakan oleh kelas pemilik alat-alat produksi terhadap kelas/ golongan
masyarakat lainnya untuk melanggengkan kepemilikannya.
13

Terbentuknya negara terjadi dikarenakan adanya tujuan yang sama. Adapun


fungsi-fungsi utama negara antara lain :
1. Fungsi Pertahanan dan Keamanan (Hankam)
Negara harus dapat melindungi rakyat, wilayah serta pemerintahan dari ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar.
Contoh : Penjagaan perbatasan yang intensif oleh TNI
2. Fungsi Keadilan
Negara harus dapat menegakkan hukum secara tegas dan tanpa adanya unsur
kepentingan tertentu. Setiap warga negara harus dipandang sama di depan hukum.
Contoh : Penegakkan hukum melalui lembaga peradilan.
3. Fungsi Pengaturan dan Ketertiban
Negara harus mempunyai peraturan (UU) dan peraturan-peraturan lainnya untuk
menjalankannya agar terwujudnya tatanan kehidupan masyarakat, berbangsa dan
bernegara. Contoh : UU tentang Tindak Pidana Korupsi.
4. Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran
Negara harus mengeksplorasi sumber daya alam (SDA) dan meningkatkan kualitas
sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan pendapatan rakyat guna mencapai
kesejahteraan dan kemakmuran. contoh : memberi beasiswa sekolah
berkualitas.Fungsi Negara perlu ditetapkan sebagai pengatur kehidupan dalam
negara demi tercapainya tujuan Negara.Tokoh-tokoh yang pendapatnya tentang
fungsi negara diterapkan oleh negara-negara di dunia adalah :
- John Locke
John Locke membedakan fungsi negara menjadi tiga yaitu :
1. Fungsi Legislatif : membuat Undang-Undang.
2. Fungsi Eksekutif : melaksanakan Undang-Undang , termasuk mengadili pelanggar
Undang - Undang.
3. Fungsi Federatif : mengurusi urusan luar negeri dan perang serta damai
( Hubungan dengan negara lain ).
- Montesquieu
Montesquieu membedakan fungsi negara atas tiga tugas pokok yaitu :
1. Fungsi Legislatif : membuat Undang-Undang.
2. Fungsi Eksekutif : melaksanakan Undang-Undang , termasuk mengadakan
hubungan luar negeri, membuat perjanjian dengan negara lain,
dll.
3. Fungsi Yudikatif : mengawasi agar semua peraturan ditaati ( fungsi mengadili
terhadap pelanggar Undang-Undang).

14

G.Jenis Kekuasaan, Bentuk Negara dan Sistem


Pemerintahan
a. Jenis-Jenis Kekuasaan
1. Monarki dan Tirani
Monarki berasal dari kata monarch yang berarti raja, yaitu jenis kekuasaan politik
di mana raja atau ratu sebagai pemegang kekuasaan dominan negara (kerajaan).
Para pendukung monarki biasanya mengajukan pendapat bahwa jenis kekuasaan
yang dipegang oleh satu tangan ini lebih efektif untuk menciptakan suatu stabiltas
atau konsensus di dalam proses pembuatan kebijakan. Perdebatan yang bertele-tele,
pendapat yang beragam, atau persaingan antarkelompok menjadi relatif terkurangi
oleh sebab cuma ada satu kekuasaan yang dominan.
Negara-negara yang menerapkan jenis kekuasaan monarki hingga saat ini adalah
Inggris, Swedia, Denmark, Belanda, Norwegia, Belgia, Luxemburg, Jepang,
Muangthai, dan Spanyol. Di negara-negara ini, monarki menjadi instrumen
pemersatu yang cukup efektif, misalnya sebagai simbol persatuan antar berbagai
kelompok yang ada di tengah masyarakat. Kita perhatikan negara yang modern dan
maju seperti Inggris dan Jepang pun masih menerapkan sistem monarki.
Namun, di negara-negara ini, penguasa monarki harus berbagi kekuasaan dengan
pihak lain, terutama parlemen. Proses berbagi kekuasaan tersebut dikukuhkan lewat
konstitusi (Undang-undang Dasar), dan sebab itu, monarki di era negara-negara
modern sesungguhnya bukan lagi absolut melainkan bersifat monarki konstitusional.
Bahkan, kekuasaannya hanya bersifat simbolik (sekadar kepala negara) ketimbang
amat menentukan praktek pemerintahan sehari-hari (kepala pemerintahan). Di ke-10
negara monarki yang telah disebut di atas, pihak yang relatif lebih berkuasa untuk
menentukan jalannya pemerintahan adalah parlemen dengan perdana menteri
sebagai kepala pemerintahannya.
Jenis monarki lainnya yang kini masih ada adalah Arab Saudi. Negara ini berupa
kerajaan dan raja adalah sekaligus kepala negara dan pemerintahan. Kekuasaan raja
tidak dibatasi secara konstitusional, tidak ada partai politik dan oposisi di sana. Pola
kekuasaan di Arab Saudi juga dikenal sebagai dinasti (Dinasti al-Saud), di mana
pewaris raja adalah keturunannya.
15

Bentuk pemerintahan yang buruk di dalam satu tangan adalah Tirani. Tiran-tiran
kejam yang pernah muncul dalam sejarah politik dunia misalnya Kaisar Nero,
Caligula, Hitler, atau Stalin. Meskipun Hitler atau Stalin memerintah di era negara
modern, tetapi jenis kekuasaan yang mereka jalankan pada hakekatnya
terkonsentrasi pada satu tangan, di mana keduanya sama sekali tidak mau membagi
kekuasaan dengan pihak lain, dan kerap kali bersifat kejam baik terhadap rakyat
sendiri maupun lawan politik.
2. Aristokrasi dan Oligarki
Dalam jenis kekuasaan monarki, raja atau ratu biasanya bergantung pada
dukungan yang diberikan oleh para penasihat dan birokrat. Jika kekuasaan lebih
banyak ditentukan oleh orang-orang ini (penasihat dan birokrat) maka jenis
kekuasaan tidak lagi berada pada satu orang (mono) melainkan beberapa (few).
Aristokrasi sendiri merupakan pemerintahan oleh sekelompok elit (few) dalam
masyarakat, di mana mereka ini mempunyai status sosial, kekayaan, dan kekuasaan
politik yang besar. Ketiga hal ini dinikmati secara turun-temurun (diwariskan),
menurun dari orang tua kepada anak. Jenis kekuasaan aristokrasi ini disebut pula
sebagai jenis kekuasaan kaum bangsawan (aristokrasi).
Biasanya, di mana ada kelas aristokrat yang dominan secara politik, maka di sana
ada pula monarki. Namun, jenis kekuasaan oleh beberapa orang ini aristokrasi
tidak bertahan lama, oleh sebab orang-orang yang orang tuanya bukan bangsawan
pun bisa duduk mempengaruhi keputusan politik negara asalkan mereka berprestasi,
kaya, berpengaruh, dan cerdik. Jika kenyataan ini terjadi, yaitu peralihan dari
kekuasaan para bangsawasan ke kelompok non-bangsawan, maka hal tersebut
dinyatakan sebagai peralihan atau pergeseran dari aristokrasi menuju oligarki.
Untuk menggambarkan peralihan di atas, baiklah saya kemukakan apa yang terjadi
di Inggris. Sebelum terjadinya Revolusi Industri padaa abad ke-18 tepatnya
sebelum mesin uap ditemukan oleh James Watt Inggris menganut jenis kekuasaan
monarki dengan kaum bangsawasan (aristokrat) sebagai pemberi pengaruh yang
besar.
Namun, setelah Revolusi Industri mulai menunjukkan efek, yaitu berupa
munculnya kelas menengah baru (pengusaha baru yang kekayaan diperoleh sendiri
bukan diwariskan), maka kekuasaan kaum bangsawasan dalam mempengaruhi
16

