Anda di halaman 1dari 36

KOMUNIKASI NON VERBAL SERAGAM KERJA

PEGAWAI DENGAN MOTIVASI KERJA

Disusun Oleh :
Doni Septian MS
41153035140034
Irma Sofyani
41153030120037
Lukman Nurhakim
41153035140035
Rano Karno
4115303120080
Silvanus Bogar
41153035140123

ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA BANDUNG
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan makalah yang
berjudul Komunikasi Non Verbal Seragam Kerja Pegawai Dengan
Motivasi Kerja. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami
alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya
dengan baik.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang
telah membantu kami dalam membimbing pembuatan makalah ini. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga
sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan karya ilmiah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat
dari hasil karya ilmiah ini. Karena itu kami berharap semoga karya ilmiah
ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Pada bagian akhir, kami akan mengulas tentang berbagai masukan dan
pendapat dari orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu kami
harapkan hal ini juga dapat berguna bagi kita bersama.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai
kehidupan yang lebih baik lagi.

Bandung, November 2014


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .. i
DAFTAR ISI .... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .... 1
1.2 Landasan Teori ....... 16
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengaruh Seragam karyawan Terhadap Sikap Kerja Dan Kedisiplinan
Karyawan ...... 18
2.2 Pengaruh Warna Terhadap Performa Kerja ... 19
2.3 Pengunaan Warna ... 21
2.4 Faktor Faktor Yang Dapat Meningkatkan Motivasi Kerja karyawan
di Perusahaan ..... 23
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan .29
3.2 Saran .. 30
Daftar Pustaka ... 31

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pengertian Bahasa non verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi
yang sering digunakan dalam presentasi, dimana penyampaiannya bukan
dengan kata-kata ataupun suara tetapi melalui gerakan-gerakan anggota tubuh
yang seringdikenal dengan istilah bahasa isyarat atau body language. Selain
itu juga, penggunaan bahasa non verbal dapat melalui

kontak mata,

penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan penggunaan simbolsimbol.


Pesan-pesan yang diekspresikan secara sengaja atau tidak sengaja melalui
gerakan/tindakan/perilaku atau suara-suara atau vokal yang berbeda dari
penggunaan kata-kata dalam bahasa (Sasa Djuarsa Sendjaja, 2001).
Tindakan-tindakan manusia yang secara sengaja dikirimkan dan
diintepretasikan seperti tujuannya dan memiliki potensi akan adanya umpan
balik (feedback) yang menerimanya (Judee K.Burgon & Thomas J.Saine,
1978).
Menurut Drs. Agus M. Hardjana, M.Sc., Ed. Menyatakan bahwa:
Komunikasi non verbal yaitu komunikasi yang pesannya di kemas dalam
bentuk non verbal, tanpa kata-kata. Sedangkan menurut Atep Adya Barata
mengemukakan bahwa: Komunikasi non verbal yaitu komunikasi yang
diungkapkan melalui pakaian dan setiap kategori benda lainnya (the object
language), komunikasi dengan gerak (gesture) sebagai sinyal (sign language),
dan komunikasi dengan tindakan atau gerakan tubuh (action language).
Dalam kehidupan sehari-hari penggunaan bahasa non verbal sering
digunakan oleh seseorang, seperti:

Menganggukan kepala yang berarti setuju,

Menggelengkan kepala yang berarti tidak setuju,

Melambaikan tangan kepada orang lain, yang berarti seseorang


tersebut sedang memanggilnya untuk dating kemari,

Menunjukkan jari kepada orang lain diikuti dengan warna muka


merah, berarti ia sedang marah,Gambar pria dan wanita di sebuah
toilet, berarti seseorang boleh masuk sesuai dengan jenisnya.

Fungsi Komunikasi Non Verbal


Komunikasi nonverbal dapat menjalankan sejumlah fungsi penting. Periset
nonverbal mengidentifikasi enam fungsi utama (Ekman, 1965; Knapp, 1978)
yaitu:
1. Untuk Menekankan
Manusia menggunakan komunikasi nonverbal untuk menonjolkan atau
menekankan beberapa bagian dari pesan verbal, misalnya tersenyum untuk
menekankan kata atau ungkapan tertentu, atau memukulkan tangan ke
meja untuk menekankan suatu hal tertentu.
2. Untuk Melengkapi (Complement)
Manusia menggunakan komunikasi nonverbal untuk memperkuat warna
atau sikap umum yang dikomunikasikan oleh pesan verbal, misalnya
tersenyum ketika menceritakan kisah lucu, atau menggeleng-gelengkan
kepala ketika menceritakan ketidakjujuran seseorang.
3. Untuk Menunjukkan Kontradiksi
Manusia juga dapat secara sengaja mempertentangkan pesan verbal
dengan gerakan nonverbal.Sebagai contoh, menyilangkan jari atau
mengedipkan mata untuk menunjukkan bahwa yang dikatakan adalah
tidak benar.
4. Untuk Mengatur
Gerak-gerik nonverbal

dapat mengendalikan atau mengisyaratkan

keinginan untuk mengatur pesan verbal. Misalnya mengerutkan bibir,


mencondongkan badan ke depan, atau membuat gerakan tangan untuk
menunjukkan keinginan mengatakan sesuatu. Bisa juga mengangkat
tangan

atau

menyuarakan

jenak

(pause)

(misalnya,

dengan

menggumamkan umm) untuk memperhatikan bahwa anda belum selesai


bicara.
5. Untuk Mengulangi
Melalui kode nonverbal dapat mengulangi atau merumuskan ulang makna
dari pesan verbal. Misalnya, menyertai pernyataan verbal apa benar?
dengan mengangkat alis mata anda, atau anda dapat menggerakkan kepala
atau tangan untuk mengulangi pesan verbal Ayo kita pergi.
6. Untuk Menggantikan
Komunikasi nonverbal juga dapat menggantikan pesan verbal, misalnya,
mengatakan oke dengan tangan tanpa berkata apa-apa.Menganggukkan
kepala untuk mengatakan ya atau menggelengkan kepala untuk
mengatakan tidak.

