KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan kasih-Nya saya
berhasil menyelesaikan makalah ini yang berjudul Geopolitik Global dan Perebutan
Penguasaan Sumber sumber Mineral dan Energi. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Teknologi dan Management Kewirausahaan, program studi
Teknik Geologi, Universitas Padjajaran.
Makalah ini terdiri atas tiga bab. Bab I berisi pendahuluan yang membahas latar belakang,
maksud dan tujuan penulisan. Bab II berisi pembahasan. Bab III berisi kesimpulan.
Penulis harap makalah yang telah dibuat ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
Radhi Wahyuzi
ii
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................... 1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
2.1.1
2.2
2.2.1
2.2.2
2.3
2.4
2.5
2.5.1
2.5.2
2.5.3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabad 21 ini, dunia sangat disibukkan oleh berbagai masalah yang berhubungan
dengan ketersediaan energi dan sumber daya alam. Terjadinya konflik lantaran perebutan
suatu wilayah menjadi hal yang biasa saat ini,hampir disetiap daerah perbatasan terjadi
perebutan wilayah kekuasaan dari negara-negara yang saling bertetangga. Apalagi
diperkirakan bahwa suatu daerah di perbatasan mengandung cadangan sumber daya alam
melimpah. Maka konflik kepentingan pasti akan mulai mncul dan terlihat. Disinilah dapat
dilihat bagaimana Geopolitik Dunia saat ini, yaitu mengarah kepada pengamanan
kawasan dari masing-masing negara berbasis cadangan sumber daya alam. Berbasis
sumber daya alam disini dengan artian bahwa Geopolitik suatu negara saat ini berfokus
kepada pengamanan kawasan sumber daya alam yang terdapat diwilayah yuridiksi negara
mereka, guna menunjang ekonomi dan kemakmuran negaranya. Selain itu dengan
Geopolitik sebuah negara dapat memberikan suatu nilai strategis kepada suatu wilayah
yang ada dinegaranya, dengan kata lain pemberian nilai pada suatu wilayah dilakukan
apabila terdapat suatu profit yang akan didapat apabila wilayah tersebut dikelola, sepeti
daerah tambang, geothermal/panas bumi, ataupun berupa mitigasi bencana.
Pandangan geopolitik suatu bangsa bahkan tidak hanya sebatas dinegaranya saja,
bahkan meluas sampai kenegara lain dengan tujuan untuk mendapatkan profit atau
keuntungan dari sumber daya alam yang ada dinegara lain.Semua negara pasti berfokus
kepada geopolitik wilayah dan kawasan saat ini, karena itulah konflik perbatasan sering
terjadi bahkan melibatkan suatu region tertentu dan bahkan tak jarang melibatkan negaranegara super power demi terjaganya kawasan mereka yang berpotensi memiliki hasil
alam melimpah.Pandangan seperti itu terjadi disebabkan krisis energi yang melanda
dunia saat ini, takheran negara-negara didunia berbondong-bondong mengamankan
National Resources mereka.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
utamanya.
Disamping
itu
dalam
merumuskan
strategi
perlu
pula
suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara, danalat yang digunakan untuk mencapai
cita-cita
atau
tujuan
tertentu.
Dalam
bahasa
Indonesia,
politik
dalam
arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik
merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan
untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki.
Geopolitik diartikan sebagai system politik atau peraturan-peraturan dalam wujud
kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik
(kepentingan yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau
territorial dalam arti luas) suatu Negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan
dampak langsung atau tidak langsung kepada system politik suatu Negara. Sebaliknya
politik Negara itu secara langsung akan berdampak kepada geografi Negara yang
bersangkutan. Geopolitik bertumpu kepada geografi social (hukum geografi), mengenai
situasi, kondisi, atau konstelasi geografi dan segala sesuatu yang dianggap relevan
dengan karakteristik geografi suatu Negara.
(Sumber
Daya
Alam),maupun
secara
tidak
langsung(Pajak,Bea
Cukai,Visa,Retribusi,dll)
kepada suatu wilayah yang ada dinegaranya, dengan kata lain pemberian
nilai pada suatu wilayah dilakukan apabila terdapat suatu profit yang akan
didapat apabila wilayah tersebut dikelola, sepeti daerah tambang,
geothermal/panas bumi, ataupun berupa mitigasi bencana.
