Anda di halaman 1dari 12

FLORA NORMAL PADA TUBUH MANUSIA

Pada dasarnya dari seluruh mikroorganisme yang ada di alam, hanya sebagian kecil saja yang
merupakan patogen. Patogen adalah organisme atau mikroorganisme yang menyaebabkan
penyakit pada organisme lain. Kemampuan patogen untuk menyebabkan penyakit disebut
dengan patogenitas.
Sebagaimana kita ketahui sebelumnya mikroorganisme adalah organisme hidup yang berukuran
mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme dapat
ditemukan di semua tempat yang memungkinkan terjadiny kehidupan, disegala lingkungan hidup
manusia. Mereka ada di dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan,
dan karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke dalam tubuh
manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat tinggal sementara.
Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya tetapi dalam kondisi tertentu dapat juga
menimbulkan penyakit.
Untuk itulah makalah ini disusun guna membahas mikroorganisme alami penghuni tubuh
manusia, sehingga kita dapat mengetahui hubungan antara manusia dan flora normal tubuh
manusia.
FLORA NORMAL PADA TUBUH MANUSIA
Pengertian flora normal
Manusia secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu mikroorganisme. Mikrobe tidak hanya
terdapat dilingkungan, tetapi juga menghuni tubuh manusia. Mikrobe yang secara alamiah
menhuni tubuh manusia disebut flora normal, atau mikrobiota. Selain itu juga disebutkan bahwa
flora normal adalah kumpulan mikroorganismeyang secara alami terdapat pada tubuh manusia
normal dan sehat. Kebanyakan flora normal yang terdapat pada tubuh manusia adalah dari jenis
bakteri. Namun beberapa virus, jamur, dan protozoa juga dapat ditemukan pada orang sehat.
Untuk dapat menyebabkan penyakit, mikroorganisme patogen harus dapat masuk ke tubuh
inang, namun tidak semua pertumbuhan mikroorganisme dalam tubuh inang dapat
memyebabkan penyakit. Banyak mikroorganisme tumbuh pada permukaan tubuh inang tanpa
menyerang jaringan tubuh dan merusak fungsi normal tubuh. Flora normal dalam tubuh
umumnya tidak patogen, namun pada kondisi tertentu dapat menjadi patogen oportunistik.
Penyakit timbul bila infeksi menghasilkan perubahan pada fisiologi normal tubuh.
Mikroorganisme tidak saja terdapat dan hidup di lingkungan, akan tetapi juga di tubuh manusia.
Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas dari mikroorganisme, begitu manusia dilahirkan ia
langsung berhubungan dengan mikroorganisme. Mikroorganisme yang secara alamiah terdapat
di tubuh manusia disebut flora normal atau mikrobiota.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran flora normal pada tubuh manusia adalah
1.nutrisi
2.kebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan)

3.kondisi hidup
4.penerapan prinsip-prinsip kesehatan
Mikroflora pada tubuh berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat digolongkan menjadi 2
yaitu :
1. Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous) yaitu mikroorganisme jenis tertentu
yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan pada usia tertentu dan pada usia
tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap, baik jenis ataupun jumlahnya, jika
ada perubahan akan kembali seperti semula. Flora normal/tetap yang terdapat pada tubuh
merupakan organisme komensal. Flora normal yang lainnya bersifat mutualisme. Flora normal
ini akan mendapatkan makanan dari sekresi dan produk-produk buangan tubuh manusia, dan
tubuh memperoleh vitamin atau zat hasil sintesis dari flora normal. Mikroorganisme ini
umumnya dapat lebih bertahan pada kondisi buruk dari lingkungannya.
Contohnya : Streptococcus viridans, S. faecalis,Pityrosporum ovale,Candida albicans.
2. Mikroorganisme sementara (transient flora) yaitu mikroorganisme nonpatogen atau potensial
patogen yang berada di kulit dan selaput lendir/mukosa selama kurun waktu beberapa jam, hari,
atau minggu. Keberadaan mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat disebabkan
oleh pengaruh lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan tidak menetap. Flora sementara
biasanya sedikit asalkan flora tetap masih utuh, jika flora tetap berubah, maka flora normal akan
melakukan kolonisasi, berbiak dan menimbulkan penyakit.
Flora normal pada tubuh manusia
Flora normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh manusia yang kontak langsung dengan
lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut, usus, saluran urogenital, mata, dan telinga . Organorgan dan jaringan biasanya steril.
1. Kulit