kekuasaan monarki mulai digerogoti. Kelas menengah baru ini mulai menentukan
jalannya kekuasaan di parlemen, dan, pengaruh kaum Orang Kaya Baru ini
dinyatakan sebagai jenis kekuasaan oligarki.
Hingga saat ini, di parlemen Inggris terdapat dua kamar yaitu House of Lords dan
House of Commons. Kamar yang pertama berisikan kaum bangsawan (namanya
didahului dengan Sir), sementara yang kedua banyak diisi oleh kaum kaya yang
berpengaruh, meskipun mereka bukan berdarah bangsawan. House of Commons
lebih menentukan jalannya parlemen Inggris ketimbang House of Lords. Dengan
demikian, oligarki-lah yang lebih berkuasa di Inggris ketimbang aristokrasi pada masa
kini.
3. Demokrasi dan Mobokrasi
Jika kekuasaan dipegang oleh seluruh rakyat, bukan oleh mono atau few, maka
kekuasaan tersebut dinamakan demokrasi. Di dalam sejarah politik, jenis kekuasaan
demokrasi yang dikenal terdiri dari dua kategori. Kategori pertama adalah demokrasi
langsung (direct democracy) dan demokrasi perwakilan (representative democracy).
Demokrasi langsung berarti rakyat memerintah dirinya secara langsung, tanpa
perantara. Salah satu pendukung demokrasi langsung adalah Jean Jacques Rousseau,
di mana Rousseau ini mengemukakan 4 kondisi yang memungkinkan bagi
dilaksanakannya demokrasi langsung yaitu :
1.
2.
3.
4.

Jumlah warga negara harus kecil.


Pemilikan dan kemakmuran harus dibagi secara merata (hampir merata).
Masyarakat harus homogen (sama) secara budaya.
Terpenuhi di dalam masyarakat kecil yang bermata pencaharian pertanian.

Pertanyaan kemudian adalah: Mungkinkan keadaan yang digambarkan Rousseau itu


ada di era negara modern saat ini? Jumlah warganegara negara-negara di dunia ratarata berada di atas jumlah 1-2 juta jiwa, pemilikan harta sama sekali tidak merata,
secara budaya masyarakat relatif heterogen (beragam) yang ditambah dengan
infiltrasi budaya asing, dan pencaharian penduduk dunia tengah beralih dari
pertanian ke industri. Masih mungkinkah demokrasi langsung dilaksanakan?
Di dalam demokrasi langsung, memang kedaulatan rakyat lebih terpelihara oleh
sebab kekuasaannya tidak diwakilkan. Semua warganegara ikut terlibat di dalam
17

proses pengambilan keputusan, tanpa ada yang tidak ikut serta. Namun, di zaman
pelaksanaan demokrasi langsung sendiri, yaitu di masa negara-kota Yunani Kuno, ada
beberapa kelompok masyarakat yang tidak diizinkan untuk ikut serta di dalam proses
demokrasi langsung yaitu: budak, perempuan, dan orang asing.
Dengan alasan kelemahan demokrasi langsung, terutama oleh ketidak
realistisannya untuk diberlakukan dalam keadaan negara modern, maka demokrasi
yang saat ini dikembangkan adalah demokrasi perwakilan. Di dalam demokrasi
perwakilan, tetap rakyat yang memerintah. Namun, itu bukan berarti seluruh rakyat
berbondong-bondong datang ke parlemen atau istana negara untuk memerintah
atau membuat UU. Tentu tidak demikian.
Rakyat terlibat secara total di dalam mekanisme pemilihan pejabat (utamanya
anggota parlemen) lewat Pemilihan Umum periodik (misal: 4 atau 5 tahun sekali).
Dengan memilih si anggota parlemen, rakyat tetap berkuasa untuk membuat UU,
akan tetapi keterlibatan tersebut melalui si wakil. Wakil ini adalah orang yang
mendapat delegasi wewenang dari rakyat. Di Indonesia, 1 orang wakil rakyat
(anggota parlemen) kira-kira mewakili 300.000 orang pemilih.
Dengan demokrasi perwakilan, rakyat tidak terlibat secara penuh di dalam
membuat UU negara. Misalnya saja, dari hampir 200 juta jiwa warganegara
Indonesia, proses pemerintahan demokrasi di tingkat parlemen hanya dilakukan oleh
500 orang wakil rakyat yang duduk menjadi anggota DPR. Bandingkan kalau saja
Indonesia menerapkan demokrasi langsung di mana 200 juta rakyat Indonesia duduk
di parlemen. Kacau dan pasti memakan biaya mahal, bukan? Dengan kenyataan ini
maka demokrasi perwakilan lebih praktis ketimbang demokrasi langsung.
Dalam demokrasi, baik langsung ataupun tidak langsung, keterlibatan rakyat
menjadi tujuan utama penyelenggaraan negara. Masing-masing individu rakyat pasti
ingin kepentinganyalah yang terlebih dahulu dipenuhi. Oleh sebab keinginan
tersebut ingin didahulukan, dan pihak lain pun sama, dan jika hal ini berujung pada
situasi chaos (kacau) bahkan perang (bellum omnium contra omnes --- perang semua
lawan semua), maka bukan demokrasi lagi namanya melainkan mobokrasi.
Mobokrasi adalah bentuk buruk dari demokrasi, di mana rakyat memang berdaulat
tetapi negara berjalan dalam situasi perang dan tidak ada satu pun kesepakatan
dapat dibuat secara damai.

18

b. Bentuk-Bentuk Negara
Bentuk-bentuk negara yang dikenal hingga saat ini terdiri dari tiga bentuk yaitu
Konfederasi, Kesatuan, dan Federal. Meskipun demikian, bentuk negara Konfederasi
kiranya jarang diterapkan di dalam bentuk-bentuk negara pada masa kini. Namun,
untuk keperluan analisis, baiklah di dalam materi kuliah ini dicantumkan pula
masalah Konfederasi minimal untuk lebih meluaskan wawasan kita mengenai
bentuk-bentuk negara yang ada.
1. Negara Konfederasi
Bagi L. Oppenheim, konfederasi terdiri dari beberapa negara yang berdaulat
penuh yang untuk mempertahankan kedaulatan ekstern (ke luar) dan intern (ke
dalam) bersatu atas dasar perjanjian internasional yang diakui dengan
menyelenggarakan beberapa alat perlengkapan tersendiri yang mempunyai
kekuasaan tertentu terhadap negara anggota Konfederasi, tetapi tidak terhadap
warganegara anggota Konfederasi itu.
Menurut kepada definisi yang diberikan oleh L. Oppenheim di atas, maka
Konfederasi adalah negara yang terdiri dari persatuan beberapa negara yang
berdaulat. Persatuan tersebut diantaranya dilakukan demi mempertahankan
kedaulatan dari negara-negara yang masuk ke dalam Konfederasi tersebut. Pada
tahun 1963, Malaysia dan Singapura pernah membangun suatu Konfederasi, yang
salah satunya dimaksudkan untuk mengantisipasi politik luar negeri yang agresif dari
Indonesia di masa pemerintahan Sukarno. Malaysia dan Singapura mendirikan
Konfederasi lebih karena alasan pertahanan masing-masing negara.