Bentuk Komunikasi Non Verbal

Bentuk-bentuk komunikasi non verbal terdiri dari tujuh macam yaitu:


a. Komunikasi Visual
Komunikasi visual merupakan salah satu bentuk komunikasi yang
digunakan untuk menyampaikan pesan berupa gambar-gambar, grafikgrafik, lambang-lambang, atau simbol-simbol. Dengan menggunakan
gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta
bentuk yang unik akan membantu mendapat perhatian pendengar.
Dibanding dengan hanya mengucapkan kata-kata saja, penggunaan
komunikasi visual ini akan lebih cepat dalam pemrosesan informasi
kepada para pendengar.
b. Komunikasi Sentuhan
Ilmu yang mempelajari tentang sentuhan dalam komunikasi non verbal
sering disebut Haptik. Sebagai contoh: bersalaman, pukulan, mengelusngelus, sentuhan di punggung dan lain sebagainya merupakan salah satu
bentuk komunikasi yang menyampaikan suatu maksud/tujuan tertentu dari
orang yang menyentuhnya.

c. Komunikasi Gerakan Tubuh


Kinesik atau gerakan tubuh merupakan bentuk komunikasi non verbal,
seperti, melakukan kontak mata, ekspresi wajah, isyarat dan sikap tubuh.
Gerakan tubuh digunakan untuk menggantikan suatu kata yang diucapkan.
Dengan gerakan tubuh, seseorang dapat mengetahui informasi yang
disampaikan tanpa harus mengucapkan suatu kata. Seperti menganggukan
kepala berarti setuju.
d. Komunikasi lingkungan
Lingkungan dapat memiliki pesan tertentu bagi orang yang melihat atau
merasakannya. Contoh: jarak, ruang, temperatur dan warna. Ketika
seseorang menyebutkan bahwa jaraknya sangat jauh, ruangan ini
kotor, lingkungannya panas dan lain-lain, berarti seseorang tersebut
menyatakan demikian karena atas dasar penglihatan dan perasaan kepada
lingkungan tersebut.
e. Komunikasi Penciuman
Komunikasi penciuman merupakan salah satu bentuk komunikasi dimana
penyampaian suatu pesan/informasi melalui aroma yang dapat dihirup oleh
indera penciuman. Misalnya aroma parfum bulgari, seseorang tidak akan
memahami bahwa parfum tersebut termasuk parfum bulgari apabila ia
hanya menciumnya sekali.
f. Komunikasi Penampilan
Seseorang yang memakai pakaian yang rapi atau dapat dikatakan
penampilan yang menarik, sehingga mencerminkan kepribadiannya. Hal
ini merupakan bentuk komunikasi yang menyampaikan pesan kepada
orang yang melihatnya. Tetapi orang akan menerima pesan berupa
tanggapan yang negativ apabila penampilannya buruk (pakaian tidak
rapih, kotor dan lain-lain).
g. Komunikasi Citrasa
Komunikasi citrasa merupakan salah satu bentuk komunikasi, dimana
penyampaian suatu pesan/informasi melalui citrasa dari suatu makanan
atau minuman. Seseorang tidak akan mengatakan bahwa suatu
makanan/minuman memiliki rasa enak, manis, lezatdan lain-lain, apabila

makanan tersebut telah memakan/meminumnya. Sehingga dapat dikatakan


bahwa citarasa dari makanan/minuman tadi menyampai akan suatu
maksud atau makna.

Ciri Ciri Komunikasi Non Verbal


1. Isyarat nonverbal bersifat komunikatif
Dalam satu interaksi, setiap perilaku nonverbal selalu mengkomunikasikan
sesuatu. Dengan kata lain,kita tidak mungkin tidak bertingkah laku, contoh
diam. Saat diam, kita juga sudah mengkomunikasikan sesuatu, duduk diam
mendengarkan musik. Apa yang sedang dilakukan atau tidak dilakukan,
sengaja atau tidak sengaja, di situ ada pesan yang dapat dibaca atau
ditafsirkan oleh orang lain. Devito menyebutkan gerakan otot di sekitar
mata, tingkat kontak mata, atau cara mereka saling memandang, semua
memberikan petunjuk bagi kita untuk memberi penilaian. Setiap perilaku
itu mempunyai makna, masing-masing melakukan komunikasi.
2. Isyarat nonverbal bersifat kontekstual
Artinya pesan yang terkandung dalam isyarat non-verbal tergantung pada
konteksnya (tempat, waktu dan situasi). Mengedipkan mata pada seorang
wanita di bis kota dan dimeja poker beda maknanya. Kedipan di meja
poker akan mendapat uang banyak, kedipan di bis kota, sifatnya
menggoda.
3. Isyarat nonverbal bersifat paket
Perilaku nonverbal, apakah itu gerakan tangan, mata, otot tubuh, biasanya
bersifat paket. Semua bagian tubuh biasanya berkerja sama untuk
komunikasikan makna tertentu. Misalnya, kita ingin mengetahui seseorang
sedang marah atau tidak, maka isyarat kita lihat adalah apakah kata-kata
verbalnya diikuti isyarat nonverbal, seperti tubuh dan wajah yang
memegang, dahi berkerut, dan sikap yang sedang siap untuk berkelahi.

4. Isyarat nonverbal dapat dipercaya


Hasil peneletian menunjukkan hampir selalu terdapat kekonsistenan antara
bahasa verbal dan nonverbal pun berdusta.Hasil penelitian para akhli juga
menemukan, biasanya orang berbohong saat berbicara, menggunakan
kata-kata lebih sedikit.Orang yang berbohong cenderung menggunakan
jeda (pause) yang lebih lama, sebelum menjawab pertanyaan. Ciri lain
orang berbohong, mereka yang menggunakan kata-kata yang konkret.
Mereka biasanya menggunakan istilah-istilah yang umum seperti, Yah,
seperti itulah. Mereka juga jarang menyebutkan nama tempat atau nama
orang secara spesifik. Ciri lainnya adalah saat bicara sering menutup
mulutnya dengan tangan yang posisi ibu jarinya di pipi.
5. Isyarat nonverbal dikendalikan oleh aturan
Ada beberap aturan-aturan yang berlaku dalam proses nonverbal. Hanya
memiliki kedudukan lebih tinggi yang boleh menyentuh pundak. Misal
seorang direktur menyentuh pundak bawahannya, bukan bawahannya yang
menyentuh pundak direkturnya, risikonya akan dipecat. Selain itu, bila
atasannya ingin berdiri di dekat bawahannya, maka posisinya cenderung
lebih dekat dibanding bila sang bawahan yang memiliki keinginan untuk
mendekat, pasti jarak bawahan lebih jauh.
6. Isyarat nonverbal bersifat metakomunikasi
Antara pesan yang satu dengan pesan yang lain (baik isyarat verbal dengan
isyarat nonverbal, atau isyarat nonverbal dengan isyarat nonverbal) saling
berhubungan, saling mengkomunikasikan, dan saling menguatkan.
Misalnya, seorang sales sedang menawarkan produknya kepada calon
customer-nya.Ia tidak hanya berkomunikasi secara verbal, tetapi juga
berkomunikasi nonverbal. Kata-katanya, penampilan tubuh, gaya rambut,
cara berpakaian, jam tangan,dan cara berjalan, semua mengkomunikasikan
dirinya serta produk yang ditawarkan.

