Anda di halaman 1dari 7

IGD dan ICU

ICU merupakan bagian dari rumah sakit yang mandiri dengan staf dan perlengkapan
yang khusus untuk menngobservasi, memberikan perawatan dan terapi pada pasien penyakit
akut, cedera atau keadaan yang aktual maupun potensial mengancam nyawa dengan
prognosis yang ragu-ragu yang masih bisa disembuhkan. Sedangkan, IGD merupakan bagian
dari rumah sakit dengan organisasi multidisiplin, multiprofesi dan terintegrasi yang
memberikan pertolongan respon cepat dan penanganan yang tepat serta melakukan tindakan
life saving pada pasien gawat darurat.
IGD dan ICU merupakan dua bagian terpisah yang terdapat di Rumah Sakit. Fasilitas
yang ada di IGD, harus menjamin efektivitas dan efisiensi pelayanan gawat darurat dalam
waktu 24 jam dan dalam seminggu secara terus menerus. Pasien yang datang di IGD, dalam
kondisi yang terancam nyawanya atau dalam keadaan darurat sehingga memerlukan
pertolongan yang cepat dan tepat paling lama 5 menit setelah sampai di IGD. Pelayanan
minimal di IGD meliputi diagnosis, penanganan permasalahan pada ABC (Airway,
Breathing, Circulation) dan bisa melakukan stabilisasi serta evaluasi. Dokter umum dan
perawat terlatih harus selalu ada ditempat selama 24 jam untuk menangani pelayanan darurat
yang masuk ke ruang UGD. Sedangkan, ICU merupakan tempat yang memiliki kekhususan
sendiri dalam RS yang menangani pasien gawat karena penyakit, trauma atau komplikasi
penyakit lain. Selain itu, ICU menyediakan sarana prasarana dan peralatan khusus yang
dapat menunjang fungsi vital pasien. Penanganan di ICU berfokus pada bidang life support
atau organ support pada pasien kritis yang membutuhkan monitoring intensif.
Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa persamaan antara ICU dan IGD diantaranya
adalah keduanya memakai pendekatan multidisiplin dari berbagai profesi yang bekerja sama
untuk melakukan intervensi. Petugas medis yang bertugas di ICU dan IGD harus memiliki
kemampuan ACLS (Advance Cardiac Life Support). Pasien yang ditangani di IGD dan ICU

merupakan pasien kritis, baik yang disebabkan oleh penyakit yang mendasarinya ataupun
disebabkan oleh kecelakaan.
Pelayanan ICU dibagi dalam beberapa klasifikasi yaitu primer, sekunder, tersier
sedangkan klasifikasi pelayanan IGD terdiri dari pelayanan IGD level I, level II, level III, dan
level IV. Tenaga yang terlibat dalam pelayanan ICU terdiri dari tenaga dokter intensivis,
dokter spesialis dan dokter yang telah mengikuti pelatihan ICU dan perawat terlatih ICU.
Sedangkan tenaga yang terlibat di IGD yaitu dokter subspesialis, dokter spesialis, dokter
PPDS, dokter umum, perawat kepala S1 atau D3 dan perawat yang mengikuti pelatihan
Emergency Nursing.
Sarana, prasarana dan peralatan di ICU meliputi area pasien, area kerja, lingkungan,
ruang isolasi, ruang penyimpanan peralatan dan barang bersih, ruang tempat pembuangan alat
atau bahan kotor, ruang tunggu keluarga pasien, laboratorium. Untuk peralatan di ICU jumlah
dan macamnya bervariasi tergantung tipe, ukuran dan fungsi ICU sesuai standar, terdapat
prosedur pemeriksaan berkala untuk keamanan alat, ada peralatan dasar, peralatan lain
(misal: hemodialisa, dll.) serta ada protokol dan pelatihan

kerja untuk staf medik dan

paramedik perlu tersedia untuk penggunan alat dan langkah mengatasi jika alat malfungsi.
Persyaratan fisik bangunan dan sarana (ruang penerimaan, ruang tindakan, ruang operasi,
ruang observasi, ruang khusus. Fasilitas atau prasarana medis terdiri dari ruang triase, ruang
tindakan. Dan perbedaan yang paling penting adalah di pelayanan ICU memiliki kriteria
pasien masuk, kriteria pasien keluar dan rujukan.

