DEMENSIA
I. Pendahuluan
Dimensia merupakan masalah besar dan serius yang dihadapi oleh
Negara- Negara maju dan telah pula menjadi masalah kesehatan yang mulai
muncul di Negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini disebabkan oleh
makin mengemukanya penyakit- penyakit degeneratif
serta makin
II. Definisi
Menurut PPDGJ III, definisi demensia adalah suatu sindrom akibat
penyakit/gangguan otak yang biasanya sifat kronik-progresif, dimana terdapat
gangguan fungsi luhur kortikal yang multiple ( multiple higher cortical
function ), termasuk di dalamnya : daya ingat, daya pikir, orientasi, daya
tangkap ( comprehension ), berhitung, kemampuan belajar, berbahasa, dan
daya nilai ( judgement ). Umumnya disertai, dan adanya diawali, dengan
kemerosotan ( deterioration ) dalam pengendalian emosi, perilaku sosial, atau
motivasi hidup.
1
Kepaniteraan klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha- Cibubur
Periode 30 Mei- 2 Juli 2011
Dimensia Alzheimer
Penyakit Alzheimer
Penyakit Pick
Khorea Huntington
Penyakit Parkinson
Demensia Vaskular
Multi infarks
Embolisme serebral
Arteritis
Demensia Trauma
2
Kepaniteraan klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha- Cibubur
Periode 30 Mei- 2 Juli 2011
Dimensia Alzheimer
Gangguan memori
Afasia
Apraksia
Agnosia
Perubahan kepribadian
3
Kepaniteraan klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha- Cibubur
Periode 30 Mei- 2 Juli 2011
Dimensia Alzheimer
DEMENSIA ALZHEIMER
I. Definisi
Penyakit Alzheimer adalah penyakit neurodegeneratif yang paling sering
ditemukan. Karakteristik penyakit ini terjadi perubahan koqnitif dan kepribadian
disertai perubahan struktur yang abnormal diotak.
Penyakit Alzheimer ditemukan pertama kali pada tahun 1907 oleh
seorang ahli Psikiatri dan neuropatologi yang bernama Alois Alzheimer. Ia
mengobservasi seorang wanita berumur 51 tahun, yang mengalami gangguan
intelektual dan memori serta tidak mengetahui kembali ketempat tinggalnya,
sedangkan wanita itu tidak mengalami gangguan anggota gerak, koordinasi dan
reflek. Pada autopsi tampak bagian otak mengalami atropi yang difus dan simetri,
dan secara nikroskopik tampak bagian kortikal otak mengalami neuritis plaque
dan degenerasi neurofibrillary.
Definisi demensia Alzheimer adalah demensia yang disebabkan oleh
Alzheimer, yang berarti demensia yang disertai oleh perubahan patologis di otak
penderitanya dengan waktu penyebaran sekitar 5 sampai 20 tahun .
Penyakit ini mengenai 10-15% orang diatas usia 65 tahun, dan mungkin
20% dari kelompok usia diatas 80 tahun. Etiologi penyakit alhzeimer belum
diketahui. Ditemukan meningkatnya pengurangan jumlah sel neuron di susunan
saraf pusat, mungkin oleh gangguan system enzim intraseluler, enzim yang
terlibat dalam bio-sintetase neurotransmier.
4
Kepaniteraan klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha- Cibubur
Periode 30 Mei- 2 Juli 2011
Dimensia Alzheimer
Tidak adanya bukti klinis, atau temuan dari pemeriksaan khusus yang
menyatakan bahwa kondisi mental itu dapat disebabkan oleh penyakit
otak atau sistemik lain yang dapat menimbulkan demensia ( misalnya
hipotiroidisme, hiperkalsemia, defisiensi vitamin B12, defisiensi
niasin, neurosifilis, hidrosefalus bertekanan normal, atau hematoma
subdural ).
II. Etiologi
Penyebab penyakit Alzheimer tidak diketahui dengan pasti , tetapi
beberapa teori menerangkan kemungkinan adanya faktor kromosom atau genetik
( gen apoprotein E4), usia, riwayat keluarga, radikal bebas, toksin amiloid,
pengaruh logam alumunium, akibat infeksi virus lambat atau pengaruh
lingkungan lain.
5
Kepaniteraan klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha- Cibubur
Periode 30 Mei- 2 Juli 2011
Dimensia Alzheimer
III. Patofisiologi
6
Kepaniteraan klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha- Cibubur
Periode 30 Mei- 2 Juli 2011
Dimensia Alzheimer
medial lobus temporal, meski hanya dalam jumlah yang kecil sudah merupakan
suatu keadaaan yang abnormal.
Mekanisme patofisiologis yang mendasari penyakit Alzheimer adalah
terputusnya hubungan antar bagian-bagian korteks akibat hilangnya neuron
pyramidal berukuran medium yang berfungsi sebagai penghubung bagian-bagian
tersebut, dan digantikan oleh lesi-lesi degeneratif yang bersifat toksik terhadap
sel-sel neuron terutrama pada daerah hipokampus, korteks dan ganglia basalis.
Hilangnya neuron-neuron yang bersifat kolinergik tersebut, meneyebabkan
menurunnya kadar neurotransmitter asetilkolin di otak. Otak menjadi atropi
dengan sulkus yang melebar dan terdapat peluasan ventrikel-ventrikel serebral.