Dalam Konfederasi, aturan-aturan yang ada di dalamnya hanya berefek kepada


masing-masing pemerintah (misal: pemerintah Malaysia dan Singapura), dengan
tidak mempengaruhi warganegara (individu warganegara) Malaysia dan Singapura.
Meskipun terikat dalam perjanjian, pemerintah Malaysia dan Singapura tetap
berdaulat dan berdiri sendiri tanpa intervensi satu negara terhadap negara lainnya di
dalam Konfederasi.
Miriam Budiardjo menjelaskan bahwa Konfederasi itu sendiri pada hakekatnya
bukan negara, baik ditinjau dari sudut ilmu politik maupun dari sudut hukum
internasional. Keanggotaan suatu negara ke dalam suatu Konfederasi tidaklah
19

menghilangkan ataupun mengurangi kedaulatan setiap negara yang menjadi anggota


Konfederasi. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat skema berikut :

Garis putus-putus yang melambangkan rantai komando dari Konfederasi menuju


Pemerintah Negara A, B, dan C, dimaksudkan guna menunjukkan hirarki yang kurang
tegas antara kedua negara tersebut (tanpa petunjuk panah plus garis putus-putus).
Dapat dilihat misalnya, garis komando hanya beranjak dari Konfederasi menuju
pemerintah negara A, B, dan C, tetapi tidak pada warganegara di ketiga negara.
Garis komando langsung terhadap warganegara di masing-masing negara
dilakukan oleh pemerintah masing-masing. Kesediaan pemerintah ketiga negara
berdaulat untuk bergabung ke dalam konfederasi lebih disebabkan oleh motivasi
sukarela ketimbang kewajiban. Pengaruh Konfederasi terhadap ketiga negara
berdaulat (A, B, dan C) hanya bersifat kecil saja. Mengenai lingkaran yang
melingkupi masing-masing pemerintah dan negara bagaian mengindikasikan
kedaulatan yang tetap ada di masing-masing negara anggota Konfederasi.
2. Kesatuan
Negara Kesatuan adalah negara yang pemerintah pusat atau nasional memegang
kedudukan tertinggi, dan memiliki kekuasaan penuh dalam pemerintahan seharihari. Tidak ada bidang kegiatan pemerintah yang diserahkan konstitusi kepada
satuan-satuan pemerintahan yang lebih kecil (dalam hal ini, daerah atau provinsi).
Dalam negara Kesatuan, pemerintah pusat (nasional) bisa melimpahkan banyak
tugas (melimpahkan wewenang) kepada kota-kota, kabupaten-kabupaten, atau
satuan-satuan pemerintahan lokal. Namun, pelimpahan wewenang ini hanya diatur
oleh undang-undang yang dibuat parlemen pusat (di Indonesia DPR-RI), bukan diatur
di dalam konstitusi (di Indonesia UUD 1945), di mana pelimpahan wewenang
tersebut bisa saja ditarik sewaktu-waktu.

20

Pemerintah pusat mempunyai wewenang untuk menyerahkan sebagian


kekuasaannya kepada daerah berdasarkan hak otonomi, di mana ini dikenal pula
sebagai desentralisasi. Namun, kekuasaan tertinggi tetap berada di tangan
pemerintah pusat dan dengan demikian, baik kedaulatan ke dalam maupun
kedaulatan ke luar berada pada pemerintah pusat.
Keuntungan negara Kesatuan adalah adanya keseragaman Undang-Undang,
karena aturan yang menyangkut nasib daerah secara keseluruhan hanya dibuat oleh
parlemen pusat. Namun, negara Kesatuan bisa tertimpa beban berat oleh sebab
adanya perhatian ekstra pemerintah pusat terhadap masalah-masalah yang muncul
di daerah.
Penanganan setiap masalah yang muncul di daerah kemungkinan akan lama
diselesaikan oleh sebab harus menunggu instruksi dari pusat terlebih dahulu. Bentuk
negara Kesatuan juga tidak cocok bagi negara yang jumlah penduduknya besar,
heterogenitas (keberagaman) budaya tinggi, dan yang wilayahnya terpecah ke dalam
pulau-pulau. Untuk lebih memperjelas masalah negara Kesatuan ini, baiklah kami
buat skema berikut :

Ada sebagian kewenangan yang didelegasikan pemerintah pusat kepada


pemerintah daerah, yang dengan kewenangan tersebut pemerintah daerah
mengatur penduduk yang ada di dalam wilayahnya. Namun, pengaturan pemerintah
daerah terhadap penduduk di wilayahnya lebih bersifat instruksi dari pusat
ketimbang improvisasi dan inovasi pemerintah daerah itu sendiri.
Dalam negara Kesatuan, pemerintah pusat secara langsung mengatur masingmasing penduduk yang ada di setiap daerah. Misalnya, pemerintah pusat berwenang
menarik pajak dari penduduk daerah, mengatur kepolisian daerah, mengatur badan
pengadilan, membuat kurikulum pendidikan yang bersifat nasional, merelay stasiun
televisi dan radio pemerintah ke seluruh daerah, dan bahkan menunjuk gubernur
kepala daerah.

21

3. Federasi
Negara Federasi ditandai adanya pemisahan kekuasaan negara antara
pemerintahan nasional dengan unsur-unsur kesatuannya (negara bagian, provinsi,
republik, kawasan, atau wilayah). Pembagian kekuasaan ini dicantumkan ke dalam
konstitusi (undang-undang dasar). Sistem pemerintahan Federasi sangat cocok untuk
negara-negara yang memiliki kawasan geografis luas, keragaman budaya daerah
tinggi, dan ketimpangan ekonomi cukup tajam.
Di Amerika Serikat, terdapat 50 negara bagian semisal Alabama, New Hampshire,
New Mexico, Maine, Utah, Wisconsin, South Dakota, Wyoming, West Virginia,
Nevada, New Jersey, Florida, Hawaii, Alaska, New Mexico, California, Kansas,
Phoenix, Nebraska, Pennsylvania, atau Texas. Negara-negara bagian ini tidaklah
berdaulat sendiri-sendiri melainkan kedaulatan tersebut hanya ada di tangan
pemerintah Federasi yang dikenal sebagai United States of America (Amerika Serikat)
dengan ibukotanya di Washington D.C.
Selanjutnya pula, dalam negara Federasi, wewenang membentuk undang-undang
pusat untuk mengatur hal-hal tertentu telah terperinci satu per satu dalam konstitusi
Federal, sedangkan dalam negara Kesatuan, wewenang pembentukan undangundang pusat ditetapkan dalam suatu rumusan umum dan wewenang pembentukan
undang-undang lokal tergantung pada badan pembentuk undang-undang pusat itu.
Berikut hirarki negara Federasi :

