menyebabkan udara mengalir ke paru sampai tekanan jalan napas pada akhir
inspirasi sama dengan tekanan atmosfer.
Selama pernapasan tenang, ekspirasi merupakan gerakan pasif akibat
elastisitas dinding thoraks dan paru. Pada waktu otot intercostalis eksternus
relaksasi, rangka costa turun dan lengkung diafragma naik keatas kedalam
rongga thoraks yang menyebabkan volume berkurang. Otot intercostalis
internus dapat menekan costa kebawah dan kedalam dalam waktu ekspirasi
yang kuat dan aktif, batuk, muntah atau defekasi. Selain itu otot-otot abdomen
dapat berkontraksi sehingga tekanan intraabdomen membesar dan menekan
difragma ke atas. Pengurangan volumemeningkatkan tekanan intrapleura
maupun tekanan intrapulmonal. Tekanan intrapulmonal meningkat mencapai
sekitar 1-2 mm Hg diatas tekanan atmosfer. Selisih tekanan antara jalan napas
dan atmosfer menjadi terbalik, sehingga udara mengalir keluar dari paru
sampai tekanan jalan napas dan tekanan atmosfer menjadi sama kembali pada
Asam
monochloroacetik
digunakan
dalam
produksi
karboksimetilselulosa, phenoxyacetates dan beberapa obatobatan. Ia memiliki toksisitas sistemik yang signifikan dan
bisa menghambat respirasi selular. Hal ini bersifat sangat
korosif.
Patofisiologi
Trauma akibat asam akan menyebabkan nekrosis koagulasi oleh protein
denaturasi, membentuk koagulum (misalnya, eschar) yang membatasi penetrasi
asam. Sedangkan pada basa biasanya menyebabkan luka yang lebih dalam disebut
perpindahan
volume
cairan
serta
protein
akan
terjadi,
kontraktilitas
miokard
menurun
Paru
Luka bakar inhalasi dapat disebabkan oleh asam hidroklorik atau
bahan kimia lainnya setelah seseorang menghirup zat kimia ini. Edema
saluran pernapasan atas, gangguan pernapasan, dan toksisitas karbon
monoksida ( CO ) adalah contoh dari trauma kimia dari inhalasi. Gejala
ini muncul dalam waktu 12 sampai 24 jam setelah kejadian luka bakar.
Juga suatu kondisi yang jarang dapat terjadi di mana bahan kimia
mengoksidasi hemoglobin paru-paru yang mengakibatkan gangguan
transportasi oksigen (methemoglobinemia) dan gangguan pernapasan.
Menghirup bahan kimia beracun dapat menyebabkan luka bakar di
jalan napas atas dan bawah. Individu dengan luka bakar inhalsi bahan
kimia datang dengan radang tenggorokan, sesak napas, dan nyeri dada.
Penatalaksanaan luka Bakar Karena Bahan Kimia/Kimiawi
Luka bakar dapat disebabkan oleh asam alkali , dan hasil-hasil pengolahan
minyak. Luka bakar alkali lebih berbahaya dari asam, sebab alkali lebih dalam
merusak jaringan. Baju yang terkena zat kimia harus segera dilepas . sikap yang
sering mengakibatkan keadaan menjadi buruk adalah menganggap luka karena
dari luar tampak sebagai kerusakan kulit yang hanya kecoklatan, padahal daya
rusak masih terus menembus kulit kadang sampai 72 jam.
Pada umumnya penanganan dilakukan dengan mengencerkan zat kimia
secara masif yaitu dengan mengguyur penderita dengan air yang mengalir kalau
perlu diusahakan dibersihkan perlahan-lahan. Netralisasi dengan zat kimia yang
lain dapat merugikan karena membuang waktu untuk mencarinya dan panas yang
timbul dari reaksi kimianya dapat menambah kerusakan jaringan. Sebagai
tindakan lanjut kalau perlu dilakukan resusitasi, perbaikan keadaan umum serta
pemberian cairan elektrolit.
Pengecualian penyiraman dengan air :
takikardi, sianosis,
spinosusdan celah
(SBP)
(RR)
13-15
>89
10-29
9-12
76-89
>29
6-8
50-75
6-9
4-5
1-49
1-5
Prioritasa
1
: 1-10
: 11
: 12
Mati
:0
Pengelolaan dasar :
Tanagani premeri survey
b. Trauma tajam
Terjadi diskontinuitas dinding toraks (laserasi) langsung akibat
penyebab trauma.
Akselerasi :
Kerusakan yang terjadi merupakan akibat langsung dari penyebab
trauma. Gaya perusak berbanding lurus dengan massa dan percepatan
(akselerasi); sesuai dengan hukum Newton II (Kerusakan yang terjadi
juga bergantung pada luas jaringan tubuh yang menerima gaya perusak
dari trauma tersebut.
Pada luka tembak perlu diperhatikan jenis senjata dan jarak
tembak; penggunaan senjata dengan kecepatan tinggi seperti senjata
militer high velocity (>3000 ft/sec) pada jarak dekat akan
mengakibatkan kerusakan dan peronggaan yang jauh lebih luas
dibandingkan besar lubang masuk peluru.