Sindrom Down
Trauma Kepala
Depresi
7
Kepaniteraan klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha- Cibubur
Periode 30 Mei- 2 Juli 2011
Dimensia Alzheimer
8
Kepaniteraan klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha- Cibubur
Periode 30 Mei- 2 Juli 2011
Dimensia Alzheimer
Dimensia Alzheimer
Pemeriksaan neuropatologi
Diagnosa definitif tidak dapat ditegakkan tanpa adanya konfirmasi
neuropatologi. Secara umum didapatkan atropi yang bilateral, simetris, sering
kali berat otaknya berkisar 1000 gr (850-1250gr).
Kelainan neuropatologi pada Penyakit Alzheimer terdiri dari
neurofibrillary tangles, senile plaque, dan degenerasi neuron.
10
Kepaniteraan klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha- Cibubur
Periode 30 Mei- 2 Juli 2011
Dimensia Alzheimer
Laboratorium darah
Tes laboratorium pada pasien dimensia tidak dilakukan pada seluruh kasus.
Penyebab yang reversibel dan dapat diatasi seharusnya tidak boleh terlewat.
Pemeriksaan fungsi tiroid, hati, ginjal, kadar vitamin B 12, darah lengkap,
elektrolit, dan VDRL, pemeriksaan toksin di urin/ darah, direkomendasikan
diperiksa.
11
Kepaniteraan klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha- Cibubur
Periode 30 Mei- 2 Juli 2011
Dimensia Alzheimer
VIII. Terapi
1. Inhibitor kolinesterase
Penghambat kolinesterase memperpanjang kerja asetilkolin di
reseptor kolinergik pasca sinaps. Saat ini obat penghambat kolinesterase
merupakan terapi obat pilihan terhadap penyakit Alzheimer.
Obat obatan yang etrmasuk golongan ini adalah :
Donepezil ( Aricept ), untuk tingkatan ringan-berat . Dosis efektif :
5-10 mg perhari.
Rivastigmine ( Exelon ), untuk tingkatan gejala ringan- berat. Dosis
efektif: 6-12 mg perhari.
Galantamine ( Razadyne dan Razadyne ER ), untuk tingkatan ringansedang. Dosis efektif : 16-24 mg perhari.
2. Memantine ( Namenda )
Bekerja dengan cara mengaktivasi neurotransmitter glutamate.
Obat ini digunakan sebagai pengobatan untuk pengobatan Alzheimer
tingkat menengah sampai berat.
Sediaan tablet, 10 mg . 2 x sehari. Dosis efektif 20 mg perhari.
12
Kepaniteraan klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha- Cibubur
Periode 30 Mei- 2 Juli 2011
Dimensia Alzheimer
X. Prognosis
Nilai prognosa tergantung pada 3 faktor yaitu:
1. Derajat beratnya penyakit
2. Variabilitas gambaran klinis
3. Perbedaan individual seperti usia, keluarga demensia dan jenis kelamin
Ketiga faktor ini diuji secara statistik, ternyata faktor pertama yang paling
mempengaruhi prognostik penderita alzheimer. Pasien dengan penyakit alzheimer
mempunyai angka harapan hidup rata-rata 4-10 tahun sesudah diagnosis dan
biasanya meninggal dunia akibat infeksi sekunder.
13
Kepaniteraan klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha- Cibubur
Periode 30 Mei- 2 Juli 2011
Dimensia Alzheimer
III. KESIMPULAN
Dengan meningkatnya populasi usia lanjut di Indonesia, berbagai masalah
kesehatan dan penyakit yang khas terdapat pada usia lanjut akan meningkat. Terutama
dimensia alzheimer. Penyakit alzheimer merupakan kelainan neurodegeneratif dan
mengakibatkan kemunduran intelektual dan juga beragam gangguan behavioral
neuropsikiatrik. Perubahan neuropsikologi yang dapat ditemui pada penderita Alzheimer
mencakup gangguan memori jangka pendek dan panjang, afasia, gangguan visuospasial
dan visuokonstruktif dan defisit dalam berhitung, praksis, abstraksi, dan pertimbangan.
Perubahan behavioral dan defisit koqnitif mencerminkan berkurangnya secara
progresif sel- sel neuron , gliosis , akumulasi neurofibrillary tangles intraseluler,
timbulnya neurity plaques ekstraseluler, dan timbulnya angiopati amyloid di otak.
Penyakit Alzheimer tidak dapat disembuhkan dan belum ada obat yang terbukti
tinggi efektivitasnya. Selain mengatasi gejala perubahan tingkah laku dan membangun
rapot dengan pasien, anggota keluarga, dan care givers, saat ini fokus pengobatan
fungsi koqnitif adalah pada defisit sistem kolinergik .
14
Kepaniteraan klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha- Cibubur
Periode 30 Mei- 2 Juli 2011
Dimensia Alzheimer
DAFTAR PUSTAKA
Malim, Rusdi, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, PT. Nuh Jaya, Jakarta :
2003
http://www.e-psikologi.com
http://medicinestuffs.blogspot.com
15
Kepaniteraan klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha- Cibubur
Periode 30 Mei- 2 Juli 2011