Anda di halaman 1dari 23

Geological Engineering Department

Faculty of Engineering

BENCANA LONGSOR

Dr. WAHYU WILOPO, S.T., M.Eng

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

POKOK BAHASAN

Definisi dan Jenis Longsor


Konsep Kestabilan Lereng Tanah
Proses dan Tahapan longsor
Konsep manajemen/ penanggulangan bencana
longsor

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

PENGERTIAN LONGSORAN DAN


GERAKAN TANAH
Longsoran : Gerakan tanah pada lereng melalui
bidang gelincir lengkung atau lurus.
Gerakan tanah : merupakan suatu gerakan
menuruni lereng oleh massa tanah dan atau
batuan, akibat dari terganggunya kestabilan
tanah atau batuan penyusun lereng tersebut
(Skempton & Hutchinson ,1969; Chowdhury,
1978; Varnes , 1978).
3

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Klasifikasi Gerakan Tanah (Lee & John, 2004)

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Klasifikasi Gerakan Tanah (Lee & John, 2004)

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Klasifikasi Gerakan Tanah (Karnwati, 2006)


JENIS MATERIAL (SEBELUM GERAKAN)
BATUAN
TANAH

JENIS GERAKAN
TANAH
FALLS (RUNTUHAN)

ROBOHAN

SLIDES
LONGSORAN
FLOWS
(ALIRAN)

K
E
R
I
N
G

B
A
S
A
H
KOMPLEKS

Rockfall (Runtuhan batuan)


Runtuhan bahan rombakan
Gerakan sangat cepat (ekstrim Runtuhan tanah
cepat)
Robohan batuan
Robohan bahan Robohan tanah
rombakan
Gerakan planar
Gerakan rotasi
Gerakan planar Gerakan rotasi
Slump
Block glide
Block glide
Slump earth flow
debris
Rock slide
-

Fragmen
Batuan

Pasir

Pejal non plastis


Rock
Sand run
fragment
flow

(Rock fall
Avalanche)

MATERIAL LEPAS
Lumpur
Campuran

Tanah Lumpur
Sangat plastis

Loessflow

Debriss
avalache

Slow earth flow

Rapid
earth
flow

Mudflow
Sand/silt flow

Mud flow
Debris flow

Gabungan dari bermacam gerakan tanah biasanya satu macam gerakan


tanah lalu diikuti oleh macam gerakan tanah yang lain.

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Yang Tidak Masuk Dalam Klasifikasi Tersebut


Creeping : Longsor yang pergerakannya sangat
lambat sekali, biasanya teramati dari miringnya
tumbuhan/tiang listrik/tiang telfon atau retakan
pada struktur bangunan.
Subsidence/amblesan: Pergerakan tanah yang
relatif vertikal.

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Kerusakan
Akibat
Longsor

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

KONSEP KESTABILAN LERENG


Kuat geser tanah (penahan)

F=
Tegangan geser (penggerak)

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Analisis potensi gerakan


Menerapkan konsep kestabilan lereng

Rumus di atas dapat dikembangkan dengan memasukkan


parameter faktor pemicu, mis : kenaikan tekanan air pori
karena infiltrasi dan percepatan gempabumi

10

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

11

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Proses Terjadinya Gerakan Tanah

Faktor Pemicu
Air
Getaran
Manusia

12

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Ciri lereng rentan longsor

2)

1. Lereng yang tersusun dari


tumpukan tanah gembur
2. Lereng tersusun oleh perlapisan
batuan miring ke arah luar lereng
3. Lereng tersusun dari batuan retakretak

1)
13

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Perlapisan batuan miring


ke arah dalam lereng
(relatif lebih stabil)

Perlapisan batuan
miring ke arah luar
lereng (lebih rentan
Bergerak)
14

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Lereng tersusun oleh bongkah-bongkah batuan


(rentan mengalamai luncuran/gelindingan batuan)

15

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Gejala awal gerakan


Munculnya retakan lengkung memanjang pada
lereng/
lereng/ bangunan
Terjadi amblesan tanah
Terjadi penggembungan pada lereng
Muncul rembesan air lumpur pada lereng
PohonPohon-pohon/
pohon/ tiangtiang-tiang miring
Berubahnya bentuk bangunan rumah
Terdengar suara gemuruh dari atas lereng,
lereng, disertai
getaran.
getaran.
Air sungai tibatiba-tiba keruh dan agak naik (gejala
banjir bandang).
bandang).

16

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Analisis Resiko Bencana


TARGET : MINIMALISASI RESIKO
Susceptibility (kerentanan) = S
Vulnerability (kerawanan) = V
Resicilience (ketahanan) = R
Resiko = S x V

R
17

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Pemetaan Zona Resiko Longsor


Parameter yang dipakai dalam analisis potensi
dan risiko gerakan tanah meliputi parameterparameter dari dua komponen berikut :
1. Komponen bahaya/hazard (faktor pengontrol)
2. Komponen kerawanan/vulnerability (kerugian)

18

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

METODA ANALISIS BAHAYA (HAZARD) :


1. Metoda langsung (dengan pemetaan
langsung di lapangan)
2. Metoda tidak langsung (metoda kuantitatif
dan tumpang tinding dengan bantuan alat
SIG)
Berdasarkan kerapatan gerakan tanah
Berdasarkan analisis pembobotan dan
scoring
3. Metoda gabungan (metoda tidak langsung
dan metoda langsung)
19

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Metoda tidak langsung


Untuk skala kecil s/d menengah (< 1 : 25000)

20

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Metoda tidak langsung


Skala detail (> 1 : 25 000)
Metode ; dapat diterapkan salah satu metoda berikut :
Metoda Geomorfologi
Metoda analisis dengan Evaluasi Skor dan Bobot Total
Beberapa metoda/teknik analisis lain yang telah
dipublikasikan dalam journal ilmiah, atau yang dapat
teruji secara akademik
Metoda parsitisipasi masyarakat

21

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Metoda langsung

22

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Metoda gabungan
Metode ini menggabungkan dua peta yang telah dihasilkan yaitu
hasil metode pemetaan tidak langsung dan metode pemetaan
langsung kemudian ditumpangtindihkan (overlaying) sehingga
menghasilkan peta final (peta gabungan).

23

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

KONSEP PEMETAAN RESIKO LONGSOR

24

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Zona Bahaya
Zona potensi gerakan (zona kerentanan gerakan
tanah, menurut SNI 13-7124-2005)
Zonasi :
Potensi gerakan tinggi (sering terjadi gerakan)
Potensi gerakan menengah (dapat terjadi gerakan)
Potensi gerakan rendah(jarang terjadi gerakan)
Potensi gerakan sangat rendah (sangat jarang terjadi
gerakan)

25

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Peta Resiko Longsor Dengan Skala yang Tepat


Skala regional untuk wilayah

nasional,
propinsi,
pulau
kabupaten).

Skala lokal untuk wilayah :

Utk menghindari
kesalahan
pengelolaan/
pembangunan
lahan

kecamatan,
desa
kawasan

Dwikorita - UGM/2008

26

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Skala

(dapat diterapkan metoda teknis lain)


(dapat diterapkan metoda teknis lain)

27

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Contoh peta
Skala < 1 : 100.000 (peta-peta kerentanan gerakan
tanah yang telah diterbitkan oleh DESDM)
Skala > 100.000
Peta Teknis
Peta Non teknis (mengintegrasikan partisipasi
masyarakat di tingkat desa atau kecamatan)

28

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Skala 1 : 25000
Metoda gabungan
Metoda langsung
Metoda tidak langsung

29

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Morphology of Piyungan-Patuk

Vertical exaggeration = 2.5

Leang Sop Heap & Karnawati , 2006

30

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Slope map

Leang Sop Heap & Karnawati , 2006

31

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Geological map

Leang Sop Heap & Karnawati , 2006

32

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Landuse
map

33

Leang Sop Heap & Karnawati , 2006

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Verify landslide susceptibility map and landslide


location map

Landslide susceptibility map

Landslide location map


Leang Sop Heap & Karnawati , 2006

34

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Leang Sop Heap & Karnawati , 2006

Source :
Leang Sop Heap & Karnawati, 2006

35

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Leang Sop Heap & Karnawati , 2006

36

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Leang Sop Heap & Karnawati , 2006

37

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

JATUHAN BATUAN

38

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Gejala Awal Gerakan Tanah


Munculnya retakan lengkung memanjang pada
lereng/ bangunan
Terjadi amblesan tanah
Terjadi penggembungan pada lereng
Muncul rembesan air lumpur pada lereng
Pohon-pohon/ tiang-tiang miring
Berubahnya bentuk bangunan rumah
Terdengar suara gemuruh dari atas lereng, disertai
getaran.
Air sungai tiba-tiba keruh dan agak naik (gejala
banjir bandang).
39

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Ciri lereng rentan bergerak


1. Lereng yang tersusun dari tumpukan
tanah gembur
2. Lereng tersusun oleh perlapisan
batuan miring ke arah luar lereng
3. Lereng tersusun dari batuan retakretak

40

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

RAWAN LONGSOR

SOIL YANG TEBAL

41

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Tumpukan batua dan pohon pohon yang tumbang potensi membentuk


bendungan alam
42

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Strategi mensikapi alam &


mencegah bencana???
Mengabaikan/ ignorance ?
Menantang/ challenging ?
Menghindari/ avoiding ?
Menyesuaikan/ beradaptasi/ adapting ?
PENINGKATAN KETAHANAN

43

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Manajemen Bencana
(menghindar atau beradaptasi)
Analsis Resiko (Pemetaan zona kerentanan &
kerawanan, kondisi ketahanan)
Peningkatan ketahanan melalui :
Edukasi masyarakat/ cultural building for hazard
awareness
Penataan lahan dan lingkungan
Penegakan hukum
Pengembangan riset tepat guna
Pemantauan dan sistem peringatan dini
Dwikorita UGM/2008

44

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

PENYELENGGARAAN BENCANA DAN MITIGASI BENCANA


GERAKAN TANAH
Setelah
Kejadian
Sebelum
Kejadian

Keberadaan UU RI no. 24 dan 26 tahun 2007 telah mengubah


paradigma mitigasi bencana dari penanganan bencana menjadi
penanggulangan bencana yang lebih menitikberatkan pada
upaya-upaya sebelum terjadinya bencana.
Penataan Ruang dan wilayah yang memperhatikan aspek
kebencanaan sangat tepat untuk diterapkan dalam rangka
mengurangi dampak negatif akibat bencana.
45

Geological Engineering Department


Faculty of Engineering

Sosialisasi
Wajib Latih
Kontigensi Planing
Sosialisasi

Menyadarkan publik dan pendidik


(public awareness dan education),
penumbuhan pola pikir sadar terhadap
ancaman bencana bagi masyarakat
merupakan
ujung
tombak
keberhasilan mitigasi bencana di
masa datang
sehingga terbentuk
kearifan dan komuniti yang ulet dan
waspada terhadap ancaman bencana
gerakan tanah

MENCEGAH BENCANA TIDAK HANYA TANGUNG


JAWAB PEMERINTAH TETAPI JUGA TANGGUNG
JAWAB BERSAMA MASING-MASING
INDIVIDU/MASYARAKAT PEMERINTAH DAERAH
DAN PEMERINTAH PUSAT
46

Anda mungkin juga menyukai