Di dalam negara Federasi,kedaulatan hanya milik pemerintah Federal, bukan milik


negara-negara bagian. Namun, wewenang negara-negara bagian untuk mengatur
penduduk di wilayahnya lebih besar ketimbang pemerintah daerah di negara
Kesatuan.
Wewenang negara bagian di negara Federasi telah tercantum secara rinci di
dalam konstitusi federal, misalnya mengadakan pengadilan sendiri, memiliki undangundang dasar sendiri, memiliki kurikulum pendidikan sendiri, mengusahakan
22

kepolisian negara bagian sendiri, bahkan melakukan perdagangan langsung dengan


negara luar seperti pernah dilakukan pemerintah Indonesia dengan negara bagian
Georgia di Amerika Serikat di masa Orde Baru.
Kendatipun negara bagian memiliki wewenang konstitusi yang lebih besar
ketimbang negara Kesatuan, kedaulatan tetap berada di tangan pemerintah Federal
yaitu dengan monopoli hak untuk mengatur Angkatan Bersenjata, mencetak mata
uang, dan melakukan politik luar negeri (hubungan diplomatik). Kedaulatan ke dalam
dan ke luar di dalam negara Federasi tetap menjadi hak pemerintah Federal bukan
negara-negara bagian.
Korelasi Demografis dengan Bentuk Negara dan Pemerintahan
Guna memperlihatkan korelasi antara bentuk negara, luas wilayah, jumlah
penduduk, bentuk pemerintahan, dan bentuk negara, di bawah ini kami cantumkan
20 negara dari beragam belahan dunia. Perhatikan tabel di bawah ini :

Dari tabel di atas dapat kita sama-sama lihat bahwa negara-negara dengan luas
wilayah besar (di atas 1 juta kilometer persegi), biasanya memilih bentuk negara
Federasi, kecuali Indonesia, Mesir, dan Bolivia.
Namun, antara Indonesia, Mesir dan Bolivia terdapat sejumlah perbedaan. Indonesia
terpecah ke dalam pulau-pulau di mana penduduk di masing-masing pulau tersebut
memiliki budaya yang saling berbeda. Sementara Mesir dan Bolivia seluruh
wilayahnya berada di daratan. Jumlah penduduk Bolivia dan Mesir pun jauh berada
di bawah jumlah penduduk Indonesia.
23

C. Sistem Pemerintahan
1. Bentuk Pemerintahan Parlementer
Dalam sistem Parlementer, warganegara tidak memilih kepala negara secara
langsung. Mereka memilih anggota-anggota dewan perwakilan rakyat, yang
diorganisasi ke dalam satu atau lebih partai politik. Umumnya, sistem Parlementer
mengindikasikan hubungan kelembagaan yang erat antara eksekutif dan legislatif.
Kepala pemerintahan dalam sistem Parlementer adalah perdana menteri (disebut
Premier di Italia atau Kanselir di Jerman). Perdana menteri memilih menteri-menteri
serta membentuk kabinet berdasarkan suatu mayoritas dalam parlemen
(berdasarkan jumlah suara yang didapat masing-masing partai di dalam Pemilu).
Untuk lebih memberi kejelasan mengenai sistem Parlementer ini, baiklah
digambarkan terlebih dahulu skema berikut :

Dalam bentuk pemerintahan parlementer, pemilu hanya diadakan satu macam


yaitu untuk memilih anggota parlemen. Lewat mekanisme pemilihan umum,
warganegara memilih wakil-wakil mereka untuk duduk di parlemen. Wakil-wakil yang
mereka pilih tersebut merupakan anggota dari partai-partai politik yang ikut serta di
dalam pemilihan umum.
Jika sebuah partai memenangkan suara secara mayoritas (misalnya 51% suara
pemilih), maka secara otomatis, ketua partai tersebut menjadi perdana menteri.
Selanjutnya, tugas yang harus dilakukan si perdana menteri ini adalah membentuk
kabinet, di mana anggota-anggota kabinet diajukan oleh para anggota parlemen
terpilih, sehingga anggota kabinet dapat berasal baik dari partainya sendiri maupun
partai saingannya yang punya jumlah suara signifikan. Menteri-menteri inilah yang
nantinya mengarahkan atau mengepalai kementerian-kementerian yang dibentuk.
24

Dalam bentuk parlementer, perdana menteri menjadi kepala pemerintahan


sekaligus pemimpin partai. Dalam sistem parlementer, partai yang menang dan
masuk ke dalam kabinet menjadi pemerintah sementara yang tetap berada di
dalam parlemen menjadi oposisi.
2. Bentuk Pemerintahan Presidensil

Dalam sistem presidensil, pemilu diadakan dua macam. Pertama untuk memilih
anggota parlemen dan kedua untuk memilih presiden. Presiden inilah yang dengan
hak prerogatifnya menunjuk pembantu-pembantunya, yaitu menteri-menteri di
dalam kabinet. Pola penunjukkan menteri oleh presiden ini efektif di dalam sistem
dua partai, di mana dengan dua partai yang bersaing tersebut, pasti salah satu partai
akan menang secara mayoritas. Di dalam sistem banyak partai, penunjukkan menteri
oleh presiden juga dapat efektif jika salah satu partai menang secara 51%.
Jadi, berbeda dengan Parlementer di mana jika perdana menteri dianggap tidak
bertanggung jawab, parlemen, terutama partai-partai oposisi, dapat mengajukan
mosi tidak percaya kepada perdana menteri yang jika didukung oleh 51% suara
parlemen,perdana menteri tersebut beserta kabinetnya terpaksa harus
mengundurkan diri dalam sistem presidensil, hal seperti ini sulit untuk dilakukan
mengingat yang memilih presiden bukanlah parlemen melainkan rakyat secara
langsung.

25

Bab II
wawasan nusantara

Dalam era Reformasi ini, Wawasan Nusantara semakin kabur dalam pemahaman
bangsa Indonesia. Peranan wawasan nusantara sebagai landasan visional semakin
berkurang penerapannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Konflik-konflik
internal dan eksternal yang terjadi saat ini yang tidak mampu diselesaikan dengan
baik disebabkan rapuhnya landasan visional bangsa Indonesia. Kasus Sipadan dan
Ligitan yang kini telah menjadi milik Malaysia, menjadi bukti lemahnya bangsa
Indonesia memahami konsep Wawasan Nusantara. Permasalahan yang dihadapi
bangsa Indonesia semakin hari semakin berat, maka penerapan dan pemahaman
konsep wawasan nusantara sebagai landasan visional mutlak perlu ditanamkan
kembali dalan tatanan kehidupan masyarakat Indonesia. Euforia reformasi telah
menghilangkan arah dalam pembangunan yang merata dan adil, karena hilangnya
arah visional pembangunan bangsa. Era desentralisasi dan globalisasi saat ini,
menjadi tantangan dan peluang bagi bangsa Indonesia, untuk terus bertahan dan
menjaga keutuhannya.Tantangan globalisai yang semakin besar akan merusak
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia Apabila tidak memiliki arah
pandangan hidup yang kuat. Pemahaman yang kuat tentang konsep wawasan
nusantara dapat menjadi banteng dalam mempertahankan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Wawasan Nusantara merupakan kebanggaan nasional
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, konsep yang begitu padu dan sesuai dengan
khasanah budaya dan kepribadian masyarakat Indonesia, seharusnya terus
berkembang dan jangan ditinggalkan, karena dengan meninggalkan konsep ini
berarti telah meninggalkan identitas dan kepribadian kita sebagai bangsa Indonesia.

