Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A.Pengertian Negara
Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik,
militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di
wilayah tersebut.
Secara umum Negara diartikan sebagai organisasi tertinggi di antara suatu
kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup di dalam
daerah tertentu yang mempunyai pemerintah yang berdaulat.
Berikut ini beberapa pengertian Negara menurut para ahli :
Prof. Farid S.
Negara adalah Suatu wilayah merdeka yang mendapat pengakuan negara lain
serta memiliki kedaulatan.
Georg Jellinek
Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah
berkediaman di wilayah tertentu.
Georg Wilhelm Friedrich Hegel
Negara merupakan organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari
kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal
Roelof Krannenburg
Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu
golongan atau bangsanya sendiri.
Roger H. Soltau
Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan
persoalan bersama atas nama masyarakat.
Prof. R. Djokosoetono
Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada
di bawah suatu pemerintahan yang sama.
Prof. Mr. Soenarko
Negara ialah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentu, dimana
kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai sebuah kedaulatan.
Aristoteles
Negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi beberapa desa,
Bellefroid
Negara adalah suatu persekutuan hukum yang menempati suatu wilayah
untuk selama-lamanya dan dilengkapi dengan suatu kekuasaan tertinggi untuk
menyelenggarakan kemakmuran rakyat sebesar-besarnya.
G. Pringgodigdo, SH:
Negara adalah suatu organisasi kekuasaan atau organisasi kewibawaan yang
harus memenuhi persyaratan unsur-unsur tertentu, yaitu harus memiliki
pemerintah yang berdaulat, wilayah tertentu, dan rakyat yang hidup teratur
sehingga merupakan suatu nation (bangsa).
O. Notohamidjojo
Negara adalah organisasi masyarakat yang bertujuan mengatur dan
memelihara masyarakat tertentu dengan kekuasaannya.
Dr. Wiryono Prodjodikoro, SH
Negara adalah suatu organisasi di antara kelompok atau beberapa kelompok
manusia yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan
mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan
keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia itu.
M. Solly Lubis, SH
Negara adalah suatu bentuk pergaulan hidup manusia yang merupakan suatu
community dengan syarat-syarat tertentu: memiliki wilayah, rakyat dan
pemerintah.
Prof. Nasroen
Negara adalah suatu bentuk pergaulan manusia dan oleh sebab itu harus
ditinjau secara sosiologis agar dapat dijelaskan dan dipahami.
Mr. J.C.T. Simorangkir dan Mr. Woerjono Sastropranoto
Negara adalah persekutuan hukum yang letaknya dalam daerah tertentu dan
memiliki kekuasaan tertinggi untuk menyelenggarakan kepentingan umum
dan kemakmuran bersama.
B.Keberadaan Negara
Keberadaan negara, seperti organisasi secara umum, adalah untuk memudahkan
anggotanya (rakyat) mencapai tujuan bersama atau cita-citanya. Keinginan bersama
ini dirumuskan dalam suatu dokumen yang disebut sebagai Konstitusi, termasuk
didalamnya nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh rakyat sebagai anggota negara.
Sebagai dokumen yang mencantumkan cita-cita bersama, maksud didirikannya
negara Konstitusi merupakan dokumen hukum tertinggi pada suatu negara.
Karenanya dia juga mengatur bagaimana negara dikelola. Konstitusi di Indonesia
disebut sebagai Undang-Undang Dasar.
Dalam bentuk modern negara terkait erat dengan keinginan rakyat untuk
mencapai kesejahteraan bersama dengan cara-cara yang demokratis. Bentuk paling
kongkrit pertemuan negara dengan rakyat adalah pelayanan publik, yakni pelayanan
yang diberikan negara pada rakyat. Terutama sesungguhnya adalah bagaimana
negara memberi pelayanan kepada rakyat secara keseluruhan, fungsi pelayanan
paling dasar adalah pemberian rasa aman. Negara menjalankan fungsi pelayanan
keamanan bagi seluruh rakyat bila semua rakyat merasa bahwa tidak ada ancaman
dalam kehidupannya. Dalam perkembangannya banyak negara memiliki kerajang
layanan yang berbeda bagi warganya.
Berbagai keputusan harus dilakukan untuk mengikat seluruh warga negara, atau
hukum, baik yang merupakan penjabaran atas hal-hal yang tidak jelas dalam
Konstitusi maupun untuk menyesuaikan terhadap perkembangan zaman atau
keinginan masyarakat, semua kebijakan ini tercantum dalam suatu Undang-Undang.
Pengambilan keputusan dalam proses pembentukan Undang-Undang haruslah
dilakukan secara demokratis, yakni menghormati hak tiap orang untuk terlibat dalam
pembuatan keputusan yang akan mengikat mereka itu. Seperti juga dalam organisasi
biasa, akan ada orang yang mengurusi kepentingan rakyat banyak. Dalam suatu
negara modern, orang-orang yang mengurusi kehidupan rakyat banyak ini dipilih
secara demokratis pula.
Teori terbentuknya Negara:
1.Teori hukum alam. Pemikiran pada masa plato dan aristoteles
2.Teori ketuhanan (islam + Kristen) segala sesuatu adalah ciptaan tuhan.
3.Teori perjanjian. Manusia menghadapi kondisi alam dan timbullah kekerasan.
Manusia akan musnah bila ia tidak mengubah caranya. Manusia pun bersatu
untuk mengatasi tantangan dan menggunakan persatuan dalam gerak tunggal
untuk kebutuhan bersama.
