Anda di halaman 1dari 20

Fisiologi Sistem Saraf

Kelompok 5:
Nadira Nurarifah
Retria Octa Wedista

DIII B Jurusan Gizi


Poltekkes Kemenkes Jakarta II
2014

Hampir semua fungsi pengendalian tubuh manusia dilakukan oleh sistem saraf. Secara umum
sistem saraf mengendlikan aktivitas tubuh yang cepat seperti kontraksi otot. Daya kepekan dan
daya hantaran merupakan sifat utama dari makhluk hidup dalam bereaksi terhadap perubahan
sekitarnya. Rangsangan ini disebut dengan stimulus. Reaksi yang dihasilkan dinamakan respons.
Dengan perantaraan zat kimia yang aktif atau melalui hormon melalui tonjolan protoplasma dari
satu sel berupa benang atau serabut. Sel ini dinamakan neuron.

1.

Sel saraf (neuron)

Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu
jaringan untuk menghantarkan impuls atau rangsangan. Satu sel saraf tersusun dari badan sel,
dendrite dan akson.

2.

Badan Sel
Badan sel yang juga disebut perikarion, adalah bagian neuron yang mengandung inti dan

sitoplasma disekelilingnya, dan tidak mencakup cabang cabang sel. Badan sel terutama
merupakan pusat tropic, meskipun struktur ini juga dapat menerima impuls. Perikarion
dikebanyakan neuron menerima sejumlah besar ujung saraf yang membawa stimulus eksitatorik
atau inhibitorik yang datang dari sel saraf lain.

Kebanyakan sel saraf memiliki inti eukromatik (terpulas pucat) bulat dan sangat besar,
dengan anak inti yang nyata. Sel saraf binukleus terlihat dalam ganglia simpatis dan sensorik.
Kromatin halus tersebar rata, yang menggambarkan tingginya aktivitas sistesis di sel sel ini.
Badan sel mengandung suatu reticulum endoplasma kasar yang berkembang sangat baik,
berupa kelompok kelompok siterna parallel. Didalam sitoplasma diantara sisterna terdapat
banyak poliribosom, yang member kesan bahwa sel sel ini menyintesis protein stuktural dan
protein transport. Bila di pulas dengan pewarna yang cocok, reticulum endoplasma kasar dan
ribosom bebas tampak sebagai daerah bergranul basofilik di bawah mikroskop cahaya, yang di
sebut badan nasal. Jumlah badan nasal bervariasi sesuai jenis neuron dan keadaan fungsionalnya.
Badan nasal sangat banyak di jumpai dalam sel saraf besar seperti neuron motorik. Kompleks
golgi hanya terdapat pada bagian sel dan terdiri atas banyak deretan parallel sisterna licin yang
tersusun di sekitar tepi inti. Mitokondria juga banyak di jumpai khususnya dalam akson terminal.
Mitokondria tersebar dalam sitoplasma badan sel.
Neuro filamen (filamen intermediat berdiameter 10mm) banyak di jumpai dalam perikarion
dan cabang sel. Neuro filament bergabung sebagi akibat dari kerja bahan fiksasi tertentu. Bila di
impregnasi dengan perak, neurofilamen akan membentuk neurofibril, yang tampak dengan
mikroskop cahaya. Neuron juga mengandung microtubulus yang identik dengan mikrotubulus
yang terdapat banyak sel lain. Sel saraf kadang kadang mengandung iklusipigmen, seperti
lipopoksin, yakni suatu residu meteri yang tak tercerna oleh lisosom.

3.

Dendrit
Dendrit umumnya pendek dan bercabang-cabang mirip pohon. Dendrite menerima banyak

sinaps dan merupakan tempat penerimaan sinyal dan pemrosesan utama di neuron. Kebanyakan
sel saraf memiliki banyak dendrite, yang sangat memperluas daerah penerimaan sel.
Percabangan dendrite memungkinkan sebuah neuron untuk menerima dan mengintegrasi
prograsi sejumlah besar akson terminal dari sel saraf lain. Di perkiraan bahwa sejumlah 200000
akson terminal membentuk hubungan fungsional dengan dendrite sel furtinje diserebelum.
Jumlah tersebut mungkin lebih besar lagi di sel saraf lain. Neuron bipolar, dengan hanya satu
dendrite, tidak banyak dijumpai dan hanya terdapat pada tempat khusus. Berbeda dari akson
yang memiliki diameter tetap dari satu ujung ke ujung lain, dendrite semakin mengecil setiap
kali bercabang. Komposisi sitoplasma dibasis dendrite, dekat dengan badan neuron mirip dengan

komposisi sitoplasma perikarion namun tak mengandung komplek golgi. Kebanyakan sinaps
yang berkontak dengan neuron terdapat di spina (ujung-ujung) dendrite, yang umumnya
merupakan struktur berbentuk jamur (bagian kepala membesar), dihubungkan dari batang
dendrite oleh bagian leher yang lebih sempit) spinja ini berfungsi penting dsn berjumlah banyak.
Spina dendrite merupakan tempat pemrosesan pertama bagi sinyal sinaptik yang tiba di
kumpuylan protein yang melekat pada permukaan sitosol dari membrane pascasinapstik, yang
tampak dengan mikrosop electron dan disebut membrane pascasinaptik jauh sebelum fungsinya
diketahui. Spina dendrite ikut serta dalam perubahan plastis yang mendasari proses adaptasi,
belajar, dan mengingat. Spina-spina tersebut merupakan struktur dinamis dengan plastisitas
morfologi berdasarkan protein aktin sitoskeleton, yang berhubungan dengan perkembanagn
sinaps dan adaptasi fungsionalnya pada orang dewasa.

4.

Akson
Kebanyakan neuron hanya memiliki satu akson. ada sejumlah kecil yang tak mempunyai

akson sama sekali. Sebuah akson merupakan cabang silindris denagn panjang dan diameter yang
bervariasi, sesuai jenis neuronya. Meskipun ada neuron dengan akson pendek akson umumnya
berukuran panjang. Misalnya akson sel motorik dimedula spinalis yang mempersarafi otot kaki
harus memiliki panjang sampai 100 cm. semua akson berasal dari daerah berbentuk piramida
pendek, yaitu muara akson, yang umumnya muncil dari perikarion. Membrane plasma di akson
disebut aksolemma isinya dikenal sebagai akso plasma.
Pada neuron yang membentuk akson yang bermielin, bagian akson diantara muara akson
dan titik awal mielinisasi disebut segmen inisial. Segmen ini merupakan tempat berkumpulnya
berbagai stimulus yang merangsang dan menghambat pada neuron, yang dijumlahkan secara
aljabar, dan menghasilkan keputusan untuk meneruskan atau tidak meneruskan suatu potensial
aksi, atau impuls saraf. Diketahui beberapa jenis kanal ion terdapat pada inisial dan kanal
tersebut penting untuk mengadakan perubahan potensial listrik yang membentuk potensial aksi.
Berbeda dengan dendrite, akson memiliki diameter yang tetap dan tidak bercabang banyak.
Kadang-kadang segera setelah keluar dari badan sel, akson menghasilkan sebuah cabang yang
kembali kedaerah sel saraf. Semua cabang akson dikenal sebagai cabang kolateral. Sitoplasma
akson mengandung mitokondria, mikrotubulus, neurofilamen dan sejumlah sisterna reticulum
endoplasma halus. Tidak adanya poliribosum dan reticulum endoplasma kasar memperjelas

kerergantungan akson pada perikardion untuk mempertahankan diri. Jika akson di potong,
bagian perifernya akan berdegenerasi dan mati.
Terdapat lalu lintas dua arah yang sibuk dari molekul besar dan kecil di sepanjang akson.
Makromolekul dan organel yang disentesis di dalam badan sel akan diangkut secara kontinu
oleh suatu aliran anterograd di sepanjang akson kebagian terminalnya. Aliran anterograd
berlangsung dengan 3 kecepatan yang berbeda. Aliran dengan kecepatan sedang mengangkut
mitokondria dan aliran cepat mengangkut zat yang ditampung dalam vesikel yang diperlukan di
akson terminal selama transmisi saraf berlangsung.
Bersamaan dengan aliran anterograd, aliran retrograd dalam arah berlawanan mengangkut
sejumlah molekul ke badan sel, termasuk zat yang masuk melalui endositosis. Proses ini
digunakan untuk mempelajari jalur-jalur neuron : peroksidase atau zat penanda yang lain
disuntikkan ke daerah dengan akson terminal, dan penyebarannya diikuti dalam selang waktu
tertentu.
Protein motorik yang terkait dengan aliran akson meliputi dinein, suatu protein dengan
aktivitas ATPase yang terdapat dalam mikrotubulus dan kinesin, yakni suatu mikrotubulus yang
beraktivasi ATPase yang mempercepat aliran anterograd dalam akson ketika melekat pada
vesikel.

Kemampuan khusus yang dimiliki oleh sel saraf seperti iritabilita, sensitivitas terhadap
stimulus, konduktivitas, dan kemampuan mentranmisi suatu respon terhadap stimulus diatur oleh
sistem saraf melalui 3 cara yaitu:
1. Input sensoris yaitu menerima sensasi atau stimulus melalui respor yang terletak di tubuh,
baik eksterneal maupun internal.
2.

Akivitas intergratif yaitu respons mengubah stimulus mnjdi impuls listrik yang mejalar
sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis, kemudian menginterpretasikan stimulus
sehingga respons terhadap informasi dapat terjadi.

3. Out put yaitu impuls dari otak dan medulla spinalis memperoleh respons yang sesuai dari
otak dan kelenjar yang disebut dengan efektor.

Sistem saraf memiliki tugas pokok yang meliputi:


1) kontraksi otot seluruh tubuh,

2) kontraksi otot polos dalam organ internal,


3) sekresi kelenjar eksokrin dan endokrin dalam tubuh. Kegitan tersebut secara bersama-sama
disebut dengan fungsi motorik.

Pengolahan Informasi pada Sistem Saraf


Informasi yang masuk diolah sedemikian rupa sehingga terjadi reaksi motorik yang tepat.
Lebih dari 99% dari semua informasi sensoris terus dibuang karena tidak penting, misal: orang
menyadari bagian tubuh yang bersentuhan dengan pakaian dan tidak menyadari tekanan pada
tempat duduk ketika sedang duduk. Perhatian ditujukan pada suatu objek khusus dalam lapangan
penglihatan dan bunyi yang terus menerus, biasanya dipindahkan ke latar belakang bila
informasi sensoris penting telah dipilih maka selanjutnya disalurkan ke dalam daerah motorik
otak yang tepat unntuk menimbulkan reksi yang diinginkan. Dalam hal ini sinaps berperan dalam
mengolah informasi. Sinaps berfungsi sebagai tempat hubungan satu neuron dengan neuron
berikutnya untuk mengatur penghantaran isyarat dan menentukan arah penyebaran isyarat saraf
di dalam sistem saraf.
Biasanya sinaps neuron ke neuron yang lain melibatkan suatu pertautan antara sebuah
terminal akson di satu neuron dan dendrit atau badan sel saraf yang lain. terminal akson yaitu,
yang menghantaran potensial aksi menuju ke sinaps, berakhir di sebuah ujung yang sedikit
menggelembung, yang disebut kepala sinaps (synaptic knob). Kepala sinaps mengandung vesikel
sinaps, yang menyimpan zat perantara kimiawi spesifik, yaitu suatu neurotransmitter, yang telah
disentesis dan dikemas oleh neuron prasinaps . Kepala sinaps berada sangat dekat , tetapi tidak
berkontak langsung dengan neuron pascasinaps, yaitu neuron yang potensial aksinya menjalar
menjauhi sinaps. Ruang antara neuron prasinaps dan pascasinaps yaitu celah sinaps yang terlalu
lebar untuk penyebran langsung arus dari satu sel ke sel lain dan dengan demikian mencegah
potensial aksi lewat secara elektris antar neuron. Bagian dari membrane pascasinaps yang tepat
berada di bawah kepala sinaps disebut sebagai membrane subsinaps. Sinaps hanya beroprasi
dalam satu arah. Proses hantaran impuls melalui sinaps harus melalui serentetan peristiwa fisika
dan kimia yang mengalami sederetan proses sebelumnya sehingga dapat menimbulkan potensial
aksi di sel pascasinaps. Penghantaran impuls melalu sinaps mudah dipengaruhi oleh obat-obatan
dan zat kimia .

Neuron prasinaps mempengaruhi neuron pascasinaps tetapi neuron pasca sinaps tidak
mempengaruhi neuron prasinaps. Ketika suatu potensial aksi di neuron prasinaps telah merambat
sampai ke terminal akson perubahn potensial ini akan mencetuskan pembukaan saluran-saluran
Ca++ ke gerbang voltase. Melalui proses eksositosis ion Ca++ menginduksi pelepasan suatu
neurotransmiter dari sebagian vesikel sinaps ke dalam celah sinaps. Neurotransmiter yang
dibebaskan akan berdifusi melewati celah dan berikatan dengan reseptor protein spesifik di
membrane subsinaps. Karena hanya terminal prasinaps yang mengeluarkan neurrotransmiter dan
hanya membrane subsinaps yang di neuron pascasinaps yang memiliki reseptor untuk
neurotransmiter, sinaps hanya dapat beroprasi dengan satu arah, yaitu arah dari neuron prasinaps
ke neuron pascasinaps.
Ada beberapa jenis hubungan sinaps diantaranya: 1) sinaps interneuronal yaitu hubungan
kontak fungsional antara dua neuron, 2) sinaps neuromuskular yaitu hubungan kontak fungsional
antara satu neuron dengan satu sel otot atau satu serat otot, 3) sinaps neuroglandular yaitu
hubungan kontak antara satu neuron dengan satu kelenjar.
Setiap saat terdapat perubahan potensial pada membrane sel. Potensial ini disebut dengan
potensial pascasinaps (post-sinaptic potensial/PSP) yang tergantung pada jenis potensialnya.
Pada sel dapat terjadi Excitatory Post Sinaptic Potensial (EPSP) atau Inhibitory Post Synaptic
Potensial (IPSP). Eksitasi pascasinaptic, yaitu potensial yang terdapat dalam sel pascasinaps
berupa depolarisasi, yaitu proses netralisasi keadaan polar yang besar dan sangat dipengaruhi
oleh jumlah neurotransmiter yang dilepas oleh sinaps. Inhibisi pascasinaptik merupakan zat yang
terdapat pada pasccasinaps berupa hiperpolarisasi yang besarnya sangat dipengaruhi oleh
jumlah neurotransmiter yang dilepas oleh prasinaps.
Hasil dari olahan informasi tersebut hanya sebagian kecil informasi sensoris penting yang
menyebabkan reaksi motorik segera. Sebagian besar disimpan untuk kegiatan motorik di masa
yang akan datang dan digunakan dalam proses berpikir. Penyimpanan ini terjadi dalam korteks
serebri, tetapi tidak semuanya karena daerah basal otak dan medula spinalis dapat menyimpan
sejumlah kecil informasi. Penyimpanan informasi merupakan proses daya ingat dan fungsi
sinaps. Setiap kali suatu saraf sensoris tertentu melalui serangkaian sinaps maka sinaps yang
bersangkutan menghatarkan isyarat yang sama pada kesempatan berikutnya. Proses ini disebut
dengan fasilitasi.

