Anda di halaman 1dari 10

STRATEGI PENGURANGAN PENGGANGGURAN

MELALUI PENGUATAN KEWIRAUSAHAAN


MAKALAH
Oleh :
Safaris Lutfi Zakaria

125020100111028

Program Studi Ekonomi Pembangunan


Jurusan Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Malang
2014

PENDAHULUAN
Pengangguran merupakan salah satu permasalahan klasik yang sangat
sulit untuk dihadapi oleh khususnya negara-negara yang sedang berkembang
termasuk Indonesia. Berdasarkan data yang ada memang terlihat bahwa dari tahun
ke tahun jumlah pengangguran telah mengalami penurunan, namun hal ini masih
belum signifikan. Berikut adalah serangkaian permasalahan pengangguran yang
dikutip dari tulisan Rowland B. F. Pasaribu yang judulnya Masalah Pokok
Perekonomian Indonesia yang menyebutkan beberapa poin berikut :
-

Tingginya angka pengangguran, meski sedikit menurun selama beberapa


tahun terakhir. Pada September 2011, ada sebanyak 7,70 juta orang
(6,56%) penganggur.

Pekerja tidak penuh sebanyak 34,59 juta orang, tidak menurun secara
berarti bahkan cenderung meningkat.

Pekerja informal tercatat 68,2 juta orang atau 62,17%. Tidak mengalami
perbaikan berarti.

Kecenderungan peningkatan pengangguran terdidik.

Upah yang rendah bagi kebanyakan pekerja. Kenaikan upah hanya


mengimbangi atau di bawah laju inflasi.

Lapangan kerja terbesar masih disediakan oleh sektor pertanian, sektor


yang justru kurang mendapat perhatian dan prioritas oleh pemerintah.

Perlindungan bagi pekerja hanya tersedia secara minimal. Tidak haya


dalam soal upah, melainkan juga atas hak-hak lainnya.

Kualitas banyak pekerja masih rendah dan produktifitasnya belum


optimal.
Dibalik serangkaian permasalahan ekonomi nasional yang disebutkan

diatas, disini masih terdapat beberapa peluang ekonomi Indonesia yang dapat
dijadikan rujukan dan pedoman dalam pengambilan kebijakan kedepannya.
Diantaranya adalah jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 sudah mencapai
237,5 juta jiwa. Meskipun lajunya mulai menurun dan diperkirakan akan tumbuh
stabil pada beberapa tahun mendatang, jumlah itu akan bertambah menjadi sekitar
275 juta pada tahun 2025. Peringkat Indonesia di dunia dalam hal ini pun bertahan

di urutan keempat. Jumlah penduduk yang amat besar ini memiliki dua sisi bagi
perekonomian Indonesia kini dan mendatang. Sisi beban jika dilihat dari masalah
yang diakibatkannya, seperti kebutuhan pangan, layanan kesehatan, dan terutama
sekali lapangan pekerjaan. Hal ini menjadikan potensi besar bagi pertumbuhan
ekonomi nasional. Merupakan potensi pasar yang luar biasa, serta ketersediaan
faktor produksi berupa tenaga kerja yang berlimpah. (Pasaribu: 2013).
Hasil survei Litbang Media Group yang di tulis dalam editorial
Media Indonesia

30

April

Pengusaha, menunjukkan

2007

bahwa

berjudul
motivasi

Minimnya
masyarakat

Minat
indonesia

menjadi
untuk

menjadi pengusaha ternyata amat rendah. Mayoritas responden menjawab


lebih suka menjadi orang upahan atau pekerja daripada membuka usaha sendiri.
Jajak pendapat tersebut sejalan dengan hasil survei Tenaga Kerja Nasional
2001 -2006, yang menyatakan bahwa profil tenaga kerja Indonesia memang
dikuasai pekerja. Dari total pekerja 25 juta orang, jumlah yang menjadi
pengusaha kurang dari seperlimanya. Keadaan ini perlu mendapat perhatian
serius ketika menghadapi masalah perekonomian yang rumit seiring dengan
dengan tingginya angka pengangguran. Di negara manapun, kewirausahaan atau
dunia usaha memberi kontribusi yang sangat besar terhadap pertumbuhan
ekonomi suatu negara. Di dalam makalah ini akan dibahas mengenai apa saja
strategi yang dapat digunakan dalam membangun kewirausahaan sehingga secara
agregat dapat berperan secara massif dalam pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi secara makro.

TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian dan Jenis- jenis Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang
mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya
disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding
jumlah kesempatan kerja atau lapangan kerja yang mampu menyerapnya.
Jenis jenis pengangguran :
A. Menurut Faktor Faktor Penyebabnya
Menurut faktor-faktor penyebabnya pengangguran dikelompokkan sebagai
berikut :
a. Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang terjadi akibat siklus
gelombang konjungsi atau perubahan naik turunnya kondisi ekonomi.
b. Pengangguran Teknologi
Pengangguran teknologi merupakan pengangguran akibat perubahan
teknologi. Misalnya penggantian tenaga manusia dengan mesin atau robot,
becak diganti dengan mobil, teller bank diganti dengan mesin ATM (Automatic
Teller Machine).
c. Pengangguran Struktural
Pengangguran structural adalah pengangguran karena perubahan
struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Misalnya
perubahan dari struktur agraris menjadi industry, lahan lahan pertanian
digunakan untuk mendirikan pabrik, sedangkan tenaga kerjanya hanya
mempunyai keterampilan di sektor pertanian.
d. Pengangguran Friksional
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang terjadi sementara
waktu.