2. Tata Inti Organisasi
Pada umumnya disetiap negara di dunia memiliki 3 lembaga utama dalam
menjalankan pemerintahan di negaranya, ke-3 unsur tersebut adalah
lembaga Eksekutif, Legislatif, dan yudikatf (Trias Politica). Kebijakan
Geopolitik yang akan diambil dan dijalankan oleh sebuah negara
bergantung kepada ke tiga lembaga utama yang ada di negaranya.
3. Tata Kelengkapan Organisasi
Tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan kesadaran
bernegara yang harus dimiliki oleh seluruh rakyat yang mencakup partai
politik, golongan dan organisasi masyarakat, kalangan pers serta seluruh
aparatur negara.Peran serta unsur masyarakat diluar pemerintahan juga
diperlukan dalam penentuan haluan garis geopolitik suatu negar,Rakyat
dapat menyuarakan aspirasi mereka yang berhubungan dengan geopolitik
negaranya, karena kekuasaan tertinggi di sebuah negara tetap berada
ditangan rakyat.
beberapa
pengertian
diatas,
pengertian
geopolitik
dapat
lebih
yang pembangun, yaitu keadaan geografis, politik dan strategi, hubungan timbal balik
antara geografi dan politik, serta unsur kebijaksanaan.
Negara tidak akan pernah mencapai persamaan yang sempurna dalam segala hal.
Keadaan suatu negara akan selalu sejalan dengan kondisi dari kawasan geografis yang
mereka tempati. Hal yang paling utama mempengaruhi keadaan suatu negara adalah
kawasan yang berada di sekitar negara itu sendiri, atau dengan kata lain, negara-negara
di sekitarnya / negara tetangga merupakan pengaruh yang paling besar.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan, bahwa ada dua golongan negara. Yaitu
golongan negara determinis dan golongan negara posibilitis. Determinis berarti
semua hal yang bersifat politis secara mutlak tergantung dari keadaan bumi geografi.
Negara determinis adalah negara yang berada diantara dua negara raksasa / adikuasa,
sehingga, secara langsung maupun tidak langsung, terpengaruh oleh kebijakan politik
luar negeri dua negara raksasa itu.
Sebenarnya, faktor keberadaan dua negara raksasa, bukanlah satu-satunya faktor
yang mempengaruhi keadaan suatu negara yang berada diantaranya. Faktor lain seperti
faktor ideologi, politik, sosial, budaya dan militer, juga merupakan faktor yang
mempengaruhi. Hanya saja, karena besarnya kekuasaan dua negara besar tersebut, maka
keberadaannya menjadi faktor yang begitu dominan dalam mempengaruhi keadaan
negara yang bersangkutan.
Golongan negara yang kedua adalah golongan negara posibilitis. Golongan ini
merupakan kebalikan dari golongan determinis. Negara ini tidak mendapatkan dampak
yang terlalu besar dari keberadaan negara raksasa, karena letak geografisnya tidak
berdekatan dengan negara raksasa. Sehingga, faktor yang cukup dominan dalam
mempengaruhi keadaan negara ini adalah faktor-faktor seperti ideologi, politik, sosial,
budaya dan militer yang telah disebutkan sebelumnya. Tentunya, keberadaan negaranegara lain di sekitar kawasan tersebut juga turut menjadi faktor yang berpengaruh.
Geopolitik, dibutuhkan oleh setiap negara di dunia, untuk memperkuat posisinya
terhadap negara lain, untuk memperoleh kedudukan yang penting di antara masyarakat
bangsa-bangsa, atau secara lebih tegas lagi untuk menempatkan diri pada posisi yang
sejajar di antara negara-negara raksasa.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keadaan geografi suatu negara sangat
mempengaruhi berbagai aspek dalam penyelenggaraan negara tersebut, seperti
pengambilan keputusan, kebijakan politik luar negeri, hubungan perdagangan dll. Maka
dari itu, muncullah organisasi-organisasi internasional yang berdasarkan pada
9
keberadaannya dalam suatu kawasan, seperti ASEAN, Masyarakat Ekonomi Eropa, The
Shanghai Six dll. Komunitas-komunitas internasional ini berperan dalam hal kerjasama
kawasan, penyelesaian masalah bersama, usaha menciptakan kedamaian dunia, dll.