Jenis Komunikasi Non Verbal


1. Komunikasi tubuh
Jalan pertama di antara semua jalan komunikasi nonverbal adalah
tubuh.Manusia mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya seringkali
dan secara akurat melalui gerakan-gerakan tubuh, gerakan wajah, dan
gerakan mata. Dalam unit ini kita mengamati komunikasi tubuh dan
menelaah

berbagai

cara

di

mana

tubuh,

wajah,

dan

mata

mengkomunikasikan makna-makna.
Untuk membahas gerakan tubuh, klasifikasi yang ditawarkan oleh Paul
Ekman dan Wallace V. Friesen (1969) sangat berguna. Kedua periset ini
membedakan lima kelas (kelompok) gerakan nonverbal berdasarkan asalusul, fungsi, dan kode perilaku ini:

a) Komunikasi Gestura yang meliputi:


Emblim (emblems)
Emblim

adalah

perilaku

nonverbal

yang

secara

langsung

menerjemahkan kata atau ungkapan.Emblim meliputi, misalnya;


isyarat untuk oke. jangan ribut, kemarilah, dan saya ingin
menumpang. Emblim adalah pengganti nonverbal untuk kata-kata
atau ungkapan tertentu. Kita barangkali mempelajarinya dengan cara
yang pada dasarnya sama dengan kita mempelajari kata-kata tanpa
sadar, dan sebagian besar melalui proses peniruan. Walaupun
emblim bersifat alamiah dan bermakna, mereka mempunyai
kebebasan makna seperti sebarang kata apa pun dalam sebarang
bahasa. Oleh karenanya, emblim dalam kultur kita sekarang belum
tentu sama dengan emblim dalam kultur kita 300 tahun yang lalu
atau dengan emblim dalam kultur lain.
Ilustrator
Ilustrator adalah perilaku nonverbal yang menyertai dan secara
harfiah mengilustrasikan pesan verbal. Dalam mengatakan Ayo,
bangun, misalnya, anda mungkin menggerakkan kepala dan tangan
anda ke arah menaik.Dalam menggambarkan lingkaran atau bujur

sangkar anda mungkin sekali membuat gerakan berputar atau kotak


dengan anda. Ilustrator bersifat lebih alamiah, kurang bebas. Dan
lebih universal ketimbang emblem.Mungkin sekali ilustrator ini
mengandung komponen-komponen yang sudah dibawa sejak lahir
selain juga yang dipelajari.
Regulator
Regulator adalah perilaku nonverbal yang mengatur, memantau,
memelihara, atau mengendalikan pembicaraan orang lain. Ketika
anda mendengarkan orang lain, anda tidak pasif. menganggukkan
kepala, mengerutkan bibir, menyesuaikan fokus mata, dan membuat
berbagai suara para linguistik seperti mm-mm atau tsk.
Regulator jelas terikat pada kultur dan tidak universal.
Adaptor
Adaptor adalah perilaku nonverbal yang bila dilakukan secara
pribadi -atau di muka umum tetapi tidak terlihat- berfungsi
memenuhi kebutuhan tertentu dan dilakukan sampai selesai.
Misalnya, bila anda sedang sendiri mungkin anda akan menggarukgaruk kepala sampai rasa gatal hilang. Di muka umum, bila orangorang melihat, anda melakukan perilaku adaptor ini hanya sebagian.
Anda mungkin, misalnya, hanya menaruh jari anda di kepala dan
menggerakkannya sedikit, tetapi barangkali tidak akan menggaruk
cukup keras untuk menghilangkan gatal.
b) Komunikasi Wajah (Affect Display)
Gerakan wajah mengkomunikasikan macam-macam emosi selain juga
kualitas atau dimensi emosi. Kebanyakan periset sependapat dengan
Paul Ekman, Wallace V. Friesen, dan Phoebe Ellsworth (1972) dalarn
menyatakan bahwa pesan wajah dapat mengkomunikasikan sedikitnya
kelompok emosi berikut: kebahagiaan, keterkejutan, ketakutan,
kemarahan, kesedihan, dan kemuakan/penghinaan. Periset nonverbal
Dele Leathers (1986) mengemukakan bahwa gerakan wajah mungkin
juga mengkomunikasikan kebingungan dan ketetapan hati. Keenam
emosi yang diidentifikasi oleh Ekman dan rekan-rekannya secara umum

dinamakan affect display primer. Ini merupakan emosi tunggal yang


relatif murni. Keadaan emosi yang lain dan tampilan wajah yang lain
merupakan kombinasi dari berbagai emosi primer ini, dan dinamakan
bauran affect. Sekitar 33 bauran affect (affect blend) telah diidentifikasi.
Kita dapat mengkomunikasikan berbagai affect ini dengan berbagai
bagian dari wajah. Jadi, misalnya, anda mungkin mengalami rasa takut
dan rasa muak sekaligus.Mata dan kelopak mata anda, mungkin
mengisyaratkan ketakutan, sedangkan gerakan hidung, pipi, dan daerah
mulut anda mungkin mengisyaratkan rasa muak.
c) Komunikasi Mata
Pesan-pesan yang dikomunikasikan oleh mata bervariasi bergantung
pada durasi, arah, dan kualitas dari perilaku mata.Bila kontak mata
terjadi lebih singkat, kita dapat mengira orang ini tidak berminat, rnalu,
atau

sibuk.Bila

waktu

yang patut

dilampaui,

kita

umumnya

menganggap hal ini menunjukkan minat yang berlebihan. Di antara


periset-periset lain, Mark Knapp (1978) mengemukakan empat fungsi
komunikasi mata:
Mencari Umpan Balik
Kita seringkali menggunakan mata kita untuk mencari umpan balik
dari

orang

lain.

Dalam

berbicara

dengan

seseorang,

kita

memandangnya dengan sungguh-sungguh, seakan-akan mengatakan,


Nah, bagaimana pendapat anda?Seperti mungkin anda duga,
pendengar

memandang

pembicara

lebih

banyak

ketimbang

pembicara memandang pendengar.


Menginformasikan Pihak Lain untuk Berbicara
Fungsi kedua adalah menginformasikan pihak lain bahwa saluran
komunikasi telah terbuka dan bahwa ia sekarang dapat berbicara.
Kita melihat ini dengan jelas di ruang kuliah, ketika dosen
mengajukan pertanyaan dan kemudian menatap salah seorang
mahasiswa.Tanpa

mengatakan

apa-apa,

dosen

ini

jelas

mengharapkan mahasiswa tersebut untuk menjawab pertanyaannya.

Mengisyaratkan Sifat Hubungan


Fungsi ketiga adalah mengisyaratkan sifat hubungan antara dua
orang -misalnya, hubungan positif yang ditandai dengan pandangan
terfokus yang penuh perhatian, atau hubungan negatif yang ditandai
dengan penghindaran kontak mata.Kita juga dapat mengisyaratkan
tata hubungan status dengan mata kita. Ini khususnya menarik karena
gerakan mata yang sama mungkin mengisyaratkan subordinasi atau
superioritas.

Seorang

atasan,

misalnya,

mungkin

menatap

bawahannya atau tidak mau melihatnya langsung.Demikian pula,


bawahan mungkin menatap langsung atasannya atau barangkali
hanya menatap lantai.
Mengkompensasi Bertambahnya Jarak Fisik
Akhimya, gerakan mata dapat mengkompensasi bertambah jauhnya
jarak fisik.Dengan melakukan kontak mata, kita secara psikologis
mengatasi jarak fisik yang memisahkan kita.Bila kita menangkap
pandangan mata seseorang dalam sebuah pesta, misalnya, secara
psikologis kita menjadi dekat meskipun secara fisik jarak di antara
kita jauh. Tidaklah mengherankan, kontak mata dan ekspresi lain
yang menunjukkan kedekatan psikologis, seperti pengungkapan-diri,
berhubungan secara positif; jika yang satu meningkat, begitu juga
yang lain.