4
1. Lautan Teritorial
Setiap negara mempunyai kedaulatan atas laut territorial selebar 12 mil laut, yang
diukur berdasarkan garis lurus yang ditarik dari garis dasar (base line) garis pantai kea
rah laut bebas.
2. Zona Bersebelahan
Zona bersebelahan merupakan batas laut selebar 12 mil laut dari garis batas laut
territorial atau batas laut selebar 24 mil laut dari garis dasar.
3. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona Ekonomi Eksklusif merupakan batas lautan suatu negara pantai lebarnya 200
mil laut dari garis dasar.Dalam batas ini, negara pantai berhak menggali kekayaan
alam yang ada dan menangkap para nelayan asing yang kedapatan sedang
melakukan penangkapan ikan.
4. Landas Benua.
Landas benua adalah wilayah daratan negara pantai yang berada di bawah lautan
di laut ZEE, selebar lebih kurang 200 mil di lautan bebas.
5. Landas Kontinen
Landas kontinen merupakan daratan yang berada di bawah permukaan air di luar
laut territorial sampai kedalaman 200 m. Bagi negara pantai, landas kontinen
dinyatakan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari wilayah daratan.
c. Udara
Wilayah udara suatu negara ada di atas wilayah daratan dan wilayah lautan
negara itu.
pembatasan wilayah suatu negara sangat penting sekali karena menyangkut
pelaksanaan kedaulatan suatu negara dalam segala bentuk, seperti hal-hal berikut :
1. Berkuasa penuh terhadap kekayaan yang ada di dalamnya.
2. Berkuasa mengusir orang-orang yang bukan warga negaranya dalam wilayah
tersebut bila tidak memiliki izin dari negara itu.
3. Pemerintah Yang Berdaulat.
Pemerintah yang berdaulat mempunyai kekuasaan sebagai berikut :
a.Kedaulatan ke dalam, artinya wibawa, berwenang menentukan dan menegakkan
hukum atas warga dan wilayah negaranya.
b.Kedaulatan keluar adalah mempunyai kedudukan yang sederajat dengan negara
lain, sehingga bebas untuk menentukan hubungan diplomatik dengan negara lain.
4.Bangsa
5. Unsur Deklaratif Negara
Pengakuan dari negara-negara lain merupakan unsur deklaratif negara. Unsur ini
bersifat menerangkan saja tentang adanya negara.
Makna pengakuan dari negara lain adalah untuk menjamin suatu negara baru
8
dapat menduduki tempat yang sejajar sebagai suatu organisasi politik yang merdeka
dan berdaulat di tangan keluarga bangsa-bangsa.ada 2 jenis pengakuan:
a.Pengakuan de facto
Pengakuan de facto Adalah fakta adanya negara. Pengakuan itu berdasarkan
kenyataan bahwa satu komunitas politik telah terbentuk dan memenuhi ketiga unsur
konstitutif negara, yaitu wilayah, rakyat dan pemerintah yang berdaulat.
b.Pengakuan de jure
Pengakuan de jure adalah pengakuan bahwa keberadaan suatu negara itu sah
menurut hukum internasional.
E.Tujuan Negara
Teori-teori Tujuan Negara :
1) Teori Kekuasaan
Shang Yang, yang hidup di negeri China sekitar abad V-IV SM menyatakan
bahwa tujuan negara adalah pembentukan kekuasaan negara yang sebesarbesarnya. Menurutnya, perbedaan tajam antara negara dengan rakyat akan
membentuk kekuasaan negara. A weak people means a strong state and a strong
state means a weak people. Therefore a country, which has the right way, is
concerned with weakening the people. Sepintas ajaran Shang Yang sangat
kontradiktif karena menganggap upacara, musik, nyanyian, sejarah, kebajikan,
kesusilaan, penghormatan kepada orangtua, persaudaraan, kesetiaan, ilmu
(kebudayaan, ten evils) sebagai penghambat pembentukan kekuatan negara untuk
dapat mengatasi kekacauan (yang sedang melanda China saat itu). Kebudayaan
rakyat harus dikorbankan untuk kepentingan kebesaran dan kekuasaan negara.
2) Niccolo Machiavelli, dalam bukunya Il Principe menganjurkan agar raja tidak
menghiraukan kesusilaan maupun agama. Untuk meraih, mempertahankan dan
meningkatkan kekuasaannya, raja harus licik, tak perlu menepati janji, dan berusaha
selalu ditakuti rakyat. Di sebalik kesamaan teorinya dengan ajaran Shang Yang,
Machiavelli menegaskan bahwa penggunaan kekuasaan yang sebesar-besarnya itu
bertujuan luhur, yakni kebebasan, kehormatan dan kesejahteraan seluruh bangsa.
3) Teori Perdamaian Dunia
Dalam bukunya yang berjudul De Monarchia Libri III, Dante Alleghiere (12651321) menyatakan bahwa tujuan negara adalah untuk mewujudkan perdamaian
dunia. Perdamaian dunia akan terwujud apabila semua negara merdeka meleburkan
diri dalam satu imperium di bawah kepemimpinan seorang penguasa tertinggi.
Namun Dante menolak kekuasaan Paus dalam urusan duniawi. Di bawah seorang
9
mahakuat dan bijaksana, pembuat undang-undang yang seragam bagi seluruh dunia,
keadilan dan perdamaian akan terwujud di seluruh dunia.
