POKOK BAHASAN
PENDAHULUAN
OBJEK PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
SUBJEK PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
SAAT DAN TEMPAT PAJAK TERUTANG
CARA MENGHITUNG PAJAK, DASAR PENGENAAN
PAJAK, DAN TARIF
FAKTUR PAJAK DAN NOTA RETUR
PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN
PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (PPnBM)
PEMUNGUT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
FASILITAS PPN DAN PPnBM
PEMBAYARAN, PELAPORAN DAN SPT MASA PPN DAN
PPnBM
RESTITUSI
PENDAHULUAN
Dasar Hukum
Karakteristik PPN dan PPnBM
Mekanisme PPN dan PPnBM
Dasar Hukum
Undang-undang PPN di Indonesia adalah Undang-undang
Nonor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan
(STDTD) Undang-uandang nomor 42 tahun 2009
Perubahan UU PPN 1984
1. Perubahan pertama, pada tahun 1994 dengan diterbitkannya UndangUndang Nomor 11 Tahun 1994 yang mulai berlaku sejak 1 Januari 1995
2. Perubahan kedua, pada tahun 2000 dengan diterbitkannya UndangUndang Nomor 18 Tahun 2000 yang mulai berlaku sejak 1 Januari 2001.
3. Perubahan ketiga, pada tahun 2009 diterbitkan Undang-Undang Nomor 42
Tahun 2009 yang mulai berlaku sejak 1 April 2010.
Meskipun Berkali-kali berubah nama UU tersebut tetap UU PPN 1984
4
PERUBAHAN UU PPN
Undang-Undang
No 8 Th 1983
Berlaku sejak
1 April 1985
Undang-Undang
No 11 Th 1994
Berlaku sejak
1 Januari 1995
Undang-Undang
No 18 Th 2000
Berlaku sejak
1 Januari 2001
Undang-Undang
No 42 Th 2009
Berlaku sejak
1 April 2010
DASAR HUKUM
UU No.11
Tahun 1994
Mulai berlaku
1 1 - 1995
Ps.III
UU ini disebut
UU Perubahan
UU PPN 1984
Perub I
Ps. 1 - 17
UU No.8
Tahun 1983
Mulai berlaku
1 April 1985
Ps.20
Perub III
Ps.116C
UU No 42
Tahun 2009
Mulai berlaku
1 4 - 2010
Ps.II
UU ini disebut
UU Perubahan
Ketiga
UU PPN 1984
UU ini disebut
UU PPN 1984
Nama Tetap
PAJAK PEREDARAN
UU No.12/1950 MULAI BERLAKU 1 JANUARI 1951
PAJAK PENJUALAN
UU No.18 Drt/1951 Jo. UU No.85/1953
MULAI BERLAKU 1 OKTOBER 1951
UU PPN 1984
Karakteristik PPN
dan PPnBM
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Penanggung
Jawab
NEGARA
PPN
BARANG
PENJUAL
Pemikul beban
(destinataris)
Pajak
PEMBELI
PPN
Dalam hal pembeli sdh membayar harga barang dan PPN kepada
Penjual sama halnya dengan Pembeli sudah menyetor PPN ke
Kas Negara
Dampak Regresif
(Kesenjangan Beban Pajak)
Tarif Tunggal
Tarif PPN
Dengan
PP
tarif
dinaikkan setinggi2nya
15% atau diturunkan
serendah2nya 5%.
10%
PPnBM
0%
Ekspor BKP/BKP
TB/JKP
10% - 200%
12
Bersifat Netral
Netralitas Pajak Pertambahan
dibentuk oleh dua Faktor yaitu :
Nilai
13
HARGA JUAL
= 1.000.000
PEDAGANG BESAR
HARGA BELI = 1.000.000
BKP
PK =
100.000
PPN =
100.000
KN
PPN =
30.000
KN
PPN 10%
100.000
PM = 100.000
PK = 130.000
PPN 10%
130.000
PEDAGANG ECERAN
PM = 130.000
PK = 150.000
BKP
KONSUMEN
PPN 10%
150.000
BEBAN PAJAK
PPN =
20.000
KN
PPN
BIAYA
Penyusutan
Bunga/sewa
Gaji / upah
Manajemen
Laba usaha
Jumlah
Bhn Baku
= 500
Bhn Penolong = 300
Suku cadang dll = 200
Jumlah
= 1.000
SUBTRACTION METHOD
HARGA JUAL
=
=
=
=
=
=
50
100
300
150
100
700
INDIRECT SUBTRACTION/
CREDIT/INVOICE METHOD
1.700
ADDITION METHOD
METODE PENGHITUNGAN
(Calculation Method)
SUBTRACTION METHOD
INDIRECT SUBTRACTION/
CREDIT/INVOICE METHOD
DESTINATION PRINCIPLE
Dan NETRALITAS PPN MENYIMPANG DARI
DESTINATION
PRINCIPLE
DESTINATION PRINCIPLE
PPN
PPN
PPN
PPN 0%
PPN 0%
PPN 0%
LN
DN
BKP
JKP
BKP TDK
BERWUJUD
JKP
PEMANFAATAN
BKP/JKP
PRODUKSI
DLM NEGERI
PPN
BKP TDK
BERWUJUD
BKP
Mekanisme PPN
Indonesia
1. Indirect Substraction Method
2. Direct Subtraction Method
3. Self Imposition Method
Ringkasan
19
SIAPAPUN
PKP
FAKTUR PAJAK
Setiap PKP yang menyerahkan BKP atau JKP diwajibkan membuat Faktur
Pajak untuk memungut pajak yang terutang yang disebut Pajak Keluaran
a. Pada saat PKP membeli BKP atau menerima JKP dari PKP lain, juga
membayar pajak yang terutang, yang dinamakan Pajak Masukan (input
tax).
b. Pada akhir Masa Pajak, Pajak Masukan tersebut dikreditkan dengan20
Pajak Keluaran.
PKP
BKP/JKP
KAS
NEGARA
WAPU
FP + SSP
21
22
KAS NEGARA
BAHAN BAKU /
PEMBANTU
FP PPN
10.000.000
PB
FARMASI
SSP a.n.