2. Komunikasi Ruang
a) Proksemik/komunikasi jarak
yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan orang
lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi Anda berada.
Intim (0-45cm)
Personal (75-120cm)
Sosial (120-210 atau 210-360 formal)
Publik (360-450 cm)
Memberi kesempatan berpikir
Menyakiti

Mengisolasi diri sendiri


Mencegah komunikasi
Mengkomunikasikan perasaan
Tidak menyampaikan sesuatupun
3. Komunikasi Objek
Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan
pakaian.Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya,
walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk stereotipe. Misalnya
orang sering lebih menyukai orang lain yang cara berpakaiannya menarik.
Selain itu, dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian
cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak. Contoh
lain dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam.
4. Sentuhan
Haptik adalah
komunikasi

bidang

nonverbal.

yang

Sentuhan

mempelajari
dapat

sentuhan

termasuk:

sebagai

bersalaman,

menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus,


pukulan,

dan

lain-lain.

Masing-masing

bentuk

komunikasi

ini

menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh.


Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima
sentuhan, baik positif ataupun negatif.
5. Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu
dalam komunikasi nonverbal.Penggunaan waktu dalam komunikasi
nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas,
banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu
tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).
6. Gerkan Tubuh
Dalam

komunikasi

nonverbal, kinesik atau

gerakan

tubuh

meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh.Gerakan


tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frasa,

misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau


menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja
untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan
jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan
7. Proxemik
Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda gunakan ketika
berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi
Anda berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa
dekat tingkat keakraban Anda dengan orang lain, menunjukkan seberapa
besar penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian Anda terhadap
orang lain, selain itu juga menunjukkan simbol sosial. Dalam ruang
personal, dapat dibedakan menjadi 4 ruang interpersonal :

Jarak intim : Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah
kaki.

Biasanya

jarak

ini

untuk

bercinta,

melindungi,

dan

menyenangkan.

Jarak personal : Jarak yang menunjukkan perasaan masing - masing


pihak yang berkomunikasi dan juga menunjukkan keakraban dalam
suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu setengah kaki sampai
empat kaki.

Jarak sosial : Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran


orang lain, karena itu dalam jarak ini pembicara berusaha tidak
mengganggu dan menekan orang lain, keberadaannya terlihat dari
pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua belas kaki.

Jarak publik : Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai
tak terhingga.

8. Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu
ucapan,

yaitu

cara

berbicara.

Ilmu

yang

mempelajari

hal

ini

disebut paralinguistik.Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras


atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan

lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm", "e",


"o", "um", saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam
komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari.
Teori komunikasi nonverbal kontemporer dapat digolongkan ke dalam tiga
pendekatan yaitu:
1. Pendekatan Etologi
Teori ini mendukung asumsi dasar Darwin bahwa komunikasi nonverbal
bersifat universal dan memiliki kesamaan dalam berbagai kultur yang berbeda.
Dengan demikian komunikasi nonverbal merupakan suatu fungsi alamiah.
Sebagai tambahan, dikemukakan pula bahwa ekspresi emosi melalui komunikasi
nonverbal adalah sama antara manusia dan hewan lainnya. Contoh etologis:
senyuman dan ekspresi wajah.
Teori Struktur Kumulatif
Dalam teori ini Ekman dan Friesen memfokuskan analisisnya pada makna
yang diasosiasikan dengan kinesic yang disebut cumulative structure atau
meaning centered karena lebih banyak membahas makna yang berkaitan dengan
gerak tubuh dan ekspresi wajah ketimbang struktur perilaku yang kemudian
disebut sebagai expressive behavior.
Teori Tindakan
Morris mengemukakan suatu pandangan kinesic yang lebih didasarkan
pada tindakan dimana perilaku tidak terbentuk dengan sendirinya, melainkan
terbagi kedalam suatu rangkaian panjang peristiwa yang terpisah-pisah yaitu:
Inborn (pembawaan): inting yang dimiliki sejak lahir, seperti perilaku menyusui.
Discovered (ditemukan): diperoleh secara sadar dan terbatas pada struktur
genetic tubuh seperti menyilangkan kaki.

Absorved (diserap): diperoleh secara tidak sadar melalui interaksi dengan orang
lain (teman) spt meniru ekspresi atau gerakan seseorang.
Trained (dilatih): diperoleh dengan belajar spt berjalan, mengetik.
Mixed (campuran): diperoleh melalui berbagai macam cara diatas.
2. Pendekatan Antropologis
Pendekatan yang dikemukakan oleh Birdwhistell dan Edward T. Hall ini
menempatkan kultur sebagai bagian penting dalam studi komunikasi nonverbal
dipelajari melalui aturan-aturan sosial yang berbeda antara kultur 1 dengan
lainnya dan subkultur 1 dengan lainnya.
Analogi Linguistik
Menurut Birdwhistell, dalam komunikasi nonverbal terdapat bunyi
nonverbal yang disebut allokines yaitu satuan gerakan tubuh terkecil yang
seringkali tidak dapat terdeteksi, dimana kombinasinya akan membentuk kines
dalam suatu bentuk serupa dengan bahasa verbal yang disebut Analogi Linguistik.
Birdwhistell juga menjelaskan bahwa fenomena parakinesic (yaitu kombinasi
gerakan yang dihubungkan dengan komunikasi verbal) dapat dipelajari melalui
struktur gerakan. Struktur ini mencakup tiga factor: intensitas dari tegangan yang
tampak dari otot, durasi dari gerakan yang tampak, dan luasnya gerakan.
Analogi Kultural
Analogi cultural yang dikemukakan oleh Edward T. Hall membahas
komunikasi nonverbal dari aspek proxemics dan chronemics. Proxemics mengacu
kepada penggunaan ruang sebagai ekpresi spesifik dari kultur yang terdiri dari
tiga jenis:
(1) informal space (ruang terdekat yang mengitari kita/personal space), (2)
fixedfeature

space

(benda

di

lingkungan

kita

yang

relative

sulit

bergerak/dipindahkan seperti rumah, tembok, dll) dan (3) semifixed-feature space


(barang2 yang dapat dipindahkan yg berada dalam fixed-feature space).
3. Pendekatan Fungsional
Teori ini tidak menaruh perhatian pada apakah penandaan nonverbal
merupakan pembawaan yang bersifat universal dan alamiah, atau diperoleh
melalui belajar dan dipengaruhi oleh spesifikasi cultural.Teori-teori fungsional
lebih menekankan pada fungsi, peran dan hasil yang diperoleh dari penggunaan
perilaku nonverbal dalam situasi komunikasi.
Teori Metaforis dari Mehrabian
Teori

