Anda di halaman 1dari 3

Analisis Per Generasi Populasi Domba Di Pulau Kisar

Hubungannya Dengan Evolusi


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a. Hubungan genetik populasi domba di pulau kisar
b. Ukuran populasi efeksif dan laju silang dalam per generasi

Penjelasan:
a. Hubungan genetik populasi domba di pulau kisar
Hasil plotting kanonik pertama dan kanonik kedua, menunjukkan bahwa sebaran
kelompok domba antara ketiga subpopulasi secara fenotipik berhimpitan.

Peta persebaran ketiga populasi domba

Hal ini berarti bahwa sifat fenotipik ukuran-ukuran tubuh, antar ketiga subpopulasi
Purpura, Nowuru dan Oirata mempunyai kesamaan ukuran tubuh yang relatif tinggi, ini
artinya hubungan genetik ketiganya relatif tinggi pula. Sifat fenotipik mencakup pengukuran
perawakan luar( morfometrik) seperti bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh yang meliputi,
tinggi pundak, panjang badan, lebar dada, dalam dada, lingkar dada, lebar pangkal paha, lebar
ekor, panjang ekor, lebar telinga, panjang telinga, lebar tengkorak, panjang tengkorak, tinggi
tengkorak dan lingkar kanon.Hal ini disebabkan lingkungan ketiga wilayah subpopulasi

domba ini memiliki lingkungan makro dan genetik yang relatif sama, sehingga
mempengaruhi fenotip antar subpopulasi domba.
Sehingga dapat dikatakan hubungan genetik ketiganya relatif tinggi.
Hasil pengukuran morfometrik, menghasilkan prosentase hubungan populasi berdasar
kemiripan ukuran sebagai berikut:

Dari data tersebut dapat dilihat kemiripan populasi sangat tinggi. Kemiripan tertinggi
terjadi antara oirata (selatan)-X- dan Nowuru (tengah)-Y- mencapai 33,68%. Dan terendah
adalah oirata-X- dengan Purpura-Y-.
Kesamaan ukuran fenotipik domba yang ditemukan pada contoh ternak dari berbagai
kelompok antar subpopulasi merupakan cerminan dari besarnya campuran kelompok antar
subpopulasi tersebut, baik oleh adanya mutasi hasil rekayasa perternak maupun yang terjadi
secara alami (Suparyanto et al, 1999).
Nilai matrik jarak genetik antara masing-masing subpopulasi. Secara keseluruhan
jarak genetik antar subpopulasi domba di pulau Kisar adalah kecil. Artinya kekerabatan
relatif dekat sehingga dapat dikatakan bahwa di pulau Kisar belum terjadi isolasi wilayah
antar ketiga subpopulasi domba yang dapat menyebabkan terjadi pembentukan subpopulasi.

Dari penghitungan sifat morfometrik, didapatkan data nowuru dan Oirata adalah berekrabat
dekat, sedangkan Purpura adalah merupakan kelompok tersendiri.
b. Ukuran populasi efektif dan laju silang dalam per generasi
Ukuran populasi efektif (Ne) domba di pulau Kisar adalah sebesar 362 dengan laju silang
dalam (inbreeding) per generasi sebesar 0.13 persen. Hasil ini menunjukkan bahwa tekanan
silang dalam (inbreeding) belum terjadi pada populasi domba di pulau Kisar.

Hal yang ditakutkan adalah, terjadinya peningkatan perkawinan dalam (inbreeding) yang
diakibatkan peristiwa isolasi, yang kemudian berdampak pada perkawinan yang tidak
terkontrol, khususnya untuk ketersediaan dan pemanfaatan unggul yang tidak terdistribusi
dengan baik selama pemeliharaan domba. Secara teori, Menurut Notter et al (1994) dan
Simon (1999) bahwa suatu populasi dapat bertahan apabila laju silang dalam per generasi
lebih kecil atau sama dengan satu persen, artinya lebih dari itu populasi tidak akan bertahan.

Anda mungkin juga menyukai