PT.MEDIKO
Obat / Alat
Kedokteran
100.000.000
100.000.000 + PPN
10.000.000
PT MEDIKO
FP & SSP
PPN= 14.000.000
PPN 14.000.000
Obat / Alat
Kedokteran
140.000.000
KemenKES
(PEMUNGUT
PPN)
140.000.000 +
SSP PPN 14.000.000
= 240.000.000
= 24.000.000
= 14.000.000
= 10.000.000
= 9.000.000
= 1.000.000
23
OBJEK
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
Pasal 4 , 16C dan 16D
24
Objek..Lanj
Dalam Pasal 16C, yaitu kegiatan membangun sendiri
yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau
pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya
digunakan sendiri atau digunakan pihak lain yang
batasan dan tata caranya diatur dengan Keputusan
Menteri Keuangan.
Dalam Pasal 16D, yaitu Pajak Pertambahan Nilai
dikenakan atas penyerahan BKP berupa aktiva yang
menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan oleh
PKP, kecuali atas penyerahan aktiva yang Pajak
Masukannya tidak dapat dikreditkan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c
26
27
BKP
Dikenakan
PPN
Barang Tidak Berwujud
Pada dasarnya semua barang dapat dikenakan PPN kecuali UU
menetapkan sebaliknya (Ps 4A ayat 2 UU PPN jo ps 1 PP No 144/2000
28
Penyerahan BKP :
a. penyerahan hak atas Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian;
b. pengalihan Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian sewa beli dan/atau
perjanjian sewa guna usaha (leasing);
c. penyerahan Barang Kena Pajak kepada pedagang perantara atau melalui juru
lelang;
d. pemakaian sendiri dan/atau pemberian cuma-cuma atas Barang Kena Pajak;
e. Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan
semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran
perusahaan;
f. penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau
penyerahan Barang Kena Pajak antar cabang;
g. penyerahan Barang Kena Pajak secara konsinyasi; dan
h. penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak dalam rangka
perjanjian pembiayaan yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah, yang
penyerahannya dianggap langsung dari Pengusaha Kena Pajak kepada pihak
yang membutuhkan Barang Kena Pajak.
29
12/18/2014
Bukan Penyerahan:
a.
b.
c.
d.
e.
12/18/2014
Syarat Penyerahan
Kena Pajak
1. Barang Berwujud Yang Diserahkan Merupakan Barang
Kena Pajak.
2. Barang Tidak Berwujud Yang Diserahkan Merupakan
Barang Kena Pajak Tidak Berwujud.
3. Penyerahan Dilakukan Di Dalam Daerah Pabean. Dan
4. Penyerahan Dilakukan Dalam Rangka Kegiatan Usaha
Atau Pekerjaannya.
5. Dilakukan Oleh Pengusaha Pengusaha Kena Pajak
31
32
33
EKSPOR
12/18/2014
37
Penyerahan Jasa
Kena Pajak
Penyerahan Jasa Kena Pajak adalah setiap kegiatan
pemberian Jasa Kena Pajak.
Penyerahan jasa yang terutang pajak harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
a. jasa yang diserahkan merupakan Jasa Kena Pajak.
b. penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean. dan
c. penyerahan
dilakukan
dalam
kegiatan
usaha
pekerjaannya.
d. Dilakukan oleh PengusahaPengusaha Kena Pajak
atau
39
41
42
Pasal 16C
Kegiatan membangun sendiri (KMS) yang dilakukan tidak
dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya, dikenakan
Pajak Pertambahan Nilai dengan pertimbangan untuk
mencegah terjadinya penghindaran pengenaan Pajak
Pertambahan Nilai.
Pengenaan PPN atas kegiatan membangun sendiri mulai
dikenakan sejak perubahan UU PPN 1984 yang pertama
yaitu dalam UU Nomor 11 Tahun 1994 yang mulai
berlaku sejak 1 Januari 1995.
43
Pasal 16C
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
39/PMK.03/2010 tanggal 22 Februari 2010
44
Kegiatan Membangun
Sendiri
Kegiatan
Membangun Sendiri
Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan secara bertahap
dianggap merupakan satu kesatuan kegiatan sepanjang tenggang
waktu antara tahapan-tahapan tersebut tidak lebih dari 2 (dua)
tahun.
Tempat PPN terutang atas kegiatan membangun sendiri adalah di
tempat bangunan tersebut didirikan.
Kegiatan mendirikan bangunan yang dilakukan melalui kontraktor
atau pemborong bukan merupakan kegiatan membangun sendiri
sepanjang dapat dibuktikan bahwa atas kegiatan membangun
tersebut telah dipungut PPN.
PPN perbulan sebesar 10%x 40% x jumlah biaya yang dikeluarkan
dan/atau yang dibayarkan pada setiap bulannya.
PPN terutang wajib disetor ke Kas Negara melalui Kantor Pos atau
Bank Persepsi paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah
berakhirnya masa pajak.
46
Tanggung Renteng
Dalam hal bangunan sebagai hasil kegiatan membangun
sendiri digunakan oleh pihak lain sebagai tempat tinggal atau
tempat kegiatan usaha, orang pribadi atau badan yang
melakukan kegiatan membangun sendiri wajib menyerahkan
bukti SSP asli PPN atas kegiatan membangun sendiri kepada
pihak lain yang menggunakan bangunan tersebut.
Dalam hal orang pribadi atau badan yang membangun sendiri
bangunan untuk digunakan pihak lain tidak dapat menunjukkan
bukti SSP asli PPN atas kegiatan membangun sendiri, pihak
lain yang menggunakan bangunan tersebut bertanggung jawab
secara renteng atas pembayaran PPN yang terutang.
300m2/ lebih
48
Contoh Perhitungan
Pada bulan Juli 2010, PT Fathiyyah Trading, PKP yang bergerak di bidang
perdagangan, membangun sebuah gedung untuk gudang dengan luas 400
m2. Pembangunan dilakukan dengan jasa tukang dan mandor serta diawasi
sendiri dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp650.000.000,00- dengan
rincian sebagai berikut:
a. Biaya pembelian/perolehan tanah Rp250.000.000,00b. untuk pembelian bahan bangunan adalah Rp275.000.000 (termasuk PPN sebesar
Rp25.000.000);
c. untuk upah tukang Rp125.000.000,00-
Jawaban:
DPP = 40% x Total Biaya yang dikeluarkan termasuk PPN tetapi tidak termasuk
harga perolehan tanah.
