Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.

I DENGAN
RISIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG DARMAWANGSA
RS JIWA PROVINSI BALI TANGGAL 28 - 30 MEI 2014

A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2014 pukul 15.00 WITA di ruang
Darmawangsa RS Jiwa Provinsi Bali di Bangli. Teknik memperoleh data dengan cara
wawancara dengan pasien, observasi, dan catatan medik pasien. Untuk menvalidasi data
yang di dapat dari hasil pengkajian tersebut didapatkan data sebagai berikut :
I. Identitas Klien
Identitas

Pasien

Nama

Tn.I

Umur

50 tahun

Jenis Kelamin

Laki-laki

Status

Belum Menikah

Agama

Hindu

Suku Bangsa

Bali, Indonesia

Pendidikan

SLTP

Pekerjaan

Alamat

Desa Tepas Kecamatan


Samben Kabupaten

No Register

Blitar, Jawa Timur


023601

Tanggal MRS

03-03-2014

Tanggal Pemgkajian

28-10-2014

II. Alasan Masuk Rumah Sakit


1) Saat MRS :
Autoanamnesis :
Pasien datang sadar ke IGD RSJ Provinsi Bali pada tanggal 3 Maret 2014
pukul 15.05 wita, pasien memakai pakian rsup sanglah dan memakai sarung.
Pasien baru saja dipulangkan setelah dirawat dari RSUP Sanglah Ruang Lely.
Pasien dapat menjawab pertanyaan dengan sepatah patah kata dengan nada yang
sedang. Saat ditanyakan perasaan hari ini pasien mengatakan perasaan hari ini

baik pasien saat ditanya adanya gangguan tidur pasien menjawab pasien tidak
ada gangguan tidur. Dan pasien ada gangguan makan.
Hetoranamnesa :
Pasien ini diserahkan oleh dinsos jembrana beberapa tahun lalu ke RSJ
Bangli, karena keadaannya membuat seperti lemah, demam dan adanya luka
Dekibitus di punggung bagian bawah. Karena terbentur oleh administrasi dan
biaya pasien dirujuk ke RSJ Bangli kembali.
2) Saat Pengkajian
Saat pengkajian pada tanggal 28 Oktober 2014 pukul 15.00 Wita, pasien
mengatakan setiap merasakan kepalanya pusing pasien ingin memukul
kepalanya dan jika merasa ingin mengamuk pasien memukul benda/orang
disekitarnya.
III.Riwayat Penyakit
a. Faktor predisposisi
Faktor yang merupakan faktor pendukung pasien mengalami perilaku
kekerasan adalah :
a) Psikologis : Pasien merasa keluarga tidak memperlakukannya dengan baik
dan merasa diremehkan karena belum menikah dan belum mempunyai
penghasilan.
b) Bioneurologis : Pasien memiliki riwayat kejang dan masih berlangsung
sampai saat ini.
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi yang merupakan faktor pencetus klien mengalami perilaku
kekerasan adalah :
a) Kondisi Pasien : Pasien mengatakan dirinya miskin, tidak punya
penghasilan, tidak bekerja dan selalu disalahkan.
b) Situasi lingkungan : Pasien merasa tidak dihargai oleh cleaning service,
pasien mengatakan saat lantai kotor yang diakibatkan oleh pasien lain dia
yang disalahkan, saat ada coretan-coretan di dinding yang dibuat oleh
pasien lain dia juga yang disalahkan sehingga pasien menjadi jengkel dan
marah. Dan juga pada saat dibagikan makanan semua temannya berebut
makanan sampai pasien tidak mendapatkan jatah makanan.
IV. Pemeriksaan Fisik
a) Tanda-tanda vital
Suhu
Respirasi
Nadi

: 36,2 oC
: 20 x/menit
: 88 x/menit

Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Masalah keperawatan
: Tidak ada
b) Ukuran
BB
: 68 kg
TB
: 172 cm
Masalah keperawatan
: tidak ada
c) Keluhan fisik
Terdapat luka dekubitus di punggung bagian bawah
V. Psikososial
1. Genogram
a)

50

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-laki, perempuan meninggal
: Pasien
: Tinggal serumah
Penjelasan : Pasien anak ke dua dari dua bersaudara. Pasien tinggal bersama
kakak perempuannya
2. Konsep diri
a. Citra tubuh
Saat pengkajian pasien mengatakan Pasien merasa ada masalah dengan anggota
tubuhnya, dibagian punggung bagian bawah pasien terdapat dekubitus. Masalah
keperawatan: luka dekubitus
b. Identitas diri
Saat pengkajian pasien mampu menyebutkan nama lengkap, nama panggilan,
alamat, pekerjaan, dan hobinya. Pasien mengetahui statusnya dalam keluarga
sebagai anak ke 2 dan iya tahu bersaudara 2 orang. Ia memiliki 1 kakak
perempuan. Masalah keperawatan: tidak ada
c. Peran diri

Pasien mengatakan saya menyadari perannya di RSJ adalah seorang pasien.


