Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen Keperawatan di Indonesia di masa depan perlu mendapatkan
prioritas utama dalam pengembangan Keperawatan di masa depan. Hal ini berkaitan
dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan
memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan
yang terjadi di Indonesia.
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen mencakup kegiatan koordinasi
dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan. Manajemen
keperawatan merupakan proses bekerja melalui anggota staf untuk memberikan asuhan
keperawatan secara profesional. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan
keperawatan sebagai salah satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara
profesional, sehingga diharapkan keduanya saling menopang (Nursalam 2007, Edisi2).
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu
metode perlakuan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan
keduanya dapat saling menopang. Sebagaimana proses keperawatan, dalam manajemen
keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi hasil. Karena manajemen keperawatan mempunyai
kekhususan terhadap mayoritas tenaga dari pada seorang pegawai, maka setiap tahapan
didalam proses manajemen lebih rumit dibandingkan proses keperawatan.
Model asuhan keperawatan professional (MAKP) adalah suatu kerangka kerja yang
mendefinisikan keempat unsur : standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan
dan sistem MAKP. Dalam menetapkan suatu model maka keempat hal tersebut harus

menjadi bahan pertimbangan, karena merupakan sebagai suatu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan. Sebagai seorang perawat professional kita harus bisa menetukan
model mana yang harus dipilih dalam menyelesaikan suatu masalah keperawatan agar
meningkatkan kepuasan pasien dan meningkatkan kinerja perawat. Adapun beberapa
model MAKP yaitu Case Method, Fungsional , Team, Modular, Alokasi Pasien,
Primer, Case Management.
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam
pelayanan keperawatan adalah melakukan manajemen keperawatan dengan harapan
adanya faktor kelola yang optimal mampu meningkatkan keefektifan pembagian
pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan. Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan
kesehatan merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan
ilmu dan kiatnya secara optimal. Namun perlu disadari, tanpa adanya tata kelola yang
memadai, kemauan, dan kemampuan yang kuat, serta peran aktif dari semua pihak,
maka pelayanan keperawatan profesional hanyalah akan menjadi teori semata. Untuk
itu, penulis tertarik untuk membahas salah satu Model Asuhan Keparawatan yaitu,
Model Asuhan Keperawatan Profesional Primer.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana
konsep serta penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Primer di
rumah sakit.

C. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah mengetahui lebih jauh mengenai
perkembangan model praktek keperawatan professional metode primer di rumah
sakit dan untuk mengetahui lebih jauh tentang konsep teori serta penerapanya
model asuhan keperawatan profesional (MAKP) metode Primer
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi dari MAKP metode primer
2. Untuk mengetahui konsep dasar MAKP metode primer
3. Untuk mengetahui kelebihan dari metode perawat primer
4. Untuk mengetahui kelemahan dari metode perawat primer
5. Untuk mengetahui sejauh mana tugas dan kewajiban perawat primer
6. Untuk mengetahui tanggung jawab dari perawat primer
7. Untuk mengetahui sistem penerapan askep dari MAKP metode primer
D. Manfaat
a. Bagi penulis
Diharapkan dengan penulisan makalah ini, penulis mampu mengetahui dan
menguasai penjelasan mengenai MAKP Primer dan dapat melanjutkan informasi
kepada lingkungan sekitar khususnya rumah sakit untuk sekedar menambah wawasan
dan informasi.
b. Bagi institusi
Diharapkan dengan adanya makalah ini, institusi mampu menelaah lebih dalam
mengenai sistem pelayanan baru rumah sakit yaitu MAKP Primer sehingga institusi
dapat mengarahkan mahasiswanya untuk meningkatkan kompetensi kerja guna
menghadapi tantangan kerja.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Metode ini pertama kali diperkenalkan di Inggris oleh Lydia Hall (1963) ini
merupakan sistem dimana seorang perawat bertanggung jawab selama 24 Jam sehari,
7 hari per minggu,ini merupakan metode yang memberikan perawatan secara
komprehensif, individual dan konsisten. Metode keperawatan primer membutuhkan
pengetahuan keperawatan dan keterampilan manajemen. Perawat primer mempunyai
tugas mengkaji dan membuat prioritas setiap kebutuhan pasien, mengidentifikasi
diagnosa keperawatan, mengembangkan rencana keperawatan, dan mengevaluasi
keefektivitasan perawatan. Sementara perawat yang lain menjalankan tindakan
keperawatan, perawat primer mengkoordinasi perawatan dan menginformasikan
tentang kesehatan pasien kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Keperawatan
Primer melibatkan semua aspek peran profesional, termasuk pendidikan kesehatan,
advokasi, pembuatan keputusan, dan kesinambungan perawatan. Perawat primer
merupakan manager garis terdepan bagi perawatan pasien dengan segala
akuntabilatas dan tanggung jawab yang menyertainya.
Perawat primer dan perawat asosiat dalam MAKP (metode primary team) yang
dilaksanakan di ruangan.
B. Konsep dasar teori
Dalam penilainan tahunannya tentang kesehatan dunia, para delegasi yang
menghadiri pertemuan ke 28 World Health Assembly di Geneva telah memutuskan
bahwa situasi global sekarang ini tidak sehat. Sejumlah contoh dari berbagai belahan
dunia telah meyakinkan mereka bahwa penggunaan suatu pendekatan yang disebut
PHC, dapat berkontribusi sangat besar dalam membebaskan seluruh masyarakat dari
4

penderitaan yang terabaikan, nyeri, ketidakmampuan dan kematian. Masyarakat


global dapat terjamin, banyak beban berat dari berbagai penderitaan dan kematian
yang tidak diinginkan oleh jutaan orang diseluruh dunia dapat dicegah melalui
penerapan konsep PHC (Bryant,1969;Newell,1975).
Menurut Gillies (1986) perawat yang menggunakan metode keperawatan
primer dalam pemberian asuhan keperawatan disebut perawat primer (primary nurse).
Pada metode keperawatan primer terdapat kontinutas keperawatan dan bersifat
komprehensif serta dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat primer biasanya
mempunyai 4 6 klien dan bertanggung jawab selama 24 jam selama klien dirawat
dirumah sakit. Perawat primer bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi dan
koordinasi dalam merencanakan asuhan keperawatan dan juga akan membuat rencana
pulang klien jika diperlukan. Jika perawat primer sedang tidak bertugas, kelanjutan
asuhan akan didelegasikan kepada perawat lain (associate nurse).
MPKP metode primer yaitu pemberian askep yang ditandai dengan
keterikatan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan askep selama pasien dirawat.
Konsep dasar :
1. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat
2. Ada otonomi
3. Ada keterlibatan pasien dan keluarganya
Ketenagaan :
1. Setiap perawat primer adalah perawat bed. side.
2. Beban kasus pasien maksimal 6 pasien untuk 1 perawat
3. Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal.
4. Perawat profesional sebagai primer dan perawat non profesional sebagai asisten.
5

C. Kelebihan dan kekurangan metode primer


a. Kelebihan
1. Bersifat kontinuitas dan konfrehensif
2. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan
memungkinkan pengembangan mandiri
3. Keuntungan antara lain terhadap pasien, dokter, dan rumah sakit (Gillies,
1989).
4. Mendorong kemandirian perawat.
5. Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat
6. Berkomunikasi langsung dengan Dokter
7. Perawatan adalah perawatan komfrehensif
8. Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.
9. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
10. Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan
keperawatan.
b. Kelemahan dari metode perawat primer :
1. Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction,
kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan
klinis, penuh pertimbangan, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai
disiplin ilmu.
2. Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat
3. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional.
4. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.