1. Sistem Saraf Pusat


Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang.

1.1

Otak Manusia
Otak merupakan
organ

tubuh

sangat

penting

vital

bagi

yang
dan

manusia

yaitu untuk mengatur


segala pusat aktivitas
manusia. Otak terletak
dalam rongga cranium
berkmbang dari sebuah
tabung yang mulanya
memperlihatkan

tiga

pembesaran otak awal


yaitu:
(1) otak depan menjadi hemisfer serebri, corpus serebri korpus striatum thalamus serta
hipotalamus. Fungsi menerima dn mengintegrasikan informasi mengenai kesadran dan emosi,
(2) otak tengah mengkoordinir otot yang brhubungan dengan penglihatan dan pendengara.
Otak ini menjadi tegmentum, krus serebrium, korpus kuadrigeminus,
(3) otak belakang (pons), bagian otak yang menonjol kebanyakan tersusun dari lapisan
fiber dan masuk sel yang mengontrol sistem pernapasan.
Otak dilindungi oleh kulit kepala, rambut, tulang tengkrak, columna vertebralis dan
meningen. Kapiler otak dikelilingi oleh tonjolaan-tonjolan astrosit yang bertanggung jawab
secara fisik membentuk sawar darah otak. Walaupun banyak zat dalam darah yang tidak pernah
benar-benar berkontak dengan jaringan otak, otak melebihi jaringan lain, yang dapat
menggunakan sumber bahan bakar yang lain untuk menghasilkan energy sebagai pengganti

glukosa. Dalam keadaan normal otak hanya menggunakan glukosa tetapi tidak menyimpan zat
ini. Dengan demikian otak bergantung pada pasokan oksigen dan glukosa yang adekuat serta
kontinu. Otak merupakan suatu keseluruhan fungsi yang tersusun atas beberapa daerah yang
berbeda yaitu:

1.1.1

Batang Otak (Brainstem)


Batang otak merupakan daerah paling tua dan paling kecil di otak, bersambungan dengan

korda spinalis. Bagian ini mengatur dan mengontrol banyak prosses untuk mempertahankan
hidup, misalnya bernapas, sirkulasi dan pencernaan. Proses-proses diatas disebut dengan proses
vegetative. Batang otak merupakan struktur pada bagian posterior (belakang) otak. Batang otak
merupakan sebutan untuk kesatuan dari tiga struktur yaitu medulla oblongata, pons dan
mesencephalon (otak tengah).
Pada gerak volunter, batang otak merupakan jalur yang dilalui impuls rangsang sebelum
mencapai cerebrum. Impuls rangsang dihantarkan oleh traktus ascendentes (serat-serat saraf
yang menghantarkan impuls ke otak) untuk diolah di otak, lalu impuls respons dihantarkan oleh
traktus descendentes (serat-serat saraf yang menghantarkan impuls menjauhi otak). Pada
perbatasan antara batang otak dan medulla spinalis terjadi deccusatio (penyilangan) serat-serat
kortikospinal (serat-serat saraf descendentes dari cerebrum ke medulla spinalis). Serat-serat
kortokospinal dari otak kiri menyilang ke bagian kanan medulla spinalis dan serat dari otak
kanan menyilang ke bagian kiri. Penyilangan ini menyebabkan bagian tubuh kanan di kendalikan
oleh otak kiri dan bagian tubuh kiri dikendalikan oleh otak kanan. Batang otak merupakan
tempat melekatnya seluruh saraf kranial, kecuali saraf I dan II yang menempel pada cerebrum
(otak besar). Batang otak terdri dari:
a. Diensepalon, yaitu bagian otak paling atas, terletak diantara serebelum dengan
mesensepalon, yaitu kumpulan sel saraf yang terdapat di bagian depan lobus temporalis
ddan terdapat kapsula interna yang menghadap ke samping. Fungsi dari diensepalon
yaitu :
o

vaso kontruktor yaitu mengecilkan pembuluh darah,

respiratori yaitu membantu proses pernapasan,

mengontrol gerakan reflek,

membantu pekerjaan jantung.