26

A.Faktor dan latar belakang adanya Wawasan Nusantara


1.Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau dan
dipisahkan oleh lautan memiliki beragam suku bangsa yang mempunyai bahasa,
kebiasaan dan adat istiadat, kepercayaan, kesenian, ilmu pengetahuan, mata
pencaharian dan cara berpikir yang berbeda-beda. Karena perbedaan inilah, maka
semboyan negara ndonesia adalah Bhineka Tunggal Ika yang artinya walaupun
berbeda-beda namun tetap satu .Berkat kekuasaan kerajaan Majapahit dan
penjajahan Belanda Indonesia mulai bersatu. Untuk menjadi sebuah negara yang
merdeka Indonesia harus mempunyai wilayah, penduduk dan pemerintah. Semua
warga daerah di kepulauan nusantara yang dijajah Belanda setuju untuk bersatu dan
membentuk sebuah negara kesatuan melalui sumpah pemuda. Agar Indonesia dapat
merdeka Indonesia harus memiliki keinginan bersama. Setelah Indonesia merdeka
tentu Indonesia harus mempertahankan kesatuan negara yang sdah diperjuangkan
dengan darah. Oleh karena itu Indonesia harus puya cara pandang Bangsa Indonesia
yang sama terhadap negara Indonesia.
Wawasan nusantara merupakan sumber utama dan landasan yang kuat dalam
menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga wawasan nusantara dapat disebut
sebagai wawasan nasional dan merupakan landasan ketahanan nasional.
Wawasan nusantara dibentuk dan dijiwai oleh geopol. geopol adalah ilmu
pengelolaan negara yang menitikberatkan pada keadaan geografis. Geopol selalu
berkaitan dengan kekuasaan dan kekuatan yang mengangkat paham atau
mempertahankan paham yang dianut oleh suatu bangsa atau negara demi menjaga
persatuan dan kesatuan.
2.Falsafah pancasila
Nilai-nilai pancasila mendasari pengembangan wawasan nasional. Nilai-nilai
tersebut adalah :
1. Penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing- masing.
2. Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu dan golongan.
3. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

27

3.Aspek kewilayahan nusantara


Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang perlu diperhitungkan, karena
Indonesia kaya akan aneka Sumber Daya Alam (SDA) dan suku bangsa.
4.Aspek sosial budaya
Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat
istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda - beda, sehingga tata
kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi antargolongan mengandung
potensi konflik yang besar
5.Aspek sejarah
Indonesia diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya
perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia.Hal ini dikarenakan
kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia merupakan hasil dari
semangat persatuan dan kesatuan yang sangat tinggi bangsa Indonesia sendiri.Jadi,
semangat ini harus tetap dipertahankan untuk persatuan bangsa dan menjaga
wilayah kesatuan Indonesia.
6. Aspek Geografis dan Sosial Budaya
Dari segi geografis dan sosial budaya, Indonesia merupakan negara bangsa dengan
wilayah dan posisi yang unik serta bangsa yang heterogen. Keunikan wilayah dan
heterogenitas itu antara lain sebagai berikut:
1. Indonesia bercirikan negara kepulauan atau maritim.
2. Indonesia terletak antara dua benua dan dua samudra (posisi silang).
3. Indonesia terletak pada garis khatulistiwa.
4. Indonesia berada pada iklim tropis dengan dua musim.
5. Indonesia menjadi pertemuan dua jalur pegunungan yaitu sirkumpasifik dan
mediterania.
6. Wilayah subur dan dapat dihuni.
7. Kaya akan flora dan fauna dan SDA.
8. Memiliki etnik yang banyak sehingga memiliki kebudayaan yang beragam.
9. memiliki jumlah penduduk dalam jumlah yang besar.
7.Aspek Geopolitis dan Kepentingan Nasional
Prinsip geopolitik bahwa bangsa Indonesia memandang wilayahnya sebagai ruang
hidupnya namun bangsa Indonesia tidak ada semangat untuk memperluas wilayah
negara Indonesia senantiasa satu dan utuh. Kepentingan nasional itu merupakan
28

turunan lanjut dari cita-cita nasional, tujuan nasional, maupun visi nasional.
8.Posisi Silang Indonesia
Posisi silang Indonesia merupakan posisi negara Indonesia yang terletak diantara
dua samudra yaitu samudra Hindia dan samudra Pasifik dan dua benua yaitu benua
Asia dan benua Australia. Posisi silang ini membawa keuntungan dan kerugian serta
pengaruh dalam aspek kehidupan.
1. Keuntungan posisi silang Indonesia
a. Posisi wilayah Indonesia menjadi inti jalur perdagangan lalu lintas dunia, menjadi
jalur transportasi negara-negara lain, menjadi sumber devisa di bidang
perekonomian .
b. Luas wilayah Indonesia:
- Mempermudah hubungan dengan negara lain, ikatan dagang
- Saling menjalin kerja sama
- Lalu lintas perdagangan damai dan lancar
- Persaingan yang menguntungkan
c. Budaya: sebagai sumber penghasilan di bidang pariwisata

2. Kerugian posisi silang Indonesia


a. Tatanan kehidupan sosial:
- Budaya asing cepat atau mudah berkembang
- Kebudayaan kurang dipertahankan atau mulai ditinggalkan
- Gaya hidup kebarat-baratan
- Sifat individualisme
- Cara pandang bebas
b. SDA: Perebutan kekayaan alam

29

B.Definisi Wawasan Nusantara

Apakah itu wawasan nusantara?


Wawasan nusantara yang biasa disingkat wasantara berasala dari kata wawas
(atau dari kata induk mawas)yang mempunyai arti pandang, melihat. Dengan
memberikan akhiran -an maka akan mempunyai tambahan arti cara. Wawasan
berarti suatu cara pandang/lihat. Kata pandang tidak selamanya dihubungkan
dengan panca indera penglihatan tapi dapat diperluas menjadi respon, menyikapi,
langkah. Jadi,wawasan adalah suatu cara menyikapi dengan dasar yang tertentu
sebagai acuan.
Sedangkan nusantara berasal dari dua kata yaitu nusa dan antara. Nusa
merupakan isitilah jawa kuno yang mempunyai arti pulau. Antara mengandung
makna ada sesuatu yang diapit. Nusantara berarti pulau yang mengapit. Jika
diperluas dapat diartikan sebagai kepulauan yang saling terikat satu sama lain.
Kata wawasan berasal dari kata wawas (bahasa jawa) yang berarti penglihatan,
penolangan, dan tinjauan. Akar kata ini membentuk kata wawas berarti melihat,
memandang dan meninjau. Jadi wawasan berarti cara pandang cara melihat dan cara
tinjau. Sedangkan Nusantara sebuah kata majemuk yang diambil dari bahasa jawa
kuno yakni nusa yang berarti pulau dan antara anrtinya lauin. Berdasarkan teoriteori tentang latar belakang falsafah pancasila, latar belakang pemikiran aspek
kewilayahan, aspek sosial budaya dan aspek kesejarahan terbentuklah suatu
wawasan nasional Indonesia yang disebut wawasan nusantara. Wawasan nusantara
merupakan wawasan nasional yang bersumber pada pancasila.
30

Secara umum,Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa


Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
Adapula definisi menurut orang-orang/lembaga terkemuka antara lain :
1. Definisi menurut Prod. Dr.Was Usman
Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan
tanah airnya sebagai Negara kepulauan dengan semua aspek yang beragam.
2. Definisi menurut Kelompok Kerja LEMHANAS
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara untuk
mencapai tujuan nasional.

