Anda di halaman 1dari 16

REFLEKSI KASUS II

Seorang Anak Laki-laki Usia 8 Tahun Dengan Epilepsi, Parotitis dan


Status Gizi Baik
Diajukan guna melengkapi tugas Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga Demak

Disusun Oleh:
Chairunisa Anggraini

01.208.5625

Pembimbing:
dr. Chatarina Rini Pratiwi, Sp.A

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
SEMARANG
2014

HALAMAN PENGESAHAN

Nama

: Chairunisa Anggraini

NIM

: 01.208.5625

Fakultas

: Kedokteran

Universitas

: Universitas Islam Sultan Agung ( UNISSULA )

Tingkat

: Program Pendidikan Profesi Dokter

Bagian

: Ilmu Kesehatan Anak

Judul

: Seorang Anak Laki-laki Usia 8 Tahun Dengan Epilepsi, Parotitis


dan Status Gizi Baik

Demak,

Januari 2014

Mengetahui dan Menyetujui


Pembimbing Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Sunan Kalijaga Kab. Demak

Pembimbing

dr. Ch. Rini Pratiwi, Sp.A

BAB I
LAPORAN KASUS

I.

IDENTITAS PASIEN
a.

Nama

: An. DF

b. Usia

: 8,7 tahun

c.

: Laki-laki

Jenis Kelamin

d. Alamat

: Karang Bagusan 9/2 Jepara

e.

Nomer CM

: 06.10.50

f.

Berat Badan

: 30 kg

g. Tinggi Badan

: 127 cm

h. Tanggal Masuk

: 1 Januari 2014

i.

Tanggal Pulang

: 2 Januari 2014

j.

Bangsal

: Dahlia bed 5

Nama Ayah

: Tn. S

Umur

: 46 Tahun

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Swasta

Pendidikan

: SMA

Nama Ibu

: Ny. M

Umur

: 40 tahun

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Pendidikan

: SMA

II.

ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara Autoanamnesis dan Alloanamnesis
Alloanamnesa dengan ibu pasien dilakukan pada hari Kamis, tanggal 2
Januari 2014 pukul 10.00 WIB di bangsal Dahlia dan didukung dengan
catatan medis.
a. Keluhan Utama : Kejang
b. Keluhan Tambahan : Demam, dan Gondongan
c. Riwayat Penyakit Sekarang

1 hari SMRS pasien demam semakin lama semakin tinggi disertai


dengan nyeri dan bengkak pada daerah di bawah telinga kiri. Bengkak
terasa hangat, warna bengkak sama dengan sekitarnya, nyeri tekan (+).
Bengkak semakin lama semakin membesar. Nyeri telan (+) nyeri telan
akan bertambah jika makan makanan yang asam, atau kecut seperti
jeruk (+). Malaise (+), pusing (+), tidak mau makan (+) minum jarang
(+), tidak mau bicara (+). Telinga seperti tersumbat (+) berdenging (-).
Menggigil (+). BAB seperti biasa, 1 x/hari, warna kekuningan,
konsistensi lembek, tidak ada darah dan lendir. BAK lancar seperti
biasa 3-4 x/hari, warna kuning jernih, jumlah cukup, tidak nyeri saat
kencing. Batuk (-) pilek (-), mual (+), muntah (-). Nyeri perut (+), dan
nyeri di sekitar kelamin (+).

12 jam SMRS demam semakin tinggi menggigil (+), bengkak dibawah


telinga kiri semakin besar hingga ke bawah telinga kanan sampai
dibawah dagu dengan nyeri telan (+), nyeri tekan (+) terasa sangat
sakit walaupun hanya tersentuh. Malaise (+) pusing (+), anoreksia (+),
jarang minum (+), telinga tersumbat (+) berdenging (-). BAB (-),
BAK lancar. Batuk (-) pilek (-), mual (+), muntah (-) tidak mau bicara
(+). Nyeri perut (+), dan nyeri di sekitar kelamin (+).