4) Teori Jaminan atas Hak dan Kebebasan Manusia
Immanuel Kant (1724-1804) adalah penganut teori Perjanjian Masyarakat karena
menurutnya setiap orang adalah merdeka dan sederajat sejak lahir. Maka Kant
menyatakan bahwa tujuan negara adalah melindungi dan menjamin ketertiban
hukum agar hak dan kemerdekaan warga negara terbina dan terpelihara. Untuk itu
diperlukan undang-undang yang merupakan penjelmaan kehendak umum (volonte
general), dan karenanya harus ditaati oleh siapa pun, rakyat maupun pemerintah.
Agar tujuan negara tersebut dapat terpelihara, Kant menyetujui azas pemisahan
kekuasaan menjadi tiga potestas (kekuasaan): legislatoria, rectoria, iudiciaria
(pembuat, pelaksana, dan pengawas hukum).
Teori Kant tentang negara hukum disebut teori negara hukum murni atau negara
hukum dalam arti sempit karena peranan negara hanya sebagai penjaga ketertiban
hukum dan pelindung hak dan kebebasan warga negara, tak lebih dari nightwatcher,
penjaga malam). Negara tidak turut ikut campur dalam upaya mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
Pendapat Kant ini sangat sesuai dengan zamannya, yaitu tatkala terjadi
pemujaan terhadap liberalisme (dengan semboyannya: laissez faire, laissez aller).
Namun teori Kant mulai ditinggalkan karena persaingan bebas ternyata makin
melebarkan jurang pemisah antara golongan kaya dan golongan miskin. Para ahli
berusaha menyempurnakan teorinya dengan teori negara hukum dalam arti luas
atau negara kesejahteraan (Welfare State). Menurut teori ini, selain bertujuan
melindungi hak dan kebebasan warganya, negara juga berupaya mewujudkan
kesejahteraan bagi seluruh warga negara.
5) Kranenburg termasuk penganut teori negara kesejahteraan. Menurut dia,
tujuan negara bukan sekadar memelihara ketertiban hukum, melainkan juga aktif
mengupayakan kesejahteraan warganya. Kesejahteran pun meliputi berbagai bidang
yang luas cakupannya, sehingga selayaknya tujuan negara itu disebut secara plural
tujuan-tujuan negara. Ia juga menyatakan bahwa upaya pencapaian tujuan-tujuan
negara itu dilandasi oleh keadilan secara merata, seimbang.
Selain beberapa teori tersebut, ada pula ajaran tentang tujuan negara sebagai
berikut:
Ajaran Plato: Negara bertujuan memajukan kesusilaan manusia sebagai
individu dan makhluk sosial.
10
11
F.Fungsi Negara
Fungsi negara merupakan upaya atau kegiatan negara untuk mengubah harapan
itu menjadi kenyataan. Maka, tujuan negara tanpa fungsi negara adalah sia-sia, dan
sebaliknya, fungsi negara tanpa tujuan negara akan tidak menentu.
Minimal, setiap negara harus melaksanakan fungsi:
penertiban (law and order): untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah
terjadinya konflik, negara harus melaksanakan penertiban, menjadi
stabilisator;
mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat;
pertahanan, menjaga kemungkinan serangan dari luar;
menegakkan keadilan, melalui badan-badan pengadilan.
12
14
Bentuk pemerintahan yang buruk di dalam satu tangan adalah Tirani. Tiran-tiran
kejam yang pernah muncul dalam sejarah politik dunia misalnya Kaisar Nero,
Caligula, Hitler, atau Stalin. Meskipun Hitler atau Stalin memerintah di era negara
modern, tetapi jenis kekuasaan yang mereka jalankan pada hakekatnya
terkonsentrasi pada satu tangan, di mana keduanya sama sekali tidak mau membagi
kekuasaan dengan pihak lain, dan kerap kali bersifat kejam baik terhadap rakyat
sendiri maupun lawan politik.
2. Aristokrasi dan Oligarki
Dalam jenis kekuasaan monarki, raja atau ratu biasanya bergantung pada
dukungan yang diberikan oleh para penasihat dan birokrat. Jika kekuasaan lebih
banyak ditentukan oleh orang-orang ini (penasihat dan birokrat) maka jenis
kekuasaan tidak lagi berada pada satu orang (mono) melainkan beberapa (few).
Aristokrasi sendiri merupakan pemerintahan oleh sekelompok elit (few) dalam
masyarakat, di mana mereka ini mempunyai status sosial, kekayaan, dan kekuasaan
politik yang besar. Ketiga hal ini dinikmati secara turun-temurun (diwariskan),
menurun dari orang tua kepada anak. Jenis kekuasaan aristokrasi ini disebut pula
sebagai jenis kekuasaan kaum bangsawan (aristokrasi).
Biasanya, di mana ada kelas aristokrat yang dominan secara politik, maka di sana
ada pula monarki. Namun, jenis kekuasaan oleh beberapa orang ini aristokrasi
tidak bertahan lama, oleh sebab orang-orang yang orang tuanya bukan bangsawan
pun bisa duduk mempengaruhi keputusan politik negara asalkan mereka berprestasi,
kaya, berpengaruh, dan cerdik. Jika kenyataan ini terjadi, yaitu peralihan dari
kekuasaan para bangsawasan ke kelompok non-bangsawan, maka hal tersebut
dinyatakan sebagai peralihan atau pergeseran dari aristokrasi menuju oligarki.