Namun pasien merasa tidak berguna karena sebagai laki-laki dia tidak bekerja.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
d. Ideal diri
Saat pengkajian pasien mengatakan saya ingin bekerja tetapi tidak
kesampaian. Masalah keperawatan: tidak ada
e. Harga diri
Saat pengkajian pasien merasakan malu jika bertemu orang baru dalam menjalin
hubungan atau komunikasi dengan orang lain. Sehingga pasien hanya menjawab
apa yang di tanya saja. Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat :
Saat pengkajian pasien mengatakan orang yang sering diajak/ dekat dengan
pasien adalah ibunya, namun sekarang tidak pernah cerita dengan ibuknya, lebih
senang sendiri. Masalah keperawatan: Harga Diri Rendah
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Saat pengkajian pasien mengatakan saya tidak pernah ikut terjun di dalam
masyarakat : Harga Diri Rendah
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Saat pengkajian pasien mengatakan mengenal teman-teman sekamarnya namun
hendak pernah bercerita dengan temannya. Pasien mengatakan tidak malu dan
tidak ingin bercerita selain dengan keluarganya. Masalah keperawatan: Harga
Diri Rendah
4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan : Pasien mengatakan dirinya beragama Islam.
b. Kegiatan Ibadah :
Pasien mengatakan sewaktu masih dirumah pasien

melakukan

persembhayangan setiap hari. Masalah keperawatan: tidak ada


VI. Status Mental
1. Penampilan
Pada saat pengkajian pasien menggunakan celana trening warna hitam dan baju
kaos serta diluarnya menggunakan kemeja kotak-kotak lengan panjang. Rambut
pasien pendek dan rapi. Masalah keperawatan: tidak ada.
2. Pembicaraan
Saat pengkajian pasien tidak bisa berbicara dengan menggunakan bahasa
Indonesia. Cara berbicara pasien pelan pelan dan halus. Pasien berbicara ketika
ditanya olah perawat dan menjawab sekedarnya. Masalah keperawatan: tidak ada
3. Aktifitas motorik

Saat pengkajian pasien tampak tenang, namun sesekali kelihatan gelisah dan tidak
fokus dengan arah pembicaraan, pasien sesekali memegang kepala dan melihat
orang yang di sampingnya dengan tatapan sangat tajam, namun pasien mampu
berbicara dengan perawat yang sedang bertugas dengan baik. Gerak pasien aktif
dengan tatapan tajam seperti orang marah, kontak mata saat berbicara ada.
Masalah keperawatan: Risiko menciderai diri
4. Alam perasaan
Saat pengkajian pasien tampak tenang dan tidak menunjukan kesedihan atau
kegembiraan berlebihan. Masalah keperawatan: tidak ada
5. Afek
Saat pengkajian ekspresi pasien tampak tenang dan datar. Reaksi pasien sesuai
dengan stimulus yang diberikan. Masalah keperawatan: tidak ada
6. Interaksi selama wawancara
Pada saat pengkajian dengan pasien beberapa kali kontak mata pasien menatap
wajah perawat, namun lebih sering melihat kedepan tapi lancar menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh perawat. Masalah keperawatan: tidak ada.
7. Persepsi
Saat pengkajian pasien mengatakan bahwa ia diantar oleh keluarganya ke RSJ
Bangli karena pasien mengatakan bahwa ia melihat bayangan laki-laki dan
perempuan berpakaian putih. Pasien merasa takut sehingga bolak-balik kekamar
mandi untuk buang air kecil (BAK). Masalah keperawatan: halusinasi
pengelihatan.
8. Isi pikir
Saat pengkajian pasien tidak mengalami gangguan isi pikir.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
9. Arus pikir
Saat berkomunikasi dengan pasien, pasien mampu menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh perawat dengan baik. Masalah keperawatan tidak ada masalah
10. Tingkat kesadaran
Saat pasien ditanya tentang namanya, tempat tinggalnya, dan tentang dirinya
pasien bisa menjawab. Pasien juga bisa menjawab di mana ia berada saat ini.
Masalah keperawatan: tidak ada
11. Memori
Pasien mampu mengingat kapan ia dibawa ke RSJ dan diantarkan oleh
keponakannya. Serta pasien mampu mengigat nama perawat yang diajaknya
berbicara. Pasien tidak mengalami gangguan daya ingat baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Masalah keperawatan: tidak ada
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien mampu berkonsentrasi dan berhitung. Contohnya seperti 2+2=, lalu
pasien menjawab 4, pasien menjawab dengan benar.

Masalah keperawatan : tidak ada.


13. Kemampuan penilaian
Pasien mampu memutuskan dan memilih, apabila dihadapkan pada dua pilihan
seperti: mana yang pasien mau pilih, mandi atau makan dulu, dengan alasan
tertentu.
14. Daya tilik diri
Pasien mampu menyebutkan alasan kenapa ia dibawa ke RS Jiwa serta pasien
mampu menyebutkan berapa ia bersaudara. Masalah keperawatan: tidak ada.
VII.