Mehrabian

menempatkan

perilaku

nonverbal

ke

dalam

pengelompokkan fungsi dalam tiga kontinum: (1) dominan submisif (2)


menyenangkan tidak menyenangkan (3) menggairahkan tidak menggairahkan.
Tiap kontinum dianalisis melalui tiga metafora: (1) kekuasan dan status (2)
kesukaan (3) tingkat responsif. Teori Mehrabian dapat diterapkan pada semua
komunikasi nonverbal, meskipun paling sesuai untuk diterapkan pada penandaan
kinesic paralanguage, sentuhan dan jarak/ruang.
Teori Equilibrium
Michael Argyle dan Lanet Dean mengemukakan suatu teori komunikasi
nonverbal yang didasarkan pada suatu metafora keintiman-equilibrium, bahwa
setiap kita berinteraksi, kita mengalami atau menggunakan seluruh saluran
komunikasi yang ada, dan suatu perubahan dalam suatu saluran nonverbal akan
menghasilkan perubahan pada saluran lainnya sebagai kompensasi, misalnya
pendekatan dan penghindaran.
Teori Fungsional dari Patterson
Patterson mengemukakan bahwa komunikasi nonverbal memiliki lima
fungsi: (1)memberikan informasi, (2) mengekspresikan keintiman, (3) mengatur
interaksi/giliran berbicara, (4) melaksanakan control sosialdigunakan ketika

kita mengekspresikan pandangan dan (5) membantu pencapaian tujuanmisalnya


sentuhan.
Teori Fungsional Komunikatif
Teori yang dikemukakan oleh Burgoon ini memfokuskan kepada kegunaan,
motif atau hasil komunikasi, yang bukan sekedar pada apa yang ditampilkan oleh
perilaku nonverbal, tetapi juga pada hubungan antara perilaku tersebut dengan
tujuan-tujuan yang ada dibaliknya.
1.2 Landasan Teori

Keberadaan karyawan tentunya menjadi salah satu poin penting ketika Anda
menjalankan sebuah usaha. Berbagai pekerjaan operasional maupun manajerial
akan terasa lebih ringan, dengan adanya dukungan dari para karyawan.
Sebagaipelaku bisnisyang didukung oleh para karyawan, sudah sepantasnya bila
Anda terus membangun hubungan baik antara karyawan dan perusahaan yang
Anda pimpin. Karena bagaimanapun juga, keberadaan mereka memberikan
kontribusi yang cukup besar terhadap kesuksesan bisnis yang Anda bangun.
Pentingnya peran karyawan terhadap perkembangan usaha, mendorong sebagian
besar pemimpin perusahaan untuk selalu memotivasi para karyawan agar bisa
bekerja secara optimal. Sebab, semakin bagus performa yang diberikan para
karyawan, maka semakin besar pula peluang bagi sebuah bisnis untuk mencapai
kesuksesannya.
Lalu,

langkah

apa

saja

yang bisa

digunakan

para

pemimpin

untuk

meningkatkan motivasi kerja karyawan?

Tingkatkan motivasi kerja karyawan melalui training

Terkadang menekuni sebuah pekerjaan yang sama setiap harinya, membuat


sebagian besar karyawan merasa jenuh dan bosan. Dampaknya, motivasi
karyawan akan turun sehingga mereka tidak bekerja secara optimal. Karena itu
untuk mengembalikan motivasi karyawan, Anda perlu mengadakan training

khusus bagi para karyawan. Misalnya saja mengadakan pelatihan untuk


meningkatkan ketrampilan kerja mereka, atau sekedar training untuk membangun
kembali motivasi karyawan yang mulai turun.

Berikan reward bagi karyawan yang berprestasi

Tidak ada salahnya jika Anda memberikan reward khusus bagi karyawan yang
berprestasi. Bisa berupa bonus atau insentif, maupun berupa hadiah kecil yang
bisa mewakili ucapan terimakasih perusahaan atas prestasi para karyawan. Cara
ini terbukti cukup efektif, sehingga karyawan lebih bersemangat untuk
memberikan prestasi-prestasi berikutnya bagi perusahaan.

Lakukan pendekatan untuk mengoptimalkan kinerja karyawan

Sebagai pemimpin perusahaan, Anda juga perlu melakukan pendekatan pada para
karyawan Anda. Bila perlu kenali kelebihan dan kekurangan yang dimiliki
masing-masing dari mereka, sebab hal ini akan memudahkan Anda untuk
mengevaluasi perkembangan setiap karyawan. Mana karyawan yang memiliki
prestasi kerja cukup bagus, dan mana karyawan yang membutuhkan dukungan
Anda untuk mencapai keberhasilan seperti rekan-rekan lainnya. Tentu dengan
pendekatan

tersebut,

Anda

dapat

membantu

karyawan

yang kesulitan

mengerjakan tugasnya untuk bisa berhasil meraih prestasi seperti karyawan


lainnya.

Adakan kegiatan khusus untuk membangun kekeluargaan antara karyawan


dan perusahaan.

Membangun kekeluargaan antara pihak karyawan dan pemilik usaha, menjadi


langkah jitu untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan. Dengan kekeluargaan
yang kuat, mereka akan ikut merasakan kepemilikan perusahaan tersebut.
Sehingga loyalitasnya untuk bersama-sama membesarkan perusahaan semakin
meningkat. Adakan acara pertemuan rutin setiap bulannya, yang bisa
mengakrabkan semua karyawan di perusahaan Anda. Lingkungan kerja yang

hangat dan akrab, akan membuat karyawan merasa nyaman dalam menjalankan
pekerjaannya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGARUH

SERAGAM

KARYAWAN

TERHADAP

SIKAP

KERJA DAN KEDISPLINAN KARYAWAN

Seragam adalah seperangkat pakaian yang digunakan untuk berorganisasi


untuk melakukan kegiatan dari orang tersebut. Seragam dapat memberikan positif
bagi yang menggunakannya diantaranya adalah dapat memberikan karisma ,
percaya diri dan kemampuan. Selanjutnya, seragam juga dapat memberikan dan
mengingatkan seseorang akan tugas dan tanggung jawab yang diberikan untuk
dikerjakan. Seragam juga dapat mengidentifikasikan seseorang dan kelompoknya.
Umumnya seragam merupakan komponen penting untuk membangun identitas
merek dari sebuah usaha bidang jasa, yaitu hotel.
teori:
Seragam dikatakan tepat jika:
Paduan sesuai antara gaya dan tema property
Merefleksikan tingkat formalitas organisasi
Disesuaikan dengan cirri pekerjaan
Mudah dirawat.