Kebanyakan bakteri kulit di jumpai pada epitelium yang seakan-akan bersisik (lapisan luar
epidermis), membentuk koloni pada permukaan sel-sel mati. Kebanyakan bakteri ini adalah

spesiesStaphylococcus dan sianobakteri aerobik, atau difteroid. Jauh di dalam kelenjar lemak
dijumpai bakteri-bakteri anaerobik lipofilik, seperti Propionibacterium acnes penyebab jerawat.
Jumlahnya tidak dipengaruhi oleh pencucian. Staphylococcus epidermidis yang bersifat
nonpatogen pada kulit namun dapat menimbulkan penyakit saat mencapai tempat -tempat
tertentu seperti katup jantung buatan dan sendi prostetik (sendi buatan). Bakteri ini lebih sering
ditemui pada kulit dibandingkan dengan kerabatnya yang bersifat patogen yaitu Staphylococcus
aureus. Secara keseluruhan ada sekitar 103-104 mikroorganisme/cm2 yang kebanyakan terletak
pada stratum (lapisan) korneum. Bakteri anaerob dan aerob sering bersama-sama menyebabkan
infeksi sinergistik, selulitis dari kulit dan jaringan lunak. Bakteri-bakteri tersebut merupakan
bagian dari flora normal.
2. Hidung dan Nasofaring (nasopharynx)

Flora utama hidung terdiri dari korinebakteria, stafilokokus dan streptokokus. Dalam hulu
kerongkongan hidung, dapat juga dijumpai bakteri Branhamella catarrhalis (suatu kokus gram
negatif) dan Haemophilus influenzae (suatu batang gram negatif).
Pemusnahan flora normal faring dengan penisilin dosis tinggi dapat menyebabkan over growth:
bakteria negatif Gram seperti Escherichia coli, Klebsiella, Proteus, Pseudomonas atau jamur.
3. Mulut

Kelembapan yang paling tinggi, adanya makanan terlarut secara konstan dan juga partikelpartikel kecil makanan membuat mulut merupakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan bakteri.
Mikrobiota mulut atau rongga mulut sangat beragam; banyak bergantung pada kesehatan pribadi
masing-masing individu.

Pada waktu lahir, rongga mulut pada hakikatnya merupakan suatu inkubator yang steril, hangat,
dan lembab yang mengandung sebagai substansi nutrisi. Air liur terdiri dari air, asam amino,
protein, lipid, rongga mulut menjadi mantap. Jasad-jasad renik ini tergolong ke dalam genus
Streptococcus, Neisseria, Veillonella, Actinomyces,da n Lactobacillus.
4. Orofaring (oropharinx)
Orofaring (bagian belakang mulut juga dihuni sejumlah besar bakteri Staphylococcus aureus dan
S. epidermidis dan juga difteroid. Tetapi kelompok bakteri terpenting yang merupakan penghuni
asli orofaring ialah streptokokus hemolitik, yang juga dinamakanStreptokokus viridans. Biakan
yang ditumbuhkan dari orofaring juga akan memperlihatkan adanyaBranchamella catarrhalis,
spesies Haemophilus, serta gular-galur pneumokokus avirulen (Streptococcus pneumonia).

5. Perut
Isi perut yang sehat pada praktisnya steril karena adanya asam hidroklorat di dalam sekresi
lambung. Setelah ditelannya makanan, jumlah bakteri bertambah tetapi segera menurun kembali
dengan disekresikannya getah lambung dan pH zat alir perut pun menurun.
6. Usus Kecil
Usus kecil bagian atas (atau usus dua belas jari) mengandung beberapa bakteri. Di antara yang
ada, sebagian besar adalah kokus dan basilus gram positif. Di dalam jejunum atau usus halus kos
ong (bagian kedua usus kecil, di antara usus dua belas jari dan ileum atau usus halus gelung)
kadang kala dijumpai spesies-spesies Enterokokus, Laktobasilus, dan Difteroid. Khamir Candida
albicans dapat juga dijumpai pada bagian usus kecil ini. Pada bagian usus kecil yang jatuh
(ileum), mikrobiota mulai menyerupai yang dijumpai pada usus besar. Bakteri anaerobik dan
enterobakteri mulai nampak dalam jumlah besar.
7. Usus Besar
Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi mikrobe yang terbanyak.
Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme di dalam spesimen tinja adalah kurang lebih
1012 organisme per gram. Basilus gram negatif anaerobik yang ada meliputi spesies Bacteroides
(B. fragilis, B. melaninogenicus, B. oralis) dan Fusobacterium. Basilus gram positif diwakili oleh
spesies-spesies Clostridium(serta spesies-spesies Lactobacillus.

Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis vitamin K, konversi pigmen empedu dan asam
empedu, absorpsi zat makanan serta antagonis mikroba patogen.
8. Saluran Kemih
Pada orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih), dan kandung kemih
bebas dari mikroorganisme, namun bakteri pada umunya dijumpai pada uretra (saluran dari
kandung kemih ke luar) bagian bawah baik pada pria maupun wanita. Tetapi jumlahnya
berkurang di dekat kandung kemih, agaknya disebabkan efek antibakterial yang dilancarkan oleh
selaput lendir uretra dan seringnya epitelium terbilas oleh air seni. Ciri populasi ini berubah
menurut variasi daur haid. Penghuni utama vagina dewasa adalah laktobasilus yang toleran
terhadap asam. Bakteri ini mengubah glikogen yang dihasilkan epitelium vagina, dan didalam
proses tesebut menghasilkan asam. Penumpukan glikogen pada dinding vagina disebakan oleh
kegiatan indung telur; hal ini tidak dijumpai sebelum masa akil balig ataupun setelah menopause
(mati haid). Sebagai akibat perombakan glikogen, maka pH di dalam vagina terpelihara pada
sekitar 4.4 sampai 4,6.
Mikrooganisme yang mampu berkembang baik pada pH rendah ini dijumpai di dalam vagina dan
mencakup enterokokus, Candida albicans , dan sejumlah besar bakteri anaerobik. Sistem urinari
dan genital secara anatomis terletak berdekatan, suatu penyakit yang menginfeksi satu sistem
akan mempengaruhi siste m yang lain khususnya pada laki-laki. Saluran urin bagian atas dan
kantong urine steril dalam keadaan normal. Saluran uretra mengandung mikroorganisme seperti
Streptococcus, Bacteriodes, Mycobacterium, Neisseria dan enterik. Sebagian besar
mikroorganisme yang ditemukan pada urin merupakan kontaminasi dari flora normal yang
terdapat pada kulit. Keberadaan bakteri dalam urine belum dapat disimpulkan sebagai penyakit
saluran urine kecuali jumlah mikroorganisme di dalam urine melebihi 105 sel/ml.
9. Mata (Konjungtiva) dan Telinga

Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah difteroid (Coynebacterium xerosis), S. epidermidis


