Anda di halaman 1dari 65

Prof. dr.

Hermansyah,
SpPD-KR

Sub Pokok Bahasan :


1. Pendahuluan
2. Perkembangan Etik
Kedokteran
3. Relevansi Etik
Kedokteran

1. PENDAHULUAN
1. Etik
2. Profesi & Profesional
3. Hubungan Dokter &
Pasien
4. Standar Profesi
kedokteran
5. Informed Consent
6. Praktek Kedokteran

1.1. ETIK :
Etik
Ethics = the science of moral conduct,
Medical ethics =the moral rules and

principles which govern a member of


the medical profession in the exercise
of his profession,
Greek , ethikos = character
Latin ; Mores dan Ethos
Mores of Community (Kesopanan
masyarakat
Ethos of the people (Akhlak manusia)

1.2. PROFESI &


PROFESIONAL
Profesi (Professio profession,

secretus secret), melaksanakan


pekerjaan yang didasari dengan
pengetahuan dan kecakapan
formal yang kompleks disertai
pendekatan etis pada
pekerjaannya,
Profesi = earned the life,

Specific Privilege
Profesional (Professional) +
Legitimacy,

PROFESSIONALISM
Saintifik : lugas, rasional,

analitik, evidence based,


Wisdom : bijak, empati,
keutamaan

Tradisi luhur Profesi kedokteran


:
Ketuhanan,Kemurnian niat,

Kerendahan hati,Kesungguhan
kerja, intergritas, kesejawatan.

1. 3. HUBUNGAN DOKTER PASIEN


LANDASAN PRINSIP MORAL:

1.
2.
3.
4.

Prinsip berbuat baik (Beneficence)


Tidak merugikan (Non Maleficence)
Menghormati otonomi pasien
Keadilan

1.3.HUBUNGAN DOKTER PASIEN

Meningkatnya ketidakpuasan/kritik
pasien
terhadap praktek kedokteran,
penyebabnya:
Tenaga Medis:
Penurunan Professionalism
Gangguan kepribadian
Erosi Etika

Pasien/Masyarakat:

Meningkatnya kesadaran otonomi,


pengetahuan dan kesadaran hukum

1.4. STANDAR PROFESI


KEDOKTERAN
(LEENEN)

Berbuat secara teliti / seksama


menurut ukuran medik

Mempunyai kemampuan yang sama


dengan kemampuan rata-rata dokter
dengan kategori keahlian yang sama,
dalam situasi dan kondisi yang sama,
dengan sarana yang sebanding dengan
tujuan tindakan medik tersebut

1.5. INFORMED CONSENT

1.
2.
3.

4.

Informed consent =
Persetujuan Tindakan medik,
Permenkes Nomor 585 tahun
1989
Tolok ukur tindakan medis
(Leenen) memenuhi unsur unsur :
Adanya suatu indikasi medik
Dilakukan dengan hati-hati dan
teliti,
Harus berdasarkan standar
profesi
Adanya informed consent

1.6. PRAKTEK
KEDOKTERAN
PENGERTIAN:

Rangkaian kegiatan yang dilakukan tenaga medis


pada pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan

PRAKTEK KEDOKTERAN ILMIAH


(Scientific Medical Practice)

EVIDENCE-BASED MEDICINE

2. PENGEMBANGAN
ETIK KEDOKTERAN
Wacana pengembangan

etik
Perkembangan Etik
Kedokteran

2.1. WACANA
PENGEMBANGAN
ETIK KEDOKTERAN
Ada 4 wacana

1.
2.
3.
4.

pengembangan etik
kedokteran
Wacana Empiris,
Kajian Sosiologik,
Kajian Filsafat,
Wacana Agama,

2.1.1. WACANA EMPIRIS


Berdasarkan perilaku profesional

masyarakat kedokteran dalam


mengemban pelayananan medik,
Berdasarkan moralitas yang dianut
Kumpulam moralitas yang diamalkan
oleh masing masing anggota,

2.1.2. KAJIAN SOSIOLOGIS


Perkembangan Sosial

masyarakat,
Khususnya budaya
Terhadap perkembangan
iptekdok
Perubahan buah
pengabdian ke sajian jasa,
Kompetensi dokter dan hasil
tindakan medik,

2.1.3. KAJIAN FILSAFAT


Etik teoritis,
Etik normatif,
Kajian etik teoritis = kajian filsafat

(ontologi, epistemologi, aksiologi


Teori moral >> prinsip etik,kaidag
etik, hak dan kewajiban moral,
Utillitarian, Deontologi, individulism,
komunitas,
Etik feminisme

2.1.4. WACANA AGAMA


Norma agama yang dianut,
Kode Etik khusus,
Pada agama Islam perlu Fatwa

Ulama
Bagaimana kaitan dengan
imbalan jasa dokter,
Bagaimana dengan teknologi
kedokteran yang berkembang,
misalnya ART, Cloning dll.

Chosen
Ethical Issues
Theory of
Ethics

Most relevant
principle

Virtue
Deontology
Utilitarian
Eudamonia

Ethical
Relativism
Ethical
Dilemma

Culture
Custom

Scien-tech
Quality of Life
Deontologis
Teleologis

Prima Facies
Principle
Ceteris Paribus

Context vs Text
Choose 1-2 out of 4
(most stringent)

Assumption
(other principle stable)

Solving the Dilemma


Consistency
Coherency

Correspondency
Pragmatic

Legal

Administrative
Penal
Civil

2.2. PERKEMBANGAN
KODE ETIK KEDOKTERAN
SEJARAH KODE ETIK
KEDOKTERAN
PERKEMBANGAN KODE ETIK
KEDOKTERAN :
KODE ETIK INTERNASIONAL
KODE ETIK INDONESIA

2.2.1. SEJARAH KODE


ETIK KEDOKTERAN
Kode Etik Hammurabi, 2500

BC, Code of Conduct yang


terinci mengatur sikap yang
dituntut dari seorang dokter,
Hyppocrates Oath , rule of
conduct,
Thomas Percival, 1803, Code
of Medical Ethics

2.2.2. KODE ETIK


KEDOKTERAN
INTERNATIONAL

1949 World Medical Association merumuskan

Kode Etik Kedokteran International pada


Muktamar ke 3
Disempurnakan dengan :
Deklarasi Helsinki 1964
Deklarasi Syndney 1968
Deklarasi Oslo 1970
Deklarasi Munich 1973,
Deklarasi Tokyo 1975,
Deklarasi Venice 1983,
Deklarasi Brussel 1985,
Deklarasi Madrid 1987,

2.2.3. KODE ETIK KEDOKTERAN


INDONESIA
Kode Etik Kedokteran Indonesia

1969
Disempurnakan 1983 ditetapkan
dengan SK Menkes RI Nomor
434/MENKES/SK/X 1983 tanggal 28
Oktober 1983,
Disempurnakan 1991 di Yogyakarta
Versi 2001 di Muktamar IDI 2001
Ditetapkan oleh PB IDI 2002.
MKEK IDI

3. RELEVANSI ETIK
KEDOKTERAN
Relevansi Etik Kedokteran dan

profesi dokter ada 2 hal :


Etik Jabatan (Medical Ethics)
Etik Asuhan Kedokteran (Ethics of
Medical Care)
Etik Jabatan termasuk mores,
Etik Asuhan Kedokteran termasuk
Ethos,
Kedua istilah terkait satu sama lain.

ETIK JABATAN

Etik Jabatan :
Sikap terhadap teman sejawat
Sikap terhadap masyarakat
Sikap terjadap Pemerintah
Sumpah Dokter
UU Kesehatan
UU Praktek Kedokteran
PP
Fatwa MKEK

ETIK ASUHAN
KEDOKTERAN
Etik Asuhan kedokteran :
Peraturan tentang sikap dan

tindakan seorang dokter terhadap


penderita yang menjadi tanggung
jawabnya,
Sumpah Dokter
UU Kesehatan
UU Praktek Kedokteran
PP
Fatwa MKEK

The National Competency-Based


Curriculum for Family Doctors focuses
on seven Areas of Competence.
1. Effective communication
2. Performance of basic clinical skills
3. Application of principles from the biomedical,
clinical, and behavioral sciences and epidemiology in
the practice of family medicine
4. Management of health problems in the individual
family and community in a comprehensive, holistic,
continuous, coordinated, and collaborative manner
within the PHC setting
5. Accessing, critically appraising, and managing
information
6. Self-awareness, self-care and personal development
7. Professional, moral and ethical contexts of practice

PRAKTEK
KEDOKTERAN
PENGERTIAN:

Rangkaian kegiatan yang dilakukan tenaga medis


pada pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan

PRAKTEK KEDOKTERAN ILMIAH


(Scientific Medical Practice)

EVIDENCE-BASED MEDICINE

TUJUAN PRAKTEK
KEDOKTERAN
1.

Mencegah dan menyembuhkan


penyakit, memelihara, dan memulihkan
kesehatan

2.

Meringankan penderitaan

3.

Menyamankan (comforting)

Hubungan terapetik efektif bila


pasien percaya pada dokternya

KEMAMPUAN
PROFESIONAL :
Kompetensi kognitif, afektif dan

psikomotor sesuai standar profesi,


Orang sakit selain unsur biologis ada
unsur psikologis dan sosial,
Pelayanan kesehatan pada orang
sakit harus dilandasi etik profesi
Etik kedokteran dilaksanakan
dengan kemampuan komunikasi dan
empati

STANDAR PROFESI
KEDOKTERAN
(LEENEN)

Berbuat secara teliti / seksama


menurut ukuran medik

Mempunyai kemampuan yang sama


dengan kemampuan rata-rata dokter
dengan kategori keahlian yang sama,
dalam situasi dan kondisi yang sama,
dengan sarana yang sebanding dengan
tujuan tindakan medik tersebut

KOMPETENSI ETIK

Didasarkan pada :
Praktek kedokteran
Tujuan Praktek kedokteran
Kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotor yang sesuai dengan
standar profesi yang dikeluarkan
oleh lembaga yang berwenang
berupa ijazah dan lisensi (Surat Izin
Praktek) sesuai undang undang.

MODEL UNTUK MENJELASKAN TERJADINYA SAKIT (ENGEL 1977)

GANGGUAN
BIOLOGIS

PENYAKIT

GANGGUAN
PSIKOLOGIS

SAKIT
GANGGUAN
SOSIAL

ETIK KEDOKTERAN
KOMUNIKASI

EMPATI

PILAR PENYANGGA ETIK KEDOKTERAN = KOMUNIKASI + EMPATI

Medical
Indication Deductive

Beneficenc
e

Non Maleficence

logic
Autonomy

Justice

Method =
Logic Thinking critical analysis

Combination of
Its characteristics = Patients Context

INTELEKTUAL

KOMUNIKASI

Patofisiologi -

- Wawancara
(Hipotesis)

(P)
Memilih Tes

(P)
Pemeriksaan
Jasmani

Interpretasi
Hasil tes

Penalaran klinis*
(Biopsikososial)

Masalah
P = Praktis
* Clinical reasoning
** Clinical Judgment

Pertimbangan klinis**
(Tindakan,asuhan) (P)

Komunikasi Verbal
/ nonverbal

Empati

Etik Profesi

Principles-based approach Prima

Facie
T.Beauchamp & Childress (1994) &
Veatch (1989)
Beneficence

Henry
Richardson

Autonomy
Non Maleficence

Contextual features
Quality of life

Jonsen & Siegler

Justice

Clinical Decision
Making

Clinical Decision Making


Jonsen & Siegler:

1. Indication for Medical Intervention


professional competencies
2.
Patients preferences

autonomy, integrity
3.

Quality of life meaning

theory of ethics
4.

Contextual Features

sociocultural, relativism

Six Characteristics of
Competencies
1) competencies are context-bound;
2) they are indivisible (knowledge,

skills and attitudes are


integrated);
3) they are subject to change;
4) they are connected to activities
and
tasks;
5) learning and development
processes
are conditional for competencies

Competency
Domain
K = Cognitive
K

K= Knowledge
S = Skill
A = Attitude

A = Affective
S = Psychomotor

K = Cognitive
What do you know?
Knowledge

(application and integration of


knowledge and understanding),
How do you think? Reasoning
(Clinical reasoning, Problem solving
and Medical Decision making)

Skill
What can you do?

Skills

(History taking, Physical


Examination, Interpretation of
Investigations, Technical skills,
Psychomotor)

How do you behave?

Professionalism

( Affective, ethics. Moral, religion, socioculture)

1.
2.
3.
4.
5.

Honesty / Integrity
Reliability / Responsibility
Respect for others
Compassion / Caring
Self-improvement and
excellence
6. Self-awareness of
limitations
7. Communication / Teamwork
8. Altruism / Advocacy

LEGISLASI LULUSAN
PROFESI DOKTER
DOKTER PRAKTEK MANDIRI

L.P.

INTERNSHIP/ HOUSEMANSHIP

R.P.

DINAS
KESEHATAN

KOLEGIUM /
MKKI / KKI

DOKTER
S.Ked.

PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS
KEDOKTERAN

UNDANG UNDANG NO.29


TH.2004
TENTANG
PRAKTIK KEDOKTERAN

KERANGKA UU PK
BAB
BAB
BAB
BAB

I
II
III
IV

:
:
:
:

BAB V

BAB
BAB
BAB
BAB
BAB
BAB
BAB

:
:
:
:
:
:
:

VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII

Ketentuan Umum
Azas dan Tujuan
Konsil Kedokteran Indonesia
Standart Pendidikan Profesi
Kedokteran Gigi
Pendidikan dan Pelatihan
Kedokteran dan Kedokteran Gigi
Registrasi Dokter dan Dokter Gigi
Penyelenggaraan Praktek Kedokteran
Displin Dokter dan Dokter Gigi
Pembinaan dan Pengawasan
Ketentuan Pidana
Ketentuan Peralihan
Ketentuan Penutup
Jumlah Pasal :86

TUJUAN PENGATURAN
PRAKTIK KEDOKTERAN
1. Memberikan perlindungan pada pasien
2. Mempertahankan dan Meningkatkan
mutu pelayanan medis yang diberikan
oleh dokter dan dokter gigi
3. Memberikan kepastian hukum pada
masyarakat , dokter dan dokter gigi

TUGAS

- Registrasi dr dan drg gigi


- Mengesahkan standart pendidikan profesi dr dan drg
- Pembinaan penyelenggaraan praktik kedokteran dilaksanakan bersama
lembaga terkait

WEWENANG :
-

Menyetujui dan menolak permohonan registrasi dr dan drg


Menerbitkan dan mencabut surat tanda regristrasi dr dan drg
Mengesahkan standart kompentensi dr dan drg
Mengesahkan penerapan cabang ilmu kedokteran dan
kedokteran gigi
- Melakukan pembinaan bersama terhadap dr dan drg mengenai
pelaksanaan etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi profesi
-Melakukan pencatatan terhadap dr dan drg oleh organisasi profesi karena
melanggar etika profesi
* Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan fungsi ,tugas & wewenang
konsil diatur dengan PERATURAN KONSIL KEDUA INDO

Pendidikan Profesi
-

Standart pendidikan profesi dokter/ dokter gigi


Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran
Indonesia
Standart pendidikan profesi spesialis / dokter gigi
spesialis
Kolegium Kedokteran atau Kedokteran gigi

- Setiap dokter atau dokter gigi yang praktik wajib


mengikuti pendidikan dan pelatihan kedokteran
atau kedokteran gigi berkelanjutan yang
diselenggarkan oleh organisasi profesi dan
lembaga lain yang diakreditasi oleh organissi
profesi

REGISTRASI DOKTER &


DOKTER GIGI

1.Diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia


2.Berlaku selama 5 tahun dan
3.Registrasi ulang setiap 5 tahun
- Surat Keterangan sehat fisik & mental
- Sertifikat Kompentensi
- Pertimbangan ketua divisi registrasi dan divisi
lembaga
4. Lulusn Luar negeri harus dilakukan evaluasi program
adaptasi dan sertifikat kompentsi.
5.Dokter / dokter gigi WNA
- Surat ijin kerja sesuai peraturan perundang - undangan
tenaga kerja
- Surat tanda registrasi sementra 1 th dan dapat
diperpanjang 1 th
berikutnya

HAK DAN KEWAJIBAN DR DAN


DRG
HAK

Memperoleh perlindungan hukum


Memberikan pelayanan medis
Memperoleh informasi yang lengkap dan
jujur dari pasien atau keluarga
Menerima Imbalan jasa sesuai dengan
standart profesi dan standar prosedur
operasional

HAK DAN KEWAJIBAN DR DAN


DRG
KEWAJIBAN
Memberi pelayanan medis
Merujuk ke dr / drg lain yang punya
keahlian lebih baik
Merahasiakan segala sesuatu yang
dekat tentang pasien
Melakukan pertolongan darurat
Menambah
Ilmu
pengetahuan
dan
mengijuti
perkembangan
ilmu
kedokteran
/kedokteran gigi

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN


HAK
Mendapat

penjelasan lengkap tentang


tindakan medis
Meminta pendapat dr / drg lain
Mendapat pelayanan sesuai kebutuhan
medis
Menolak tindakan medis
Mendapatkan isi rekam medis

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN


KEWAJIBAN :

Memberikan Informasi yg lengkap dan


jujur tentang masalah
Mematuhi nasehat dan petunjuk dr /
drg
Mematuhi ketentuan yang berlaku
disarana kesehatan
Memberikan imbal jasa

DISPLIN DOKTER DAN


DOKTER GIGI

Majelis kehormatan Displin kedokteran (MKDKI )


Ibukota negara RI
Majelis Kehormatan Displin Kedokteran Tingkat propinsi
dibentuk oleh Konsil Kedokteran atas usul MKDKI
PIMPNAN MKDKI

KEANGGOTAAN MKDKI 11
- IDI
: 3 orang
- PDGI
: 3 orang
-Asosiasi RS
: 2 orang ( 1 dr & 1 drg )
- SH
: 3 orang
Ditetapkan menkes atas usul organisasi profesi

TUGAS MKDKI
1.Menerima pengaduan ,memeriksa dan
memutuskan kasus pelanggaran disiplin
2.Menyusun pedoman dan tata cara
penanganankasus pelanggaran

SANKSI DISPLIN
1.Peringatan tertulis
2.Rekomendasi pencabutan surat tanda
registrsi atau surat ijin praktik
3.Kewajiban mengikuti pendidikan atau
pelatihan di institusi pendidikan
kedokteran / kedokteran gigi

KETENTUAN PIDANA
1. Tidak memiliki Surat tanda registrasi / SIP
penjara 5 th ,denda 150 Juta
2. Indentitas ( gelar atau bentuk lain ) seolah olah ybs dr
drgyang memiliki surat regristrasi atau SIP
Penjara 5 th, denda 150 Juta
dengan sengaja menggunakan alat,metode atau cara
lain memberi pelayanan pada masyarakat ,seolah olah
ybs adalah dr / drg.
penjara 5 th, denda 150 Juta
3. Tidak memasang papan nama,tidak membuat rekam
medis ,tidak memenuhi kewajiban dr /drg
Penjara 1 th, denda 50 Juta
4. Dengan sengaja mempekerjakan dr / drg yang tidak
memiliki SIP
Penjara 10 Th, Denda 300 Juta
5. Bila dilakukan oleh korporasi
Pindana denda 400 Juta
Pencabutan ijin

MALA PRAKTEK
Adalah kesalahan tindakan
profesional yang merupakan:
1.

Akibat dari Ketidakpedulian, Kelalaian atau


Keterbatasan Kemampuan, Ketidaktelitian
dalam tindakanan profesionalnya

2. Kesalahan tindakan yang disengaja


3. Tindakan melawan hukum
4. Praktek yang tidak etis

ASPEK PIDANA MALA


PRAKTEK
1. Penyimpangan standar profesi
kedokteran
2. Unsur kesalahan berat (Culpalata)

3. Berakibat serius/fatal
4. Ada kaitan kausal antara tindakan dan
kerugian

ASPEK PERDATA MALA


PRAKTEK
1. Penyimpangan standar
profesi kedokteran
2. Unsur kelalaian ringan
3. Berakibat merugikan

4. Ada kaitan kausal antara


tindakan dan kerugian

MANA YANG PENTING ??


1. Menyenangi ilmu /
Mengetahui ilmu
2. Perubahan ilmu /
Keberadaan ilmu
3. Tanggung jawab /
Berbuat benar
4. Melestarikan
tradisi / Membuat
tata krama
5. Disiplin / Kreatif

6. Menunjukkan

kebenaran /
Mengatasi kesalahan
7. Pandai /Jujur
8. Patuh /Hormat
9. Harmoni /kompetisi
10. Menjaga Hubungan /
Berterusterang
secara baik

Anda mungkin juga menyukai