Kompetensi D IV Keperawatan Gawat Darurat, t/d:


Kompetensi Unit I
Konsep Pertolongan pertama dan lanjutan dalam penanganan kegawat daruratan
Kompetensi Unit II
Tindakan Asuhan kep Prof terhadap kegawatan system.
Kompetensi Unit III
Penata laksanaan kasus kasus dengan syok
Kompetensi unit IV

Penatalaksanaan kasus2 keracunan


Kompetensi Unit V
Managemen pengembangan profesionalisme
Kompetensi Unit VI
Penetalaksanaan kegawatan pada kasus kasus kes masyarakat
Kompetensi Unit VII
Kerja Tim dan Interdisiplinary collaboration
Kompetensi Unit VIII
Penelitian pada kasus emergency

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


BY PROF DR AMRI MULIADI (K)
Pengertian
Keperawatan Gawat Darurat (Emergency Nursing) merupakan pelayanan keperawatan yang
komprehensif diberikan kepada pasien dengan injuri akut atau sakit yang mengancam kehidupan.
Tujuan penanggulangan gawat darurat
1.
Mencegah kematian dan cacat pada pasien gawat darurat, hingga dapat hidup dan
berfungsi kembali dalam masyarakat
2.
Merujuk pasien gawat darurat melalui system rujukan untuk memperoleh
penanganan yang lebih memadai
3.
Penanggulangan korban bencana
Penyebab kematian
1.
Mati dalam waktu singkat (4-6 menit)
a. Kegagalan sistem otak
b. Kegagalan sistem pernapasan
c. Kegagalan sistem kardiovaskuler
2.
Mati dalam waktu lebih lama (perlahan-lahan)
a. Kegagalan sistem hati
b. Kegagalan sistem ginjal (perkemihan)
c. Kegagalan sistem pankreas (endokrin)
SPGDT
Pengertian:
Suatu metoda yang digunakan untuk penanganan korban yang mengalami kegawatan dengan
melibatkan semua unsur yang ada
1.
Fase Pra RS
Komponen yang mempengaruhi keberhasilan penanggulangan gawat darurat:
a.
Komunikasi
1) Dalam komunikasi hubungan yang sangat diperlukan adalah:
a) Pusat komunikasi ambulan gawat darurat (contoh: 118)
b) Pusat komunikasi kerumah sakit
c) Pusat komunikasi polisi (contoh: 110)
d) Pusat komunikasi pemadam kebakaran (contoh:113)
2) Untuk komunikasi fasilitas pager, radio, telepon, telepon genggam
3) Tugas pusat komunikasi adalah:
a) Menerima permintaan tolong
b) Mengirim ambulan terdekat
c) Mengatur dan memonitor rujukan penderita gawat darurat
d) Memonitor kesiapan rumah sakit yaitu terutama unit gawat darurat dan ICU

b. Pendidikan
1) Pada orang awam
Orang pertama yang menemukan korban atau pasien yang mendapat musibah atau
trauma. Mereka adalah anggota pramuka, PMR, guru, ibu rumah tangga, pengemudi, hansip,
dan petugas hotel atau restoran.
Kemampuan yang harus dimiliki orang awam:
1.
Mengetahui cara minta tolong misalnya menghubungi melalui telepon ke 118
2.
Mengetahui cara resusitasi jantung paru
3.
Mengetahui cara menghentikan perdarahan
4.
Mengetahui cara memasang pembalut atau bidai
5.
Mengetahui cara transportasi yang baik
2) Kemampuan orang awam khusus
Polisi, hansip, DLLAJR, Search and rescue (SAR)
Kemampuan orang awam ditambah dengan:
1.
Mengetahui tanda-tanda persalinan
2.
Mengetahui penyakit pernapasan
3.
Mengetahui penyakit jantung
4.
Mengetahui penyakit persarafan
5.
Mengetahui penyakit anak, dan lain-lain
3) Perawat
Perawat harus mampu menanggulangi penderita gawat darurat dengan gangguan:
a) Sistem pernapasan
(1) Mengatasi obstruksi jalan napas
(2) Membuka jalan napas
(3) Memberi napas buatan
(4) Melakukan RJP didahului penilaian ABC
b) Sistem sirkulasi
(1) Mengenal aritmia dan infark jantung
(2) Pertolongan pertama pada henti jantung
(3) Melakukan EKG
(4) Mengenal syok dan memberi pertolongan pertama
c) Sistem vaskuler
(1) Menghentikan perdarahan
(2) Memasang infus atau transfusi
(3) Merawat infus
d) Sistem saraf
(1) Mengenal koma dan memberikan pertolongan pertama
(2) Mengenal pertolongan pertama pada trauma kepala
e) Sistem pencernaan
(1) Pertolongan pertama pada trauma abdomen dan pengenalan tanda perdarahan
intraabdomen
(2) Persiapan operasi segera (cito)
(3) Kumbah lambung pada pasien keracunan
f) Sistem perkemihan
(1) Pertolongan pertama pada payah ginjal akut
(2) Pemasangan kateter
g) Sistem integumen atau toksikologi
(1) Pertolongan pertama pada luka bakar
(2) Pertolongan pertama pada gigitan binatang
h) Sistem endokrin
(1) Pertolongan pertama pada hipo/hiperglikemia