Untuk menggambarkan peralihan di atas, baiklah saya kemukakan apa yang terjadi
di Inggris. Sebelum terjadinya Revolusi Industri padaa abad ke-18 tepatnya
sebelum mesin uap ditemukan oleh James Watt Inggris menganut jenis kekuasaan
monarki dengan kaum bangsawasan (aristokrat) sebagai pemberi pengaruh yang
besar.
Namun, setelah Revolusi Industri mulai menunjukkan efek, yaitu berupa
munculnya kelas menengah baru (pengusaha baru yang kekayaan diperoleh sendiri
bukan diwariskan), maka kekuasaan kaum bangsawasan dalam mempengaruhi
16
kekuasaan monarki mulai digerogoti. Kelas menengah baru ini mulai menentukan
jalannya kekuasaan di parlemen, dan, pengaruh kaum Orang Kaya Baru ini
dinyatakan sebagai jenis kekuasaan oligarki.
Hingga saat ini, di parlemen Inggris terdapat dua kamar yaitu House of Lords dan
House of Commons. Kamar yang pertama berisikan kaum bangsawan (namanya
didahului dengan Sir), sementara yang kedua banyak diisi oleh kaum kaya yang
berpengaruh, meskipun mereka bukan berdarah bangsawan. House of Commons
lebih menentukan jalannya parlemen Inggris ketimbang House of Lords. Dengan
demikian, oligarki-lah yang lebih berkuasa di Inggris ketimbang aristokrasi pada masa
kini.
3. Demokrasi dan Mobokrasi
Jika kekuasaan dipegang oleh seluruh rakyat, bukan oleh mono atau few, maka
kekuasaan tersebut dinamakan demokrasi. Di dalam sejarah politik, jenis kekuasaan
demokrasi yang dikenal terdiri dari dua kategori. Kategori pertama adalah demokrasi
langsung (direct democracy) dan demokrasi perwakilan (representative democracy).
Demokrasi langsung berarti rakyat memerintah dirinya secara langsung, tanpa
perantara. Salah satu pendukung demokrasi langsung adalah Jean Jacques Rousseau,
di mana Rousseau ini mengemukakan 4 kondisi yang memungkinkan bagi
dilaksanakannya demokrasi langsung yaitu :
1.
2.
3.
4.
proses pengambilan keputusan, tanpa ada yang tidak ikut serta. Namun, di zaman
pelaksanaan demokrasi langsung sendiri, yaitu di masa negara-kota Yunani Kuno, ada
beberapa kelompok masyarakat yang tidak diizinkan untuk ikut serta di dalam proses
demokrasi langsung yaitu: budak, perempuan, dan orang asing.
Dengan alasan kelemahan demokrasi langsung, terutama oleh ketidak
realistisannya untuk diberlakukan dalam keadaan negara modern, maka demokrasi
yang saat ini dikembangkan adalah demokrasi perwakilan. Di dalam demokrasi
perwakilan, tetap rakyat yang memerintah. Namun, itu bukan berarti seluruh rakyat
berbondong-bondong datang ke parlemen atau istana negara untuk memerintah
atau membuat UU. Tentu tidak demikian.
Rakyat terlibat secara total di dalam mekanisme pemilihan pejabat (utamanya
anggota parlemen) lewat Pemilihan Umum periodik (misal: 4 atau 5 tahun sekali).
Dengan memilih si anggota parlemen, rakyat tetap berkuasa untuk membuat UU,
akan tetapi keterlibatan tersebut melalui si wakil. Wakil ini adalah orang yang
mendapat delegasi wewenang dari rakyat. Di Indonesia, 1 orang wakil rakyat
(anggota parlemen) kira-kira mewakili 300.000 orang pemilih.
Dengan demokrasi perwakilan, rakyat tidak terlibat secara penuh di dalam
membuat UU negara. Misalnya saja, dari hampir 200 juta jiwa warganegara
Indonesia, proses pemerintahan demokrasi di tingkat parlemen hanya dilakukan oleh
500 orang wakil rakyat yang duduk menjadi anggota DPR. Bandingkan kalau saja
Indonesia menerapkan demokrasi langsung di mana 200 juta rakyat Indonesia duduk
di parlemen. Kacau dan pasti memakan biaya mahal, bukan? Dengan kenyataan ini
maka demokrasi perwakilan lebih praktis ketimbang demokrasi langsung.
Dalam demokrasi, baik langsung ataupun tidak langsung, keterlibatan rakyat
menjadi tujuan utama penyelenggaraan negara. Masing-masing individu rakyat pasti
ingin kepentinganyalah yang terlebih dahulu dipenuhi. Oleh sebab keinginan
tersebut ingin didahulukan, dan pihak lain pun sama, dan jika hal ini berujung pada
situasi chaos (kacau) bahkan perang (bellum omnium contra omnes --- perang semua
lawan semua), maka bukan demokrasi lagi namanya melainkan mobokrasi.
Mobokrasi adalah bentuk buruk dari demokrasi, di mana rakyat memang berdaulat
tetapi negara berjalan dalam situasi perang dan tidak ada satu pun kesepakatan
dapat dibuat secara damai.
18
b. Bentuk-Bentuk Negara
Bentuk-bentuk negara yang dikenal hingga saat ini terdiri dari tiga bentuk yaitu
Konfederasi, Kesatuan, dan Federal. Meskipun demikian, bentuk negara Konfederasi
kiranya jarang diterapkan di dalam bentuk-bentuk negara pada masa kini. Namun,
untuk keperluan analisis, baiklah di dalam materi kuliah ini dicantumkan pula
masalah Konfederasi minimal untuk lebih meluaskan wawasan kita mengenai
bentuk-bentuk negara yang ada.