dan Streptokukus non hemolitik. Neiseria dan basil gram negatif yang menyerupai spesies
Haemophilus (Moraxella) seringkali juga ada. Flora konjungtiva dalam keadaan normal
dikendalikan oleh aliran air mata, yang mengandung lisozim.
Flora liang telinga luar biasanya merupakan gambaran flora kulit. Dapat dijumpai Streptococcus
pneumonia, batang gram negatif termasuk Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureusdan
kadang-kadang Mycobacterias aprofit. Telinga bagian tengah dan dalam biasanya steril.
10. Bakteri di Darah dan jaringan
Pada keadaan normal darah dan jaringan adalah steril. Kadangkadang karena manipulasi
sederhana seperti mengunyah, menyikat gigi, ekstraksi gigi, flora komensal dari mulut dapat
masuk ke jaringan atau darah. Dalam keadaan normal mikroorganisme tersebut segera
dimusnahkan oleh sistem kekebalan tubuh. Hal seperti itu dapat terjadi pula dengan flora faring,
saluran cerna dan saluran kemih. Pada keadaan abnormal seperti adanya katup jantung abnormal,
atau protesa lain, bakteremia di atas dapat mengarah pada pembentukan koloni dan infeksi.
VIRULENSI MIKROORGANISME
Mikroorganisme patogen memiliki faktor virulensi yang dapat meningkatkan patogenisitasnya
dan memungkinkannya berkolonisasi atau menginvasi jaringan inang dan merusak ungsi normal
tubuh. Virulensi menggambarkan kemampuan untuk menimbulkan penyakit.
Virulensi mikroorganisme atau potensi toksin mikroorganisme sering diekspresikan sebagai
LD50 (lethal dose50), yaitu dosis letal untuk 50% inang, dimana jumlah mikroorganisme pada
suatu dosis dapat membunuh 50% hewan uji disebut ID50 (infectious dose 50), yaitu dosis
infeksius bagi 50% inang. Keberadaan mikroorganisme patogen dalam tubuh adalah akibatdari
berfungsinya factor virulensi mikroorganisme, dosis (jumlah) mikroorganisme, dan faktor
resistensi tubuh inang. Mikroorganisme pathogen memperoleh akses memasuki tubuh inang
melalui perlekatan pada permukaan mukosa inang. Perlekatan ini terjadi antara molekul
permukaan pathogen yang disebut adhesion atau ligan yang terikat secara spesifik pada
permukaan reseptor komplementer pada sel inang. Adhesin berlokasi pada glikokaliks
mikroorganisme atau pada struktur permukaan mikroorganisme yang lain seperti pada fimbria.
Bahan glikogaliks yang membentuk kapsul mengelilingi dinding sel bakteri merupakan properti
yang meningkatkan virulensi bakteri. Kandungan kimiawi pada kapsul mencegah proses
fagositosis oleh sel inang.
Virulensi mikroorganisme juga disebabkan oleh produksi enzim ekstraseluler (eksoenzim).
JALAN MASUK MIKROORGANISME KE TUBUH INANG
Mikroorganisme patogen dapat memasuki tubuh inang melalui berbagai macam jalan, misalnya
melalui membran mukosa, kulit, ataupun rute parental. Banyak bakteri dan virus memiliki akses

memasuki tubuh inang melalui membran mukosa saluran pernafasan, gastrointestinal, saluran
genitourinari, konjungtiva, serta membran penting yang menutupi bola mata dan kelopak mata.
Saluran pernafasan
Saluran pernafasan merupakan jalan termudah bagi mikroorganisme infeksius. Mikroorganisme
terhirup melalui hidung atau mulut dalam bentuk partikel debu. Penyakit yang muncul umumnya
adalah pneumonia, campak, tuberkulosis, dan cacar air.
Saluran pencernaan
Mikroorganisme dapat memasuki saluran pencernaan melalui bahan makanan atau minuman dan
melalui jari tangan yang terkontaminasi mikroorganisme patogen. Mayoritas mikroorganisme
tersebut akan dihancurkan oleh asam klorida (HCL) dan enzim-enzim di lambung, atau oleh
empedu dan enzim di usus halus. Mikatroorganisme yang berahan dapat menimbulkan penyakit.
Misalnya demam tifoid, disentri amoeba, hepatitis A, dan kolera. Patogen ini selanjutnya
dikeluarkan melalui feses dan dapat ditransmisikan ke inang lainnya melalui air, makanan, atau
jari-jari tangan yang terkontaminasi.
Kulit
Kulit sangat penting sebagai pertahanan terhadap penyakit. Kulit yang tidak mengalami
perlukaan tidak dapat dipenetrasi oleh mayoritas mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme
memasuki tubuh melalui daerah terbuka pada kulit, folikel rambut, maupun kantung kelenjar
keringat. Mikroorganisme lain memasuki tubuh inang pada saat berada di jaringan bawah kulit
atau melalui penetrasi atau perlukaan membran mukosa. Rute ini disebut rute perenteral.
Suntikan, gigitan, potongan, luka, atau pembedahan dapat membuka rute infeksi parenteral.
Rongga mulut
Pada permukaan rongga mulut terdapat banyak koloni mikroorganisme. Salah satu penyakit yang
umum pada rongga mulut akibat kolonisasi mikroorganisme adalah karies gigi. Karies gigi
diawali akibat pertumbuhan Streptococcus mutans dan spesies Streptococcus lainnya pada
permukaan gigi. Hasil fermentasi metabolism menghidrolisis sukrosa menjadi komponen
monosakarida, fruktosa, dan glukosa. Enzim glukosiltransferasi selanjutnya merakit glukosa
menjadi dekstran. Residu fruktosa adalah gula utama yang difermentasi menjadi asam laktat.
Akumulasi bateri dan dekstran menempel pada permukaan gigi dam membentuk plak gigi.
Populasi bakteri plak didominasi oleh Streptococcus dan anggota Actinomyces. Karena plak
sangat tidak permeabelm terhadap saliva, maka asam laktat yang diproduksi oleh bakteri tidak
dilarutkan atau dinetralisasi dan secara perlahan akanmelunakkan enamel gigitepat plak tersebut
melekat.
MEKANISME PATOGENISITAS