Kebutuhan Perencanaan Pulang


1. Makan dan minum
Pasien mengatakan makan tiga kali sehari dengan menu yang telah disediakan dari
RS, pasien makan dengan rapi tidak ada yang berantakan, pasien biasanya
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Pasien biasanya minum air putih
yang telah disediakan di RS sembil makan dan jika pasien merasa haus pasien
meminta perawat untuk mengambilkan air. Pasien mengatakan makanan yang
diberikan enak dan mendapatkan porsi yang cukup.
2. BAB/BAK
Pasien mengatakan biasa BAB satu kali sehari dan bak 2 hari sekali, setelah BAB
dan BAK pasien selalu menyiramnya.
3. Mandi
Pasien mengatakan biasa mandi 3 kali sehari pagi dan sore hari, kadang-kadang
pasien akan menggosok giginya. Pasien mengatakan keramas 3 kali seminggu,
kuku pasien bersih, pasien tampak rapi.
4. Berpakaian
Pada saat pengkajian pasien mengunakan celana trening warna hitam dan baju
kaos warna hitam dengan kemeja kotak-kotak lengan panjang. Pasien mengatakan
tidak pernah mengganti baju selama dirawat disni, pasien terlihat rapi dengan
pakaian yang dikenakan.
5. Istirahat tidur
Pasien mengatakan tidak terjadi gangguan dalam tidurnya. Pasien tidur malam
pada pukul 21.00 WITA dan pasien terbangun pada pukul 06:00 WITA.

6. Penggunaan obat
Pasien mengatakan

obat yang diberikan padanya selalu di minum, pasien

mengatakan minum obat 2 x sehari pagi dan sore hari. Pasien mengatakan
mendapat 1 jenis obat , yaitu obat yang berwarna hijau dan putih.
7. Pemeliharaan kesehatan

Pasien mengatakan kalau sudah keluar dari RSJ akan kembali tinggal bersama
keluarganya.
8. Aktifitas di dalam rumah
Pasien mengatakan ketika didalam ruangan hanya diam saja dan tidur, saya
hanya tidur saja dikamar tidak teralu suka berbicara dengan orang lain.
9. Aktifitas di luar rumah.
Pasien mengatakan lebih senang diluar ruangan, karenan berada di dalam ruangan
panas. Pasien mengatakan ia ingin segera pulang agar bisa mengurus kembali
sapinya.
VIII. Mekanisme Koping
Mekanisme koping klien maladaftif dimana klien mengatakan tidak mampu
mengatasi masalah yang dihadapi, dan melakukan tindakan yang dapata menciderai
dirinya. Klien menceritakan rasa kekesalannya terhadap ibuknya dan menunjukan
sikap destruktif pada dirinya dan orang lain. Masalah Keperawatan : Koping individu
tidak efektif, menciderai diri sendiri.
IX.

Masalah Psikososial dan Lingkungan


Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan teman-temannya , hanya saja
pasien jarang bicara dan bercerita dengan teman sekitarnya. Klien mengatakan baikbaik saja dengan lingkungannya. Pada saat dirumah pasien mengatakan kesal dengan

X.

dirinya yang tidak bias kerja.


Pengetahuan
Pasien mengatakan tidak mengetahui sebab penyakitnya, pasien hanya
mengetahui bahwa dirinya sering epilepsy. Pasien mengatakan saya merasa pusing
dan setelah pusing tidak tertahankan saya mrasa kejang.

XI.

XII.

Aspek Medis
1) Diagnosis medis
2) Therapi medis
- Cycozam
- Haloperidol
- Clobazam
- TXP

: Skizofrenia Hebefrenik
:
: 2x25 mg
: 2x5mg
: 1x10mg
: 2x2mg

Daftar Masalah Keperawatan


Berdasarkan daftar masalah keperawatan di atas, dapat dirumuskan diagnosa
keperawatannya sesuai dengan skala prioritas sebagai berikut :
1. Risiko Perilaku Kekerasan / Amuk
2. Risiko menciderai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
3. Harga Diri Rendah
4. Koping Individu Tidak Efektif

B.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Analisa Data
No.
Data Fokus
Masalah Keperawatan
1 Subjektif : Pasien mengatakan pasien Risiko mencederai diri sendiri, orang
tampak

tenang,

namun

sesekali lain, dan lingkungan.

kelihatan gelisah dan tidak fokus dengan


arah

pembicaraan,

pasien

sesekali

memegang kepala dan melihat orang


yang di sampingnya dengan tatapan
sangat tajam

Objektif : Gerak pasien aktif dengan


2

tatapan tajam seperti orang marah,.


Subjektif : Pasien mengatakan bahwa Gangguan harga diri rendah
dirinya hanya menimbulkan masalah
saja. Pasien juga mengatakan tidak ada
pekerjaan yang bias diambilnya.
Objektif : Pasien sering menunduk,
bicara pelan, terkadang malu malu
saat ditanya.

2. Pohon Masalah
Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Perilaku Kekerasan / amuk

Akibat

Core Problem

Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah


Penyebab
Koping Individu Tidak Efektif

3. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko Perilaku Kekerasan / Amuk

Anda mungkin juga menyukai