= 40% x (Rp650.000.000-Rp250.000.000)
= 40% x Rp400.000.000,= Rp160.000.000
PPN = 10% x Rp160.000.000
= Rp16.000.000,49
51
Berhubungan Langsung
dengan Kegiatan Usaha
Yang dimaksud dengan pengeluaran yang langsung
berhubungan dengan kegiatan usaha adalah pengeluaran
untuk kegiatan produksi, distribusi, pemasaran, dan
manajemen.
Ketentuan ini berlaku untuk semua bidang usaha.
Agar dapat dikreditkan, Pajak Masukan juga harus memenuhi
syarat bahwa pengeluaran tersebut berkaitan dengan adanya
penyerahan yang terutang Pajak Pertambahan Nilai.
Oleh karena itu, meskipun suatu pengeluaran telah memenuhi
syarat adanya hubungan langsung dengan kegiatan usaha,
masih dimungkinkan Pajak Masukan tersebut tidak dapat
dikreditkan, yaitu apabila pengeluaran dimaksud tidak ada
kaitannya dengan penyerahan yang terutang Pajak
Pertambahan Nilai
52
Contoh Perhitungan
PT BUDI adalah PKP yang bergerak di bidang industri
tekstil, padal 16 Mei 2010 melakukan penjualan aktiva
berupa satu unit Truck yang semula untuk mengangkut
barang dagangan seharga Rp150.000.000,- kepada PT
PEMBELI BARANG BEKAS, Truck ini dibeli pada 17 Juni
2004 dengan harga Rp250.000.000,-.
Jawaban:
PPN terutang atas penyerahan aktiva yang menurut
tujuan semula tidak untuk diperjual belikan (Pasal 16D)
adalah
10% x Rp150.000.000 = Rp15.000.000
53
54
Subjek Pajak
Dalam Pasal 4, 16C dan 16D UU PPN
1984 dapat diketahui Subjek PPN
dikelompokan menjadi dua, yaitu:
1 Pengusaha Kena Pajak (PKP)
2 Bukan Pengusaha Kena Pajak (Non PKP)
55
Subjek Pajak
PKP
Pengusaha
Menyerahkan
BKP
(ps 4 huruf a)
Pengusaha
Menyerahkan
JKP
(Ps 4 huruf c)
NON PKP
Pengusaha
Mengimpor
Mengekspor
BKP
BKP, BKP TB & JKP(Ps 4 huruf b)
(Ps 4 huruf f,g & h)
Pengusaha
Menyerahkan
Aktiva tdk
untuk dijual
(Ps. 16D)
Membangun
Sendiri tidak dlm
Kegiatan Usaha
/Pekerjaan
Ps. 16C
Memanfaatkan
BKP TB/JKP
Dari Luar di dlm
daerah Pabean
(Ps. 4 huruf d dan e)
56
PENGUSAHA
Ps. 1 angka 14
ORANG PRIBADI
BADAN
57
PENGUSAHA
58
Pengusaha Kecil
Pengusaha kecil tidak wajib melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP.
Namun diperbolehkan untuk menjadi PKP
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor
68/PMK.03/2010 adalah Pengusaha yang
menyerahkan BKP dan atau JKP tidak lebih
dari Rp. 600.000.000,00 Sejak 1 April 2010
59
12/18/2014
Pengusaha Kecil
PMK-68/PMK.03/2010
Peredaran Bruto
Dlm 1 th buku
tidak > Rp 600 jt
Pengusaha
Kecil
Wajib melaksanakan
seluruh Kwjbn PKP
Pengusaha
Menyerahkan
BKP/JKP
PKP
diabaikan
Saat Pengukuhan adalah
Awal Bln Berikutnya setelah
Batas akhir pelaporan usaha
60
Kewajiban
Pengusaha Kena Pajak
Pasal 3A ayat (1) dan (2)
61
I
B
Tidak
Lapor
Usaha
Denda
2% X DPP
Pasal 14 KUP
Pengusaha Kecil
Wajib
melaksanakan
Seluruh Kewajiban
PKP
63
MEMUNGUT
MENYETOR, DAN
I
B
PPN
YG
TERUTANG
MELAPORKAN
64
3M
PKP
SPT Masa PPN
3. Melapor
Dengan lampiran SSP ke KPP
65
1. Memungut
(jumlah, sarana & cara)
3. Bagaimana memungutnya?
1.
3M
Kewajiban
PKP
2.
2. Menyetor
Tarif x DPP
Umum
Khusus
3.
3. Melapor
Pembelian/
Perolehan
(1bulan)
200
Pajak Masukan (PM)
150
Hasil selisih; KB/LB/N =..
KB = kurang bayar ; PK> PM
LB = Lebih bayar ; PM> PK
N = Nihil PK= PM
68
HUBUNGAN ISTIMEWA
Ps. 2 ayat (1)
CONTOH FAKTOR
KEPEMILIKAN / PENYERTAAN
(DALAM HUBUNGAN ISTIMEWA)
PENYERTAAN
LANGSUNG (PL)
PT A
PT D
> 25 %
P
L
P
T
L
> 50 %
PT B
P
L
P
T
L
P
T
L
> 50 %
PT C
PTL = PENYERTAAN TIDAK LANGSUNG
71
CONTOH FAKTOR
PENGUASAAN MANAJEMEN
DAN TEKNOLOGI
(DALAM HUBUNGAN ISTIMEWA)
CONTOH :
- PT. A SELAKU PERUSAHAAN REAL ESTAT E
MENEMPATKAN TENAGA AHLI PEMASARANNYA
PADA PT. B YANG JUGA PERUSAHAAN REAL ESTATE.