1. Negara Konfederasi
Bagi L. Oppenheim, konfederasi terdiri dari beberapa negara yang berdaulat
penuh yang untuk mempertahankan kedaulatan ekstern (ke luar) dan intern (ke
dalam) bersatu atas dasar perjanjian internasional yang diakui dengan
menyelenggarakan beberapa alat perlengkapan tersendiri yang mempunyai
kekuasaan tertentu terhadap negara anggota Konfederasi, tetapi tidak terhadap
warganegara anggota Konfederasi itu.
Menurut kepada definisi yang diberikan oleh L. Oppenheim di atas, maka
Konfederasi adalah negara yang terdiri dari persatuan beberapa negara yang
berdaulat. Persatuan tersebut diantaranya dilakukan demi mempertahankan
kedaulatan dari negara-negara yang masuk ke dalam Konfederasi tersebut. Pada
tahun 1963, Malaysia dan Singapura pernah membangun suatu Konfederasi, yang
salah satunya dimaksudkan untuk mengantisipasi politik luar negeri yang agresif dari
Indonesia di masa pemerintahan Sukarno. Malaysia dan Singapura mendirikan
Konfederasi lebih karena alasan pertahanan masing-masing negara.
20
21
3. Federasi
Negara Federasi ditandai adanya pemisahan kekuasaan negara antara
pemerintahan nasional dengan unsur-unsur kesatuannya (negara bagian, provinsi,
republik, kawasan, atau wilayah). Pembagian kekuasaan ini dicantumkan ke dalam
konstitusi (undang-undang dasar). Sistem pemerintahan Federasi sangat cocok untuk
negara-negara yang memiliki kawasan geografis luas, keragaman budaya daerah
tinggi, dan ketimpangan ekonomi cukup tajam.
Di Amerika Serikat, terdapat 50 negara bagian semisal Alabama, New Hampshire,
New Mexico, Maine, Utah, Wisconsin, South Dakota, Wyoming, West Virginia,
Nevada, New Jersey, Florida, Hawaii, Alaska, New Mexico, California, Kansas,
Phoenix, Nebraska, Pennsylvania, atau Texas. Negara-negara bagian ini tidaklah
berdaulat sendiri-sendiri melainkan kedaulatan tersebut hanya ada di tangan
pemerintah Federasi yang dikenal sebagai United States of America (Amerika Serikat)
dengan ibukotanya di Washington D.C.
Selanjutnya pula, dalam negara Federasi, wewenang membentuk undang-undang
pusat untuk mengatur hal-hal tertentu telah terperinci satu per satu dalam konstitusi
Federal, sedangkan dalam negara Kesatuan, wewenang pembentukan undangundang pusat ditetapkan dalam suatu rumusan umum dan wewenang pembentukan
undang-undang lokal tergantung pada badan pembentuk undang-undang pusat itu.
Berikut hirarki negara Federasi :
Dari tabel di atas dapat kita sama-sama lihat bahwa negara-negara dengan luas
wilayah besar (di atas 1 juta kilometer persegi), biasanya memilih bentuk negara
Federasi, kecuali Indonesia, Mesir, dan Bolivia.
Namun, antara Indonesia, Mesir dan Bolivia terdapat sejumlah perbedaan. Indonesia
terpecah ke dalam pulau-pulau di mana penduduk di masing-masing pulau tersebut
memiliki budaya yang saling berbeda. Sementara Mesir dan Bolivia seluruh
wilayahnya berada di daratan. Jumlah penduduk Bolivia dan Mesir pun jauh berada
di bawah jumlah penduduk Indonesia.
23
C. Sistem Pemerintahan
1. Bentuk Pemerintahan Parlementer
Dalam sistem Parlementer, warganegara tidak memilih kepala negara secara
langsung. Mereka memilih anggota-anggota dewan perwakilan rakyat, yang
diorganisasi ke dalam satu atau lebih partai politik. Umumnya, sistem Parlementer
mengindikasikan hubungan kelembagaan yang erat antara eksekutif dan legislatif.
Kepala pemerintahan dalam sistem Parlementer adalah perdana menteri (disebut
Premier di Italia atau Kanselir di Jerman). Perdana menteri memilih menteri-menteri
serta membentuk kabinet berdasarkan suatu mayoritas dalam parlemen
(berdasarkan jumlah suara yang didapat masing-masing partai di dalam Pemilu).
Untuk lebih memberi kejelasan mengenai sistem Parlementer ini, baiklah
digambarkan terlebih dahulu skema berikut :
Dalam sistem presidensil, pemilu diadakan dua macam. Pertama untuk memilih
anggota parlemen dan kedua untuk memilih presiden. Presiden inilah yang dengan
hak prerogatifnya menunjuk pembantu-pembantunya, yaitu menteri-menteri di
dalam kabinet. Pola penunjukkan menteri oleh presiden ini efektif di dalam sistem
dua partai, di mana dengan dua partai yang bersaing tersebut, pasti salah satu partai
akan menang secara mayoritas. Di dalam sistem banyak partai, penunjukkan menteri
oleh presiden juga dapat efektif jika salah satu partai menang secara 51%.