D. Struktur Organisasi

a. Peran kepala ruangan/bangsal dalam metode primer:


1) Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer
2) Orientasi dan merencanakan karyawan baru
3) Menyusun jadwal dinas dan memberi penguasaan kepada perawat asisten
4) Evaluasi kerja
5) Merencanakan/menyelenggarakan pengembangan staf
6) Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang
terjadi
7) Memberi penugasan pada perawat asisten/asosiat (PA)
b. Peran perawat primer
1) Menerima pasien
2) Mengkaji kebutuhan pasien untuk asuhan
3) Membuat tujuan Asuhan Keperawatan
4) Membuat rencana keperawatan
7

5) Melakukan konferens untuk menjelaskan rencana asuhan kepada PA yang


menjadi anggota timnya.
6) Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama dinas bersama PA yang
menjadi anggota timnya.
7) Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
8) Memantau PA dalam melaksanakan rencana asuhan keperawatan.
9) Mengkoordinasi pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain maupun perawat
lain
10) Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
11) Menerima dan menyesuaikan rencana
12) Menyiapkan penyuluhan untuk pulang
13) Melakukan

pendokumentasian

(catatan

perkembangan,

catatan

tindakan

keperawatan)
c. Peran Perawat Asosiat
1) Mengikuti operan setiap pergantian shif
2) Melaksanakan asuhan keperawatan yang telah dibuat oleh PP
3) Memberi informasi/masukan yang diperlukan kepada PP tentang klien untuk
keperluan asuahan keperawatan selanjutnya.
4) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan dalam catatan tindakan
keperawatan.

E. Ilustrasi kasus
. Ilustrasi kasus
Di Rumah Sakit Umum KS khususnya ruang interne pada 6 bulan terakhir tahun
2012 terdapat jumlah tempat tidur 20 tempat tidur (TT), jumlah hari perawatan bulan
januari 300 pasien, februari 420 pasien, maret 440 pasien, april 470 pasien, mei 520
pasien, juni 540 pasien, jumlah hari perawatan 2690 dalam 182 hari (periode), jumlah
lama dirawat 2500 hari, jumlah kematian > 48 jam adalah 15 orang , jumlah kematian
< 48 jam adalah 5 orang, jumlah pasien mati seluruhnya adalah 20 orang, jumlah
pasien keluar hidup & meninggal 275 orang. Hitunglah:
Jawab :
a. BOR (Bed Occupancy Ratio= Angka penggunaan tempat tidur)

)
= 73,9%

b. ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)

9 hari

c. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)


(

5 hari

d. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)

9 kali

e. NDR (Net Death Rate)

f.

GDR (Gross Death Rate)

72%

10

1. Ilustrasi kebutuhan tenaga perawat


Kasus MAKP
Rumus douglas
Sebuah ruang rawai inap rumah sakit umum klungkung ruang f (interna) dengan
kapasitas tempat tidur 30 tempat tidur, jumlah pasien 24 orang, dan rata rata bor
70,25%. Tingkat ketergantungan pasien:
1. Minimal: 4 orang
2. Parsial: 12 orang
3. Total: 8 orang
Pertanyaan:
1. Hitung kebutuhan perawat harian:
Pagi : 4 x 0,17 = 0,68
12 x 0,27 = 3,24
8 x 0,36 = 2,88
Kebutuhan perawat pagi = 6,8
Siang: 4 x 0,14 = 0,56
12 x 0,15 = 1,8
8 x 0,30 = 2,4
kebutuhan perawat sore = 4,7

Malam: 4

x 0,07 = 0,28

12 x 0,10 = 1,2
8 x 0,20 = 1,6
kebutuhan perawat malam = 3,1

Total = 6,8 +=rang

11

2. Kebutuhan perawat untuk hari libur/cuti/hari besar dan tugas non


keperawatan
a. Hari libur/cuti/hari besar

= 4,51 = 5 Orang Perawat.