- ANTARA PT. A DENGAN PT. B DIANGGAP TELAH
TERJADI HUBUNGAN ISTIMEWA
72
CONTOH FAKTOR
HUBUNGAN KELUARGA
(DALAM HUBUNGAN ISTIMEWA)
SEMENDA
SEDARAH
SAUDARA
KANDUNG
10
KE
SAM
PING
AYAH
+
IBU
MERTUA
PKP
10 KE ATAS
10 KE ATAS
10
PKP + ISTRI
10 KE BAWAH
ANAK
KANDUNG
SEDARAH
KE
SAM
PING
IPAR PKP
10 KE BAWAH
ANAK
TIRI PKP
SEMENDA
73
RINGKASAN
PENYERAHAN PPN
BKP/JKP
SIAPAPUN
PKP
PPN
BKP/JKP
SIAPAPUN
NONPKP
PPN
74
RINGKASAN
PENYERAHAN PPN
PKP
/NONPKP
NONBKP/NON
JKP
SIAPAPUN
PPN
75
76
Pajak Terutang
Pada Saat
(Ps 11 UU PPN jo Ps 13 PP
143/2000)
Impor BKP
Pemanfaatan BKP TB/JKP
dari Luar daerah Pabean, di
dlm daerah Pabean
Ekspor BKP, BKP TB dan JKP
Pada saat Pembayaran, dalam
hal pembayaran diterima sblm
penyerahan/pemanfaatan
Yang ditetapkan oleh
77
Prinsip akrual
artinya terutangnya pajak terjadi pada saat
penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena
Pajak meskipun pembayaran atas penyerahan
tersebut belum diterima atau belum sepenuhnya
diterima atau pada saat impor Barang Kena
Pajak.
Saat terutangnya pajak untuk transaksi yang
dilakukan melalui electronic commerce tunduk
pada ketentuan ini.
78
1. Saat Pembayaran
Dalam
hal
pembayaran
diterima
sebelum penyerahan Barang Kena
Pajak, sebelum penyerahan Jasa Kena
Pajak, sebelum dimulainya pemanfaatan
Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari
luar Daerah Pabean, atau sebelum
dimulainya pemanfaatan Jasa Kena Pajak
dari luar Daerah Pabean, saat terutangnya
pajak adalah saat pembayaran.
79
2. Saat Lain.
Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan saat
lain sebagai saat terutangnya pajak dalam hal
saat terutangnya pajak sukar ditetapkan atau
terjadi perubahan ketentuan yang dapat
menimbulkan ketidakadilan.
Kep-428/PJ./2002 Tentang Saat Terutangnya
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Atas
Penyerahan Barang Kena Pajak Yang Tergolong
Mewah Dari Pusat Ke Cabang Atau Sebaliknya
Dan Penyerahan Barang Kena Pajak Yang
Tergolong Mewah Antar Cabang.
80
3. Saat Pemanfaatan
Dalam hal orang pribadi atau badan
memanfaatkan Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam
Daerah Pabean atau memanfaatkan Jasa
Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di
dalam Daerah Pabean, terutangnya pajak
terjadi pada saat orang pribadi atau badan
tersebut mulai memanfaatkan Barang Kena
Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena
Pajak tersebut di dalam Daerah Pabean.
81
saat
saat
atau
oleh
82
a.
b.
c.
d.
e.
f.
12/18/2014
Tempat Lain
SE-27/PJ./2010 joPER-4/PJ./2010
Pemusatan PPN
Terutang
Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor 19/PJ/2010 tentang
Penetapan Satu Tempat Atau Lebih
Sebagai Tempat Pajak
Pertambahan Nilai Terutang
85
dan
Dasar Pengenaan Pajak
Pasal 1 angka 17 UU PPN
86
Cara Menghitung
Pajak
PPN dan PPnBM yang terutang dihitung
dengan cara mengalikan tarif pajak
dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
Tarif x Dasar Pengenaan Pajak
87
12/18/2014
88
Harga Jual
Penggantian
Nilai Impor
Nilai Ekspor
Nilai lain
89
Harga Jual: Nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan BKP [tidak termasuk PPN]
dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak. Ps 1 angka 18
Penggantian: nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh pengusaha karena penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor
Jasa Kena Pajak, atau ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, tetapi tidak
termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut menurut Undang-undang ini
dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak atau nilai berupa uang
yang dibayar atau seharusnya dibayar oleh Penerima Jasa karena pemanfaatan
Jasa Kena Pajak dan/atau oleh penerima manfaat Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud karena pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar
Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean. Ps 1 angka 19
Yang termasuk semua biaya antara lain biaya pengangkutan, biaya asuransi, biaya
bantuan teknik, biaya pemeliharaan, biaya pengiriman, biaya garansi jika tidak
dibayar akan menghambat kelancaran penyerahan BKP atau JKP
12/18/2014
90
90
Untuk
pemakaian Harga
Jual
atau
sendiri Barang Kena
Penggantian setelah
Pajak dan/atau Jasa
dikurangi laba kotor
Kena Pajak
Untuk
pemberian Harga
Jual
atau
cuma-cuma Barang
Penggantian setelah
Kena Pajak dan/atau
dikurangi laba kotor
Jasa Kena Pajak
Untuk
penyerahan perkiraan harga jual
media rekaman suara
rata-rata
atau gambar
harga lelang
10 % (sepuluh persen)
dari jumlah yang ditagih
atau
jumlah
yang
seharusnya ditagih
adalah 10% (sepuluh
persen)
dari
jumlah
tagihan atau jumlah
yang
seharusnya
ditagih.
Pajak Masukan
Penyerahan jasa yang dilakukan oleh:
Pengusaha biro perjalanan dan biro pariwisata
Penyerahan jasa pegiriman paket
PPN
dikenakan atas
Penyerahan BKP/JKP
Impor BKP
Pemanfaatan BKP tidak berwujud/JKP
dari luar Daerah Pabean
Kegiatan membangun sendiri
Penyerahan aktiva yang menurut tujuan
semula tidak untuk diperjualbelikan
12/18/2014
EKSPOR BKP/
BKP TB /
JKP
DENGAN TARIF
DENGAN TARIF
10% x DPP
0% x DPP
97
Contoh Soal
1. Pada tahun 2011, PT. A membangun gudang untuk penyimpanan dokumen
seluas 200 m2. Kegiatan ini diserahkan kepada PT. Adhi Karya selaku PKP Jasa
Konstruksi.
2. Restoran Enak tenan yang ada di Hotel Pasti Nyaman menyediakan
makanan/minuman kepada peserta lokakarya pajak yang diselenggarakan oleh
Pusat Pengambangan Pendidikan XZY.