3 jam SMRS pasien mengalami kejang yang dirasakan selama 5


menit. Saat kejang pasien kelonjotan, tangan dan kaki bergerak cepat.
Mata mendelik keatas (+) pasien tidak sadar saat kejang (+). Sebelum
kejang pasien terlihat bengong, pandangan kosong, kejang didahului
4

demam tinggi. Setelah kejang keluar buih dari mulut (+), pasien sadar
(+), lemah (-), terlihat bingung (+), menangis (-), sesak (-), mual (+),
muntah (-), ngobrok (-), bengkak di bawah telinga kiri semakin
membesar, nyeri tekan (+), nyeri telan (+) anoreksia (+), tidak mau
minum (-), dysfonia (+). Malaise (+) pusing (+), telinga tersumbat (+)
berdenging (-). BAB (-), BAK lancar. Batuk (-) pilek (-). Nyeri perut
(+), dan nyeri di sekitar kelamin (+).

Pasien dibawa ke IGD RSUD Sunan Kalijaga Demak karena kejang


dirumah 1X, selama + 5menit, tidak berulang, kejang kelonjotan
dengan mata mendelik keatas, saat kejang tidak sadar, setelah kejang
anak sadar, ngobrok (-), keluar buih dari mulut (+), mual (+), muntah
(-) penurunan kesadaran (-), kejang diawali dengan demam tinggi
karena gondongan, gondongan dibwah telinga kiri yang makin lama
makin membesar hingga ke bawah dagu dan bawah telinga kanan.
Nyeri telan (+) nyeri tekan (+) disfonia (+) anoreksia (+), jarang
minum (+) nyeri di sekitar kelamin (+), nyeri perut (+). Riwayat
kejang sebelumnya diakui saat usia 1 tahun dan 7 tahun. Kejang tidak
pernah sampai 15 menit, setelah kejang pasien sadar. Riwayat keluarga
kejang diakui yaitu ayah pasien.

Saat di IGD pasien mendapatkan pertolongan pertama berupa O2


3liter/menit, stesolid supposturia, dan Infus RL 20 tetes per menit
makro. Pasien diambil darahnya untuk sampel pemeriksaan darah
berupa hemoglobin, hematrokrit, jumlah dan jenis leukostit serta
trombosit,

elektrolit dan Gula darah sewaktu. Sampai di bangsal

dahlia bed 5. Selama di bangsal pasien di observasi terhadap kejang,


demam, dan parotitis-nya.

Sehari setelah dirawat di bangsal dahlia RSUD Sunan Kalijaga Demak


pasien sudah tidak demam lagi, kejang (-) dalam 24 jam, bengkak di
bawah telinga sampai leher sudah tidak bertambah besar lagi, nyeri
telan (+) nyeri tekan (+). Malaise (+) pusing (+), anoreksia (+), jarang

minum (+), telinga tersumbat (+) berdenging (-). BAB (-),

BAK

jarang. Batuk (-) pilek (-), mual (+), muntah (-) tidak mau bicara (+).
Nyeri perut (+), dan nyeri di sekitar kelamin (+). Namun pasien
meminta untuk pulang paksa karena rumah yang jauh dan merasa
sudah tidak demam lagi.

d. Riwayat Penyakit Dahulu


Kejang sebelumnya diakui.
o Saat usia 1 tahun saat kejang didahului oleh demam, kejang
tidak lebih dari 10 menit, kejang berulang dalam 24 jam (+)
o Saat usia 7 tahun pasien kejang tidak diawali dengan
demam, kejang + 10 menit, kejang berulang dalam 24 jam
(-). Sebelum kejang

pasien nampak kelelahan setelah

olahraga, pandangan ksosng (+)


Riwayat Parotitis epidemika sebelumnya disangkal
Riwayat Demam tinggi sebelumnya diakui

e. Riwayat Penyakit Keluarga dan Lingkungan sekitar


Ayah pasien menderita epilepsi
Pernah ada teman sekelas yang sakit parotitis

f. Riwayat kehamilan dan pemeliharaan Prenatal


Selama hamil, ibu rutin memeriksakan kandungnnya ke bidan > 4x dan
obat-obatan yang diminum tablet tambah darah, kalsium dan vitamin. Ibu
mendapatkan suntikan TT sebanyak 2x. Ibu menyangkal adanya riwayat
trauma, riwayat di pijat, riwayat tekanan darah tinggi dan kencing manis,
riwayat minum jamu-jamuan selama kehamilan.
Kesan : pemeliharaan prenatal baik

g. Riwayat Persalinan
Berat badan lahir dari ibu G3 P3 A0, hamil aterm. Bayi lahir secara
spontan, ditolong oleh bidan. Bayi lahir langsung menangis dan
berwarna merah. Berat badan bayi saat lahir 3500 gram, panjang badan
51 cm, ibu lupa lingkar kepala dan lingkar dada saat anak lahir.
Kesan : neonatus aterm, vigrous baby.