b. Perawat yang mengerjakan tugas non profesi/ perawatan tidak lansung (perincian,
kebersihan, dll)
= ( tenaga perawat + l.day) x 25%
= (16 + 5) * 25%
= 5,25 = 5 orang
jadi perawat yang dibutuhkan untuk l.day dan tugas non kep adalah : 5 + 5 = 10 orang

3. Perawat struktural
- Karu = 1 orang
- PP

= 2 orang

- penanggung jawab s/m = 6 orang


total = 9 orang

4. Total kebutuhan perawat


r.douglas + l.day + perawat tgs non kep + perawat struktural
= 16 + 5 + 5 + 9
= 35 orang

12

RUMUS DEPKES
a. KEB JAM PERAWATAN

Jam Perawatan Langsung


Total

: 6 jam x 1 org

= 6 jam

Parsial

: 4 jam x 1 org

= 4 jam

Minimal

: 3 jam x 2 org

= 6 jam
16 jam

Jam Perawatan Tidak Lngsung


35 menit/hari x 4 org = 140 menit
= 2,33 jam

Jam Penyuluhan
15 menit x 4 org = 60 menit = 1 jam
Total jam perawatan = 16 + 2,33 + 1
= 19,33 jam

Rata-rata Ketergantungan Pasien


Total Jam Perawatan = 19,33 = 4,83
Jumlah Pasien

4
= 5 jam

b. KEB PERAWAT
Jumlah Jam Perawatan
Jumlah Jam Kerja/Hari
= 19,33 = 2,76 orang
7
= 3 orang
Los Day : (

=(

c. PEMBAGIAN PERAWAT/ SHIFT

Pagi =

47 % x 3 org = 1,41 = 1 org

Sore =

35 % x 3 org = 1,05 = 1 org

Malam =

17 % x 3 org = 0,51 = 1 org

13

Struktural :
Kepala Ruangan

= 1 orang

PP

= 2 orang

Png jwb sore/malam = 2 orang

TOTAL KEB PERAWAT = 8 orang

2. Role play
1. Struktur ruangan

Kepala Ruangan
Setiawan

PP 1
Adi Wijaya

PP 2
Ariana

PA 1 : Gus Dian

PA 4: Indra

PA 2 : Yohana

PA 5: dwi s.

PA 3 : Dwi Satria

PA 6 : Ernawan

Pasien 1

Pasien 3

Semertha

Semertha

aB

Bagan Pengembangan MAKP : Primer diRuang

14

Pemeran
Kepala ruangan : Setiawan
PP 1 : Adi Wijaya
PA 1 : Gus Dian
PA 2 : Yohana
PA 3 : Dwi Satria
PP 2 : Ariana
PA 4 : Indra
PA 5 : Dwi Satria
PA 6 : Ernawan
Pasien : Analisa kasus peran
2. Scenario bermain peran

BAB IV
PEMBAHASANAN
BAB V
PENUTUP
Pelayanan keperawatan professional adalah pemberian asuhan keperawatan dengan
pendekatan proses keperawatan. Metode penugasan yang memungkinkan terlaksananya
asuhan keperawatan secara professional diantaranya adalah metode Tim dan metode
Perawat Primer. Mengingat metode perawatan primer diperlukan perawat yang
15

mempunyai kompetensi yang tinggi (tingkat spesialis) dan jumlah yang cukup,
sementara di Indonesia (utamanya RSCM) belum ada maka dalam MPKP digunakan
metode

PN

dimodifikasi

dengan

pendekatan

Tim

(Primary team).

Dalam

pengorganisasiannya agar tujuan pelayanan keperawatan dapat tercapai dibutuhkan


uraian tugas, tanggung jawab dan peran yang jelas dari masing-masing klasifikasi
tenaga perawat yang ada yaitu sebagai kepala ruang, ketua tim, dan pelaksana (metode
Tim) dan Kepala ruang, perawat primer dan perawat asosiat (MPKP).

A. Saran

16

Anda mungkin juga menyukai