1.Design seragam:
Misalnya karyawan hotel yang sangat terlihat dari design seragam. Rangkaian
seragam terdiri dari:\

A. Penampilan:
Orang yang berpenampilan menarik dianggap lebih mudah di terima oleh
lingkungan kerjanya

B. Warna:
Warna kadang digunakan untuk sebuah teknik melakukan stratifikasi .
Warna menggambarkan kepribadian
Warna dapat membuat status sosial yang digunakan.
C. Bahan:
Bahan dari polyster yang dingin menunjukan kelas yang rendah dan memberikan
pengaruh kepada tindakan konsumen dan harapannya
2. Karakter Seragam:
Karakter pada seragam diperkuat dengan gaya dan integritas dapat menimbulkan
profesionalisme dan percaya diri. Karakter seragam dibagi menjadi:
A. Gaya:
Terdiridari formal dan non formal. Gaya formal tampak pas dibadan dengan
jahitan rapih dan bersih. Sedangkan nonformal terlihat santai dan longgar dibadan
B. Integritas:
Alat untuk menyampaikan pesan bagi para tamu mengenai nilai-nilai yang
dianut
Seragammemapukan orang yang menggunakannyauntukmemainkanperannya
C. Kenyamanan:
Frustasi menggunakan seragam yang membatasi gerakan,bisa menimbulkan
masalah kerja. Seragam dan sikap:
Seragam yang nyaman dapat memperbaiki sikap karyawan dan membantu
mengkomunikasikan pada tamu
2.2 Pengaruh Warna Terhadap Performa Kerja

Definisi Warna
Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya
sempurna (berwarna putih).Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang
cahaya tersebut.Sebagai contoh warna biru memiliki panjang gelombang 460
nanometer. Panjang gelombang warna yang masih bisa ditangkap mata manusia
berkisar antara 380-740 nanometer dengan pembagian warna sebagai berikut :

Dalam peralatan optis, warna bisa pula berarti interpretasi otak terhadap campuran
tiga warna primer cahaya: merah, hijau, biru yang digabungkan dalam komposisi
tertentu. Misalnya pencampuran 100% merah, 0% hijau, dan 100% biru akan
menghasilkan interpretasi warna magenta. Dalam seni rupa, warna bisa berarti
pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di
permukaan benda. Misalnya pencampuran pigmen magenta dan cyan dengan
proporsi tepat dan disinari cahaya putih sempurna akan menghasilkan sensasi
mirip warna merah.
Di dalam ilmu warna, hitam dianggap sebagai ketidakhadiran seluruh jenis
gelombang warna.Sementara putih dianggap sebagai representasi kehadiran
seluruh gelombang warna dengan proporsi seimbang.Secara ilmiah, keduanya
bukanlah warna, meskipun bisa dihadirkan dalam bentuk pigmen. Nilai warna,
ditentukan oleh tingkat kecerahan maupun kesuraman warna.Nilai ini dipengaruhi
oleh penambahan putih ataupun hitam. Di dalam sistem RGB, nilai ini ditentukan
oleh penambahan komponen merah, biru, dan hijau dalam komposisi yang tepat
sama walaupun tidak harus penuh seratus persen.

Secara umum warna dikelompokkan menjadi empat kelompok:

Warna netral, adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki kemurnian

warna atau dengan kata lain bukan merupakan warna primer maupun sekunder.
Warna ini merupakan campuran ketiga komponen warna sekaligus, tetapi tidak
dalam komposisi tepat sama.

Warna kontras, adalah warna yang berkesan berlawanan satu dengan

lainnya. Warna kontras bisa didapatkan dari warna yang berseberangan


(memotong titik tengah segitiga) terdiri atas warna primer dan warna sekunder.

Tetapi tidak menutup kemungkinan pula membentuk kontras warna dengan


menolah nilai ataupun kemurnian warna. Contoh warna kontras adalah merah
dengan hijau, kuning dengan ungu dan biru dengan jingga.

Warna panas, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di

dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning. Warna ini menjadi
simbol, riang, semangat, marah dsb. Warna panas mengesankan jarak yang dekat.

Warna dingin, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran

di dalam lingkaran warna mulai dari hijau hingga ungu. Warna ini menjadi simbol
kelembutan, sejuk, nyaman dsb. Warna sejuk mengesankan jarak yang jauh.

2.3 Penggunaan Warna


Permainan warna banyak diterapkan di dalam kehidupan terutama dalam
desain baik desain produk, interior, fashion dan sebagainya. Permainan warna
dalam desain memberi dampak psikologis bagi pengamat dan pemakainya,
misalnya warna merah memberi kesan merangsang, kuning memberi kesan luas
dan terang, hijau atau biru memberi suasana sejuk dan segar, gelap memberi kesan
sempit, permainan warna-warna terang memberi kesan luas.
Selain itu warna dapat mempengaruhi penerangan kantor, warna juga dapat
mempengaruhi perasaan kita serta warna dapat juga mempercantik kantor.
Kualitas warna dapat mempengaruhi emosi dan dapat pula menimbulkan perasaan
senang maupun tidak senang.Penggunaan warna yang tepat pada dinding ruangan
dan alat-alat dapat memberikan kesan gembira, ketenangan bekerja juga
mencegah kesilauan yang ditimbulkan oleh cahaya yang berlebihan.
Warna tidak hanya mempercantik tempat kerja tetapi juga memperbaiki kondisikondisi didalam dimana pekerjaan itu dilakukan.Karena itu keuntungan
penggunaan warna yang tepat adalah tidak hanya bersifat keindahan dan
psikologis, tetapi juga bersifat ekonomis.(Moekijat 2002).
Keuntungan penggunaan warna yang baik adalah:

Memungkinkan tempat kerja menjadi tampak menyenangkan dan menarik

pemandangan.

Mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap produktivitas pekerja.

(Moekijat 2002)

Masih berkaitan dengan penggunaan warna, para ahli warna membuktikan bahwa
warna dapat membantu proses penyembuhan. Beberapa kebudayaan kuno,
termasuk orang-orang Mesir dan Cina, mempraktekan chromotherapy, atau
penggunaan warna untuk penyembuhan. Chromotherapy merupakan terapi
suportif yang dapat mendukung terapi utama.Menurut praktisi chromoterapy,
penyebab dari beberapa penyakit dapat diketahui dari pengurangan warna-warna
tertentu dari sistem dalam tubuh manusia.
Chromoterapy, kadang-kadang disebut terapi warna atau colorology, merupakan
metode obat alternatif dan masih digunakan sampai saat ini.Seorang dokter
(praktisi terapi) yang terlatih dalam chromoterapy dapat menggunakan warna dan
cahaya untuk menyeimbangkan energi dalam tubuh seseorang yang mengalami
kekurangan baik fisik, emosi, spiritual, maupun mental.Terapi cahaya terbukti
dapat meringankan penyakit depresi yang tinggi.

Arti Warna
Persepsi arti warna merupakan hal yang subyektif.Ada beberapa efek atau arti
warna yang memiliki makna universal, misalnya warna merah dikenal hangat dan
dianggap membangkitkan emosi mulai dari perasaan hangat dan nyaman sampai
perasaan marah dan permusuhan.
Setiap warna memiliki makna dan arti tertentu.Katakanlah warna merah berarti
'bahaya' dan warna biru melambangkan 'kebebasan hidup'.Namun fungsi warna
tidak hanya sampai di situ.Menurut penelitian, otak juga bereaksi pada jenis
warna.Warna memberikan efek bawah sadar yang tidak disadari oleh banyak
orang.Ilmu psikologi berusaha mencari tahu dampak warna bagi alam bawah
sadar manusia.
Berikut arti dan sifat-sifat universal enam warna utama dalam spektrum warna
yang dapat dilihat manusia ditambah warna putih dan hitam ditinjau dari berbagai
aspek seperti aesthetic, psychological, physiological, associative, dan symbolic,
terutama dilihat dari aspek psikologi atau kognitif

2.4 Faktor faktor yang dapat meningkatkan Motivasi Kerja Karyawan


di Perusahaan
Motivasi kerja merupakan dukungan atau dorongan yang menyebabkan
seseorang memiliki semangat bekerja yang tinggi.