C.Dasar Hukum
Dasar hukum wawasan nusantara telah diterima sebagai konsepsi politik
kewarganegaraan yang tercantum dasar-dasar berikut ini :
1) Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 tangal 22 Maret 1973
2) TAP MPR No. IV/ 1978/ 22/ Maret/1978 tentang GBHN
3) TAP MPR No. II/ MPR/ 1983/ 12/ Maret/ 1983
Ruang lingkup Wawasan Nusantara dalam TAP dalam TAP MPR 83 dalam mencapai
tujuan pembangunan Nasional antara lain :
a) Kesatuan politik
b) Kesatuan ekonomi
c) Kesatuan sosial budaya
d) Kesatuan pertahan keamanan

D.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara


Faktor-faktor yang mempengaruhi wawasan nusantara antara lain sebagai berikut :
1. Wilayah.
2. Geopolitik dan Geostrategi.
a.Kawasan Nusantara Sebagai Geostrategi Indonesia.
Konsep geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang
bertumbuh pada perwujudan kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial Budaya dan
Pertahanan Keamanan. Dengan mengacu pada kondisi geografi yang terdiri dari
daratan dan lautan, maka diperlukan strategi besar (grand strategy) suatu kesatuan
wilayah yang utuh tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
31

b.Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia.


Konsep politik bangsa Indonesia yang memandang Indonesia sebagai satu
kesatuan wilayah, meliputi tanah (darat), air (laut) termasuk dasar laut dan tanah di
bawahnya dan udara diatasnya secara tidak terpisahkan, yang menyatukan bangsa
dan negara secara utuh menyeluruh mencakup segenap bidang kehidupan nasional
yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan Hankam yang ditetapkan
pada Deklarasi Juanda tanggal 13 Desember 1957.
3. Perkembangan wilayah Indonesia dan dasar hukumnya.

E.Unsur-unsur Dasar Wawasan Nusantara


Unsur-unsur dasar wawasan Nusantara antara lain sebagai berikut:
1. Wadah
Wawasan Nusantara sebagai wadah meliputi 3 komponen :
a. Wujud Wilayah
Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang di dalamnya te
rdapat gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh dalamnya perairan. Oleh
karena itu nusantara dibatasi oleh lautan dan daratan serta dihubungkan oleh
perairan dalamnya. Sedangkan secara vertikal ia merupakan suatu bentuk kerucut
terbuka keatas dengan titik puncak kerucut di pusat bumi.
Letak geografis negara berada di posisi antara 2 samudra, yaitu pasifik dan
samudera hindia dan antara dua benua, yaitu asia dan australia. Letak geografis ini
berpengaruh besar terhadap aspek-aspek kehidupan nasional Indonesia. Perwujudan
wilayah nusantara menyatu dalam kesatuan politik, ekonomi, sosial-buaya dan
pertahanan keamanan.

b. Tata Inti Organisasi


Bagi Indonesia, Tata inti organisasi negara berdasarkan pada UUD 1945 yang
menyangkut bentuk dan kedaulatan negara, kekuasaan pemerintah, sistem
pemerintahan, dan sistem perwakilan.
Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik. Kedaulatan
berada di tangan rakyat yang sepenuhnya oleh majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR).
Sistem pemerintahannya menganut sistem presidensial. Indonesia merupakan
Negara Hukum (Rechk Staat) bukan hanya kekuasaan.
c. Tata Kelengkapan Organisasi

32

2. Tata Laku Wawasan Nusantara


T ata laku wawasan Nusantara Mencakup Dua Segi :
a. Tata laku batinia
Wawasan Nusantara berlandaskan pada falsafah Pancasila untuk membentuk sikap
mental.
b. Tata laku lahiriah
Wawasan Nusantara diwujudkan dalam satu sistem organisasi meliputi :
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengadilan.

F.Hakikat, azas ,Arah pandang wawasan Nusantara


Hakikat wawasan nusantara adalah keutuhan nusantara, dalam pengertian cara
pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara demi kepentingan
nasional. Hal tersebut berarti bahwa setiap warga bangsa dan aparatur negar harus
berpikir, bersikap, dan bertindak secara utuh menyeluruh demi kepentingan bangsa
dan negara indonesia. Demikian juga produk yang dihasilkan oleh lembaga negara
harus dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia, tanpa
menghilangkan kepentingan lainnya, seperti kepentingan daerah, golongan dan
orang per orang.
Azas wawasan nusantara merupakan norma-norma dasar yang perlu dipahami
agar dapat dihayati cara pandang secara utuh dan menyeluruh meliputi, kepentingan
bersama, keadilan, kesetiaan.
Arah pandang wawasan nusantara untuk kepentingan nasional baik ke dalam
untuk menjamin terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan
wilayah maupun keluar demi terjaminnya kepentingan nasional dalam suasana dunia
yang serba berubah.

G.Tujuan Wawasan Nusantara


Wawasan nusantara bertujuan memantapkan rasa dan sikap nasional yang tinggi,
rasa senasib sepenanggungan, sebangsa setanah air, satu tekad bersama yang lebih
mengutamakan kepentingan nasional dari pada kepentingan orang perorangan
kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah di segala bidang/aspek kehidupan
nasional untuk mencapai tujuan nasional.
Tujuan wawasan nusantara mencakup:
33

1. Tujuan ke dalam
Tujuan wawasan nusantara ke dalam adalah mewujudkan kesatuan dalam segenap
aspek kehidupan nasional, yaitu aspek alamiah dan aspek sosial. Aspek alamiah
meliputi letak geografis dan posisi silang SDA, serta keadaan dan kemampuan
penduduk (demografi). Adapun aspek sosial terdiri dari ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya dan pertahanan keamanan.
2. Tujuan ke luar
Tujuan wawasan nusantara ke luar yaitu ikut serta mewujudkan kesejahteraan,
ketertiban dan perdamaian bagi seluruh umat manusia. Upaya ini dilakukan dengan
berperan serta mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia berdasarkan
kemerdekaan, keadilan sosial dan perdamaian abadi dengan mengadakan kerja sama
di forum internasional dalam upaya mewujudkan kepentingan nasional indonesia di
dunia.

H.Fungsi

Gambaran dari isi Deklarasi Djuanda

Beberapa fungsi Wawasan Nusantara antara lain sebagai berikut :


1. Wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional, yaitu wawasan
nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan
keamanan, dan kewilayahan.
2. Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai cakupan
kesatuan politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan ekonomi, kesatuan
sosial dan politik, dan kesatuan pertahanan dan keamanan.
3. Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara
merupakan pandangan geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia

34

sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan
negara.
4. Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan, sehingga berfungsi dalam
pembatasan negara, agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga.
Batasan dan tantangan negara Republik Indonesia adalah :

Risalah sidang BPUPKI tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 tentang negara Republik
Indonesia dari beberapa pendapat para pejuang nasional. Dr. Soepomo
menyatakan Indonesia meliputi batas Hindia Belanda.Muh. Yamin
menyatakan Indonesia meliputi Sumatera, Jawa, Sunda Kecil, Borneo, Selebes,
Maluku-Ambon, Semenanjung Melayu, Timor, Papua. Ir. Soekarno
menyatakan bahwa kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan.
Ordonantie (UU Belanda) 1939, yaitu penentuan lebar laut sepanjang 3 mil
laut dengan cara menarik garis pangkal berdasarkan garis air pasang surut
atau countour pulau/darat. Ketentuan ini membuat Indonesia bukan sebagai
negara kesatuan, karena pada setiap wilayah laut terdapat laut bebas yang
berada di luar wilayah yurisdiksi nasional.
Deklarasi Juanda, 13 Desember 1957 merupakan pengumuman pemerintah RI
tentang wilayah perairan negara RI, yang isinya:

1. Cara penarikan batas laut wilayah tidak lagi berdasarkan garis pasang surut
(low water line), tetapi pada sistem penarikan garis lurus (straight base line)
yang diukur dari garis yang menghubungkan titik - titik ujung yang terluar dari
pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah RI.
2. Penentuan wilayah lebar laut dari 3 mil laut menjadi 12 mil laut.
3. Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) sebagai rezim Hukum Internasional, di mana
batasan nusantara 200 mil yang diukur dari garis pangkal wilayah laut
Indonesia. Dengan adanya Deklarasi Juanda, secara yuridis formal, Indonesia
menjadi utuh dan tidak terpecah lagi.