Mikroorganisme yang secara tetap terdapat pada permukaan tubuh bersifat komensal.
Pertumbuhan pada bagian tubuh tertentu bergantung pada faktor -faktor biologis seperti suhu,
kelembapan dan tidak adanya nutrisi tertentu serta zat -zat penghambat. Keberadaan flora
tersebut tidak mutlak dibutuhkan untuk kehidupan karena hewan yang dibebaskan (steril) dari
flora tersebut, tetap bisa hidup. Flora yang hidup di bagian tubuh tertentu pada manusia
mempunyai peran penting dalam mempertahankan kesehatan dan hidup secara normal. Beberapa
anggota flora tetap di saluran pencernaan mensintesis vitamin K dan penyerapan berbagai zat
makanan.
Flora yang menetap diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat men cegah kolonialisasi oleh
bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat gangguan bakteri. Mekanisme gangguan ini tidak
jelas. Mungkin melalui kompetisi pada reseptor atau tempat pengikatan pada sel penjamu,
kompetisi untuk zat makanan, pe nghambatan oleh produk metabolik atau racun, penghambatan
oleh zat antibiotik atau bakteriosin (bacteriocins). Supresi flora normal akan menimbulkan
tempat kosong yang cenderung akan ditempati oleh mikroorganisme dari lingkungan atau tempat
lain pada tubuh. Beberapa bakteri bersifat oportunis dan bisa menjadi patogen. Selain itu,
diperkirakan bahwa stimulasi antigenik dilepaskan oleh flora adalah penting untuk
perkembangan sistem kekebalan tubuh normal.
Sebaliknya, flora normal juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi tertentu. Berbagai
organisme ini tidak bisa tembus (non-invasive) karena hambatan-hambatan yang diperankan oleh
lingkungan. Jika hambatan dari lingkungan dihilangkan dan masuk le dalam aliran darah atau
jaringan, organisme ini mungkin menjadi patogen.
Streptococcus viridians, bakteri yang tersering ditemukan di saluran nafas atas, bila masuk ke
aliran darah setelah ekstraksi gigi atau tonsilektomi dapat sampai ke katup jantung yang
abnormal dan mengakibat kan subacute bacterial endocarditis. Bacteroides yang normal
terdapat di kolon dapat menyebabkan peritonitis mengikuti suatu trauma Spesies Bacteroides
merupakan flora tetap yang paling sering dijumpai di usus besar dan tidak membahayakan pada
tempat tersebut. Tetapi jika masuk ke rongga peritoneum atau jaringan panggul bersama dengan
bakteri lain akibat trauma, mereka menyebabkan supurasi dan bakterimia. Terdapat banyak
contoh tetapi yang penting adalah flora normal tidak berbahaya dan dapat bermanfaat bagi tubuh
inang pada tempat yang seharusnya atau tidak ada kelainan yang menyertainya. Mereka dapat
menimbulkan penyakit jika berada pada lokasi yang asing dalam jumlah banyak dan jika terdapat
faktor-faktor predisposisi.
INTERAKSI ANTARA FLORA NORMAL dengan INANGNYA
Pada kenyataannya, tidak banyak yang diketahui tentang sifat hubungan antara manusia dan flora
normal mereka, tetapi mereka dianggap sebagai interaksi dinamis daripada saling asosiasi
ketidak pedulian. Baik host dan bakteri berpikir untuk memperoleh manfaat dari satu sama lain,
dan asosiasi, untuk sebagian besar, mutualistik. Flora normal berasal dari host mereka pasokan
nutrisi, lingkungan yang stabil, perlindungan dan transportasi. Host memperoleh dari flora
normal tertentu manfaat nutrisi dan pencernaan, stimulasi dari kegiatan pembangunan dan sistem
imun, dan perlindungan melawan kolonisasi dan infeksi oleh mikroba patogen.