h. Riwayat Postnatal
Ibu mengaku membawa anaknya ke Posyandu secara rutin dan
mendapat imunisasi dasar lengkap di bidan dekat rumah.

i. Riwayat Keluarga Berencana


Ibu pasien secara teratur mengikuti program Keluarga Berencana suntik
3 bulan sekali.

j.

Riwayat Imunisasi
i.

BCG

: 1 x diberikan saat umur 1 bulan


Scar ( + ) di lengan kanan atas.

ii.

DPT

iii.

Polio : + 4x, umur 0, 2, 4, 6 bulan. Booster umur 18 bulan.

iv.

Hepatitis B

: + 4 x umur 0, 2, 4, 6 bulan. Booster umur 18 bulan.

v.

Campak

: + 1 x pada umur 9 bulan.

Kesan

: + 3 x umur 2, 4, 6 bulan. Booster umur 18 bulan.

: Imunisasi dasar lengkap sesuai umur tanpa disertai


bukti KMS

k.

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan anak


Riwayat pertumbuhan
Berat badan saat lahir 3500 gram dan panjang badan saat lahir 51 cm.
Berat badan sekarang 30 kg dan panjang badan saat ini adalah 127
cm.

Riwayat perkembangan

Senyum

: 2 bulan

Miring

: ibu lupa

Tengkurap

: 4 bulan

Duduk

: ibu lupa

Gigi keluar

: ibu lupa

Merangkak

: ibu lupa

Berdiri

: 11 bulan

Berjalan

: 12 bulan

Lari

: ibu lupa

Bicara

: 15 bulan

Saat ini anak berusia 8 tahun 7 bulan tahun, anak berada dalam tingkat
pendidikan SD kelas 3. Tidak ada gangguan perkembangan mental dan
emosi. Anak tidak pernah tinggal kelas. Anak memiliki banyak teman
dilingkungan sekolah dan rumah
Kesan : pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan umur.

l. Riwayat Makan dan Minum Anak


ASI diberikan sejak lahir sampai usia 1,5 tahun, ASI ekslusif sampai 6
bulan.
Mulai usia 6 bulan anak diberikan ASI semau anak, dan susu promina
rasa apa saja, 3 x sehari 1 mangkuk kecil, acceptabilitas baik
Mulai usia 12 bulan diberikan ASI semau anak, nasi yang dihaluskan,
sayur, dan lauk lunak (telur/ati/ikan) 3x sehari @ mangkok kecil
habis dimakan. Buah (pisang/apel) kalau ada.
Usia 1 tahun 5 bulan anak sudah makan makanan keluarga. Makan
dengan

sayur

bayam/kangkung/asem,

dengan

lauk

ikan/ayam/tahu/tempe/telur dan habis dimakan. Selain itu mendapat


tambahan susu formula 2 gelas sehari
Kesan:
ASI eksklusif
8

PASI sesuai umur


kualitas dan kuantitas makanan dan minuman cukup BAIK

m. Riwayat Sosial Ekonomi


Ayah pasien bekerja sebagai pedagang (swasta). Ibu pasien tidak
bekerja. Menanggung 3 orang anak yang belum mandiri. Penghasilan
per bulan Rp 3.500.000,Biaya pengobatan ditanggung sendiri atau dibayar oleh orang tua.
Kesan : Sosial ekonomi cukup

III.