b. Mesensepalon terdiri atas 4 bagian yang menonjol ke atas, 2 disebelah atas yang disebut
korpus kuadrigeminus superior, 2 di sebelah awah yang disebut kuadrigeminus inferior.
Mesensefalon mempunyai serat-serat saraf nervus troklearis yang bertugas untuk
membantu pergerakan mata dan mengangkat kelopak mata, serta memutar mata dan pusat
mata.

c. Medula Oblongata atau sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari
medula spinalis menuju ke otak. Medulla oblongata merupakan bagian dari batang otak
yang paling bawah yang menghubungkan vons varoli dengan medulla spinalis Sumsum
sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan
darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar
pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti
bersin, batuk, dan berkedip.
d. Pons Varoli berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan,
juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang. Jembtan varol terletak di
depan serebelum diantara otak tengah dan medulla oblongata. Pada jembatan parol
terdapat premotoksid yang mengatur gerakan pernapasan dan reflek.

1.1.2 Otak Besar (Cerebrum)


Otak besar atau serebrum merupakan bagian terbesar dari otak manusia, dibagi menjadi
dua belahan yaitu hemisfer sereberum kiri dan kanan. Keduanya dihubungkan satu sama lain
oleh korpus kalosum, suatu pita tebal yang mengandung sekitar 300 juta akson saraf melintang
diantara kedua hemisfer. Setiap hemisfer terdiri dari sebuah substansia grisea (bahan abu-abu)
atau korteks sereberum yang menutupi bagian tengah yang lebih tebal yaitu substansia alba
(bahan putih). Jauh di sebelah dalam substansia alba terdapat substansia grisea yang lain yaitu
nucleus-nukleus basal. Di seluruh SSP, substansia grisea terdiri dari badan-badan sel saraf ang
terkemas rapat dengan dendrit-dendrit mereka dan sel-sel glia. Berkas atau traktus serat-serat
saraf bermielin membentuk substansia alba. Substansia alba berpenampakan putih yang
disebabkan oleh komposisi lemak myelin.

Korteks serebrum terorganisasi menjadi enam lapisan berbatas tegas berdasarkan distribusi
badan sel yang bervaariasi dan serat-serat terkait lain dari beberapa jenis sel tertentu. Lapisanlapisan ini tersusun atas kolom-kolom fungsional, yang berjalan tegak lurus dari permukaan ke
bawah menelusuri kedalaman korteks sampai substansia alba yang mendasarinya. Daerah-daerah
korteks bertanggung jawab terhadap persepsi indera-indera memiliki lapisan 4 yang berkembang,
suatu lapisan yang kaya akan sel stelata, yang berperan dalam pengolahan awal masukan
sensorik ke koorteks. Sebaliknya daerah korteks yang mengontrol keluaran ke otot rangka
mempunya 5 laisan yang menebal, yang sangat banyak mengandung sel piramida besar. Sel-sel
ini mengirim serat-serat korda spinalis dari korteks untuk berakhir di berbagai neuron motorik
eferen yang mempersarafi otot rangka.
Pada otak besar ditemukan 4 lobus yaitu:

a.

Lobus frontalis
Terletak di korteks bagian depan bertanggung jawab terhadap 3 fungsi utama yaitu:
(1) aktivitas motorik volunteer,
(2) kemampuana berbicara, (elaborasi pikiran).
Daerah di lobus frontalis belakang tepat di depan sulkus sentralis akhir di neuron-neuron
motorik eferen yang mencetuskan kontraksi otot rangka di sisi kanan tubuh. Stimulasi
daerah-daerah yang berlainan di korteks motorik primer yanh menyebabkan timbulnya
gerakan di bagian-bagian tubuh yang berbeda. Seperti homonkulus motorik yang melukiskan
lokasi dan jumlah relative korteks motorik yang diabdikan sebagai keluaran ke otot-otot tiaptiap bagian tubuh.

b. Lobus parietalis
Terletak di depan sulkus sentralis dan dibelakangi oleh karaco oksipitalis yang berjalan ke
bawah di bagian tengah permukaan lateral tiap-tiap hemisfer. Lobus parietalis menerima kesan
indra yang berbeda dari seluruh tubuh dan dapat merasakan "sakit" atau bug merangkak pada
satu lengan, kaki, atau wajah.
Fungsi lobus parietalis: lobus parietalis menggabungkan kesan dari bentuk, tekstur dan
berat badan ke dalam persepsi umum, lobus parietalis juga membantu mengarahkan posisi pada
ruang di sekitarnya dan merasakan posisi dari bagian tubuhnya, kerusakan kecil di bagian depan

lobus parietalis menyebabkan mati rasa pada sisi tubuh yang berlawanan, kerusakan yang agak
luas bisa menyebabkan hilangnya kemampuan untuk melakukan serangkaian pekerjaan (keadaan
ini disebut apraksia) dan untuk menentukan arah kiri-kanan, kerusakan yang luar bisa
mempengaruhi kemampuan penderita dalam mengenali bagian tubuhnya atau ruang di sekitarnya
atau bahkan bisa mempengaruhi ingatan akan bentuk yang sebelumnya dikenal dengan baik.
Lobus parietalis juga dianggap sebagai "lobus tangan" dan menerima sensasi sensoris dari
tulang, tendon, otot, dan kulit tangan.

c.

Lobus Temporalis
Lobus temporalis berada di bawah sylvian fissure dan di anterior korteks oksipital dan

parietal.
Fungsi Lobus Temporal: dalam lobus temporalis terdapat primary auditory cortex, the
secondary auditory, dan visual cortex, limbic cortex, dan amygdala.
Tiga fungsi basis dari korteks temporal adalah memproses input auditori, mengenali
objek visual, dan penyimpanan jangka lama dari input sensori, ditambah dengan fungsi
amigdala, yaitu nada afeksi (emosi) pada input sensori dan memori.

d. Lobus oksipitalis
Lobus oksipitalis adalah bagian korteks serebri yang terletak di belakang dan
berhubungan dengan penafsiran rangsangan visual. Korteks visual primer, yang menerima dan
menafsirkan informasi dari retina mata, terletak di lobus oksipitalis. Kerusakan pada lobus ini
dapat menyebabkan masalah penglihatan seperti kesulitan mengenali objek, ketidakmampuan
untuk mengidentifikasi warna, dan kesulitan mengenali kata-kata.
Selain terdiri atas empat lobus otak besar juga memiliki area khusus. Somatic sensory
adalah area yang menerima impuls dari reseptor sensory tubuh. Primary motor area adalah yang
mengirim impuls ke otot skeletal. Brocaas area adalah terlibat dalam kemampuan bicara.

1.1.3

Otak Kecil (Cerebellum)


Otak kecil atau cerebellum terletak dalam fosa cranial posterior, dibawah tentorium

cerebellum bagian posterior dari pons varoli dan meula oblongata. Cerebelum mempunyai 2

hemisfer yang dihubungkan oleh fermis. Otak kecil terdiri atas dua belahan dan permukaanya
berlekuk-lekuk.
Fungsi otak kecil adalah untuk mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan, dan
koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar. Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat
mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak
terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

1.1.4 Limbic System (Sistem Limbik)


Sistem Limbik terletak pada bagian tengah otak membungkus batang otak ibarat kerah
baju. Limbik berasal dari bahasa latin yang berarti kerah. Bagian otak ini sama dimiliki juga oleh
hewan mamalia sehingga sering disebut dengan otak mamalia. Komponen limbik antara lain
hipotalamus, thalamus, amigdala, hipocampus dan korteks limbik. Sistem limbik berfungsi
menghasilkan perasaan, mengatur produksi hormon, memelihara homeostasis, rasa haus, rasa
lapar, dorongan seks, pusat rasa senang, metabolisme dan juga memori jangka panjang.
Bagian terpenting dari Limbik Sistem adalah Hipotalamus yang salah satu fungsinya adalah
bagian memutuskan mana yang perlu mendapat perhatian dan mana yang tidak.
Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh indera. Dialah yang
lazim disebut sebagai otak emosi atau tempat bersemayamnya rasa cinta dan kejujuran. Carl
Gustav Jung menyebutnya sebagai "Alam Bawah Sadar" atau ketidaksadaran kolektif, yang
diwujudkan dalam perilaku baik seperti menolong orang dan perilaku tulus lainnya. LeDoux
mengistilahkan sistem limbik ini sebagai tempat duduk bagi semua nafsu manusia, tempat
bermuaranya cinta, penghargaan dan kejujuran.

2.1 Medula Spinalis


Medulla spinalis atau yang sering disebut dengan korda spinalis yang terbentang dari
foramen magnum sampai dengan L1, di L1 melonjong dan agak melebar yang disebut conus
terminalis atau conus medullaris. Pada medulla spinalis juga terdapat substansia grisea.
Berlainan dengan substansa yang ada pada oak, substansia grisea yang ada pada medulla spinalis
berbentuk seperti kupu-kupu di bagian dalam dan dikelilingi oleh substansia alba. Sama halnya
seperti otak, substansia pada medulla spinalis tersusun atas badan-badan sel saraf beserta
dendritnya, antar neuron pendek dan sel-sel glia.

Substansi alba tersusun menjadi traktus yaitu berkas-berkas serat saraf dengan fungsi
serupa. Sebagian besar adalah traktus asendens (korda ke otak), dan traktus desndens (dari otak).
Substansi abu-abu membentuk seperti huruf H dan terdiri dari tiga bagian yaitu: anterior,
posterior dan Comissura abu-abu. Bagian Posterior sebagai input /afferent, anterior sebagai
Output/efferent, comissura abu-abu untuk refleks silang dan substansi putih merupakan
kumpulan serat syaraf bermyelin.
Korda spinalis memiliki fungsi sebagai penghubung untuk menyalurkan informasi antara
otak dan bagian tubuh lainnya, serta mengintegrasikan aktivitas reflek antara masukan aferen dan
keluaran eferen tanpa melibatkan otak, untuk pernapasan, gerakan menelan, dan berperan dalam
muntah.

2. Sistem Saraf Perifer


Sistem saraf perifer terdiri dari serat-serat saraf yang membawa informasi antara SSP di
bagian-bagian lain tubuh.
Sistem saraf perifer terdiri atas sisten saraf cranial dan sistem saraf spinal. Sistem saraf
cranial terdiri atas 12 saraf yaitu:
Nama Saraf

Tipe

Fungsi

Olfaktori

Sensorik

Penciuman

Optik

Sensorik

Penglihatan

Okulomotor

Motorik

Pergerakan otot bola mata dan kelopak mata

Troklear

Motorik

Pergerakan otot bola mata

Trigeminal

Campuran

Sensorik: sensasi di wajah dan mulut, motorik: mengunyah

Abdusena

Motorik

Pergerakan bola mata

Fasial

Campuran

Sensorik: rasa (kecap), motorik: pergerakan di wajah dan


kelenjar pencernaan

Auditori

Sensorik

Pendengaran dan keseimbangan tubuh

Glosofaring

Campuran

Sensorik: rasa (kecap), motorik: menelan

Vagus

Campuran

Saraf utama untuk sistem pusat parasimpatik

Aksesori

Motorik

Menelan dan pergerakan leher

Hipoglossal

Motorik

Otot di lidah

Sedangkan saraf spinal merupakan saraf yang berasal dari sumsum tulang belakang yang
berhubungan dengan seluruh tubuh. Tersusun atas 31 pasang syaraf spinal yaitu: 8 pasang syaraf
servikal, 12 Pasang syaraf Torakal, 5 Pasang syaraf Lumbal, 5 Pasang syaraf Sakral dan 1 pasang
syaraf koksigeal. Saraf-saraf trsebut dikenal sebagai kauda ekuina ekor kuda.

2.1 Sistem Saraf Somatic


Sistem saraf somatic adalah susunan saraf yang mempunyai peranan spesifik untuk
mengatur aktivitas otot sadar atau serat lintang. Jadi saraf ini melakukan sistem pergerakan otot
yang tidak disengaja ataupun disengaja.

Bagian-bagian sistem saraf somatic:


1) Saraf-saraf Tulang Belakang (Spinal Nerves) Saraf tulang belakang yang merupakan
bagian dari sistem saraf somatik; dimulai dari ujung saraf dorsal dan ventral dari sumsum
tulang belakang (bagian di luar sumsum tulang belakang).
Saraf-saraf tersebut mengarah keluar rongga dan bercabang-cabang di sepanjang
perjalanannya menuju otot atau reseptor sensoris yang hendak dicapainya. Cabangcabang saraf tulang belakang ini umumnya disertai oleh pembuluh-pembuluh darah.
Soma sel dari axon-axon saraf tulang belakang yang membawa informasi sensoris ke otak
dan sumsum tulang belakang terletak di luar sistem saraf pusat (kecuali untuk sistem
visual karena retina mata adalah bagian dari otak).
Axon-axon yang datang membawa informasi sensoris ke susunan saraf pusat ini
adalah saraf-saraf afferent. Soma-soma sel dari axon yang membawa informasi sensoris
tersebut berkumpul di dorsal root ganglia. Neuronneuron ini merupakan neuron-neuron
unipolar. Batang axon yang bercabang di dekat soma sel, mengirim informasi ke sumsum
tulang belakang dan ke organ-organ sensoris. Semua axon di dorsal root menyampaikan
informasi sensorimotorik.

2) Saraf-saraf Kepala (Cranial Nerves). Saraf-saraf kepala terdiri dari 12 pasang sarafkepala
yang meninggalkan permukaan ventral otak. Sebagian besar saraf-saraf kepala ini
mengontrol fungsi sensoris dan motorik di bagian kepala dan leher. Salah satu dari

keduabelas pasang tersebut adalah saraf vagus (vagus nerves/saraf yang "berkelana"),
yang merupakan saraf nomor sepuluh yang mengatur fungsi-fungsi organ tubuh di bagian
dada dan perut. Disebut "vagus" atau saraf yang berkelana karena cabang-cabang
sarafnya mencapai rongga dada dan perut.