Jadi, berbeda dengan Parlementer di mana jika perdana menteri dianggap tidak
bertanggung jawab, parlemen, terutama partai-partai oposisi, dapat mengajukan
mosi tidak percaya kepada perdana menteri yang jika didukung oleh 51% suara
parlemen,perdana menteri tersebut beserta kabinetnya terpaksa harus
mengundurkan diri dalam sistem presidensil, hal seperti ini sulit untuk dilakukan
mengingat yang memilih presiden bukanlah parlemen melainkan rakyat secara
langsung.
25
Bab II
wawasan nusantara
Dalam era Reformasi ini, Wawasan Nusantara semakin kabur dalam pemahaman
bangsa Indonesia. Peranan wawasan nusantara sebagai landasan visional semakin
berkurang penerapannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Konflik-konflik
internal dan eksternal yang terjadi saat ini yang tidak mampu diselesaikan dengan
baik disebabkan rapuhnya landasan visional bangsa Indonesia. Kasus Sipadan dan
Ligitan yang kini telah menjadi milik Malaysia, menjadi bukti lemahnya bangsa
Indonesia memahami konsep Wawasan Nusantara. Permasalahan yang dihadapi
bangsa Indonesia semakin hari semakin berat, maka penerapan dan pemahaman
konsep wawasan nusantara sebagai landasan visional mutlak perlu ditanamkan
kembali dalan tatanan kehidupan masyarakat Indonesia. Euforia reformasi telah
menghilangkan arah dalam pembangunan yang merata dan adil, karena hilangnya
arah visional pembangunan bangsa. Era desentralisasi dan globalisasi saat ini,
menjadi tantangan dan peluang bagi bangsa Indonesia, untuk terus bertahan dan
menjaga keutuhannya.Tantangan globalisai yang semakin besar akan merusak
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia Apabila tidak memiliki arah
pandangan hidup yang kuat. Pemahaman yang kuat tentang konsep wawasan
nusantara dapat menjadi banteng dalam mempertahankan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Wawasan Nusantara merupakan kebanggaan nasional
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, konsep yang begitu padu dan sesuai dengan
khasanah budaya dan kepribadian masyarakat Indonesia, seharusnya terus
berkembang dan jangan ditinggalkan, karena dengan meninggalkan konsep ini
berarti telah meninggalkan identitas dan kepribadian kita sebagai bangsa Indonesia.
26
27
turunan lanjut dari cita-cita nasional, tujuan nasional, maupun visi nasional.
8.Posisi Silang Indonesia
Posisi silang Indonesia merupakan posisi negara Indonesia yang terletak diantara
dua samudra yaitu samudra Hindia dan samudra Pasifik dan dua benua yaitu benua
Asia dan benua Australia. Posisi silang ini membawa keuntungan dan kerugian serta
pengaruh dalam aspek kehidupan.
1. Keuntungan posisi silang Indonesia
a. Posisi wilayah Indonesia menjadi inti jalur perdagangan lalu lintas dunia, menjadi
jalur transportasi negara-negara lain, menjadi sumber devisa di bidang
perekonomian .
b. Luas wilayah Indonesia:
- Mempermudah hubungan dengan negara lain, ikatan dagang
- Saling menjalin kerja sama
- Lalu lintas perdagangan damai dan lancar
- Persaingan yang menguntungkan
c. Budaya: sebagai sumber penghasilan di bidang pariwisata
29
C.Dasar Hukum
Dasar hukum wawasan nusantara telah diterima sebagai konsepsi politik
kewarganegaraan yang tercantum dasar-dasar berikut ini :
1) Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 tangal 22 Maret 1973
2) TAP MPR No. IV/ 1978/ 22/ Maret/1978 tentang GBHN
3) TAP MPR No. II/ MPR/ 1983/ 12/ Maret/ 1983
Ruang lingkup Wawasan Nusantara dalam TAP dalam TAP MPR 83 dalam mencapai
tujuan pembangunan Nasional antara lain :
a) Kesatuan politik
b) Kesatuan ekonomi
c) Kesatuan sosial budaya
d) Kesatuan pertahan keamanan
32
1. Tujuan ke dalam
Tujuan wawasan nusantara ke dalam adalah mewujudkan kesatuan dalam segenap
aspek kehidupan nasional, yaitu aspek alamiah dan aspek sosial. Aspek alamiah
meliputi letak geografis dan posisi silang SDA, serta keadaan dan kemampuan
penduduk (demografi). Adapun aspek sosial terdiri dari ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya dan pertahanan keamanan.
2. Tujuan ke luar
Tujuan wawasan nusantara ke luar yaitu ikut serta mewujudkan kesejahteraan,
ketertiban dan perdamaian bagi seluruh umat manusia. Upaya ini dilakukan dengan
berperan serta mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia berdasarkan
kemerdekaan, keadilan sosial dan perdamaian abadi dengan mengadakan kerja sama
di forum internasional dalam upaya mewujudkan kepentingan nasional indonesia di
dunia.
H.Fungsi
34
sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan
negara.
4. Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan, sehingga berfungsi dalam
pembatasan negara, agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga.
Batasan dan tantangan negara Republik Indonesia adalah :
Risalah sidang BPUPKI tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 tentang negara Republik
Indonesia dari beberapa pendapat para pejuang nasional. Dr. Soepomo
menyatakan Indonesia meliputi batas Hindia Belanda.Muh. Yamin
menyatakan Indonesia meliputi Sumatera, Jawa, Sunda Kecil, Borneo, Selebes,
Maluku-Ambon, Semenanjung Melayu, Timor, Papua. Ir. Soekarno
menyatakan bahwa kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan.
Ordonantie (UU Belanda) 1939, yaitu penentuan lebar laut sepanjang 3 mil
laut dengan cara menarik garis pangkal berdasarkan garis air pasang surut
atau countour pulau/darat. Ketentuan ini membuat Indonesia bukan sebagai
negara kesatuan, karena pada setiap wilayah laut terdapat laut bebas yang
berada di luar wilayah yurisdiksi nasional.
Deklarasi Juanda, 13 Desember 1957 merupakan pengumuman pemerintah RI
tentang wilayah perairan negara RI, yang isinya:
1. Cara penarikan batas laut wilayah tidak lagi berdasarkan garis pasang surut
(low water line), tetapi pada sistem penarikan garis lurus (straight base line)
yang diukur dari garis yang menghubungkan titik - titik ujung yang terluar dari
pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah RI.
2. Penentuan wilayah lebar laut dari 3 mil laut menjadi 12 mil laut.
3. Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) sebagai rezim Hukum Internasional, di mana
batasan nusantara 200 mil yang diukur dari garis pangkal wilayah laut
Indonesia. Dengan adanya Deklarasi Juanda, secara yuridis formal, Indonesia
menjadi utuh dan tidak terpecah lagi.
kebutuhan masyarakat antara daerah secara timbal balik serta kelestarian SDA itu
sendiri.
3) Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan
menciptakan sikap gatiniah dan sikap lahiriyah yang mengakui menerima dan
menghormati segala perbedaan atau kebhinekaan sebagai pernyataan hidup
sekaligus sebagai karunia sang pencipta implementasi ini juga akan menciptakan
kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membeda-bedakan
suku, asal-usul daerah agama dan kepercayaan serta golongan berdasarkan status
sosialnya.
Tantangan dari Implementasi Wawasan Nusantara
Dewasa ini kita menyaksikan bahwa kehidupan individu dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara sedang mengalami perubahan. Dan kita juga menyadari
bahwa faktor utama yang mendorong terjadinya proses perubahan tersebut adalah
nilai-nilai kehidupan baru yang di bawa oleh negara maju dengan kekuatan penetrasi
globalnya. Apabila kita menengok sejarah kehidupan manusia dan alam semesta,
perubahan dalam kehidupan itu adalah suatu hal yang wajar, alamiah.
Aspek Politik
Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya serta satu
ideologi dan identitas nasional.
Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, yang
meliputi:
a. Kebulatan wilayah dengan segala isinya merupakan modal dan milik
bersama bangsa Indonesia
b. Keanekaragaman suku, budaya, dan bahasa daerah, serta agama yang
dianutnya tetap dalam kesatuan bangsa Indonesia
c. Secara psikologis, bangsa Indonesia merasa satu persaudaraan, senasib
dan seperjuangan, sebangsa dan setanah air dalam mencapai cita-cita
bangsa.
d. Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideology yang dapat
mempersatukan bangsa Indonesia menuju tercapainya suatu cita-cita
nasional.
37
Aspek Ekonomi
Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha bersama dan asas
kekeluargaan dalam satu sistem ekonomi kerakyatan.
Perwujkudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi yang
meliputi;
a. Kekayaan di wilayah nusantara secara potensial dan efektif menjadi
modal dan milik bersama bangsa Indonesia untuk memenuhi kebutuhan
pembangunan bangsa secara merata.
b. Tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi diseluruh
daerah dalam wilayah Indonesia.
c. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara diselenggarakan sebagai
usaha bersama dengan asas kekeluargaan dalam system ekonomi kerakyatan untuk
sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
Aspek Ideologi
Secara ideologis-konstitusional, bangsa Indonesia berdasarkan pada nilainilai
Pancasila dan UUD 1945, yang secara subtantif (isinya), dapat memberi arah pandang
kemajemukan bangsa Indonesia pada prinsip persatuan dan kesatuan bangsa.
Aspek Pertahanan Keamanan
Wawasan Nasional bangsa Indonesia adalah Wawasan Nusantara yang merupakan
pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan nasional. Sedangkan
ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses
pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Oleh karena itu
diperlukan suatu konsepsi Ketahanan Nasional yang sesuai dengan karakteristik
bangsa Indonesia. Dan dapat dikatakan bahwa Wawasan Nusantara dan ketahanan
nasional merupakan dua konsepsi dasar yang saling mendukung sebagai pedoman
bagi penyelenggaraan kehidupan barbangsa dan bernegara agar tetap jaya dan
berkembang seterusnya.