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 2 Januari 2014, pukul 10.00 WIB di ruang
bangsal dahlia bed 5. Anak laki-laki usia 8 tahun 7 bulan, berat badan 30 kg,
panjang badan 127 cm.
Kesan Umum

: Compos mentis, tampak lemah, dan kesakitan, sesak (-),

perdarahan (-)
a. Tanda Vital
i. Tekanan darah

: 110/80 mmHg

ii. Nadi

: 130 x/menit, reguler, isi tegangan cukup

iii. Suhu

: 38,9 0C

iv. Pernapasan

: 30 x/menit

b. Status Gizi
BB: 30 kg
TB: 127 cm
BMI = BB/(TB)2 = 30 / (1,27)2 = 30/1,61 = 18,63 kg/m2
Kesan status gizi: Baik
c. Status Generalis
i.

Kepala

ii. Mata

: Mesocephal, Rambut hitam merata tidak mudah dicabut.


: konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), mata cekung (-)
pupil isokor (+/+), oedem palpebra (-/-)

iii. Telinga

: discharge (-/-) nyeri tekan (+/+) nyeri tarik (-/-)


9

iv. Hidung

: secret (-), napas cuping hidung (-) epistaksis (-/-)

v.

: bibir kering (+/+) lidah tremor, pernapasan mulut (-)

Mulut

tonsil T1-T1 hiperemis (-)


vi. Kulit

: hipopogmentasi (-), hiperpigmentasi (-)

vii. Leher

: pembesaran KGB (-), trachea terdorong (-)

viii. Thorax
Jantung
Inspeksi : ictus codis tampak
Palpasi

: ictus cordis teraba dengan 1 jari dari ICS 5 linea


midclavikula 2 cm ke medial, pulsus parasternal (-),
pulsus epigastrium (-)

Perkusi

Kanan jantung

: ICS 5 linea sternalis dextra

Atas jantung

: ICS 2 linea parasternal sinistra

Pinggang jantung : ICS 3 linea parasternalis sinistra


Kiri jantung

: ICS 5 linea midclavicula 2 cm ke


medial

Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, bising (-)


Kesan: Normal
Paru
Inspeksi

: Pengembangan hemithoraks simetris

Palpasi

: Sterm fremitus simetris

Perkusi

: Sonor

Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+), Ronki basah (-),


Wheezing(-)
Kesan

: Normal

ix. Abdomen
Inspeksi

: Datar, gerakan peristaltik (+)

Auskultasi

: Peristaltik (+), bising usus (+) normal

Perkusi

: Tymphani di seluruh kuadran

Palpasi

: Supel (+), hepar/lien tidak teraba besar.


10

Kesan : Normal
x.

Genitale :
Laki-laki. Nyeri di testis (+/+)

xi. Ekstremitas
Edema
Akral dingin
Pelebaran vena
Capillary refill time

Superior
-/-/-/< 2/ < 2

Inferior
-/-/-/< 2/ < 2

xii. Status Neurologis


Rangsang Meningeal:
a. Kaku kuduk

: negatif

b. Brudzinsky I IV
- Neck sign

: negatif

- Cheek sign

: negatif

- Symphisis sign

: negatif

- Leg sign

: negatif

c. Kernig sign

: negatif

Pemeriksaan
Gerakan
Kekuatan
Refleks fisiologis
Refleks patologis
Tonus
Klonus

Ekstremitas Superior
Bebas
5
(+) N / (+) N
(-) / (-)
Normotonus/ Normotonus

Ekstremitas Inferior
Bebas
5
(+) N / (+) N
(-) / (-)
Normotonus/ Normotonus
(-) / (-)

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Darah Rutin, Elektrolit, Widal
Darah rutin
Hb
Ht
Leukosit
Trombosit
Basofil

Hasil Lab
(tanggal 1/1/14)
13,5 gr%
39
6400 u/l
221.000 u/l
0

Nilai normal
11,5-12,5
34 - 38
5.500-15.500
150.000 - 300.000u/L

11

Eosinofil
N. Batang
N. segmen
Limposit
Monosit

0
0
50
45
5
Hasil Lab
(tanggal 2/1/14)

GDS dan Elektrolit


GDS
Na
K
Ca
Mg
Cl
Kesan :

165
133,2
3,94
9,94
2,1
102,4
Gambaran darah rutin normal,
GDS normal,
Elektrolit normal

4. Pemeriksaan Khusus
Data Antopometri
Anak laki-laki, usia 8 tahun 7 bulan
Berat Badan

: 30 kg

Tinggi Badan

: 127 cm

Pemeriksaan status gizi ( Z score ) :


WAZ = BB median = 30 -26,9 = + 0,57 ( berat badan normal )
SD

5,40

HAZ = TB median = 127 130,0 = - 0,5 ( normal )


SD

5,50

WHZ = BB median = 30 25,2 = + 1,5 ( Normal )


SD

3,2

Kesan : Normoweight, Tinggi badan normal, status gizi normal

12

IV.

