Bab 2... PDF
Bab 2... PDF
Proposal penelitian untuk menyusun skripsi atau tugas akhir terdiri atas komponen yang
sama. Perbedaan di antara keduanya terletak pada kadar kedalamannya. Makna kadar
kedalaman tersebut diserahkan sepenuhnya kepada pembimbing. Hal tersebut mudah dipahami
karena skripsi diberikan bobot 6 sks, sedangkan tugas akhir diberi bobot 4 sks.
2.1 Komponen Proposal Penelitian
Komponen proposal penelitian untuk menyusun skripsi atau tugas akhir meliputi hal-hal
berikut:
A. halaman sampul
B. lembar persetujuan pembimbing
C. latar belakang masalah penelitian
D. rumusan masalah penelitian
E. tujuan penelitian
F. manfaat hasil penelitian
G. kajian teori
H. metode penelitian
I. jadwal waktu penelitian
J. daftar pustaka
2.2 Komponen Skripsi dan atau Tugas Akhir
Komponen skripsi atau tugas akhir adalah seperti berikut ini.
A. Lembar Administratif
Lembar administratif merupakan bagian awal yang mendahului format skripsi atau tugas
akhir. Secara keseluruhan lembar administratif merangkum hal-hal berikut ini:
(1) sampul
(2) halaman judul
(3) lembar persetujuan pembimbing
nomor dan judul bab-bab dan sub-subbab yang tercantum dalam skripsi atau tugas akhir dengan
menunjukkan halaman-halaman secara lengkap (Lampiran 14)
2.3.11 Daftar Tabel
Ada kalanya sebuah skripsi atau tugas akhir menggunakan tabel-tabel yang tersebar di
pelbagai halaman. Untuk memudahkan pembacaan skripsi atau tugas akhir, perlu sebuah daftar
tabel yang pada hakikatnya berfungsi memperjelas laporan penelitian (Lampiran 15).
2.3.12 Daftar Gambar
Untuk memperjelas uraian, ada kalanya skripsi atau tugas akhir dilengkapi dengan
gambar-gambar yang tersebar pada sejumlah halaman. Oleh karena itu, untuk mempermudah
pembacaan skripsi atau tugas akhir, perlu dibuatkan daftar gambar (Lampiran 16).
2.3.13 Daftar Lampiran
Skripsi atau tugas akhir pada umumnya dilengkapi dengan sejumah lampiran. Seluruh
lampiran itu perlu diinformasikan pada bagian awal melalui sebuah daftar.
2.3.14 Glosarium
Glosarum merupakan daftar istilah yang digunakan dalam skripsi atau tugas akhir,
sehingga pembaca akan memperoleh pemahaman terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam
skripsi atau tugas akhir tersebut.
2.3.15 Latar Belakang Masalah
Pada prinsipnya, latar belakang masalah hendaknya memuat kesenjangan antara teori dan
praktik atau antara harapan dan kenyataan. Hal-hal pokok yang dikemukakan dalam bagian ini
adalah (1) penjelasan masalah itu penting untuk diteliti dan dicarikan pemecahannya dan (2)
gambaran tentang situasi dan kondisi tempat masalah tersebut terjadi. Selain itu, latar belakang
masalah diarahkan agar dapat memberikan gambaran awal tentang hal-hal yang mungkin atau
berkaitan dengan terjadinya masalah. Untuk itu, bisa digunakan hasil-hasil penelitian terdahulu
atau logika peneliti. Latar belakang masalah hendaknya diakhiri dengan identifikasi dan
pembatasan masalah.
10
penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar, dan
diskusi ilmiah atau buku-buku yang relevan. Sumber-sumber itu adalah terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga ilmiah lain. Akan lebih baik jika kajian teoretis dan telaah terhadap
temuan-temuan penelitian didasarkan pada sumber primer, yaitu bahan pustaka yang isinya
bersumber pada temuan penelitian. Bahan kepustakaan sekunder dapat dipergunakan sebagai
penunjang.
Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji biasanya didasarkan pada dua kriteria, yaitu
(1) prinsip kemutakhiran secara relatif, kecuali untuk penelitian historis dan (2) prinsip relevansi
terhadap masalah yang dikaji. Prinsip kemutakhiran ini penting karena ilmu berkembang dengan
cepat. Dengan prinsip kemutakhiran ini, peneliti dapat berargumentasi berdasarkan teori-teori
yang pada waktu itu dipandang paling representatif. Prinsip relevansi diperlukan untuk melihat
hubungan antara penelitian yang dilakukan dengan kajian teori atau hasil penelitian sebelumnya
yang menunjang bidang yang diteliti.
2.3.20 Metode Penelitian
Metode penelitian mengacu pada prosedur dalam pelaksanaan penelitian. Metode penelitian harus konsisten dengan metodologi (filosofi penelitian) yang dianutnya. Metode penelitian
mengacu pada langkah-langkah pokok yang ditempuh, dari awal penelitian sampai dengan
analisis data. Hal-hal yang dibahas dalam bagian metode penelitian, sekurang-kurangnya, mencakup (1) rancangan penelitian, (2) subjek penelitian (populasi dan sampel), (3) variabel penelitian dan definisi operasional, (4) pengumpulan data, (5) instrumen penelitian, dan (6) analisis
data.