Jenis-jenis Motivasi Kerja


Motivasi Intrinsik. Motivasi ini timbul dari dalam diri orang yang
bersangkutan.
Motivasi Ektrinsik. Motivasi ini timbul dari luar diri orang yang
bersangkutan.

Prinsip-prinsip Motivasi Kerja


Menurut Mangkunegara (2000), terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi
kerja pegawai yaitu :
Prinsip partisipasi. Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan
kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai
oleh pemimpin.
Prinsip Komunikasi. Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang
berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas,
pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
Prinsip mengakui andil bawahan. Pemimpin mengakui bahwa bawahan
(pegawai) mempunyai andil di dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan
pengakuan tersebut, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
Prinsip pendelegasian wewenang. Pemimpin yang memberikan otoritas atau
wewenang kepada pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil
keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang
bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh
pemimpin.
Prinsip memberi perhatian. Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa
yang di inginkan pegawai bawahan, akan memotivasi pegawai bekerja apa yang
diharapkan pemimpin.

Cara Meningkatkan Motivasi Kerja


Miliki motivasi dalam diri sendiri. Motivasi kerja akan terbentuk dengan
baik apabila dari dalam diri karyawan itu sendiri telah tertanam motivasi yang
baik.
Ciptakan dan bergaulah dengan rekan-rekan yang super. Bekerjalah di tim
yang penuh semangat, punya passion, bergairah dan mau bekerja keras. Kalau
bisa hindari pergaulan dengan orang yang pengeluh, dan menganggap semua
kesulitan sebagai nasib.

Faktor-faktor Penyebab Motivasi Kerja Karyawan Tinggi

Faktor Eksternal. Faktor ini berasal dari luar diri individu.


Gaji besar. Semua orang pasti ingin memperoleh gaji yang besar dan
cara memperoleh gaji yang besar adalah dengan bekerja sungguh-sungguh
sehingga atasan akan kagum dan menaikkan gaji.
Pujian dari atasan. Saat mendapat pujian dari atasan, karyawan manapun
pasti akan merasa senang dan hal tersebut dapat memotivasi karyawan itu
untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik lagi agar mendapat pujian
atau menjadi anak emas atasannya.
Suasana di tempat kerja yang nyaman dan menyenangkan. Situasi
tempat kerja yang nyaman dan rekan-rekan kerja yang menyenangkan
akan membuat seorang karyawan mersa betah bekerja di tempat tersebut
dan bersemangat dalam bekerja.
Adanya

kejuaraan

dalam

perusahaan. Adanya

kejuaraan

dalam

perusahaan membuat karyawan tertantang untuk bekerja sebaik mungkin


demi mendapatkan prestasi yang baik, karena apabila karyawan tersebut
berhasil menjadi juara, maka akan mendatangkan keuntungan bagi dirinya
dan masa depan karirnya.

Faktor Internal. Faktor ini berasal dari luar individu.


Ingin memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu alasan mengapa orang
bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Biaya hidup yang

besar dapat membuat seseorang bekerja dengan semangat agar


memperoleh gaji yang besar.
Pekerjaan yang ditekuni sesuai dengan minat. Mengerjakan sesuatu
yang sesuai dengan minat akan memotivasi karyawan untuk bekerja lebih
giat karena pekerjaan itu sangat menyenangkan bagi mereka. Dalam
Harefa (2008), seseorang yang menikmati pekerjaannya akan terlihat
seperti orang yang bermain daripada bekerja. Oleh karena itu sebaiknya
karyawan ditempatkan pada bagian yang sesuai dengan bidangnya masingmasing agar dapat bekerja secara maksimal.
Berani menghadapi tantangan. Tantangan dalam pekerjaan haruslah
dihadapi. Motivasi kerja yang tinggi dapat menjadi senjata untuk melawan
rasa takut terhadap tantangan. Ada suatu prinsip tentang pikiran yaitu bila
Anda pikir Anda bisa, maka Anda akan bisa tetapi bila Anda pikir Anda
tidak bisa, maka Anda tidak bisa, (Rahmat, 2010).
Berpikiran positif ada usaha ada hasil. Orang yang menghadapi
kegagalan berkali-kali tidak akan goyah apabila ia mau bangkit kembali.
Saat seseorang gagal dalam suatu kesempatan, akan ada kesempatan
lain untuk mencoba dan orang tersebut harus tetap fokus pada tujuan
akhirnya, sehingga tujuan tersebut bisa tercapai.
Menginginkan jabatan tinggi. Jabatan yang tinggi selalu diincar oleh
setiap karyawan. Semakin tinggi jabatan yang diduduki, semakin besar
gaji yang diperoleh. Oleh karena itu, pegawai menjadi semangat bekerja
untuk menarik perhatian atasan dengan tujuan memperoleh jabatan yang
tinggi juga gaji yang tinggi.
Ingin bersaing dengan rekan kerjanya. Seorang karyawan tidak dapat
menghindari persaingan yang ada di tempat kerjanya. Persaingan tersebut
pasti menghidupkan perasaan untuk menunjukan segala yang terbaik dari
dirinya.
Punya target tertentu yang ingin dicapai. Target ini tidak harus berupa
gaji yang besar atau jabatan yang tinggi.

Manfaat Motivasi Kerja Karyawan Bagi Karyawan


Dalam (Motivasi Kerja Karyawan dan Mental Juara, 2011) dinyatakan
bahwa

karyawan

maupun

perusahaan

sama-sama

bertanggung

jawab

dalam meningkatkan motivasi kerja, karena peningkatan motivasi kerja dapat


membawa manfaat sebagai berikut:
Motivasi kerja karyawan bagi kinerja. Jika motivasi kerja karyawan
tinggi, maka kinerjanya pun akan semakin baik. Pekerjaan cepat selesai dan
dikerjakan dengan baik sehingga tidak ada lagi perkerjaan yang menumpuk dan
karyawan dapat lebih santai dalam bekerja. Hubungan dengan atasan akan
menjadi lebih baik, karena karyawan yang menghargai waktu akan disenagi oleh
atasannya. Begitu juga hubungan dengan rekan-rekan kerja lainnya karena setelah
pekerjaan selesai, karyawan tersebut dapat membantu menyelesaikan pekerjaan
rekan kerjanya.
Prestasi pun akan terangkat. Konsekuensi dari kinerja baik maka
prestasi yang diperoleh pun akan semakin baik. Perusahaan pasti menggunakan
kinerja kerja sebagai tolok ukur untuk menentukan prestasi karyawannya.
Semakin baik prestasi yang diraih, semakin cepat pula karyawan tersebut naik
jabatan dan naik gaji.

Motivasi
Motivasi menurut Hasibuan(2008:219) adalah pemberian daya
gerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau
bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya
untuk mencapai kepuasan
Robbins
yangmenentukan

(2006)

mendefinisikan

intensitas,

arah

dan

motivasi

sebagai

proses

ketekunan

individu

dalam

usahamencapai sasaran. Meski motivasi umum terkait dengan upaya ke


arahsasaran apa saja, dalam konteks organisasi maka motivasi berfokus
padatujuan organisasi agar mencerminkan minat tunggal pegawai
terhadapperilaku yang berkaitan dengan pekerjaan

Konsep motivasi dari berbagai literatur seringkali ditekankan pada


rangsangan yang muncul dari seseorang baik dari dalam dirinya
(motivasiintrinsik), maupun dari luar dirinya (motivasi ekstrinsik). Faktor
intrinsik adalah faktor faktor dari dalam yang berhubungan dengan
kepuasan, antara lain keberhasilan mencapai sesuatu dalam karir,
pengakuan yang diperoleh dariinstitusi, sifat pekerjaan yang dilakukan,
kemajuan dalam berkarir, sertapertumbuhan profesional dan intelektual
yang dialami oleh seseorang. MenurutAmabile et al (1994: 950), elemenelemen dari motivasi intrinsik antara lain: (1)Self-determination, (2) Task
involvement, (3) Competence, (4) Curiosity, (5)Interest. Sedangkan
menurut Kinman et al, (2001), elemen elemen darimotivasi intrinsik
antara lain:
a. Ketertarikan pada pekerjaan
b. Keinginan untuk berkembang
c. Senang pada pekerjaannya
d. Menikmati pekerjaannya
Sebaliknya, apabila para pekerja tidak merasa puas dengan
pekerjaannya,munculnya ketidakpuasan itu pada umumnya dikaitkan
dengan faktor-faktor yangsifatnya ekstrinsik atau bersumber dari luar
seperti kebijakan organisasi,pelayanan administrasi, supervisi dari atasan,
hubungan dengan teman sekerja,kondisi kerja, gaji yang diperoleh, dan
ketenangan kerja (Cooke, 1999). Iklimkerja yang sehat dapat mendorong
sikap keterbukaan baik dari pihak karyawanmaupun pihak pengusaha
sehingga mampu menumbuhkan motivasi kerja yangsearah antara
karyawan dengan pengusaha dalam rangka menciptakanketentraman kerja
dan kelangsungan usaha kearah peningkatan produksi dan produktivitas
kerja (Grant, et al, 2001).
Menurut Amabile et al (1994), elemen-elemen dari motivasi
ekstrinsik diantaranya: (1) Competition, (2) Evaluation, (3)Status, (4)
Money or othertangible incentive, (5) The avoidance of punishment, (6)
The dictates of otherpeople. Sedangkan menurut Kinman et al, (2001),
elemen elemen dari motivasiekstrinsik diantaranya: (1) Persaingan, (2)

Evaluasi, (3) Status, (4) Uang danpenghargaan lainnya, (5) Menghindari


hukuman dari atasan.
Teori Hirarki menurut A.H. Maslow (Ulber Silalahi 2002:345)
menunjukan adanya lima tingkatan keinginan dan kebutuhan manusia.
Kebutuhan tersebut adalah :
1. Kebutuhan fisiologis ( physiological needs )
2. Kebutuhan keamanan (safety needs)
3. Kebutuhan social ( social needs )
4. Kebutuhan penghargaan ( esteem needs )
5. Kebutuhan aktualisasi (Self actualization needs )

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Rasa-rasanya, mengenakan seragam kerja itu sudah bukan lagi dominasi
pegawai negeri, sipil atau ABRI. Pegawai swasta pun bertambah banyak yang
mengenakannya. Ada yang mau mengenakannya sejak dari rumah. Tapi, tidak
sedikit yang memasukkannya di tas kerja dulu, lalu memakainya di toilet sebelum
masuk kantor.
Pemikiran untuk mewajibkan seragam kerja biasanya muncul dari berbagai
alasan. Ada yang pragmatis saja, katakanlah sebagai penanda identitas personal.
Karena perusahaan sudah susah menghafal orang satu persatu, maka salah satu
cara untuk mengetahuinya dengan seragam.
Atau diwajibkan dengan alasan untuk identitas profesi dan institusi, misalnya para
jurnalis yang ditugaskan kantornya untuk sebuah peliputan. Mereka butuh
identitas. Lebih-lebih jika tugasnya di kawasan yang tingkat kegawatannya tinggi.
Seragam dinilai penting untuk membedakan identitas profesi, institusi, dan
eksistensi.
Mungkin juga untuk lebih cepat membangun trust pihak lain. Kita bisa langsung
lebih mudah percaya terhadap orang yang datang ke rumah dengan memakai
seragam petugas keamanan atau pegawai departemen, misalnya begitu. Saking
mudahnya membangun trust melalui seragam, banyak penipu yang berhasil
meloloskan idenya dengan menggunakan seragam.
Bagi perusahaan yang kurang memiliki kepentingan langsung terhadap
pentingnya menunjukkan identitas dan trust kepada pihak luar, seragam kerja juga
dipakai untuk penanda job title di tingkat internal. Misalnya ada perusahaan yang
membedakan seragam kerja untukstaff, supervisor, dan manajer.
Terlepas apapun alasan perusahaan, tetapi pada umumnya ada efek psikologis
tertentu yang dirasakan karyawan dengan aturan penggunaan seragam. Seragam
itu bisa membuat orang lebih pede, tetapi juga bisa sebaliknya. Bisa membuat
orang merasa bangga dengan statusnya, tetapi juga bisa sebaliknya.

Karena itu, sebelum seragam kita wajibkan, perlu dipikirkan secara seksama
terutama terkait dengan sejauhmana seragam kerja itu nantinya memberi
kontribusi terhadap keutuhan identitas korps / kesatuan, kepuasan kerja,
peningkatan kinerja dan kepentingan perusahaan terhadap pihak luar yang terkait.
Jangan sampai malah membuat orang minder atau merasa superior.

3.2 Saran
Sebisa mungkin untuk perusahaan menengah keatas harus bisa
memberikan seragam dengan warna dan model yang menarik agar karyawan
dapat nyaman bekerja, sehingga dapat memberikan dampak positif sehingga target
yang diharapkan agar tercapai, tetapi jangan pula memberikan karyawan dengan
seragam asal asalan karena itu pun dapat membuat karyawan merasa tidak
nyaman denga seragam yang dikenakannya , maka dari itu perhatikanlah
karyawan jangan hanya minta kerjaanya cepat selsai tetapi juga di perhatikan apa
yang membuat karyawan nyaman dan menimbulkan rasa senang dan ikhlas dalam
menjalani pekerjaanya. Berikan juga karyawan motivasi jangan hanya tekanan
tekanan yang membuat karyawan tidak betah bekerja

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Al-Aththar, Muhammad. 2012. The Magic of Communication. Jakarta;
Zaman
Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta; Raja Grafindo
Persada
M.

Hardjana,

Agus.

2003. Komunikasi

Intra

Personal

dan

Interpersonal. Yogyakarta; Kanisius


T. Wood, Julia. 2009. Communication in Our Lives. Boston; Wadsworth Cengage
Learning

Anda mungkin juga menyukai