(2) Pertolongan pertama pasien krisis tiroid


i)
Sistem muskuloskeletal
(1) Mengenal patah tulang dan dislokasi
(2) Memasang bidai
(3) Mentransportasikan pasien ke rumah sakit
j) Sistem penginderaan
(1) Pertolongan pertama pasien trauma mata atau telinga
(2) Melakukan irigasi mata dan telinga
k) Pada anak
(1) Pertolongan pertama anak dengan kejang
(2) Pertolongan pertama anak dengan asma
(3) Pertolongan pertama anak dengan diare atau konstipasi
c) Transportasi
(1) Syarat transportasi penderita
(a) Penderita gawat darurat siap ditransportasi bila:
Gangguan pernafasan dan kardiovaskuler telah ditanggulangi
Perdarahan harus dihentikan
Luka harus ditutup
Patah tulang apakah memerlukan fiksasi
(b) Selama transportasi harus dimonitor:
- Kesadaran
- Pernafasan
- Tekanan darah dan denyut nadi
- Daerah perlukaan
(c) Syarat kendaraan
- Penderita dapat terlentang
Cukup luas untuk lebih dari 2 pasien dan petugas dapat berdiri dan infus lancar
Cukup tinggi sehingga petugas dapat berdiri dan infus lancar
Dapat melakukan komunikasi ke sentral komunikasi dan rumah sakit
Identitas yang jelas sehingga mudah dibedakan dari ambulan lain
(d) Syarat alat yang harus ada yaitu resusitasi, oksigen, alat hisap, obat-obatan dan infus, balut dan
bidai, tandu, EKG transmitter, inkubator untuk bayi dan alat-alat persalinan
(e) Syarat personal
- Dua orang perawat yang dapat mengemudi
Telah mendapat pendidikan tambahan gawat darurat
Sebaiknya diasramakan agar mudah dihubungi
2. Fase Rumah Sakit
a.
Puskesmas
Ada puskesmas yang buka 24 jam dengan kemampuan:
1) resusitasi
2) Menanggulangi fase gawat darurat baik medis maupun pembedahan minor
3) Dilengkapi dengan laboratorium untuk menunjang diagnostik seperti pemeriksaan Hb, leukosit,
gula darah
4) Personal yang dibutuhkan satu dokter umum dan dua sampai tiga perawat dalam satu shift
b. Berhasil atau gagalnya IGD tergantung pada:
1) Keadaan penderita waktu tiba di IGD
- Tergantung pada mutu penanggulangan pra rumah sakit
IGD harus aktif meningkatkan mutu penanggulangan pra rumah sakit
2) Keadaan gedung IGD sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga:
Masyarakat mudah mencapainya
Kegiatan mudah dikontrol

Jarak jalan kaki didalam ruangan tidak jauh


Tidak ada infeksi silang
Dapat menanggulangi keadaan bencana
3) Kualitas dan kuantitas alat-alat serta obat-abatan
a. Alat-alat atau obat-obatan yang diperlukan untuk resusitasi
- Suction manual atau otomatis
- oksigen
- Respiratori manual atau otomatis
- Laringoskop
- Pipa endotracheal
- Gudel
- Spuit dan jarum
- infus atau transfusi serta cairan dan darah
- Morfhin-pethidin-adrenalin
- EKG-monitor jantung (portable) dan
defribilator
Tandu dapat posisi trendelenburg atau anti trendelenburg, terdapat gantungan infus dan
pengikat
Cricothyrotomy dan tracheostomy set
Gunting
Jarum intra cardiac, dll
b. Alat-alat atau obat-obatan untuk menstabilkan penderita
WSD set atau jarum fungsi
Bidai segala ukuran
Perban segala ukuran
Sonde lambung
Foley kateter segala ukuran
Venaseksi set
X-Ray
Perban untuk luka bakar
Perikardiosentesis set, dll
c. Alat-alat tambahan untuk diagnose dan terapi
Alat-alat periksa pengobatan mata
Slit lamp
THT set
Traction kit
Gips
Obstetri ginekologi set
Laboratorium mini
Bone set
Pembedahan minor set
Benang atau jarum segala ukuran
d) Kemampuan dan keterampilan petugasnya
Golongan pertama, yang tidak langsung menangani penderita yaitu cleaning service,
keamanan, penerangan, kasir
Golongan kedua, Yang langsung menangani penderita yaitu perawat, dokter dan koasisten,
perawat tulang punggung IGD, perawat IGD pendidikan DIIII, SI, S2.
3. Pembiayaan
- Asuransi jasa raharja
- Askes pegawai negeri
- Astek/jamsostek

- Dana sehat
- Subsidi pemerintah (Gakin)

Anda mungkin juga menyukai