Anda di halaman 1dari 2

2, Model Asta Gatra,

Model Morgenthau

Model Alfred Thayer Mahan

Model Cline

3, Posisi dan Lokasi Geografi Negara, Keadaan dan Kekayaan Alam , Keadaan dan Kemampuan
Penduduk

4. sifat
1.
2.
3.
4.

Mandiri .Percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri


Dinamis .Berubah tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara
Wibawa .Pembinaan ketahanan nasional
Konsultasi dan kerjasama .saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan
kepribadian bangsa.

5.
1. Membersihkan penyelenggara negara dari praktek korupsi, kolusi,dan nepotisme
2. Meningkatkan kualitas aparatur negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan
keprofesionalan serta memberlakukan sistem karier
3. Melakukan pemeriksaan terhadap kekayaan pejabat dan pejabat pemerintahan
4. Meningkatkan fungsi dan keprofesionalan birokrasi dalam melayani masyarakat dan
akuntanbilitasnya
5. Meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil dan Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia
6. Memantapkan netralisasi politik pegawai negeri dengan menghargai hakhak politiknya.

6
1. Asas desentralisasi; Dalam asas desentralisasi ada penyerahan wewenang sepenuhnya dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah tentang urusan tertentu
2. Asas dekonsentrasi; Pada asas dekonsentrasi yang terjadi adalah pelimpahan wewenang kepada
aparatur pemerintah pusat di daerah untuk melaksanakan urusan pemerintah pusat
3. Asas tugas pembantuan : Sementra Asas pembantuan berarti keikutsertaan pemerintah daerah
untuk melaksanakan urusan pemerintah pusat di daerah itu,

7,

secara internal:
a. timbul sebagai tuntutan atas buruknya pelaksanaan mesin pemerintahan yang
dilaksanakan secara sentralistik.

b. Terdapat kesenjangan dan ketimpangan yang cukup besar antara pembangunan yang
terjadi di daerah dengan pembangunan yang dilaksanakan di kota-kota besar, khususnya
Ibukota Jakarta.
c. Kesenjangan ini pada gilirannya meningkatkan arus urbanisasi yang di kemudian hari
justru telah melahirkan sejumlah masalah termasuk tingginya angka kriminalitas dan
sulitnya penataan kota di daerah Ibukota.
d. Eksploitasi kekayaan alam di daerah kemudian tidak berbanding lurus dengan
optimalisasi pelaksanaan pembangunan di daerah tersebut.

faktor eksternal:
a.
adanya keinginan modal asing untuk memassifkan investasinya di Indonesia.
b.
Dorongan internasional mungkin tidak langsung mengarah kepada dukungan terhadap
pelaksanaan otonomi daerah, tetapi modal internasional sangat berkepentingan untuk
melakukan efisiensi dan biaya investasi yang tinggi sebagai akibat dari korupsi dan
rantai birokrasi yang panjang.
8,
a. Otonomi luas adalah pemberian kewenangan seluas-luasnya kepada daerah untuk mengurus
dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan pemerintah pusat.
b. Otonomi nyata adalah penyelenggaraan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas,
wewenang, dan kewajiban yang senyatanya tidak ada dan berpotensi untuk tumbuh dan
berkembang sesuai keadaan daerah.
c. Otonomi bertanggung jawab adalah penyelenggaraan pemerintahan harus sejalan dengan
tujuan dan maksud pemberian otonomi, yaitu memberdayakan daerah dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan rakyat sebagai bagian utama dari tujuan nasional

9, Otonomi daerah dapat diartikan sebagai kewenangan yang diberikan kepada daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut
aspirasi masyarakat
a.
b.
c.

UUD 1945 pasal 18


UU No. 32 tahun 2004
Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang No. 3 tahun 2003

Anda mungkin juga menyukai