Salah satu penemuan Kuninaka yang paling penting adalah efek sinergis antara
sampai tahun 1997 sebelum krisis, setiap tahun produksi MSG Indonesia
mencapai 254.900 ton/tahun dengan konsumsi mengalami kenaikan rata-rata
sekitar 24,1% per tahun.
Bagian 2 Proses Pembuatan
Nilai pH yang tertinggi yang terjadi akibat peruraian urea diharapkan tidak
lebih tinggi dari 7.4 karena pH optimum B. flavum adalah 7, sedangkan pH
terendah diharapkan tidak kurang dari 6.8.
Bagian 3 Latar Belakang
Penemuan MSG oleh Dr. Ikeda (1908) diawali oleh keprihatinannya
terhadap kondisi fisik rakyat Jepang di kala itu. Sewaktu belajar ilmu Kimia
modern di Jerman, dia membandingkan tubuh orang Jerman yang lebih tinggi
dari pada orang Jepang. Namun dia juga mendapati bahwa makanan Jerman
memiliki satu rasa unik yang juga terdapat dalam makanan Jepang.
Setelah kembali ke Jepang, Dr. Ikeda memusatkan penelitiannya pada
masakan tradisionil Jepang, yaitu kaldu yang terbuat dari rumput laut
(Konbu). Kaldu ini umum digunakan masyarakat Jepang karena citarasanya
yang kuat. Dia berhasil mengisolasi sumber rasa unik tersebut, yaitu
asam Glutamat. Rasa ini kemudian diperkenalkannya dalam bahasa Jepang
sebagai rasa "Umami".
Penemuan Glutamat sebagai sumber rasa "Umami" mengukuhkan ambisi
Ikeda untuk memperbaiki kondisi fisik bangsanya, melalui bumbu masak yang
menambah kelezatan makanan Jepang.
Bagian 4 Dampak dari Penemuan Untuk Kehidupan
MSG kini digunakan secara luas dalam berbagai jenis makanan untuk
menciptakan selera yang lembut dan kaya rasa. MSG dapat ditambahkan pada
daging, ikan, unggas, sayuran, dan hidangan hasil laut. Namun, terdapat batasan
dalam menggunakan MSG yang terdapat dalam peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 7221 Menkes/Per/IX/88 tentang bahan tambahan makanan, jelas tercantum
kata secukupnya dalam kolom batas maksimum penggunaan asam glutamat.
Departemen kesehatan kita memang beralasan ketika merumuskan "Acceptable
Daily Intake, Notspec-ifield) untuk MSG dengan kata "secukupnya", berapa saja,
asal masih dapat diterima lidah kita. Tetapi, Monosodium glutamat (MSG), zat
penguat rasa yang digunakan secara luas, ternyata dapat menyebabkan kegemukan
pada manusia. Hal ini diketahui melalui suatu penelitian yang dilakukan di
University of North Carolina baru-baru ini. Sebelumnya, penelitian lain telah
membuktikan bahwa MSG dapat menyebabkan penambahan berat badan pada
binatang percobaan.
Bagian 5 Komentar
Menimbang untung dan ruginya menggunakan MSG dalam makanan
sehari-hari. Satu hal paling nyata, MSG bisa menimbulkan gejala alergi atau
keracunan yang disebut Chinese Restaurant Sindrom. Pusing, mual, muntahmuntah bisa menimbulkan sakit dada seperti yang terserang penyakit jantung.
Sehingga ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni:
1. Jangan terlalu mudah mencampurkan MSG kepada makanan, karena makanan
yang memakai bumbu tradisional pun sudah terasa enak.
2. Hati-hati dalam penggunaan MSG. Tidak boleh melebihi takaran yang sudah
ditentukan yaitu 6 mg/kg berat badan manusia/sehari buat manusia dewasa.
3. Anak kecil atau Ibu yang sedang mengandung, harus hati-hati supaya jauh dari
pengaruh negatif.
4. Hindari makanan/minuman yang mengandung pengawet, pewarna, esen dan
pemanis buatan. Selain itu, Bunda juga harus hati-hati memberikan makanan
untuk anak-anak tercinta.