Sementara sebagian besar kegiatan manfaat flora normal tuan rumah mereka, sebagian dari flora
normal adalah parasit (hidup di atas biaya tuan rumah mereka), dan beberapa bersifat patogen
(mampu menghasilkan penyakit). Penyakit yang dihasilkan oleh flora normal di tuan rumah
mereka dapat disebut penyakit endogen. Kebanyakan endogen bakteri penyakit infeksi
oportunistik, yang berarti bahwa organisme harus diberi kesempatan khusus kelemahan atau
membiarkan-down dalam pertahanan host untuk menginfeksi . Contoh dari infeksi oportunistik
bronkitis kronis pada perokok dimana bakteri flora normal dapat menyerang paru-paru melemah.
Kadang-kadang hubungan antara anggota flora normal yang inangnya tidak dapat diuraikan.
Seperti hubungan dimana tidak ada manfaat jelas atau membahayakan organisme baik selama
hubungan mereka disebut sebagai hubungan teman semakan. Banyak flora normal yang tidak
dominan dalam habitat mereka, walaupun selalu hadir dalam jumlah yang rendah, dianggap
sebagai teman semakan bakteri. Namun, jika dugaan hubungan teman semakan mempelajari
secara mendetail, parasit atau karakteristik mutualistic sering muncul.
Jaringan kekhususan Sebagian besar anggota flora bakteri normal lebih memilih untuk menjajah
jaringan tertentu dan bukan yang lain. Ini kekhususan jaringan biasanya disebabkan oleh sifatsifat baik dari tuan rumah dan bakteri. Biasanya, bakteri spesifik menjajah jaringan tertentu oleh
satu atau lain mekanisme ini.
1. Tissue tropism
Tissue tropism adalah bakteri preferensi atau kesukaan untuk jaringan tertentu untuk
pertumbuhan. Salah satu penjelasan untuk jaringan tropism adalah bahwa tuan rumah
menyediakan nutrisi penting dan faktor pertumbuhan bakteri, selain cocok oksigen, pH, dan suhu
untuk pertumbuhan. Lactobacillus acidophilus, informal dikenal sebagai Doderleins bacillus
colonizes vagina karena dihasilkan glikogen yang menyediakan bakteri dengan sumber gula
yang mereka memfermentasi untuk asam laktat.
2. Spesifik kepatuhan
Kebanyakan bakteri dapat menjajah suatu jaringan atau situs tertentu karena mereka dapat
mematuhi bahwa situs dalam jaringan atau cara tertentu yang melibatkan interaksi kimia yang
saling melengkapi antara dua permukaan. Khusus biokimia kepatuhan melibatkan interaksi
antara komponen permukaan bakteri (ligan atau adhesins) dan molekul reseptor sel inang.
Komponen bakteri yang menyediakan molekul adhesins adalah bagian dari kapsul mereka,
fimbriae, atau dinding sel. Reseptor pada sel manusia atau jaringan molekul glikoprotein
biasanya terletak pada host permukaan sel atau jaringan.
Khusus kepatuhan melibatkan interaksi kimia yang saling
melengkapi antara sel inang atau jaringan permukaan dan permukaan
bakteri. Dalam bahasa medis mikrobiologi, bakteri adhesin melekat kovalen
ke host reseptor sehingga bakteri dermaga itu sendiri pada host
permukaan. Adhesins dari sel-sel bakteri adalah komponen kimia kapsul,
dinding sel, pilus atau fimbriae. Host reseptor glikoprotein biasanya terletak