3. Budi (Pengusaha Katering) menyerahkan jasa Katering.
4. PT Pos Indonesia menyerahkan jasa pengiriman dokumen.
5. PT Total Indonesia adalah Pengusaha Konstruksi, Pada 3 April 2010
membangun ruangan kantornya seluas 400 M2.
6. Ahmad seorang pegawai perusahaan swasta ternama di Jakarta, dia sedang
membangun rumah seluas 350 M2 dengan dilakukan sendiri, memakai beberapa
tukang dan diawasi sendiri.
7. PT. Suka Ekspor (PKP) mengekspor ke Thailand berupa Beras, Jagung, Sagu,
Minyak Kelapa, Gula, dan Kopi Bubuk.
8. Bank BRI menyerahkan jasa anjak piutang kepada nasabahnya.
98
9 KFC Indonesia memanfaatkan merk dagang KFC Amerika
FAKTUR PAJAK
Pasal 1 angka 23 dan Pasal 13
dan
NOTA RETUR
99
FAKTUR PAJAK
Ps. 1 angka 23
PKP
KARENA
PENYERAHAN
BKP/JKP
100
101
FAKTUR PAJAK
102
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang telah diberikan persetujuan ekspor oleh pejabat yang
berwenang dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan dilampiri dengan invoice yang merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dengan PEB tersebut;
Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB) yang dibuat/dikeluarkan oleh BULOG/DOLOG untuk
penyaluran tepung terigu;
Paktur Nota Bon Penyerahan (PNBP) yang dibuat dikeluarkan oleh PERTAMINA untuk penyerahan
Bahan Bakar Minyak dan/atau bukan Bahan Bakar Minyak;
Bukti tagihan atas penyerahan jasa telekomunikasi oleh perusahaan telekomunikasi;
Tiket, tagihan Surat Muatan Udara (Airway Bill, atau Delivery Bill, yang dibuat/dikeluarkan untuk
penyerahan jasa angkutan udara dalam negeri;
Nota Penjualan Jasa yang dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa kepelabuhanan;
Bukti tagihan atas penyerahan listrik oleh perusahaan listrik;
Pemberitahuan Ekspor Jasa Kena Pajak/Barang Kena Pajak Tidak Berwujud yang dilampiri dengan
invoice yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Pemberitahuan Ekspor Jasa
Kena Pajak/Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, untuk ekspor Jasa Kena Pajak/Barang Kena Pajak
Tidak Berwujud;
Pemberitahuan impor Barang (PIB) dan dilampiri dengan Surat Setoran Pajak, Surat Setoran Pabean,
Cukai dan Pajak (SSPCP), dan/atau bukti pungutan pajak oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan PIB tersebut, untuk impor Barang Kena
Pajak; dan
Surat Setoran Pajak untuk pembayaran Pajak Pertambahan Nilai atas pemanfaatan Barang Kena
Pajak tidak berwujud atau Jasa Kena Pajak dan luar Daerah Pabean;
Bukti tagihan atas penyerahan BKP dan/atau JKP oleh perusahaan air minum;
Bukti tagihan (Trading Confirmation) atas penyerahan JKP oleh perusahaan perantara efek;
103
Bukti tagihan atas penyerahan JKP oleh Perbankan
PMK-65/PMK.03/2010
Nota Retur
12/18/2014
104
105
106
PM DIKREDITKAN DG PK
UNTUK MASA PAJAK YG SAMA
Ps. 9 (2)
PK > PM
SELISIH DIBAYAR
OLEH PKP
Ps. 9 (3)
PK < PM
SELISIH LB DIKOMPENSASI
KE MASA PAJAKBERIKUTNYA
Ps. 9 (4)
SELISIH LB DAPAT DIRETISTUSI
PADA AKHIR THAN BUKU
Ps. 9 (4a)
PAJAK MASUKAN
Ps. 1 angka 24
KARENA
PEROLEHAN BKP
PENERIMAAN JKP
PEMANFAATAN BKP
TIDAK BERWUJUD
PEMANFAATAN JKP
D
A
R
I
LUAR
DAERAH
PABEAN
IMPOR BKP
109
PAJAK KELUARAN
Ps. 1 angka 25
Bagi Customer
DAPAT
dikreditkan
UNTUK :
PENGELUARAN
PEROLEHAN BKP/JKP SEBELUM PENGUSAHA DIKUKUHKAN SEBAGAI PKP
PEMANFAATAN BKP TDK BERWUJUD ATAU PEMANFAATAN JKP DARI LUAR DAERAH
PABEAN SEBELUM PENGUSAHA DIKUKUHKAN SEBAGAI PKP
PEROLEHAN BKP/JKP YANG FAKTUR PAJAKNYA TIDAK MEMENUHI
KETENTUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PASAL 13 (5) ATAU AYAT (9)
ATAU TIDAK MENCANTUMKAN NAMA, ALAMAT, DAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
PEMBELI BARANG KENA PAJAK ATAU PENERIMA JASA KENA PAJAK
PEMANFAATAN BKP TDK BERWUJUD ATAU PEMANFAATAN JKP
DARI LUAR DAERAH PABEAN YG FAKTUR PAJAKNYA TDK
MEMENUHI KETENTUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PASAL 13 (6)
PEROLEHAN BKP/JKP YG PM-NYA DITAGIH DG PENERBITAN KETETAPAN PAJAK
PEROLEHAN BKP/JKP YG PM-NYA TDK DILAPORKAN
DLM SPT MASA PPN YG DIKETEMUKAN PADA WAKTUDILAKUKAN PEMERIKSAAN
5.. Perolehan BKP atau JKP yang faktur pajaknya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (5) ;
Contoh : Karena ada coretan untuk membetulkan kesalahan tulis dalam Faktur Pajak
yang diterima oleh PT Perbawa, maka Faktur Pajak ini tergolong sebagai Faktur Pajak
yang cacat sehingga Pajak Masukannya tidak dapat dikreditkan.
6. Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean
yang faktur pajaknya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 13 ayat (6)
Contoh : PT Armando yang sudah dikukuhkan sebagai PKP mentransfer fee atas jasa
pemasaran yang diterima dari pengusaha di Taiwan. PPN yang terutang dibayar ke bank
persepsi menggunakan SSP. Dalam SSP ini PT Armando lupa mencantumkan NPWPnya, sehingga PPN yang tercantum dalam SSP ini tidak dapat dikreditkan karena tidak
mememenuhi ketentuan Pasal 13 ayat (6) UU PPN 1984
Lanjutan..
8. Perolehan BKP atau JKP yang pajak masukannya ditagih dengan
penerbitan ketetapan pajak
Contoh : Dalam contoh sub 7) tersebut, dalam hal PT Armando tidak
membayar ke kas negara PPN yang terutang, maka PPN tersebut akan
ditagih menggunakan surat ketetapan pajak. PPN yang ditagih dengan surat
ketetapan pajak ini, tidak dapat dikreditkan oleh PT Armando
9. Perolehan BKP dan atau perolehan JKP yang atas penyerahannya
dibebaskan dari pengenaan PPN. (Pasal 16B ayat (3) UU PPN 1984)
Contoh : ketika PT sastra selaku PKP penerbit menyerahkan buku pelajaran
kepada pembeli dibebaskan dari pengenaan PPN, maka pajak masukan
yang terkait tidak dapat dikreditkan.
10. Perolehan BKP Atau JKP Yang Pajak Masukannya Tidak Dilaporkan
Dalam SPT Masa PPN, Yang Diketemukan Pada Waktu Dilakukan
Pemeriksaan.
FP 27/12/2007
116
DAPAT DIKREDITKAN
PADA MASA PAJAK
BERIKUTNYA
SEPANJANG PM TSB. BELUM DIBEBANKAN
SBG BIAYA ATAU BELUM DIKAPITALISASIKAN
DGN HARGA PEROLEHAN BKP/JKP YBS.
& BELUM DILAKUKAN PEMERIKSAAN
SELAMBAT-LAMBATNYA
TIGA BULAN SETELAH
BERAKHIRNYA
MASA PAJAK
APABILA JANGKA
WAKTU
TSB. DILAMPAUI
118
12/18/2014
PKP
MENGGUNAKAN
NORMA
PENGHITUNGAN
PENGHASILAN NETO
PM =70% X PK
(Utk. Penyerahan BKP)
PEDOMAN
PENGKREDITRAN
PAJAK MASUKAN
(78/KMK.03/2010)
PM =60% X PK
(Utk. Penyerahan JKP)
TIDAK
MENGGUNAKAN NORMA
PENGHITUNGAN
PENGHASILAN
NETTO
PEDOMAN
PENGKREDITAN PM
TIDAK BERLAKU
MEKANISME BIASA
PK - PM
122
PMK-78/PMK.03/2010
TENTANG
PEDOMAN PENGHITUNGAN
PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN BAGI
PENGUSAHA KENA PAJAK YANG MELAKUKAN
PENYERAHAN YANG TERUTANG PAJAK DAN
PENYERAHAN YANG TIDAK TERUTANG
PAJAK
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku
pada tanggal 1 April 2010.
123
P = PM x Z
dengan ketentuan:
P
jumlah PM yang dapat dikreditkan;
PM jumlah PM atas perolehan BKP dan/atau JKP;
Z
persentase yang sebanding dengan jumlah Penyerahan yang
Terutang Pajak terhadap penyerahan seluruhnya.
3. Muatan Pasal
KETENTUAN PENTING
Pasal 5
Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dari hasil penghitungan
kembali
sebagaimana
dimaksud
dalam
Pasal
4,
diperhitungkan dengan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan
pada suatu Masa Pajak, paling lama pada bulan ketiga
setelah berakhirnya tahun buku.
Pasal 6
Penghitungan kembali Pajak Masukan yang dapat dikreditkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan Pasal 5 tidak perlu
dilakukan dalam hal masa manfaat Barang Kena Pajak
dan/atau Jasa Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (2) huruf a telah berakhir.
127
Contoh Penghitungan
PKP bergerak di bidang perkebunan jagung dan pabrik minyak
jagung.
APRIL 2011
April 2011, PKP membeli truk dengan harga Rp200 juta
(PPN Rp20 juta).
Masa manfaat truk sebenarnya 5 tahun, tetapi untuk tujuan
penghitungan PM berdasarkan PMK ini ditetapkan 4 tahun.
Diperkirakan persentase rata-rata jumlah penyerahan yang
terutang pajak terhadap seluruh penyerahan adalah 70%.
PM yang dapat dikreditkan dalam SPT Masa PPN Masa
April 2011: Rp20 juta x 70% = Rp14 juta
Cont.
PM atas perolehan truk yang telah dikreditkan untuk tiap tahun buku sesuai
masa manfaat truk tersebut adalah (Rp14 juta / 4) = Rp 3,5 juta
Cont.
PM atas perolehan truk yang telah dikreditkan untuk tiap tahun buku sesuai
masa manfaat truk tersebut adalah (Rp14 juta / 4) = Rp 3,5 juta
Cont.
PM atas perolehan truk yang telah dikreditkan untuk tiap tahun buku sesuai
masa manfaat truk tersebut adalah (Rp14 juta / 4) = Rp 3,5 juta
134
PEMUNGUT PPN
Ps. 1 angka 27
- BENDAHARAWAN PEMERINTAH;
- BADAN;
- INSTANSI PEMERINTAH.
YANG DITUNJUK OLEH MENTERI KEUANGAN
UNTUK
MEMUNGUT
MENYETOR
MELAPORKAN
PAJAK YG TERUTANG
OLEH PKP ATAS
PENYERAHAN BKP/
JKP KEPADA
PEMUNGUT PPN
135
Pemungut PPN
(Pasal 16A UU PPN)
Pemungut (Wapu PPN) menurut KMK Nomor
563/KMK.03/2003 adalah:
- Bendaharawan pemerintah (pusat/Daerah);
- Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
(KPPN)
136 136
PMK-73/PMK.03/2010
137
7.
8.
12/18/2014
138 138
Mekanisme Pemungutan
Pada saat PKP rekanan mengajukan Tagihan, wajib membuat FP dan SSP,
dengan ketentuan:
1. FP disi dengan lengkap rangkap 3 (tiga) dengan peruntukan:
- lembar ke-1 untuk bendaharawan Pemerintah atau KPKN sebagai pemungut PPN
- lembar ke-2 untuk arsip PKP Rekanan
- lembar ke-3 untuk KPP melalui Bendaharawan Pemerintah atau KPKN
2. SSP yang diisi adalah kolom identitas dan jumlah pajak terutang, sedangkan kolom lainya tidak
perlu diisi
FP dan SSP merupakan bukti pemungutan dan penyetoranPPN dan PPnBM
Pemungut PPN wajib memungut pajak yang terutang pada saat pembayaran (bukan saat
penyerahan)
Penyetoran pajak yang dipungut ke Kas Negara:
- KPKN saat pencatatan penyetoran PPN dan PPn BM dilakukan pada saat pembayarn oleh
KPKN kepada PKP rekanan
- Bendaharawan wajib menyetor ke Kas Negara PPN dan PPn BM yang telah dipungut
paling lambat dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah bulan dlakukanpembayarn atas
Tagihan.
Pelaporan pajak yang telah dipungut dan disetor:
-Bendaharawan ke KPP tempat terdaftar paling lambat 20 hari setelah bulan dilakukan
pembayaran atas Tagihan dengan menggunakan SPT 1107 Pemungut
- KPKN melaporkan pemungutannya setiap hari kerja menyampaikan lembar ke-3 FP yang telah
dibubuhi catatan nomor dan tanggal advis kepada kepala KPP dengan Surat Pengantar.
139
Kasus
PT Sehat Selalu pada tanggal 10 Januari
2010 menyerahkan sejumlah sepatu kepada
Depdiknas dengan harga kontrak termasuk
PPN Rp 220.000.000,-. Surat Tagihan
disampaikan pada tanggal 15 Januari 2010
sedangkan pembayaran diterima pada
tanggal 18 Januari 2010. Kapan FP dibuat
dan dilaporkan?
12/18/2014
140
141
Karakteristik PPn BM :
pungutan tambahan disamping PPN;
dipungut hanya satu kali yaitu pada
saat impor BKP atau
penyerahan BKP oleh Pabrikan;
Yang Tergolong Mewah
tidak dapat dikreditkan dengan PPN;
Meskipun demikian, apabila eksportir mengekspor
BKP yang tergolong mewah, PPnBM yang dibayar
saat perolehan nya Dapat Diminta Kembali (Pasal 10 ayat 3)
PPn BM yang dibayar menjadi unsur DPP (harga pokok)
untuk penghitungan PPN berikutnya;
142
12/18/2014
143
OBYEK PPn BM
Ps. 5 ayat (1), (2)
Ps. 5 (1)
PPn BM
DIKENAKAN ATAS
PENYERAHAN BKP YANG
TERGOLONG MEWAH
LIHAT
PENJELASAN
PS. 5(1)
UU PPN
PPn BM DIKENAKAN HANYA SATU KALI PADA WAKTU PENYERAHAN BKP YANG
TRGOLONG MEWAH OLEH PKP YANG MENGHASILKAN BARANG MEWAH ATAU
PADA WAKTU IMPOR
Ps. 5 (2)
DASAR PERTIMBANGAN
PENGENAAN PPn BM
Penjelasan Ps. 5 (1)
KRITERIA MEWAH
Penjelasan Pasal 5 ayat (1) Undang-undang :
1.
2.
3.
4.
5.
12/18/2014
147
PENGHITUNGAN PPnBM
PPnBM = TARIF PPnBM x DPP ; atau
PPnBM = TARIF PPnBM x HARGA JUAL
PAJAK
YANG DIPUNGUT
PPN
YANG DIPUNGUT
DALAM
BENTUK SASIS
DALAM
BENTUK CKD
UNTUK
ANGKUTAN
BARANG
KENDARAAN BERMOTOR
BERODA DUA
Dg. KAPASITAS
ISI SILINDER 250 CC
YG. DIGUNAKAN
UTK KENDARAAN :
AMBULAN ;
JENASAH ;
PEMADAM
KEBAKARAN ;
TAHANAN ;
ANGKUTAN
UMUM
YG. DIGUNAKAN
UTK KEPERLUAN
PATROLI TNI/POLRI
KENDARAAN BERMOTOR
ATASIMPOR KBM
ATAS
PENY. KBM DI DPI (Non impor KBM)
Oleh Pabrikan or
Pihak yg Mhsk. KBM
PPN = 10% X HJ
PPnBM = tarif PPnBM X HJ
Berlaku untuk KBM
Impor CBU
DPP utk. HJ
TIDAK TMSK
PPN & PPnBM
Oleh SELAIN
Pabrikan or
Pihak yg Mhsk. KBM
PPN
= 10% X HJ
DPP utk. HJ
TMSK PPnBM yg Dikenakan
Atas Peny. Dr.Pabrikan/atas Impor
KBM mewah
Kasus
PT Perkusi adalah pabrikan perlengkapan elektronik,
antara lain produknya adalah AC yang atas
penyerahannya terutang PPN 10% dan PPnBM 20%.
PT Perkusi menyerahkan sejumlah AC-2 PK
kepada PT Ambara dengan Harga Jual per-unit Rp
4.000.000,00.
Kemudian oleh PT Ambara sebagian dari AC tersebut
diserahkan kepada toko elektronik Kencana dengan
memperhitungkan nilai tambah sebesar Rp
300.000,00.
Toko elektronik Kencana ketika menyerahkan
kepada konsumen akhir mengambil laba sebesar
Rp500.000,12/18/2014
152
Harga yang harus dibayar oleh Toko Kencana sebesar Rp 5.610.000 ( + PPN Rp 510.000)
12/18/2014
Impor BKP
Tambahan
154
155
Fasilitas PPN
Sebagaimana diatur dalam Pasal 16B Undang-undang
PPN, ada dua fasilitas PPN dan PPnBM :
- Fasilitas tidak dipungut dan
- Fasilitas dibebaskan
perbedaan keduanya adalah bahwa pada fasilitas
tidak dipungut, PM berkaitan dengan penyerahan
tersebut dapat dikreditkan sedangkan pada fasilitas
dibebaskan tidak dapat dikreditkan.