I.Kaitan Wawasan Nusantara


1.Kaitan Wawasan Nusantara dengan Pancasila dan UUD 1945
Undang-Undang Dasar 1945 merupakan konstitusi negara (hukum dasar negara)
yang menjadi pedoman pokok berkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Oleh sebab itu, UUD 1945 menjadi landasan Konstitusional Wawasan
Nusantara. Kedudukan wawasan nusantara dalam sistem kehidupan nasional
Indonesia urutannya adalah sebagai berikut :
35

1. Panacasila sebagai falsafah dan ideologi negara, serta dasar negara.


2. UUD 1945 sebagai konstitusi negara.
3. Wawasan nusantara dan ketahanan nasional sebagai doktrin dasar pengaturan
kehidupan nasional.
4. Politik dan strategi nasional sebagai kebijakan dasar yang pada masa orde baru
disusun dalam bentuk GBHN yang dijabarkan lebih lanjut dalam kebijaksanaan
strategi pada strata dibawahnya. Sedangkan di era reformasi saat ini dalam bentuk
visi dan misi kabinet atau pemerintah.
2.Kaitan Wawasan Nusantara dengan Ketahanan Nasional
Wawasan nusantara sangat berkaitan erat dengan ketahanan nasional. Karena
keduanya berfungsi sebagai doktrin dasar pengaturan kehidupan nasional. Doktrin
adalah prinsip atau teori yang diajarkan, dianjurkan dan diterima sebagai kebenaran
untuk dijadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan dalam usaha mencapai
tujuan.Wawasan nusantara yang merupakan suatu kesamaan pandangan suatu
bangsa mengenai diri dan lingkungannya ditujukan agar terdapat ketahanan nasional
yang kuat dari bangsa tersebut. Dengan kata lain, wawasan nusantara dapat
memperkuat dan mempermudah pengelolaan ketahanan nasional bangsa. Dengan
ketahanan nasional yang kuat otomatis akan memiliki kekuatan politik yang kuat.
Dengan adanya politik yang jelas mengenai perencanaan, pengembangan,
pemeliharaan serta penggunaan potensi nasional untuk mencapai tujuan nasional.

J.Implementasi Wawasan Nusantara


Sebagai cara pandang dan visi nasional Indonesia wawasan nusantara harus
dijadikan arahan, pedoman, acuan dan tuntutan bagi setiap invidu bangsa Indonesia
dalam membangun dan memelihara tuntunan bangsa dan NKRI. Karena itu,
implementasi atau penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada pola pikir,
pola sikap dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan
NKRI daripada kepentingan pribadi atau kelompok sendiri. Beberpa implementasi
wawasan nusantara NKRI antara lain:
1) Implementasi wawasan nusantara pada kehidupan politik akan menciptakan iklim
penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut nampak dalam wujud
pemerintahan yang kuat, aspiratif, dan terpercaya yang dibangun sebagai
penjelmaan kedaulatan rakyat.
2) Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi dan menciptakan
tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil. Disamping itu,
mencerminkan tanggung jawab pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan
36

kebutuhan masyarakat antara daerah secara timbal balik serta kelestarian SDA itu
sendiri.
3) Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan
menciptakan sikap gatiniah dan sikap lahiriyah yang mengakui menerima dan
menghormati segala perbedaan atau kebhinekaan sebagai pernyataan hidup
sekaligus sebagai karunia sang pencipta implementasi ini juga akan menciptakan
kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membeda-bedakan
suku, asal-usul daerah agama dan kepercayaan serta golongan berdasarkan status
sosialnya.
Tantangan dari Implementasi Wawasan Nusantara
Dewasa ini kita menyaksikan bahwa kehidupan individu dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara sedang mengalami perubahan. Dan kita juga menyadari
bahwa faktor utama yang mendorong terjadinya proses perubahan tersebut adalah
nilai-nilai kehidupan baru yang di bawa oleh negara maju dengan kekuatan penetrasi
globalnya. Apabila kita menengok sejarah kehidupan manusia dan alam semesta,
perubahan dalam kehidupan itu adalah suatu hal yang wajar, alamiah.

Aspek Politik
Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya serta satu
ideologi dan identitas nasional.
Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, yang
meliputi:
a. Kebulatan wilayah dengan segala isinya merupakan modal dan milik
bersama bangsa Indonesia
b. Keanekaragaman suku, budaya, dan bahasa daerah, serta agama yang
dianutnya tetap dalam kesatuan bangsa Indonesia
c. Secara psikologis, bangsa Indonesia merasa satu persaudaraan, senasib
dan seperjuangan, sebangsa dan setanah air dalam mencapai cita-cita
bangsa.
d. Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideology yang dapat
mempersatukan bangsa Indonesia menuju tercapainya suatu cita-cita
nasional.

37

Aspek Ekonomi
Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha bersama dan asas
kekeluargaan dalam satu sistem ekonomi kerakyatan.
Perwujkudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi yang
meliputi;
a. Kekayaan di wilayah nusantara secara potensial dan efektif menjadi
modal dan milik bersama bangsa Indonesia untuk memenuhi kebutuhan
pembangunan bangsa secara merata.
b. Tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi diseluruh
daerah dalam wilayah Indonesia.
c. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara diselenggarakan sebagai
usaha bersama dengan asas kekeluargaan dalam system ekonomi kerakyatan untuk
sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
Aspek Ideologi
Secara ideologis-konstitusional, bangsa Indonesia berdasarkan pada nilainilai
Pancasila dan UUD 1945, yang secara subtantif (isinya), dapat memberi arah pandang
kemajemukan bangsa Indonesia pada prinsip persatuan dan kesatuan bangsa.
Aspek Pertahanan Keamanan
Wawasan Nasional bangsa Indonesia adalah Wawasan Nusantara yang merupakan
pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan nasional. Sedangkan
ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses
pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Oleh karena itu
diperlukan suatu konsepsi Ketahanan Nasional yang sesuai dengan karakteristik
bangsa Indonesia. Dan dapat dikatakan bahwa Wawasan Nusantara dan ketahanan
nasional merupakan dua konsepsi dasar yang saling mendukung sebagai pedoman
bagi penyelenggaraan kehidupan barbangsa dan bernegara agar tetap jaya dan
berkembang seterusnya.
Aspek Sosial Budaya
Untuk mempercepat tercapainya tujuan wawasan Nusantara, disamping
implementasi seperti yang telah disebutkan diatas, perlu juga dilakukan
pemasyarakatan materi Wawasan Nusantara kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Pemasyarakatan Wawasan Nusantara tersebut dapat dilakukan dengan cara berikut
1. Menurut sifat atau cara penyampaian, yang dapat dilaksanakan sebagai berikut:
a. Langsung yang terdiri dari ceramah, diskusi, dialog, tatap muka
b. Tidak langsung, yang terdiri dari media elektronik dan media cetak
38