DAFTAR ABNORMALITAS

No

Masalah aktif

Tanggal

No

Masalah Pasif

Tanggal

Febris 2 hari

31-12-2013

Pengetahuan orang 1-1-2014


tua tentang penyakit
anak yang kurang

Parotitis

31-12-2013

2.

Ayah

pasien 1-1-2014

epilepsi
3

Kejang

1-1-2014

Nyeri Perut

31-12-2013

Hemokonsenterasi

31-12-2013

Anoreksia

31-12-2013

Nafsu minum turun

31-12-2013

Disfagia, disfonia

31-12-2013

Nyeri testis

31-12-2013

V.

DIAGNOSIS BANDING
1. Observasi Kejang
DD: Epilepsi
Meningioensefalitis

2. Oedem di leher bagian atas


DD : Parotitis
Struma
Limfadenopati

13

VI.

DIAGNOSIS KERJA
: Epilepsi

2. Diagnosis komorbid

: Parotitis

3. Diagnosis komplikasi

: suspek orchitis

4. Diagnosis gizi

: Gizi baik

5. Diagnosis sosial ekonomi

: Cukup

6. Diagnosis Imunisasi

: Imunisasi dasar lengkap

7. Diagnosis Pertumbuhan

: Sesuai Umur

8. Diagnosis Perkembangan

: Sesuai umur

VII.

1. Diagnosis utama

PENATALAKSANAAN
1. Epilepsi
a. Ip.Dx :
i. Subyektif

:-

ii. Obyektif

1. EEG
2. Ct scan - MRI
b. Ip.Tx :
i. Non-medikamentosa
Kompres air hangat
ii. Medikamentosa
Infus RL 18 tpm
Injeksi Diazepam 15 mg IV pelan ( 7,5 menit)
PO: Paracetamol syr 3x 3 cth
Fenobarbital 3 x 50mg
Depakene 1 x 1 cth
c. Ip.Mx :
Kondisi Umum
Tanda Vital (Nadi, RR, Suhu)
Kejang ulangan

14

d. Ip. Ex :
-

Menjelaskan pada orang tua tentang bagaimana tahapan penanganan


pertama kejang demam di rumah, yaitu:
- Saat anak kejang, dibawa ke tempat yang aman
- Longgarkan pakaian
- Kompres dengan air hangat seluruh badan untuk menurunkan panas
- Jika anak sadar, beri penurun panas
- Segera bawa anak ke pelayanan kesehatan terdekat

Memberikan informasi kemungkinan kejang kembali jika anak


mengalami demam, kedinginan, terlalu lelah, kelaparan. Dan diberikan
paracetamol jika panas. Sehingga hindari faktor pencetus terjadi kejang

Menjelaskan kepada orang tua efek samping dari terapi seperti


mengantuk, depresi pernapasan.

Kompres hangat apabila anak panas

Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.

Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.

2. Parotitis
Ip. Dx :
Diagnosis Subjektif : Diagnosis Obyektif :
Ip. Tx :
Non-Medikamentosa :
-

Tirah Baring

Diit bubur lunak, lauk cacah

Medikamentosa :
-

Methylprednisolon 2 X 4mg

Injeksi Vit C 1 X1 ampul

Ip. Mx :
- Keadaan Umum, Tanda Vita (HR, RR, Suhu)
- Tanda-tanda komplikasi
15

- Intake Diit
Ip. Ex :
-

Jaga kebersihan oral higiene anak

Istirahat total, tidak bersekolah dulu sehingga menghindari


penyebaran penyakit

VIII.

Minum obat teratur, jaga kondisi tubuh agar teteap fit

PROGNOSIS
Qua ad vitam

= ad bonam

Qua ad sanam

= dubia ad malam

Qua ad fungsional

= ad bonam

16

Anda mungkin juga menyukai