Hal ini berkaitan langsung dengan peranan-peranan geopolitik. Adapun perananperanan tersebut adalah:
1. Berusaha menghubungkan kekuasaan negara dengan potensi alam yang
tersedia;
2. Menghubungkan kebijaksanaan suatu pemerintahan dengan situasi dan
kondisi alam;
3. Menentukan bentuk dan corak politik luar dan dalam negeri;
4. Menggariskan pokok-pokok haluan negara, misalnya pembangunan;
5. Berusaha untuk meningkatkan posisi dan kedudukan suatu negara
berdasarkan teori negara sebagai organisme, dan teori-teori geopolitik
lainnya;
6. Membenarkan tindakan-tindakan ekspansi yang dijalankan oleh suatu
negara.
10
Tenggara dan sebagian daratan China), Desert (Afrika Utara), dan Island or Outer
Continents (meliputi benua Amerika, Afrika Selatan, Asia Tenggara dan Australia).
Tesis Mackinder menyebutkan, bahwa negara yang menguasai kawasan
Heartland (memiliki kandungan sumberdaya alam dan mineral yang melimpah), niscaya
akan menuju kepada Global Imperium. Dalam kajian politik, conflict is protection oil
flow and blockade somebody else oil flow merupakan modus kolonial sejak dulu, dan
sering dilakukan untuk menebar penyesatan (mengalihkan perhatian), baik dalam bentuk
konflik ataupun gerakan-gerakan massa lainnya di permukaan, agar yang menjadi tujuan
utamanya tidak terpantau. Menurut cermatan GFI, Empat Kawasan Mackinder itu,
tampaknya sudah tidak akurat lagi. Ini terbaca dari Smart Power-nya AS, apalagi melalui
Arab Spring, AS ternyata juga menggoyang negara-negara Afrika Utara seperti Libya,
Tunisia, dan Yaman yang nota bene merupakan kawasan Desert. GFI mengendus, AS
dan sekutunya kini justru tengah menerapkan teori Toni Cartalucci, Research Assosciate
di
Central
for
Research
on
Globalization
(CRG),
Montreal,
Kanada.
Cartalucci berasumsi: Matikan Timur Tengah, maka anda mematikan China dan Rusia,
dan anda akan menguasai dunia. Faktanya bahwa sejak 1979, cengkeraman AS
terhadap beberapa negara di Timur Tengah melalui Dewan Kerjasama Teluk (GCC)
memang terbukti unggul dalam hal dominasi minyak dunia. Setidaknya 90% transaksi
ekspor minyak dari kelompok GCC atau 40% minyak dunia, dikuasai oleh AS.
Pertanyaannya adalah kenapa Rusia dan China tidak juga mati bahkan semakin
menggeliat.
Agaknya
Cartalucci
lupa,
bahwa
saat
ini
Rusia
sudah
sistem pertahanan rudal di Asia guna melawan manuver Korea Utara. AS juga
menyatakan akan memperluas pengaturan militernya di Asia Tenggara dan Samudera
Hindia, termasuk peningkatan kerja sama dengan Australia dan penempatan kapal-kapal
perang di Singapura. Selain itu, AS juga mendukung pembentukan ASEAN Security
Community pada 2015, dan terkait dengan isu Laut China Selatan, melalui Menhan Leon
Panetta, AS menganjurkan agar ASEAN melakukan tindakan seragam sekaligus
menyusun kerangka aksi yang memiliki kekuatan hukum. Tapi yang paling mengejutkan
adalah rencana AS untuk menggeser 60% armada tempurnya ke Asia Pasifik.
Kompleksitas pertikaian wilayah di Laut China Selatan, disinyalir memang bukan
sebatas klaim kepemilikan pulau-pulau, melainkan ada persoalan lainnya, diantaranya
hak berdaulat atas Landas Kontinen dan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE), termasuk
penggunaan teknologi baru terkait exploitasi dan explorasi minyak dan gas bumi oleh
negara tertentu. Ketegangan antara negara-negara di kawasan tersebut secara politis
cenderung meningkat karena miskinnya win-win solution. Urgensi geografis Laut China
Selatan yang cukup vital dalam pergeseran geopolitik global, memungkinkan terus
terkendalanya upaya penyelesaian sengketa, bahkan diduga keras bahwa isu konflik
teritorial itu akan menjadi trigger dalam benturan militer secara terbuka. Situasi ini
tentunya akan mempengaruhi negara-negara di sekitar wilayah sengketa, dimana secara
geografis, posisi Indonesia berada cukup dekat dengan Laut China Selatan, baik dalam
konteks Asia Tenggara, ASEAN maupun Asia Pasifik. Situasi ini diperkirakan akan
berlangsung lama, karena selain menunggu momentum, negara-negara yang terlibat
konflik juga melakukan upaya antisipasif secara intensif dan terbuka, terutama AS dan
sekutunya versus China dan pendukungnya.
