Fisiologi Sistem Saraf
Fisiologi Sistem Saraf
Kelompok 5:
Nadira Nurarifah
Retria Octa Wedista
Hampir semua fungsi pengendalian tubuh manusia dilakukan oleh sistem saraf. Secara umum
sistem saraf mengendlikan aktivitas tubuh yang cepat seperti kontraksi otot. Daya kepekan dan
daya hantaran merupakan sifat utama dari makhluk hidup dalam bereaksi terhadap perubahan
sekitarnya. Rangsangan ini disebut dengan stimulus. Reaksi yang dihasilkan dinamakan respons.
Dengan perantaraan zat kimia yang aktif atau melalui hormon melalui tonjolan protoplasma dari
satu sel berupa benang atau serabut. Sel ini dinamakan neuron.
1.
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu
jaringan untuk menghantarkan impuls atau rangsangan. Satu sel saraf tersusun dari badan sel,
dendrite dan akson.
2.
Badan Sel
Badan sel yang juga disebut perikarion, adalah bagian neuron yang mengandung inti dan
sitoplasma disekelilingnya, dan tidak mencakup cabang cabang sel. Badan sel terutama
merupakan pusat tropic, meskipun struktur ini juga dapat menerima impuls. Perikarion
dikebanyakan neuron menerima sejumlah besar ujung saraf yang membawa stimulus eksitatorik
atau inhibitorik yang datang dari sel saraf lain.
Kebanyakan sel saraf memiliki inti eukromatik (terpulas pucat) bulat dan sangat besar,
dengan anak inti yang nyata. Sel saraf binukleus terlihat dalam ganglia simpatis dan sensorik.
Kromatin halus tersebar rata, yang menggambarkan tingginya aktivitas sistesis di sel sel ini.
Badan sel mengandung suatu reticulum endoplasma kasar yang berkembang sangat baik,
berupa kelompok kelompok siterna parallel. Didalam sitoplasma diantara sisterna terdapat
banyak poliribosom, yang member kesan bahwa sel sel ini menyintesis protein stuktural dan
protein transport. Bila di pulas dengan pewarna yang cocok, reticulum endoplasma kasar dan
ribosom bebas tampak sebagai daerah bergranul basofilik di bawah mikroskop cahaya, yang di
sebut badan nasal. Jumlah badan nasal bervariasi sesuai jenis neuron dan keadaan fungsionalnya.
Badan nasal sangat banyak di jumpai dalam sel saraf besar seperti neuron motorik. Kompleks
golgi hanya terdapat pada bagian sel dan terdiri atas banyak deretan parallel sisterna licin yang
tersusun di sekitar tepi inti. Mitokondria juga banyak di jumpai khususnya dalam akson terminal.
Mitokondria tersebar dalam sitoplasma badan sel.
Neuro filamen (filamen intermediat berdiameter 10mm) banyak di jumpai dalam perikarion
dan cabang sel. Neuro filament bergabung sebagi akibat dari kerja bahan fiksasi tertentu. Bila di
impregnasi dengan perak, neurofilamen akan membentuk neurofibril, yang tampak dengan
mikroskop cahaya. Neuron juga mengandung microtubulus yang identik dengan mikrotubulus
yang terdapat banyak sel lain. Sel saraf kadang kadang mengandung iklusipigmen, seperti
lipopoksin, yakni suatu residu meteri yang tak tercerna oleh lisosom.
3.
Dendrit
Dendrit umumnya pendek dan bercabang-cabang mirip pohon. Dendrite menerima banyak
sinaps dan merupakan tempat penerimaan sinyal dan pemrosesan utama di neuron. Kebanyakan
sel saraf memiliki banyak dendrite, yang sangat memperluas daerah penerimaan sel.
Percabangan dendrite memungkinkan sebuah neuron untuk menerima dan mengintegrasi
prograsi sejumlah besar akson terminal dari sel saraf lain. Di perkiraan bahwa sejumlah 200000
akson terminal membentuk hubungan fungsional dengan dendrite sel furtinje diserebelum.