K.Isi Wawasan Nusantara


Wawasan Nusantara mencakup :
1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik, dalam arti :
a. Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan
satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan matra seluruh bangsa
serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.
b. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam
berbagai bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa
yang bulat dalam arti yang seluas-luasnya.
c. Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib
sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai tekad dalam
mencapai cita-cita bangsa.
d. Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara
yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
e. Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan
politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
f. Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan sistem hukum
dalam arti bahwa hanya ada satu hukum nasional yang mengabdi kepada
kepentingan nasional.
g. Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan bangsa lain ikut
menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial melalui politik luar negeri bebas aktif serta diabdikan pada
kepentingan nasional.
2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Ekonomi, dalam arti :
a. Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal
dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia
merata di seluruh wilayah tanah air.
b. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah,
tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam pengembangan
kehidupan ekonominya.
c. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan
ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan dan
ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.
39

3. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial dan Budaya,


dalam arti :
a. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan
kehidupan bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat
yang sama, merata dan seimbang, serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai
dengan tingkat kemajuan bangsa.
b. Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak ragam
budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal dan
landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya, dengan tidak menolak nilai
nilai budaya lain yang tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa, yang hasilhasilnya dapat dinikmati oleh bangsa.
4. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan Keamanan,
dalam arti :
a. Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnya
merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
b. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam
rangka pembelaan negara dan bangsa.

L.Pemahaman Wawasan Nusantara Sebagai Wawasan Kebangsaan


Indonesia Dalam Rangka Membangun Ketahanan Nasional
Wawasan kebangsaan bukanlah sesuatu yang bersifat statis dan tak berubah
dari waktu ke waktu, sebaliknya ia bersifat dinamis, namun bukan berarti juga
wawasan kebangsaan tersebut dapat diubah-ubah sekehendaknya. Seperti
halnya bangun suatu rumah tangga, ada bagian yang tak mudah untuk diubah
dan ada bagian yang relatif mudah (Susilo Bambang Yudhoyono, menuju
negara kebangsaan modern, 2004)

Sesuai cita-cita Patih Gajah Mada dalam sumpahnya ( dikenal dengan Sumpah
Palapa ) yang berbunyi Saya tidak akan pernah makan buah Palapa sebelum
saya dapat menyatukan Nusantara dalam Kerajaan Majapahit . Dari semboyan
tersebut di atas, memiliki makna dan tekad dari seorang Patih Gajah Mada, yang
akan berbuat dengan sekuat tenaga mempersatukan wilayah Nusantara. Dari
Sumpah Palapa tersebut maka ada satu kesamaan yang dapat menjadi pelajaran bagi
bangsa Indonesia yaitu wujud Nusantara yang terdiri dari 17.508 buah pulau yang
tersebar dan terpisah namun dapat dipersatukan oleh lautan, sehingga menjadi cikal
bakal Negara Kepulauan Indonesia yang terletak pada posisi geografis antar dua
benua dan dua samudera, sesuai dengan kondisi geografis tersebut maka Kepulauan
40

Indonesia disebut juga dengan istilah Kenusaan dan juga disebut dengan nama
Nusantara. Hal tersebut kemudian dikenal dengan istilah Wawasan Nusantara
sebagai Wawasan Kebangsaan Indonesia, dan sebutan tersebut tidak cukup hanya
dipahami saja tetapi harus dihayati baik sebagai konsep kewilayahan maupun konsep
ketatanegaraan.
Sebenarnya Wawasan Kebangsaan Indonesia sudah dicetuskan oleh seluruh
Pemuda Indonesia dalam suatu tekad pada tahun 1928 yang dikenal dengan sebutan
Sumpah Pemuda yang intinya bertekad untuk bersatu dan merdeka dalam wadah
sebuah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seharusnya untuk menghadapi
keadaan Negara yang serba sulit sekarang ini kita bangsa Indonesia bangkit bersatu
mengatasi masalah bangsa secara bersama-sama.
Wawasan Nusantara adalah pengejawantahan falsafah Pancasila dan UUD 1945
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kelengkapan dan keutuhan
pelaksanaan wawasan Nusantara akan terwujud dalam terselenggaranya ketahanan
nasional Indonesia yang senantiasa harus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan
zaman. Ketahanan nasional itu akan dapat meningkat jika ada pembangunan yang
meningkat, dalam koridor wawasan Nusantara. Adapun pengertian wawasan
Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa dan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi Darat, Laut dan Udara
diatasnya sebagai satu kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Pertahanan
Keamanan. Dengan demikian apabila dihadapkan pada kondisi pemahaman
kesadaran berbangsa dan berbegara, maka untuk membangun kesadaran dan
kemampuan bela Negara dikalangan bangsa Indonesia sebagai dasar untuk
membangun kekuatan pertahanan negara dengan wawasan Nusantara harus
dilaksanakan secara sistematis melalui proses yang berkelanjutan secara
berjenjang dimulai secara dini dari anak-anak sebagai generasi penerus bangsa
Indonesia mengenal dirinya sebagai anak Indonesia sampai dengan akhir hayatnya
sebagai bangsa Indonesia. Adapun cara yang dilakukan untuk membangun kesadaran
dan kemampuan bela negara dikalangan bangsa Indonesia sebagai dasar untuk
membangun kekuatan pertahanan Negara dengan Wawasan Nusantara dilakukan
secara formal dalam lingkungan pendidikan sekolah maupun secara informal dalam
lingkungan bermasyarakat secara nyata belum dapat diwujudkan. Sebagai penyebab
utamanya adalah rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap
pemahaman Wawasan Nusantara sebagai perwujudan Wawasan Kebangsaan bagi
bangsa Indonesia.

41

Adapun cara yang dilakukan untuk membangun kesadaran dan kemampuan bela
negara dikalangan bangsa Indonesia sebagai dasar untuk membangun kekuatan
pertahanan negara dengan wawasan nusantara dilakukan secara formal dalam
lingkungan pendidikan sekolah maupun secara informal dalam lingkungan
bermasyarakat secara nyata belum dapat diwujudkan. Hal ini disebabkan masih
rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pemahaman wawasan
nusantara sebagai perwujudan Wawasan Kebangsaan bagi bangsa Indonesia.
Sekolah sebagai institusi pendidikan formal dapat memberikan pemahaman
kepada generasi muda agar dapat mengimplementasikan wawasan nusantara dalam
aspek kehidupan. Misalnya saja, pengenalan akan lagu-lagu daerah dan nasional,
budaya dan kesenian daerah kepada para siswa sejak dini agar mereka mengenal
akan identas bangsanya. Mereka juga perlu mempelajari sejarah akan bangsanya
sendiri, bagaimana perjuangan para pahlawan yang mengorbankan segenap jiwa
raga untuk membela negaranya hingga lahirnya kemerdekaan Indonesia. Hal
tersebut diharapkan mampu menjadi teladan bagi generasi muda untuk terus
memperjuangkan dan membela bangsanya.
Secara informal, membangun kesadaran dan kemampuan bela negara dikalangan
bangsa Indonesia juga dapat dilakukan baik dalam lingkungan keluarga maupun
masyarakat. Misalnya saja, kegiatan siskamling yang dilakukan tiap malam secara
bergantian demi menjaga keamanan daerah bersama, gotong royong dalam kerja
bakti membersihkan lingkungan daerah setempat, saling membantu jika ada warga
yang kesusahan, dan sebagainya. Melalui gerakan-gerakan dan kegiatan tersebut
diharapkan masyarakat mampu mewujudkan wawasan nusantara dalam aspek
kehidupan agar ketahanan nasional tetap tegak berdiri di negara Indonesia.

42

Anda mungkin juga menyukai