12/18/2014
157
DIBEBASKAN DARI
PENGENAAN PAJAK
UNTUK
PEMANFAATAN JKP TERTENTU DARI LUAR DAERAH PABEAN DI DLM DAERAH PABEAN
DAPAT DIKREDITKAN
FASILITAS PEMBEBASAN
PENGENAAN PPN, MENGAKIBATKAN
TIDAK ADANYA PAJAK KELUARAN
12/18/2014
161
12/18/2014
162
12/18/2014
163
165
luar
Daerah
Pabean oleh
Impor BKP,
Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean,
pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean;
proyek (Pemerintah)
2. Perolehan BKP/JKP di dalam Daerah Pabean yang
dilakukan oleh kontraktor utama dari sub kontraktor atau
pihak lain tetap terutang PPN.
12/18/2014
167
b.
12/18/2014
168
169
7.
8.
9.
12/18/2014
170
171
SEBELUM
ATAS PENYERAHAN
BARANG HASIL
PERTANIAN YG
DILAKUKAN
OLEH PETANI ATAU
KELOMPOK PETANI
DIBEBASKAN DARI
PENGENAAN PPN
PP No. 7
Tahun 2007
SESUDAH
ATAS:
1. IMPOR DAN/ATAU
2. PENYERAHAN
BARANG HASIL
PERTANIAN YG
DILAKUKAN
OLEH SIAPAPUN
DIBEBASKAN DARI
PENGENAAN PPN
RESTITUSI
Pengertian Restitusi
Menurut kamus besar Ilmu Pengetahuan
eko;pembayaran ganti rugi ; pelunasan atas
pembayaran yang masih tersisa
WP wajib 5M
mendaftarkan diri
menghitung
Menyetor
Melaporkan
menetapkan pajak terutang
DASAR HUKUM
Pasal 9 ayat 4 UU PPN
PROSES RESTITUSI
PERMOHONAN
RESTITUSI
DITERIMA
LENGKAP
OLEH KPP
SKPLB
REKENING WP
BANK PERSEPSI
SPMKP
PERMOHONAN
RESTITUSI
(diajukan oleh)
PKP
KEGIATAN
TERTENTU
PKP melakukan
Ekspor BKP
PKP KRITERIA
TERTENTU
Penyerahan BKP
/ JKP kpd
Pemungut PPN
PKP LAINNYA
fasilitas
PKP kriteria tertentu tidak wajib
Menyampaikan bukti,dokumen yg
Menyatakan adanya kelebihan pajak
Wewenang DJP
PKP LAINNYA
SKPLB
Contoh perhitungan
RESTITUSI PPN
PKP B
Konsumen 1
KPPN
Konsumen 2
c.
d.
188
KEP-347/PJ./2010
189
190
192
DEFINISI
SPT adalah:
1. bagi PKP yang menerbitkan tidak lebih dari 25 (dua
puluh lima) FP dalam 1 (satu) Masa Pajak adalah SPT
Masa PPN baik dalam bentuk formulir kertas (hard
copy).
2. bagi PKP yang menerbitkan lebih dari 25 (dua puluh
lima) FP dalam 1 (satu) Masa Pajak adalah SPT Masa
PPN dalam bentuk data elektronik.
SANKSI
Mengapa
25 FP?
193
2.
1111 AB (D.1.2.32.07)
3.
1111 A1 (D.1.2.32.08)
4.
1111 A2 (D.1.2.32.09)
5.
1111 B1 (D.1.2.32.10)
6.
1111 B2 (D.1.2.32.11)
7.
1111 B3 (D.1.2.32.12)
No.
Nama Formulir
Keterangan
2.
3.
PEMBATALAN FP
1. PKP Penjual harus memiliki bukti dari PKP Pembeli yang
menyatakan bahwa transaksi dibatalkan.
2. PKP Penjual harus mengirimkan surat pemberitahuan dan copy dari
FP yg dibatalkan ke KPP Penjual dan ke KPP Pembeli.
3. Pelaporan dalam SPT Masa PPN
belum dilaporkan dalam SPT Masa PPN PKP Penjual
telah dilaporkan dalam SPT Masa PPN PKP Penjual
telah dilaporkan dalam SPT Masa PPN PKP Pembeli sebagai FP
Masukan, maka PKP Pembeli harus melakukan pembetulan
SPT Masa PPN
200
CONTOH PEMBATALAN
Pada tanggal 1 Januari 2011 PT Cantik (PKP) melakukan
penjualan kepada PT Ceria (PKP) sebesar Rp 100.000.000,dengan menerbitkan FP. Pada tanggal 15 Februari 2011 PT
Ceria membatalkan pembelian, sehingga PT Cantik harus
melakukan pembatalan Faktur Pajak.
SPT Masa PPN PT Cantik
Belum dilaporkan dalam SPT
Masa PPN Januari sbg PK
201
PENGGANTIAN FP
CONTOH PENGGANTIAN FP
Pada tanggal 5 Januari 2011 PT Cerdik (PKP) melakukan
penjualan kepada PT Pandai (PKP) dengan menerbitkan
Faktur Pajak dengan DPP sebesar Rp 200.000.000,-. dan
PPN sebesar Rp 20.000.000,-.
Pada bulan Juni 2011 PT Cerdik melakukan penggantian
Faktur Pajak karena ternyata nilai penjualan adalah
sebesar Rp 250.000.000,-.
Atas penggantian tersebut PT Cerdik menerbitkan Faktur
Pajak Pengganti pada tanggal 5 Juni 2011 dengan DPP
sebesar Rp 250.000.000,- dan PPN sebesar Rp
25.000.000,SPT Masa PPN PT Cerdik
CONTOH RETUR
Pada tanggal 10 Juni 2011 PT Aman (PKP) menerbitkan Nota
Retur atas pembelian dari PT Bahagia (PKP) dengan nilai DPP
Rp 15.000.000,-. Atas FP tertanggal 10 Oktober 2010 dengan
Nomor FP 010.000-10.00000078.
SPT Masa PPN PT Aman
PT Aman sbg pembeli melaporkan retur pembelian
tersebut pada Lampiran 2 Daftar Pajak Masukan dan PPn
BM.
SPT Masa PPN PT Bahagia
PT Bahagia sebagai penjual melaporkan retur pembelian
tersebut pada Lampiran 1 Daftar Pajak Keluaran dan PPn
BM.
SPT Masa PPN-nya
212
PT AMAN
213
PT AMAN
PT BAHAGIA
214
SEKIAN
TERIMA KASIH
215