2.5.2 Konflik yang terjadi sebagai efek Geopolitik Global
Memanasnya suhu politik antara Cina melawan AS dan sekutu, selain menggeser
geopolitik global dari Heartland (daerah penghasil minyak seperti Kwait, Iran, Iraq dan
Saudi Arabia) ke Asia, karena adanya fenomena Arab Spring juga meniscayakan
perubahan di Asia Pasifik terutama Laut Cina Selatan dan perairan sekitarnya. Apalagi
jika kelak benar-banar meletus konflik terbuka di perairan tersebut. Inilah perang
skema antara adidaya Barat dan Timur, dimana Paman Sam via Kekaisaran Militer tirai
bambu sibuk membangun pangkalan militer di berbagai belahan dunia, sedangkan China
mengimbangi melalui String of Pearls (pengendalian jalur perdagangan di laut) pada
jalur-jalur utama serta alur alternatif perairan dunia. Kelak bila terjadi perang terbuka di
12
perairan, bukannya akan langsung berhadapan antara Cina versus AS, tapi pagelaran
cenderung menampilkan perang proxy (perpanjangan) antara Cina melawan kelompok
negara common wealth di sekitarnya. Akan tetapi para negara satelit tersebut didukung
sepenuhnya oleh armada laut AS.
Amerika dan Cina sama-sama mengincar Selat Malaka dan Laut Cina Selatan.
Malaka memang selat paling sibuk setelah Hormuz. Dan peningkatan pelayaran
merupakan keniscayaan seiring gegap dinamika baik kebutuhan maupun kepentingan
pribadi, kelompok dan juga bangsa-bangsa di dunia. Zhao Yuncheng, ilmuwan
dari Chinas Institute of Contemporary International Relation: Whoever controls the
Straits of Malacca and the Indian Ocean could threaten Chinas oil supply route.
Masuk akal jika Presiden Cina Hu Jiantao menegaskan, Malacca-Dilemma merupakan
persoalan kunci untuk jaminan pasokan energi mengingat 80% impor minyak Cina
melewati Selat Malaka, oleh karena itu keamanan jalur di selat basah ini menjadi urgen
bagi kelanjutan ekonomi Negeri Paman Mao. Maka Cina pun menerapkan konsep String
of Pearls. Yaitu strategi Cina dalam rangka mengamankan suplai energi. Strategi ini
mempunyai konsekuensi dibutuhkannya militer modern yang progresif, juga
memerlukan akses lapangan terbang dan pelabuhan-pelabuhan. Target jalur yang diincar
ialah bentangan perairan dari pesisir Laut Cina Selatan, Selat Malaka, melintasi
Samudera Hindia, Laut Arab dan Teluk Persia. Sehingga dalam peta, terlihat mirip
untaian mutiara atau gambar kalung (Pearls).
Inilah yang membuat akan semakin menajamnya konflik terbuka AS versus Cina
di kawasan Asia Pasifik, utamanya Asia Tenggara. Karena Amerika pun sudah
merekomendasikan hal ini lewat Council of Foreign Relations (CFR) pada 2002, dan
bahkan sudah digodok secara lebih matang lewat beberapa think thank di Washington.
Sehingga kemudian dirumuskan sebagai dasar kebijakan luar negeri Preisden George W
Bush yang kemudian kita kenal sebagai Project New American Century (PNAC).
Dari mapping prakiraan situasi tadi, semakin terlihat urgensi Selat Sunda dari sisi
geopolitik. Artinya ketika Selat Malaka telah menjadi jalur tidak aman bagi pelayaran
internasional akibat perang, maka rute alternatif tersingkat baik dari dan ke Lautan
Hindia serta Lautan Pasifik dipastikan akan melintas di Selat Sunda dan selat lainnya
dalam koridor ALKI di Indonesia. Salah satu prioritas pembangunan RI kedepan mutlak
harus menguatkan sistem pengawasan dan pengamanan selat-selat Indonesia (ALKI)
13
yang ditopang oleh lembaga dan departemen terkait dengan TNI-Polri sebagai ujung
tombak. Kelak dengan sistem pengamanan dan pengawasan perairan yang canggih lagi
handal, niscaya akan meningkatkan daya tawar Pemerintah Indonesia di forum global
manapun, dan lebih jauh lagi adalah mengubah skema geopolitical leverage menjadi
geopolitical weapon, atau senjata geopolitik bagi republik ini.