Deselerasi
Kerusakan yang terjadi akibat mekanisme deselerasi dari jaringan.
Biasanya terjadi pada tubuh yang bergerak dan tiba-tiba terhenti akibat
trauma. Kerusakan terjadi oleh karena pada saat trauma, organ-organ
dalam yang mobile (seperti bronkhus, sebagian aorta, organ visera,
dsb) masih bergerak dan gaya yang merusak terjadi akibat tumbukan
pada dinding toraks/rongga tubuh lain atau oleh karena tarikan dari
jaringan pengikat organ tersebut.
Torsio dan rotasi Gaya torsio dan rotasio yang terjadi umumnya
diakibatkan oleh adanya deselerasi organ-organ dalam yang sebagian
strukturnya memiliki jaringan pengikat/fiksasi, seperti Isthmus aorta,
bronkus utama, diafragma atau atrium. Akibat adanya deselerasi yang
untuk
mengimobilisasi
daerah
luka
membantu
yang
singkat
hal
ini
disebabkan
untuk
spontan
dapat
diklasifikasikan
menjadi
pada
trauma tumpul
dada
seringkali
Keadaan Umum
Diaforesis
Tanda vital
Takipneu
Takikardi (jika lebih dari 135 kali per menit, kemungkinan tension
pneumothorax)
Pulsus paradoxus
Inspeksi :
Statis
Dinamis
Palpasi :
Sela iga normal/melebar, Fremitus melemah.
Perkusi
Hipersonor, Pergeseran mediastinum.
Batas jantung terdorong ke arah toraks yang sehat.
Auskultasi :
Suara napas melemah-hilang.
Banyak bayi dengan pneumothorak tidak mempunyai gejala. Gejala
yang dapat muncul, yaitu :
a) Warna kulit sianosis
b) Nafas cepat
c) Grunting
d) Iritabilitas
e) Lemah
f) Retraksi
Sesak napas tiba-tiba, napas pendek, batuk kering, sianosis, dan nyeri
dada, punggung dan lengan merupakan gejala utama. Pada luka tembus
dada, bunyi aliran udara terdengar pada area luka tembus. Yang
selanjutnya disebut sucking chest wound (luka dada menghisap). Jika tidak
ditangani maka hipoksia mengakibatkan kehilangan kesadaran dan koma.
Selanjutnya pergeseran mediastinum ke arah berlawanan dari area cedera
dapat menyebabkan penyumbatan aliran vena kava superior dan inferior
yang dapat mengurangi cardiac preload dan menurunkan cardiac output.
penguncupan
paru
(halus),
Paru
kolaps,
Bayangan
Chest tube:
Selang dimasukkan ke dalam cavum pleura yang dihubungkan dengan
sebuah alat dengan aliran satu arah.
System Portable (memasukkan katup satu arah): tujuan standar dari
system katup satu arah adalah untuk menghindari perawatan di
rumah sakit dan masih dapat menangani pneumathorak spontan.
Penggunaan katup satu arah juga dapat mempercepat pemulangan
dan dapat juga digunakan selama transportasi pada penderita.
Katup Heimlich dapat mengevakuasi udara secara komplit, tidak
membutuhkan suction dan dapat mengeliminasi kemungkinan
terjadinya tension pneumothorax; hal ini memberikan mobilitas
yang besar dan ketidaknyamanan yang lebih minimal.
Katup Heimlich dihubungkan dengan kateter, memungkinkan
udara untuk keluar secara spontan dalam waktu 24-48 jam. Setelah
itu, jika paru gagal untuk mengembang, maka suction diperlukan.
Pasien dengan kebocoran udara persisten lebh dari 4 hari
disarankan untuk dilakukan pembedahan.
Intervensi Pembedahan
o Kebocoran udara persisten lebih dari 7 hari
o Pneumothorax ipsilateral rekuren
o Pneumothorax kontralateral
o Pneumothorax Bilateral
o Pasien dengan infeksi HIV AIDS karena adanya nekrosis ekstensif
o Lymphangiomyomatosis,
kondisi
resiko
tinggi
terjadi
pneumothorax
5) Indikasi WSD
WSD adalah Suatu sistem drainage yang menggunakan water seal
untuk mengalirkan udara atau cairan dari cavum pleura ( rongga
pleura)
TUJUANNYA :
Emfiema
senjata militer high velocity (>3000 ft/sec) pada jarak dekat akan
mengakibatkan kerusakan dan peronggaan yang jauh lebih luas
dibandingkan besar lubang masuk peluru.
Penatalaksanaan Trauma Toraks
Prinsip
Api
b.
c.
d.
e.
f.
4.
Luka-luka yang terjadi pada tempat ini disebabkan oleh faktorfaktor sebagai berikut :
-
semburan api
Sudut antara prosesus sifoideus dan arkus iga kiri. Ini adalah
lokasi yang paling aman karena di sini jantung tidak ditutupi
paru.
Sela iga 5 atau 6 pada garis sternal kiri, yaitu daerah yang
bebas dari paru dan pleura. Jarum pungsi diarahkan ke bawah
belakang dan sedikit medial untuk menghindari arteri
mammaria interna yang berada 1,25-2,5 cm dari garis sternal di
sela iga 4 dan 5.