Misalnya

menganggur sementara menunggu

panggilan kerja,

menganggur sementara waktu karena mogok menuntut kenaikan gaji, dan


menganggur sementara karena belum ada order pekerjaan.

B. Menurut Ciri Cirinya


Menurut ciri cirinya pengangguran dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Pengangguran Terbuka
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang benar benar tidak
mempunyai pekerjaan. Pengangguran ini banyak sekali penyebabnya. Misalnya
tenaga kerja sudah berusaha mencari pekerjaan tetapi belum mendapatkan
pekerjaan. Ada pula yang menganggur karena terpaksa, disebut pengangguran
terpaksa atau pengangguran yang tidak dikehendaki. Misalnya seseorang
menganggur karena disabilitas.
b. Pengangguran Terselubung
Pengangguran terselubung adalah jumlah pekerja dalam suatu kegiatan
ekonomi

lebih

banya

daripada

yang

sebenarnya

diperlukan

untuk

melaksanakan pekerjaan. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan


dalam pengangguran terselubung. Contohnya pelayan restoran yang lebih
banyak daripada yang diperlukan dan keluarga petani dengan anggota keluarga
yang besar yang mengerjakan luas tanah yang sempit, dan seseorang yang
melakukan pekerjaan tetapi tidak sesuai dengan keinginannya atau tidak
sepadan dengan kemampuannya.
c. Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman adalah pengangguran akibat perubahan musim
atau kegagalan musim. Misalnya, petani menganggur menunggu musim panen
atau menganggur karena gagal panen (paceklik).
d. Setengah Menganggur
Di negara negara berkembang migragi dari desa ke kota sangat pesat.
Akibatnya tidak semua orang yang pindah ke kota memperoleh pekerjaan
sesuai dengan yang diinginkan. Sebagian terpaksa jadi pengangguran sepenuh
waktu. Selain itu ada pula yang tidak menganggur tetapi tidak bekerja sepenuh
waktu.

2. Upaya untuk Mengatasi Pengangguran


Adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara
mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu
sebagai berikut :
Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
1.

Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja

2.

Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang
kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan

3.

Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan


(lowongan) kerja yang kosong, dan

4.

Segera mendirikan industri padatkarya di wilayah yang mengalami


pengangguran.

Cara Mengatasi Pengangguran Friksional


1.

Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri -industri baru,


terutama yang bersifat padat karya

2.

Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang


timbulnya investasi baru

3.

Menggalakkan pengembangan sector Informal, seperti home indiustri.

4.

Menggalakkan program transmigrasi untuk me-nyerap tenaga kerja di sector


agraris dan sector formal lainnya.

Cara Mengatasi Pengangguran Musiman


Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara :
1.

Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain, dan

2.

Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu


ketika menunggu musim tertentu.

PEMBAHASAN
Disamping rendahnya motivasi menjadi wirausahawan, salah satu faktor
yang mempersulit tumbuhnya kewirausahaan di Indonesia adalah masalah
birokrasi pemerintahan. Masalah birokrasi dimulai dari perizinan sampai
kebijakan dunia perbankan, sehingga kewirausahaan harus dibangun dari
semangat

diri

yang kuat bahwa baik buruknya kondisi hidup seseorang

bergantung pada diri kita sendiri tanpa menggantungkan diri pada orang lain.
Semangat kewirausahaan harus dibangun berdasarkan asas pokok sebagai berikut:
1. Kemauan kuat untuk berkarya (terutama dalam bidang ekonomi), dan
semangat mandiri.
2. Mampu membuat keputusan yang yang tepat dan berani mengambil
resiko.
3. Kreatif dan inovatif.
4. Tekun, teliti, dan produktif.
5. Berkarya dengan semangat kebersamaan dan etika bisnis yang sehat.
Kelima asas pokok kewirausahaan tersebut di atas, berkaitan dan
saling menunjang satu sama lain dan harus ada pada setiap diri wirausahawan
dengan kondisi yang berbeda-beda. Pembangunan kewirausahaan di Indonesia
tidaklah mudah. (Nugroho, dkk: 2008)
Strategi Pengembangan dan Peranan Pelatihan Kewirausahaan di Indonesia
Membangun kewirausahaan di Indonesia harus dilakukan melalui tiga
hal secara simultan, yaitu:
1.

Masyarakat mengubah paradigma bahwa menjadi pekerja atau PNS


lebih terpandang daripada menjadi wirausahawan sukses.

2.

Lembaga pendidikan mempersiapkan bekal ilmu dan keterampilan dalam


berwirausaha, dan

3.