Jumlah tersebut mungkin lebih besar lagi di sel saraf lain. Neuron bipolar, dengan hanya satu
dendrite, tidak banyak dijumpai dan hanya terdapat pada tempat khusus. Berbeda dari akson
yang memiliki diameter tetap dari satu ujung ke ujung lain, dendrite semakin mengecil setiap
kali bercabang. Komposisi sitoplasma dibasis dendrite, dekat dengan badan neuron mirip dengan
komposisi sitoplasma perikarion namun tak mengandung komplek golgi. Kebanyakan sinaps
yang berkontak dengan neuron terdapat di spina (ujung-ujung) dendrite, yang umumnya
merupakan struktur berbentuk jamur (bagian kepala membesar), dihubungkan dari batang
dendrite oleh bagian leher yang lebih sempit) spinja ini berfungsi penting dsn berjumlah banyak.
Spina dendrite merupakan tempat pemrosesan pertama bagi sinyal sinaptik yang tiba di
kumpuylan protein yang melekat pada permukaan sitosol dari membrane pascasinapstik, yang
tampak dengan mikrosop electron dan disebut membrane pascasinaptik jauh sebelum fungsinya
diketahui. Spina dendrite ikut serta dalam perubahan plastis yang mendasari proses adaptasi,
belajar, dan mengingat. Spina-spina tersebut merupakan struktur dinamis dengan plastisitas
morfologi berdasarkan protein aktin sitoskeleton, yang berhubungan dengan perkembanagn
sinaps dan adaptasi fungsionalnya pada orang dewasa.
4.
Akson
Kebanyakan neuron hanya memiliki satu akson. ada sejumlah kecil yang tak mempunyai
akson sama sekali. Sebuah akson merupakan cabang silindris denagn panjang dan diameter yang
bervariasi, sesuai jenis neuronya. Meskipun ada neuron dengan akson pendek akson umumnya
berukuran panjang. Misalnya akson sel motorik dimedula spinalis yang mempersarafi otot kaki
harus memiliki panjang sampai 100 cm. semua akson berasal dari daerah berbentuk piramida
pendek, yaitu muara akson, yang umumnya muncil dari perikarion. Membrane plasma di akson
disebut aksolemma isinya dikenal sebagai akso plasma.
Pada neuron yang membentuk akson yang bermielin, bagian akson diantara muara akson
dan titik awal mielinisasi disebut segmen inisial. Segmen ini merupakan tempat berkumpulnya
berbagai stimulus yang merangsang dan menghambat pada neuron, yang dijumlahkan secara
aljabar, dan menghasilkan keputusan untuk meneruskan atau tidak meneruskan suatu potensial
aksi, atau impuls saraf. Diketahui beberapa jenis kanal ion terdapat pada inisial dan kanal
tersebut penting untuk mengadakan perubahan potensial listrik yang membentuk potensial aksi.
Berbeda dengan dendrite, akson memiliki diameter yang tetap dan tidak bercabang banyak.
Kadang-kadang segera setelah keluar dari badan sel, akson menghasilkan sebuah cabang yang
kembali kedaerah sel saraf. Semua cabang akson dikenal sebagai cabang kolateral. Sitoplasma
akson mengandung mitokondria, mikrotubulus, neurofilamen dan sejumlah sisterna reticulum
endoplasma halus. Tidak adanya poliribosum dan reticulum endoplasma kasar memperjelas
kerergantungan akson pada perikardion untuk mempertahankan diri. Jika akson di potong,
bagian perifernya akan berdegenerasi dan mati.
Terdapat lalu lintas dua arah yang sibuk dari molekul besar dan kecil di sepanjang akson.
Makromolekul dan organel yang disentesis di dalam badan sel akan diangkut secara kontinu
oleh suatu aliran anterograd di sepanjang akson kebagian terminalnya. Aliran anterograd
berlangsung dengan 3 kecepatan yang berbeda. Aliran dengan kecepatan sedang mengangkut
mitokondria dan aliran cepat mengangkut zat yang ditampung dalam vesikel yang diperlukan di
akson terminal selama transmisi saraf berlangsung.
Bersamaan dengan aliran anterograd, aliran retrograd dalam arah berlawanan mengangkut
sejumlah molekul ke badan sel, termasuk zat yang masuk melalui endositosis. Proses ini
digunakan untuk mempelajari jalur-jalur neuron : peroksidase atau zat penanda yang lain
disuntikkan ke daerah dengan akson terminal, dan penyebarannya diikuti dalam selang waktu
tertentu.
Protein motorik yang terkait dengan aliran akson meliputi dinein, suatu protein dengan
aktivitas ATPase yang terdapat dalam mikrotubulus dan kinesin, yakni suatu mikrotubulus yang
beraktivasi ATPase yang mempercepat aliran anterograd dalam akson ketika melekat pada
vesikel.
Kemampuan khusus yang dimiliki oleh sel saraf seperti iritabilita, sensitivitas terhadap
stimulus, konduktivitas, dan kemampuan mentranmisi suatu respon terhadap stimulus diatur oleh
sistem saraf melalui 3 cara yaitu:
1. Input sensoris yaitu menerima sensasi atau stimulus melalui respor yang terletak di tubuh,
baik eksterneal maupun internal.
2.
Akivitas intergratif yaitu respons mengubah stimulus mnjdi impuls listrik yang mejalar
sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis, kemudian menginterpretasikan stimulus
sehingga respons terhadap informasi dapat terjadi.
3. Out put yaitu impuls dari otak dan medulla spinalis memperoleh respons yang sesuai dari
otak dan kelenjar yang disebut dengan efektor.
Neuron prasinaps mempengaruhi neuron pascasinaps tetapi neuron pasca sinaps tidak
mempengaruhi neuron prasinaps. Ketika suatu potensial aksi di neuron prasinaps telah merambat
sampai ke terminal akson perubahn potensial ini akan mencetuskan pembukaan saluran-saluran
Ca++ ke gerbang voltase. Melalui proses eksositosis ion Ca++ menginduksi pelepasan suatu
neurotransmiter dari sebagian vesikel sinaps ke dalam celah sinaps. Neurotransmiter yang
dibebaskan akan berdifusi melewati celah dan berikatan dengan reseptor protein spesifik di
membrane subsinaps. Karena hanya terminal prasinaps yang mengeluarkan neurrotransmiter dan
hanya membrane subsinaps yang di neuron pascasinaps yang memiliki reseptor untuk
neurotransmiter, sinaps hanya dapat beroprasi dengan satu arah, yaitu arah dari neuron prasinaps
ke neuron pascasinaps.
Ada beberapa jenis hubungan sinaps diantaranya: 1) sinaps interneuronal yaitu hubungan
kontak fungsional antara dua neuron, 2) sinaps neuromuskular yaitu hubungan kontak fungsional
antara satu neuron dengan satu sel otot atau satu serat otot, 3) sinaps neuroglandular yaitu
hubungan kontak antara satu neuron dengan satu kelenjar.
Setiap saat terdapat perubahan potensial pada membrane sel. Potensial ini disebut dengan
potensial pascasinaps (post-sinaptic potensial/PSP) yang tergantung pada jenis potensialnya.
Pada sel dapat terjadi Excitatory Post Sinaptic Potensial (EPSP) atau Inhibitory Post Synaptic
Potensial (IPSP). Eksitasi pascasinaptic, yaitu potensial yang terdapat dalam sel pascasinaps
berupa depolarisasi, yaitu proses netralisasi keadaan polar yang besar dan sangat dipengaruhi
oleh jumlah neurotransmiter yang dilepas oleh sinaps. Inhibisi pascasinaptik merupakan zat yang
terdapat pada pasccasinaps berupa hiperpolarisasi yang besarnya sangat dipengaruhi oleh
jumlah neurotransmiter yang dilepas oleh prasinaps.
Hasil dari olahan informasi tersebut hanya sebagian kecil informasi sensoris penting yang
menyebabkan reaksi motorik segera. Sebagian besar disimpan untuk kegiatan motorik di masa
yang akan datang dan digunakan dalam proses berpikir. Penyimpanan ini terjadi dalam korteks
serebri, tetapi tidak semuanya karena daerah basal otak dan medula spinalis dapat menyimpan
sejumlah kecil informasi. Penyimpanan informasi merupakan proses daya ingat dan fungsi
sinaps. Setiap kali suatu saraf sensoris tertentu melalui serangkaian sinaps maka sinaps yang
bersangkutan menghatarkan isyarat yang sama pada kesempatan berikutnya. Proses ini disebut
dengan fasilitasi.
1.1
Otak Manusia
Otak merupakan
organ
tubuh
sangat
penting
vital
bagi
yang
dan
manusia
tiga
glukosa. Dalam keadaan normal otak hanya menggunakan glukosa tetapi tidak menyimpan zat
ini. Dengan demikian otak bergantung pada pasokan oksigen dan glukosa yang adekuat serta
kontinu. Otak merupakan suatu keseluruhan fungsi yang tersusun atas beberapa daerah yang
berbeda yaitu:
1.1.1
korda spinalis. Bagian ini mengatur dan mengontrol banyak prosses untuk mempertahankan
hidup, misalnya bernapas, sirkulasi dan pencernaan. Proses-proses diatas disebut dengan proses
vegetative. Batang otak merupakan struktur pada bagian posterior (belakang) otak. Batang otak
merupakan sebutan untuk kesatuan dari tiga struktur yaitu medulla oblongata, pons dan
mesencephalon (otak tengah).
Pada gerak volunter, batang otak merupakan jalur yang dilalui impuls rangsang sebelum
mencapai cerebrum. Impuls rangsang dihantarkan oleh traktus ascendentes (serat-serat saraf
yang menghantarkan impuls ke otak) untuk diolah di otak, lalu impuls respons dihantarkan oleh
traktus descendentes (serat-serat saraf yang menghantarkan impuls menjauhi otak). Pada
perbatasan antara batang otak dan medulla spinalis terjadi deccusatio (penyilangan) serat-serat
kortikospinal (serat-serat saraf descendentes dari cerebrum ke medulla spinalis). Serat-serat
kortokospinal dari otak kiri menyilang ke bagian kanan medulla spinalis dan serat dari otak
kanan menyilang ke bagian kiri. Penyilangan ini menyebabkan bagian tubuh kanan di kendalikan
oleh otak kiri dan bagian tubuh kiri dikendalikan oleh otak kanan. Batang otak merupakan
tempat melekatnya seluruh saraf kranial, kecuali saraf I dan II yang menempel pada cerebrum
(otak besar). Batang otak terdri dari:
a. Diensepalon, yaitu bagian otak paling atas, terletak diantara serebelum dengan
mesensepalon, yaitu kumpulan sel saraf yang terdapat di bagian depan lobus temporalis
ddan terdapat kapsula interna yang menghadap ke samping. Fungsi dari diensepalon
yaitu :
o
b. Mesensepalon terdiri atas 4 bagian yang menonjol ke atas, 2 disebelah atas yang disebut
korpus kuadrigeminus superior, 2 di sebelah awah yang disebut kuadrigeminus inferior.
Mesensefalon mempunyai serat-serat saraf nervus troklearis yang bertugas untuk
membantu pergerakan mata dan mengangkat kelopak mata, serta memutar mata dan pusat
mata.
c. Medula Oblongata atau sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari
medula spinalis menuju ke otak. Medulla oblongata merupakan bagian dari batang otak
yang paling bawah yang menghubungkan vons varoli dengan medulla spinalis Sumsum
sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan
darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar
pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti
bersin, batuk, dan berkedip.
d. Pons Varoli berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan,
juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang. Jembtan varol terletak di
depan serebelum diantara otak tengah dan medulla oblongata. Pada jembatan parol
terdapat premotoksid yang mengatur gerakan pernapasan dan reflek.
Korteks serebrum terorganisasi menjadi enam lapisan berbatas tegas berdasarkan distribusi
badan sel yang bervaariasi dan serat-serat terkait lain dari beberapa jenis sel tertentu. Lapisanlapisan ini tersusun atas kolom-kolom fungsional, yang berjalan tegak lurus dari permukaan ke
bawah menelusuri kedalaman korteks sampai substansia alba yang mendasarinya. Daerah-daerah
korteks bertanggung jawab terhadap persepsi indera-indera memiliki lapisan 4 yang berkembang,
suatu lapisan yang kaya akan sel stelata, yang berperan dalam pengolahan awal masukan
sensorik ke koorteks. Sebaliknya daerah korteks yang mengontrol keluaran ke otot rangka
mempunya 5 laisan yang menebal, yang sangat banyak mengandung sel piramida besar. Sel-sel
ini mengirim serat-serat korda spinalis dari korteks untuk berakhir di berbagai neuron motorik
eferen yang mempersarafi otot rangka.
Pada otak besar ditemukan 4 lobus yaitu:
a.
Lobus frontalis
Terletak di korteks bagian depan bertanggung jawab terhadap 3 fungsi utama yaitu:
(1) aktivitas motorik volunteer,
(2) kemampuana berbicara, (elaborasi pikiran).
Daerah di lobus frontalis belakang tepat di depan sulkus sentralis akhir di neuron-neuron
motorik eferen yang mencetuskan kontraksi otot rangka di sisi kanan tubuh. Stimulasi
daerah-daerah yang berlainan di korteks motorik primer yanh menyebabkan timbulnya
gerakan di bagian-bagian tubuh yang berbeda. Seperti homonkulus motorik yang melukiskan
lokasi dan jumlah relative korteks motorik yang diabdikan sebagai keluaran ke otot-otot tiaptiap bagian tubuh.
b. Lobus parietalis
Terletak di depan sulkus sentralis dan dibelakangi oleh karaco oksipitalis yang berjalan ke
bawah di bagian tengah permukaan lateral tiap-tiap hemisfer. Lobus parietalis menerima kesan
indra yang berbeda dari seluruh tubuh dan dapat merasakan "sakit" atau bug merangkak pada
satu lengan, kaki, atau wajah.
Fungsi lobus parietalis: lobus parietalis menggabungkan kesan dari bentuk, tekstur dan
berat badan ke dalam persepsi umum, lobus parietalis juga membantu mengarahkan posisi pada
ruang di sekitarnya dan merasakan posisi dari bagian tubuhnya, kerusakan kecil di bagian depan
lobus parietalis menyebabkan mati rasa pada sisi tubuh yang berlawanan, kerusakan yang agak
luas bisa menyebabkan hilangnya kemampuan untuk melakukan serangkaian pekerjaan (keadaan
ini disebut apraksia) dan untuk menentukan arah kiri-kanan, kerusakan yang luar bisa
mempengaruhi kemampuan penderita dalam mengenali bagian tubuhnya atau ruang di sekitarnya
atau bahkan bisa mempengaruhi ingatan akan bentuk yang sebelumnya dikenal dengan baik.
Lobus parietalis juga dianggap sebagai "lobus tangan" dan menerima sensasi sensoris dari
tulang, tendon, otot, dan kulit tangan.
c.
Lobus Temporalis
Lobus temporalis berada di bawah sylvian fissure dan di anterior korteks oksipital dan
parietal.
Fungsi Lobus Temporal: dalam lobus temporalis terdapat primary auditory cortex, the
secondary auditory, dan visual cortex, limbic cortex, dan amygdala.
Tiga fungsi basis dari korteks temporal adalah memproses input auditori, mengenali
objek visual, dan penyimpanan jangka lama dari input sensori, ditambah dengan fungsi
amigdala, yaitu nada afeksi (emosi) pada input sensori dan memori.
d. Lobus oksipitalis
Lobus oksipitalis adalah bagian korteks serebri yang terletak di belakang dan
berhubungan dengan penafsiran rangsangan visual. Korteks visual primer, yang menerima dan
menafsirkan informasi dari retina mata, terletak di lobus oksipitalis. Kerusakan pada lobus ini
dapat menyebabkan masalah penglihatan seperti kesulitan mengenali objek, ketidakmampuan
untuk mengidentifikasi warna, dan kesulitan mengenali kata-kata.
Selain terdiri atas empat lobus otak besar juga memiliki area khusus. Somatic sensory
adalah area yang menerima impuls dari reseptor sensory tubuh. Primary motor area adalah yang
mengirim impuls ke otot skeletal. Brocaas area adalah terlibat dalam kemampuan bicara.
1.1.3
cerebellum bagian posterior dari pons varoli dan meula oblongata. Cerebelum mempunyai 2
hemisfer yang dihubungkan oleh fermis. Otak kecil terdiri atas dua belahan dan permukaanya
berlekuk-lekuk.
Fungsi otak kecil adalah untuk mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan, dan
koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar. Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat
mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak
terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
Substansi alba tersusun menjadi traktus yaitu berkas-berkas serat saraf dengan fungsi
serupa. Sebagian besar adalah traktus asendens (korda ke otak), dan traktus desndens (dari otak).
Substansi abu-abu membentuk seperti huruf H dan terdiri dari tiga bagian yaitu: anterior,
posterior dan Comissura abu-abu. Bagian Posterior sebagai input /afferent, anterior sebagai
Output/efferent, comissura abu-abu untuk refleks silang dan substansi putih merupakan
kumpulan serat syaraf bermyelin.
Korda spinalis memiliki fungsi sebagai penghubung untuk menyalurkan informasi antara
otak dan bagian tubuh lainnya, serta mengintegrasikan aktivitas reflek antara masukan aferen dan
keluaran eferen tanpa melibatkan otak, untuk pernapasan, gerakan menelan, dan berperan dalam
muntah.
Tipe
Fungsi
Olfaktori
Sensorik
Penciuman
Optik
Sensorik
Penglihatan
Okulomotor
Motorik
Troklear
Motorik
Trigeminal
Campuran
Abdusena
Motorik
Fasial
Campuran
Auditori
Sensorik
Glosofaring
Campuran
Vagus
Campuran
Aksesori
Motorik
Hipoglossal
Motorik
Otot di lidah
Sedangkan saraf spinal merupakan saraf yang berasal dari sumsum tulang belakang yang
berhubungan dengan seluruh tubuh. Tersusun atas 31 pasang syaraf spinal yaitu: 8 pasang syaraf
servikal, 12 Pasang syaraf Torakal, 5 Pasang syaraf Lumbal, 5 Pasang syaraf Sakral dan 1 pasang
syaraf koksigeal. Saraf-saraf trsebut dikenal sebagai kauda ekuina ekor kuda.
2) Saraf-saraf Kepala (Cranial Nerves). Saraf-saraf kepala terdiri dari 12 pasang sarafkepala
yang meninggalkan permukaan ventral otak. Sebagian besar saraf-saraf kepala ini
mengontrol fungsi sensoris dan motorik di bagian kepala dan leher. Salah satu dari
keduabelas pasang tersebut adalah saraf vagus (vagus nerves/saraf yang "berkelana"),
yang merupakan saraf nomor sepuluh yang mengatur fungsi-fungsi organ tubuh di bagian
dada dan perut. Disebut "vagus" atau saraf yang berkelana karena cabang-cabang
sarafnya mencapai rongga dada dan perut.
Parasimpatik
Simpatik
mengecilkan pupil
memperbesar pupil
membesarkan bronkus
mengecilkan bronkus
menstimulasi
menghambat
sekresi
kelenjar
pencernaan
sekresi
kelenjar
kontraksi
kandung
pencernaan
menghambat
kemih
2. Jenis reflek berdasarkan bagian saraf pusat yaitu: reflek spinal melibatkan neuron
di medulla spinalis, reflek bulbar melibatkan neuron di medulla oblongata, reflek
kortikal melibatkan neuron korteks serebri.
3. Jenis reflek berdasarkan timbulnya yaitu: reflek tak bersyarat, reflek yang dibawa
sejak lahir dan bersifat menetap, reflek bersyarat adalah reflek yang di dapat saat
pertumbuhan yang berdasarkan pengalaman hidup.
4. Jenis reflek berdasarkan jumlah neuron yaitu: reflex monosinaps yang melaui
proses satu sinaps dan dua neuron yang langsung berhubungan dengan saraf
Daftar Pustaka
Lauralee, Sherwood,2001, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi-2, Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran.
Pearce C. Evelen. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Setiadi, 2007, Anatomi Fisiologi Manusia, Jakarta: Graha Ilmu.
Syaifudin. H. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: EGC
Syaifuddin, 2001, Fungsi Sistem Tubuh Manusia, Jakarta: Widya Medika.