2.5.3 Objek Geopolitik Global saat ini
Dari fenomena diatas, dapat kita lihat bahwa terget sebenarnya geopolitik global
saat ini adalah perebutan penguasaan sumber sumber mineral dan migas ( sumber
energi ) serta jalur jalur transport perdagangannya. Begitu jelas terasa apabila terjadi
konflik yang berkaitan dengan sumberdaya alam maka beberapa negara akan langsung
unjuk kekuatan dan adu pengaruh baik dengan media politik maupun show of power
dengan alutsista yang dimiliki dalam bentuk tawar menawar harga dari sebuah lokasi
sumber daya yang diperebutkan.
Sebagai contoh nyata bahwa di Laut Cina Selatan ada banyak negara yang
mengklaim beberapa bagian dari lautan tersebut kedalam wilayahnya, sehingga sontak
terjadi parade unjuk kekuatan militer demi mengamankan kepentingan masing masing
karena telah terbukti jelas disana mengandung cadangan hidrokarbon yang cukup tinggi.
Hal ini tak hanya terjadi di laut cina selatan, pada bagian barat cina juga terlibat konfli
dengan jepang terkai cadangan sumberdaya pada sekitaran pulau Shinkaku.
Terlihat dengan jelas bahwa geopolitik dunia tetap berfokus pada ketersedian dan
pasokan sumber energi berupa Migas dan mineral mineral dengan nilai guna tinggi,
walaupun terjadi pergeseran tetapi pergeseran yang terjadi hanyalah sebatas kepada
perpindahan region saja untuk mencari sumber sumber baru guna menguatkan
cadangan sumberdaya yang ada.
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tujuan geopolitik sebenarnya adalah sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta
rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan, serta
perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah untuk melaksanakan
segala fungsinya yang berorientasi kepada geospasial yang ada seluas batas yuridiksi
negara tersebut.
Dalam geopolitik unsur wilayah lah yang sangat diperhitungkan baik dalam
pembentukan kebijakan ataupun aturan, semuanya diambil berdasarkan bentuk geografis
dari negara tersebut. Oleh karena itu segala keputusan yang akan diambil harus sesuai
dengan kondisi lapangan yang ada, baik wilayah teritorinya maupun kondisi rakyat yang
mendiami daerah tersebut. Jika hal ini diabaikan segala kebijakan yang dibuat tidak akan
bisa berjalan sebagaimana mestinya bahkan bisa menjadi suatu kebijakan yang gagal
karena tidak dapat diterapkan dan diimplementasikan. Dengan Geopolitik sebuah negara
dapat memberikan suatu nilai strategis kepada suatu wilayah yang ada dinegaranya,
dengan kata lain pemberian nilai pada suatu wilayah dilakukan apabila terdapat suatu
nilai profit yang akan didapat apabila wilayah tersebut dikelola dengan benar, sepeti
daerah potensial tambang mineral dan energi (MIGAS), geothermal/panas bumi, ataupun
berupa mitigasi bencana.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Geopolitik_di_Indonesia
http://selawan33.blogspot.com/2013/06/geopolitik-indonesia.html
http://pendidikankewarganegaraans.blogspot.com/2012/12/pengertian-geopolitik-danwawasan.html
http://rinastkip.wordpress.com/2012/11/21/makalah-pkn-geopolitik-indonesia/
https://www.academia.edu/4717154/Makalah_GEOPOLITIK_INDONESIA
http://p2mb.geografi.upi.edu/Mitigasi_Bencana.html
http://informasilive.blogspot.com/2013/04/pengertian-geopolitik-dan-geostrategi.html
http://setabasri01.blogspot.com/2009/02/trias-politika-pemisahan-kekuasaan.html
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/11/01/geopolitik/
https://www.academia.edu/4717154/Makalah_GEOPOLITIK_INDONESIA
http://pendidikankewarganegaraans.blogspot.com/2012/12/pengertian-geopolitik-danwawasan.html
http://p2mb.geografi.upi.edu/Mitigasi_Bencana.html
http://informasilive.blogspot.com/2013/04/pengertian-geopolitik-dan-geostrategi.html
16