pada membran sel atau jaringan permukaan. Beberapa contoh situs adhesins dan lampiran khusus
digunakan untuk ketaatan pada jaringan manusia dijelaskan dalam tabel di bawah ini.
3. Biofilm pembentukan.
Beberapa bakteri asli mampu membangun biofilm pada permukaan jaringan, atau mereka
mampu menjajah sebuah biofilm dibangun oleh spesies bakteri lain. Banyak biofilm adalah
campuran mikroba, walaupun salah satu anggota bertanggung jawab untuk menjaga dan biofilm
dapat mendominasi. Biofilm biasanya terjadi ketika salah satu spesies bakteri atase khusus atau
non spesifik ke permukaan, dan kemudian mengeluarkan lendir karbohidrat (exopolymer) yang
imbeds menarik bakteri dan mikroba lain ke biofilm untuk perlindungan atau keuntungan nutrisi.
Biofilm klasik yang melibatkan komponen flora normal rongga mulut adalah pembentukan plak
gigi pada gigi. Plak adalah biofilm dibangun secara alami, di mana konsorsium bakteri dapat
mencapai ketebalan 300-500 sel pada permukaan gigi. Ini subjek akumulasi gigi dan jaringan
gingiva konsentrasi tinggi metabolit bakteri, yang mengakibatkan penyakit gigi .
Permukaan kulit itu sendiri terdiri dari beberapa lingkungan yang berbeda. Bidang seperti aksila
(ketiak), perineum (pangkal paha) dan ujung jaring biasanya menyediakan daerah lembab untuk
pertumbuhan bakteri. Ini hutan tropis sering lingkungan pelabuhan terbesar di antara
keanekaragaman flora kulit. Khas organisme meliputi Staphylococcus aureus, Corynebacterium
dan beberapa bakteri Gram-negatif. Sebagian besar permukaan kulit manusia, bagaimanapun,
adalah jauh lebih kering dan ini sebagian besar dihuni oleh Staphylococcus epidermidis dan
Propionobacterium.
Streptococcus mendominasi dalam rongga mulut dan nasofaringeal daerah tetapi juga dapat
menemukan Anaerob lain dan spesiesNeisseria. Banyak potensi patogen juga dapat ditemukan di
nasofaring individu yang sehat, menyediakan reservoir untuk infeksi lain. Patogen ini termasuk
Streptococcus pneumoniae, Neisseria meningitidisdan Haemophilus influenzae.
Saluran pencernaan adalah lingkungan yang agak memusuhi bagi mikroorganisme namun
sebagian besar flora normal kita mendiami wilayah ini dari tubuh. Bahkan, usus mungkin
mengandung 109 untuk 1011 bakteri per gram bahan. Sebagian besar (95 99,9%) diantaranya
Anaerob, diwakili oleh Bacteroides, Bifidobacterium, streptokokus anaerob dan Clostridium.
Organisme ini menghambat pertumbuhan patogen lain, tetapi beberapa dapat oportunistik
(misalnya C. difficile dapat menghasilkan pseudomembranosa kolitis). Urogenital. Saluran
urogenital biasanya steril dengan pengecualian vagina dan distal 1 cm dari uretra. Berbagai
anggota dari genusLactobaci ll us menonjol dalam vagina. Organisme ini umumnya lebih rendah
pH sekitar 4-5, yang optimal untuk lactobacilli tetapi penghambatan untuk pertumbuhan bakteri
lainnya. Hilangnya efek perlindungan ini oleh terapi antibiotik dapat menyebabkan infeksi
olehCandida ( ragi infeksi). Uretra sebagian besar kulit dapat mengandung mikroorganisme
termasuk Staphylococci, Streptokokus dan Diphtheroid.
Mikroorganisme tidak saja terdapat dan hidup di lingkungan, akan tetapi juga di tubuh manusia.
Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas dari mikroorganisme, begitu manusia dilahirkan ia

langsung berhubungan dengan mikroorganisme. Mikroorganisme yang secara alamiah terdapat


di tubuh manusia disebut flora normal atau mikrobiota.
Kajian Religius
Allah menciptakan jasad-jasad renik di dunia ini sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Sebagaiman dengan firman Allah dalam surat al-furqon ayat 2 yang berbunyi
yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak
ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia
menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.
Maksudnya: segala sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-Nya perlengkapan-perlengkapan dan
persiapan-persiapan, sesuai dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup.
Allah memberikan cobaan kepada umatnya yang berupa penyakit dan Allah pula yang
menyembuhkan. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah dalam alquran surat Asy
Syuaraa: ayat 78-80 yang artinya:
(yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku dan Tuhanku,
Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang
menyembuhkan aku.

DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto MAK, 2005. Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang


Press.
Budiyanto MAK, 2002. Mikrobiologi Terapan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang
Press.
Budiyanto MAK, 2001. Peranan Mikroorganisme dalam Kehidupan Kita. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.
Budiyanto MAK. 2010. Hand out-10 Mikrobiologi lingkungan, Pertanian, dan Peternakan.
Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.
Dwijoseputro, 1990. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Fardiaz S, 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Pratiwi, ST. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.
Waluyo, Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang Press.
Waluyo, Lud. 2009. Mikrobiologi Lingkunagn. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang
Press.

Anda mungkin juga menyukai