Dengan kondisi demikian, BPOM mengambil kebijakan memberi izin obat generik kembali
beriklan, kali ini disertai logo produsen. Cara demikian bukan saja menguntungkan produsen,
tapi juga diharapkan mengatrol kembali pangsa pasar obat generik. Tujuannya jelas, agar
industri obat generik terus berlangsung, dan konsumen menjadi sadar atas keberadaan obat
generik, yakin terhadap obat generik, dan sembuh karena obat generik dengan biaya yang
terjangkau.
Benarkah dengan beriklan harga obat generik menjadi tinggi? Sebenarnya tidak. Biaya iklan
tidak pernah dibebankan pada Harga Pokok Produksi obat generik. Artinya, biaya iklan
termasuk dalam biaya pemasaran, dihitung berdasarkan persentase hasil penjualan. Maka tidak
benar, jika dikatakan iklan akan menaikkan harga. Selain itu, iklan akan memancing keinginan
konsumen membeli. Jika kondisi ini terjadi, produsen tidak lagi perlu memberi diskon trade
channel. Keuntungan akan beralih dari grosir dan pedagang ke tangan produsen. Produsen
sendiri menggunakan keuntungan yang diperoleh untuk biaya promosi, sehingga pangsa pasar
semakin besar, dan harga justru semakin murah akibat kompetisi industri. Dengan terciptanya
kondisi seperti ini, masyarakat sangat diuntungkan, karena dapat memperoleh obat generik
berkualitas terjamin dengan harga yang murah.
Bagaimana dengan munculnya logo BPOM beriringan dengan logo produsen di iklan obat
generik? Apakah hal ini berarti BPOM tak lagi berpihak ke rakyat, tetapi mencari keuntungan
dari industri? Dengan uraian di atas, sekiranya jelas bahwa BPOM masih pada jalurnya,
memiliki itikad baik menyehatkan masyarakat. Dengan mendukung iklan obat generik, industri
obat ini akan berkembang lagi, dan diharapkan mencapai pangsa pasar 30%. BPOM tentu punya
cita-cita agar masyarakat dapat menjadi sehat dengan biaya seterjangkau mungkin.
Praktisi Marketing-Technical Advisor AVICOM Advertising (swa)