2.3.21 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian dapat diartikan sebagai strategi mengatur latar (setting) penelitian
agar peneliti memperoleh data yang tepat (valid) sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan
penelitian. Dalam penelitian eksperimental, misalnya, rancangan penelitian yang dipilih adalah
yang paling memungkinkan peneliti untuk mengendalikan (mengontrol) variabel-variabel bebas.
Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu mengacu pada hipotesis.
Sebaliknya, pada penelitian noneksperimental, bahasan rancangan penelitian berisi penjelasan
tentang jenis penelitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan dan sifatnya, seperti penelitian eks-
11
ploratori, deskriptif, eksplanatori, dan survei. Pada bagian ini, perlu dijelaskan variabel-variabel
yang dilibatkan (definisi operasional) dalam penelitian serta sifat hubungan di antara variabelvariabel tersebut. Rancangan penelitian yang digunakan harus dideskripsikan dengan jelas,
deskriptif, korelasional, eksperimental, pengembangan atau rancangan historikal, dan sebagainya. Pada bagian ini perlu ditunjukkan kelemahan dan keterbatasan rancangan penelitian yang
dipilih. Jelaskan pula tentang kelemahan rancangan tersebut dari sudut kesahihan internal atau
eksternalnya, serta antisipasi yang dilakukan.
2.3.22 Subjek Penelitian (Populasi dan Sampel)
Sasaran yang akan dikenai penelitian disebut subjek penelitian. Penelitian dapat dilakukan terhadap seluruh subjek penelitian dan dapat juga dilakukan terhadap sebagian subjek penelitian. Apabila seluruh subjek penelitian diteliti, penelitian itu disebut penelitian populasi
(population study/cencus study) dan apabila sebagian saja dari subjek penelitian yang diteliti,
penelitian itu disebut penelitian sampel (sampling study).
Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian penting dilakukan agar
cara pengambilan dan jumlah sampelnya dapat ditentukan secara tepat. Dengan demikian,
sampel penelitian yang terpilih benar-benar representatif, dalam arti dapat mencerminkan keadaan populasinya. Hal ini sangat penting diperhatikan karena terkait dengan maksud menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian terhadap sampel kepada populasinya. Semakin jauh sampel yang
diteliti berbeda dengan karakteristik populasinya, semakin besar kemungkinan kekeliruan dalam
generalisasinya.
Dengan demikian, bahasan tentang populasi dan sampel meliputi (1) identifikasi dan
batasan-batasan populasi atau subjek penelitian, (2) prosedur dan teknik pengambilan sampel,
dan (3) besarnya sampel.
2.3.23 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Pada bagian ini, dijelaskan tentang variabel-variabel dan definisi variabel, mulai dari
definisi konsep, definisi operasional masing-masing variabel, indikator pengukuran variabel dan
skala data atau standar pengukuran. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang
jelas terhadap pembaca tentang variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.
12
13
14
Dalam penelitian yang menggunakan hipotesis, dalam bagian ini hipotesis penelitian
(Ho/Hi) yang dirumuskan harus dikemukakan lagi. Dengan demikian, berdasarkan angka-angka
statistik yang diperoleh, peneliti/penulis dapat membuat interpretasi bahwa hipotesis nolnya diterima atau ditolak sebab analisis statistik pada dasarnya hanya dapat digunakan untuk mengetahui
keberadaan data empiris (data sampel) yang mendukung atau tidak mendukung hipotesis nol.
Jika data sampel tidak mendukung hipotesis nol, berarti hipotesis nol ditolak; dengan kata lain,
hipotesis penelitian diterima. Begitu pula sebaliknya, jika data mendukung hipotesis nol, berarti
hipotesis nol diterima (hipotesis penelitian ditolak).
2.3.29 Pembahasan
Pembahasan (diskusi) hasil penelitian mungkin merupakan bagian yang paling sulit ditulis karena sifatnya kurang berstruktur. Walaupun pada bagian pembahasan peneliti paling bebas
berekspresi dengan menggunakan penalarannya, ia harus tetap berpedoman pada tujuannya,
antara lain
(1) mendiskusikan hasil penelitiannya dengan menggunakan penalaran dan teori yang telah ada
mengacu pada tujuan penelitian,
(2) mengomparasikan temuan-temuan dalam penelitiannya ke dalam kumpulan ilmu yang telah
mapan,
(3) mengkritisi dan menyintesis temuan-temuan yang sudah ada dalam rangka memverifikasi
teori yang telah ada atau menyusun teori yang sama sekali baru.
Dalam bagian pembahasan harus diuraikan hubungan antara temuan peneliti/penulis dan
hasil-hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan menunjukkan persamaannya dan membahas perbedaannya. Jika temuannya (misalnya dalam tahun 1994) serupa dengan penelitian lain
yang relevan (misalnya yang dilaksanakan oleh Mien A. Rifai dalam tahun 1990, ia dapat menuliskan pernyataan Temuan ini (1994) memperkuat simpulan Rifai (1990). Sebaliknya, jika
temuannya berbeda, ia dapat pula mengemukakan alasan keragu-raguannya mengenai perbedaan
tersebut.
Pembahasan hasil penelitian menjadi sangat penting artinya jika hipotesis penelitian yang
dirumuskan tidak teruji kebenarannya (hipotesis nol diterima). Dalam hal demikian, peneliti/
penulis harus dapat memberikan alternatif penjelasan yang dapat menyebabkan hipotesis penelitiannya ditolak, dengan menunjukkan kemungkinan-kemungkinan yang ada, antara lain
15
16