Aspek Sosial Budaya
Untuk mempercepat tercapainya tujuan wawasan Nusantara, disamping
implementasi seperti yang telah disebutkan diatas, perlu juga dilakukan
pemasyarakatan materi Wawasan Nusantara kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Pemasyarakatan Wawasan Nusantara tersebut dapat dilakukan dengan cara berikut
1. Menurut sifat atau cara penyampaian, yang dapat dilaksanakan sebagai berikut:
a. Langsung yang terdiri dari ceramah, diskusi, dialog, tatap muka
b. Tidak langsung, yang terdiri dari media elektronik dan media cetak
38
Sesuai cita-cita Patih Gajah Mada dalam sumpahnya ( dikenal dengan Sumpah
Palapa ) yang berbunyi Saya tidak akan pernah makan buah Palapa sebelum
saya dapat menyatukan Nusantara dalam Kerajaan Majapahit . Dari semboyan
tersebut di atas, memiliki makna dan tekad dari seorang Patih Gajah Mada, yang
akan berbuat dengan sekuat tenaga mempersatukan wilayah Nusantara. Dari
Sumpah Palapa tersebut maka ada satu kesamaan yang dapat menjadi pelajaran bagi
bangsa Indonesia yaitu wujud Nusantara yang terdiri dari 17.508 buah pulau yang
tersebar dan terpisah namun dapat dipersatukan oleh lautan, sehingga menjadi cikal
bakal Negara Kepulauan Indonesia yang terletak pada posisi geografis antar dua
benua dan dua samudera, sesuai dengan kondisi geografis tersebut maka Kepulauan
40
Indonesia disebut juga dengan istilah Kenusaan dan juga disebut dengan nama
Nusantara. Hal tersebut kemudian dikenal dengan istilah Wawasan Nusantara
sebagai Wawasan Kebangsaan Indonesia, dan sebutan tersebut tidak cukup hanya
dipahami saja tetapi harus dihayati baik sebagai konsep kewilayahan maupun konsep
ketatanegaraan.
Sebenarnya Wawasan Kebangsaan Indonesia sudah dicetuskan oleh seluruh
Pemuda Indonesia dalam suatu tekad pada tahun 1928 yang dikenal dengan sebutan
Sumpah Pemuda yang intinya bertekad untuk bersatu dan merdeka dalam wadah
sebuah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seharusnya untuk menghadapi
keadaan Negara yang serba sulit sekarang ini kita bangsa Indonesia bangkit bersatu
mengatasi masalah bangsa secara bersama-sama.
Wawasan Nusantara adalah pengejawantahan falsafah Pancasila dan UUD 1945
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kelengkapan dan keutuhan
pelaksanaan wawasan Nusantara akan terwujud dalam terselenggaranya ketahanan
nasional Indonesia yang senantiasa harus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan
zaman. Ketahanan nasional itu akan dapat meningkat jika ada pembangunan yang
meningkat, dalam koridor wawasan Nusantara. Adapun pengertian wawasan
Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa dan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi Darat, Laut dan Udara
diatasnya sebagai satu kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Pertahanan
Keamanan. Dengan demikian apabila dihadapkan pada kondisi pemahaman
kesadaran berbangsa dan berbegara, maka untuk membangun kesadaran dan
kemampuan bela Negara dikalangan bangsa Indonesia sebagai dasar untuk
membangun kekuatan pertahanan negara dengan wawasan Nusantara harus
dilaksanakan secara sistematis melalui proses yang berkelanjutan secara
berjenjang dimulai secara dini dari anak-anak sebagai generasi penerus bangsa
Indonesia mengenal dirinya sebagai anak Indonesia sampai dengan akhir hayatnya
sebagai bangsa Indonesia. Adapun cara yang dilakukan untuk membangun kesadaran
dan kemampuan bela negara dikalangan bangsa Indonesia sebagai dasar untuk
membangun kekuatan pertahanan Negara dengan Wawasan Nusantara dilakukan
secara formal dalam lingkungan pendidikan sekolah maupun secara informal dalam
lingkungan bermasyarakat secara nyata belum dapat diwujudkan. Sebagai penyebab
utamanya adalah rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap
pemahaman Wawasan Nusantara sebagai perwujudan Wawasan Kebangsaan bagi
bangsa Indonesia.
41
Adapun cara yang dilakukan untuk membangun kesadaran dan kemampuan bela
negara dikalangan bangsa Indonesia sebagai dasar untuk membangun kekuatan
pertahanan negara dengan wawasan nusantara dilakukan secara formal dalam
lingkungan pendidikan sekolah maupun secara informal dalam lingkungan
bermasyarakat secara nyata belum dapat diwujudkan. Hal ini disebabkan masih
rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pemahaman wawasan
nusantara sebagai perwujudan Wawasan Kebangsaan bagi bangsa Indonesia.
Sekolah sebagai institusi pendidikan formal dapat memberikan pemahaman
kepada generasi muda agar dapat mengimplementasikan wawasan nusantara dalam
aspek kehidupan. Misalnya saja, pengenalan akan lagu-lagu daerah dan nasional,
budaya dan kesenian daerah kepada para siswa sejak dini agar mereka mengenal
akan identas bangsanya. Mereka juga perlu mempelajari sejarah akan bangsanya
sendiri, bagaimana perjuangan para pahlawan yang mengorbankan segenap jiwa
raga untuk membela negaranya hingga lahirnya kemerdekaan Indonesia. Hal
tersebut diharapkan mampu menjadi teladan bagi generasi muda untuk terus
memperjuangkan dan membela bangsanya.
Secara informal, membangun kesadaran dan kemampuan bela negara dikalangan
bangsa Indonesia juga dapat dilakukan baik dalam lingkungan keluarga maupun
masyarakat. Misalnya saja, kegiatan siskamling yang dilakukan tiap malam secara
bergantian demi menjaga keamanan daerah bersama, gotong royong dalam kerja
bakti membersihkan lingkungan daerah setempat, saling membantu jika ada warga
yang kesusahan, dan sebagainya. Melalui gerakan-gerakan dan kegiatan tersebut
diharapkan masyarakat mampu mewujudkan wawasan nusantara dalam aspek
kehidupan agar ketahanan nasional tetap tegak berdiri di negara Indonesia.
42