2.2 Sistem Saraf Otonom


Sistem saraf otonom mengendalikan kelenjar dan otot polos, yang mencakup otot
jantung, otot-otot di pembuluh darah, dan otot-otot di bagian dalam lambung dan usus. Otot-otot
tersebut dinamakan otot polos karena jika dilihat dari bawah mikroskop tampak polos.
Sebaliknya otot rangka memiliki gambaran yang berlurik-lurik. Sistem saraf otonomik
mendapatkan namanya dari fakta bahawa banyak aktivitas yang dikendalikannya secara otonom,
atau self-regulating (seperti pencernaan dan sirkulasi) dan terus berjalan kendatipun orang itu
sedang tidur atau tidak sadar.
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari
sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat
beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga
membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra
ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf
simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada
sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf
parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ
yang dibantu. Sistem saraf ini seringkali memiliki aksi antagonistic. Sebagai contohnya, sistem
saraf parasimpatik menyebabkan konstraksi pupil mata, menstimulasi pengeluaran saliva, dan
memperlambat denyut jantung, sistem saraf simpatik memiliki efek yang berlawanan. Keadaan
tubuh yang normal ( di suatu tempat di antara ekstrem eksitasi dan plasiditas vegetative)
dipertahankan oleh keseimbangan di antara kedua sistem ini. Fungsi-fungsi saraf otonom dapat
dibedakan menjadi tabel berikut ini :

Parasimpatik

Simpatik

mengecilkan pupil

memperbesar pupil

menstimulasi aliran ludah

menghambat aliran ludah

memperlambat denyut jantung

mempercepat denyut jantung

membesarkan bronkus

mengecilkan bronkus

menstimulasi

menghambat

sekresi

kelenjar

pencernaan

mengerutkan kantung kemih

sekresi

kelenjar

kontraksi

kandung

pencernaan

menghambat
kemih

Mekanisme Gerak Reflek


Reflek adalah respon yang tidak berubah terhadap rangsangan yang terjadi di luar
kehendak. Rangsangan ini merupakan reaksi organisme terhadap perubahan lingkungan, baik
dalam maupun luar organisme. Reflek dapat berupa peningkatan atau penurunan kegiatan
misalnya kontraksi otot atau relaksasi otot.
Jalur-jaur saraf yang berperan dalam pelaksanaan aktivitas refleks disebut lengkung reflek.
Komponen-komponen yang dilalui reflek adalah reseptor rangsangan sensoris yang peka
terhadap suatu rangsangan misalnya kulit, neuron aferen atau sensoris yang dapat mnghantarkan
impus menuju ke susunan saraf pusat yaitu medulla spinalis, pusat saraf atau pusat sinaps yang
merupakan tempat integrasi di mana masuknya sensoris dan dianalisis kembali ke neuron eferen,
neuron eferen atau motorik yang menghantarkan impuls ke perifer, dan alat efektor yang
merupakan tempat terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu serat otot atau kelenjar.

Jenis reflek dikelompokan ke dalam beberapa bagian diantaranya:


1. Jenis reflek berdasarkan letak reseptor yaitu: reflek ekstroseptif yang timbul
karena rangsangan pada reseptor permukaan tubuh, reflek interoreseptif timbul
karena rangsangan yang timbul pada alat dalam tubuh atau pembuluh darah, dan
reflek proreseptif timbul karena rangsangan pada otot, tendo, dan sendi untuk
keseimbangan.

2. Jenis reflek berdasarkan bagian saraf pusat yaitu: reflek spinal melibatkan neuron
di medulla spinalis, reflek bulbar melibatkan neuron di medulla oblongata, reflek
kortikal melibatkan neuron korteks serebri.

3. Jenis reflek berdasarkan timbulnya yaitu: reflek tak bersyarat, reflek yang dibawa
sejak lahir dan bersifat menetap, reflek bersyarat adalah reflek yang di dapat saat
pertumbuhan yang berdasarkan pengalaman hidup.

4. Jenis reflek berdasarkan jumlah neuron yaitu: reflex monosinaps yang melaui
proses satu sinaps dan dua neuron yang langsung berhubungan dengan saraf

pusat, reflek polisinaps melalui beberapa interneuron yag menghubungkan aferen


dengan eferen, reflek patologis biasanya terjadi pada anak bayi.

Daftar Pustaka
Lauralee, Sherwood,2001, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi-2, Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran.
Pearce C. Evelen. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Setiadi, 2007, Anatomi Fisiologi Manusia, Jakarta: Graha Ilmu.
Syaifudin. H. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: EGC
Syaifuddin, 2001, Fungsi Sistem Tubuh Manusia, Jakarta: Widya Medika.

Anda mungkin juga menyukai