Pemerintah memberikan dukungan yang kondusif berupa iklim usaha


yang baik menyangkut perizinan, permodalan, dan infrastruktur.
Kerangka pengembangan kewirausahaan di Indonesia dapat dilakukan

dengan beberapa strategi sebagai berikut:

1. Memperbaiki

pendidikan kewirausahaan, yaitu sistem pendidikan

kewirausahaan yang menyebar dari sekolah dasar sampai ke perguruan


tinggi (universitas) dan melakukan kerja sama dengan dunia industri
melalui kegiatan magang kewirausahaan.
2. Menyediakan infrastruktur (prasarana) yang tidak terbatas hanya terbatas
pada transportasi

dan

komunikasi,

melainkan

juga

infrastruktur

pendidikan baik formal maupun nonformal.


3. Menyediakan informasi seluas-luasnya bagi wirausahawan yang berada
pada tahapan start-up melalui layanan internet.
4. Membuka akses selebar-lebarnya dalam pendanaan terutama bagi UKM.
5. Membuat program komunikasi dan inisiatif bagi kewirausahaan.
Programprogram untuk memberi penyuluhan kewirausahaan melalui
media massa diikuti oleh program insentif sebagai penghargaan.
6. Menetapkan bidang-bidang yang mudah dimasuki oleh wirausahawan
baru (khususnya

di

bidang

perdagangan

dan

kerajinan)

serta

mendorong wirausahawan yang sukses di bidang industri manufaktur.


Semua strategi di atas perlu diterapkan secara terpadu, sistematis
dan berkelanjutan. Sehingga di masa mendatang diharapkan sebagian besar
penduduk indonesia menjadi wirausahawan yang sukses. Penerapan strategi
tersebut juga didasarkan pada tiga unsur yang saling berinteraksi, yaitu:
1. Kemauan
2. Kemampuan, dan
3. Kesempatan dalam berwirausaha.
Prasyarat untuk sukses menjadi wirausahawan adalah munculnya
kemauan seseorang untuk kewirausahaan atau memiliki semangat kewirausahaan
atas kemauannya sendiri. Pada akhirnya keberhasilan bangsa indonesia dalam
menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan bergantung
pada keberhasilan memberi kesadaran kepada lebih banyak orang agar tergerak
hatinya untuk memilih kewirausahaan sebagai salah satu pilihan yang tepat dalam
melaksanakan aktivitas kehidupannya.

KESIMPULAN
Kewirausahaan adalah alternatif solutif yang dapat digiatkan ditengah
gencarnya program pemerintah dalam penganggulangan kemiskinan dan
pengangguran. Intisari dari penggiatan Kewirausahaan ini adalah yang paling
penting adalah bagaimana agar mental-mental perubahan dan mindset dari
masyarakat diubah untuk menjadikan kegiatan wirausaha sebagai peluang
sekaligus tantangan yang mampu membuat kemajuan dan perkembangan yang
signifikan dalam masyarakat. Pembuktian empiris yang secara umum dapat dilihat
adalah bagaimana majunya bangsa Barat dengan mental persaingan yang kuat
akhirnya menuntut seseorang untuk menjadi lebih dan lebih baik dari waktu ke
waktu. Hal ini secara tidak langsung akan ikut berkontribusi dalam kemajuan dan
pembangunan segala lini dan bidang dalam kehidupan dan menjadikannya
bernilai ekonomi yang lebih daripada sebelumnya. Maka hal ini harus
dikembangkan lebih lanjut supaya dapat menggerakkan dan merangsang ekonomi
nasional lebih bergairah kembali, utamanya dalam upayanya untuk pengurangan
kemiskinan dan pengangguran.
Peran dari pemerintah yang diharapkan tidak hanya dalam penggiatan dan
mendorong kegiatan kewirausahaan saja namun juga membuat regulasi yang
mampu untuk membatasi adanya persaingan yang terlalu ketat sehingga terjadi
persaingan yang tidak sehat. Dari sisi lain, dalam pengembangan peran dan
semangat masyarakat dalam berwirausaha adalah yang penting salah satunya
adalah dorongan dari sisi kemudahan dan bantuan kredit usaha. Diantaranya agar
lebih dipermudah secara administrasi dan birokrasi yang tidak berbelit-belit.
Kemudian dari aspek lain juga banyak melakukan pelatihan-pelatihan
keterampilan tertentu sesuai dengan kemampuan dan sumberdaya yang tersedia di
suatu wilayah tertentu. Dengan demikian, secara agregat hal ini akan berperan
aktif dan berpengaruh positif terhadap kemampuan ekonomi dari masyarakat. Hal
ini secara otomatis akan mengurangi tingkat pengangguran yang ada dan tingkat
pendapatan masyarakat pun akan meningkat.

DAFTAR PUSTAKA
Pasaribu, Rowland, B. F. 2013. Masalah Pokok Perekonomian Indonesia. Artikel
Jurnal.
Puspita, Aulia Inneke. 2013. Peranan Pelatihan Kewirausahaan dalam Upaya
Mengurangi Pengangguran di Indonesia. Makalah.
Suharyadi, Nugroho. Arissetyanto, Purwanto, Faturohman. Maman. 2008.
Kewirausahaan: Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda. Jakarta:
Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai