Laporan CN
Laporan CN
Kelompok
: 4 Pagi
PJ
LAPORAN TOKSIKOLOGI
SIANIDA
PENDAHULUAN
METODE
Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam praktikum kali ini adalah hewan coba yaitu
kelinci, larutan NaCN/KCN 1%, larutan NaNO2 1%, larutan Na2S2O3 5%, tabung reaksi, mortar
untuk menggerus sampel tanaman, daun singkong, kertas pikrat (warna kuning), dan tutup gabus.
Praktikum yang dilakukan untuk menguji kandungan sianida terdapat dua percobaan,
yang pertama mengamati gejala klinis keracunan sianida dan memberikan antidotanya lalu yang
kedua adalah identifikasi CN dalam tanaman menggunakan kertas pikrat. Percobaan pertama
yaitu mengamati gejala klinis keracunan sianida dan memberikan antidotanya. Menimbang
kelinci untuk melakukan penghitungan dosis sianida adalah hal pertama yang kami lakukan.
Setelah itu, sediakan dalam dua spoid berbeda sebanyak 2.5 ml NaNO2 1% dan Na2S2O3 5%.
Kemudian menyekok NaCN/KCN 1% dengan menggunakan spoid yang telah dicopot jarumnya
sebanyak 5-10 mg/kg BB hewan coba. Setelah itu, perhatikan gejala-gejala klinis yang timbul.
Percobaan kedua yaitu mengindentifikasi CN dalam tanaman menggunakan kertas pikrat.
Pertama-tama kami menggerus daun singkong terlebih dahulu. Hasil dari gerusan tersebut
dimasukkan ke dalam tabung tiga. Tabung ke-1 yaitu aquades sebagai kontrol negatif dan tabung
ke-2 yaitu berisi NaCN/KCN 1% + HCl sebagai kontrol positif. Lalu kami memanaskan ketiga
tabung tersebut sampai kertas pikrat berubah warna menjadi merah bata pada tabung ke-2.
Pengujian sianida pada seekor kelinci memiliki LD sebesar 7.5 mg/kg BB. Sehingga
dosis yang disuntikkan pada seekor kelinci tersebut adalah sebagai berikut
7.5m
do
berat badan = 2 kg
= 0.275 ml (tikus yang diberikan CCl4)
7.5m
10mg
= 19 g
= 1.5 ml
Setelah memberikan sianida secara peroral maka diperhatikan kondisi kelinci tersebut. Apabila
sudah terlihat gejala-gejala tersebut, kelinci langsung diberikan antidota. Berikut hasil dari
perbedaan setelah dan sebelum diberikan antidota,
No.
1.
2.
3.
4.
Kondisi Normal
dangkal
Pupil mata mengecil apabila Pupil
mata
terkena cahay
(terkena
cahaya
mengecil)
Mukosa pucat
vasokontriksi
Percobaan ke-2 yaitu identifikasi CN dalam tanaman menggunakan uji kertas pikrat. Pada
uji ini didapatkan hasil bahwa tabung ke-2 yang berisi NaCN/KCN 1% dan HCl dapat mengubah
kertas pikrat yang berwarna kuning menjadi merah paling bata karena tabung ke-2 dijadikan
sebagai kontrol positif. Sedangkan pada tabung ke-1 yang berisi aquades tidak merubah kertas
pikrat kuning menjadi merah. Namun pada tanaman yang kami uji yaitu tanaman/daun singkong
pada tabung ke-3, kertas pikrat berwarna kuning berubah menjadi merah.
Dari kedua percobaa
SIMPULAN
Xenobiotika tidak dapat diserap tubuh dengan sempurna oleh organ hati untuk raktikum
kali ini. Seharusnya xenobiotikan dapat didetoksiskasi oleh organ hati .
Pada praktikum ekskresi Pb akan bereaksi dengan S membentuk PbS (Timbal sulfida)
ditandai dengan terbentuknya kelat pada permukaan kertas saring Terjadi hasil percobaan
praktikum detoksikasi yang sangat berbeda dengan literatur. Hal ini kemungkinan dapat terjadi
karena kesalahan praktikan (dalam menghitung dosis, menginjeksi cairan, mencatat waktu, dan
atau mengamati gejala) dan bisa juga karena hati mencit yang dirusak telah rusak sebelumnya
karena infeksi patogen.
DAFTAR PUSTAKA
Ganiswara, Sulistia G. et al. 1995. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Gaya Baru.
Mutschler, Ernst. 1991. Dinamika Obat. Bandung: ITB Press.
Lu, Frank C. 1995. Toksikologi Dasar edisi kedua. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
[Anonim]http://duniaveteriner.com/2009/07/studi-kasus-detoksikasi-dan-letal-dosisld50/