SINONIM
Baccharis indica L.
Eupatorium pallescens
B. ASAL DAN HABITAT
Tumbuhan Beluntas merupakan tumbuhan liar yang dapat hidup di
sembarang tempat kecuali tempat berair, yang tidak banyak orang kenal dan
tahu apa kegunaannya. Beluntas dapat tumbuh di daerah kering pada tanah
yang keras dan berbatu, pada daerah dataran rendah hingga dataran tinggi pada
ketinggian 1000 meter dari permukaan laut, memerlukan cukup cahaya matahari
atau sedikit naungan. Tumbuhan beluntas biasa dijadikan sebagai pembatas
pagar pekarangan, sebagai pembatas petakan sawah-sawah, bahkan tidak
terurus dan hanya sebagai semak belukar yang dapat ditemukan di tempattempat lapang dan tanah kosong.
C. KLASIFIKASI
Klasifikasi Daun Beluntas
Kingdom : Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Asterales
Famili
: Asteraceae
Genus
: Pluchea
baluntas
dengan
Sedangkan
di
luar
Indonesia
beluntas
(Melayu),
baluntas,
baruntas
(Sunda),
luntas
(Jawa),
(2,351%)
dan
flavonoid
(4,18%). Komponen
sangat
polar
penyusun rendemen terdiri atas senyawa glikosida, asam amino, dan gula
serta senyawa
aglikon
vitamin
C. Daun
beluntas
mengandung
protein
fenol
aluminium,
kalsium,
magnesium,
danfosfor.
Sedangkan
minyak atsiri
daun
beluntas
5%
dapat
menghambat
G. MANFAAT
Manfaat sebagai penurun demam
letak
berseling,
melancip, tepi bergigi, berkelenjar, panjang 2,5 sampai 9 cm. Lebar 1 - 5,5
cm. dengan warna hijau terang bila diremas mengeluarkan bau harum.
Bunga majemuk dengan bentuk malai rata, keluar dari ketiak daun dan ujung
tangkai.
putih kekuningan sampai ungu. Buah berbentuk gasing, kecil, keras berwarna
coklat dengan sudut-sudut berwarna putih. Biji kecil, coklat keputih-putihan.
Perbanyakan dengan stek batang yang cukup tua. Cabang bunga sangat
banyak sehingga membentuk rempuyung cukup besar antara 2,5-12,5 cm.
Bunga
berbentuk
bonggol,
bergagang
atau
duduk.
Bentuknya
seperti
silinder sempit dengan panjang 5-6 mm. Panjang daun pembalut sampai 4
mm. Daun pelindung bunga tersusun dari 6-7 helai. Daun pelindung yang
terletak di dalam berbentuk sudut (lanset) dan di luar berbentuk bulat telur.
Daun pelindung berbulu lembut, berwarna ungu dan pangkalnya ungu muda.
Kepala sari menjulur dan berwarna ungu. Tangkai putik pada bunga betina lebih
panjang. Buah beluntas longkah berbentuk seperti gasing, warnanya coklat
dengan sudut-sudut putih dan lokos 10 (gundul atau licin) panjang bauh 1
mm.
FLAVONOID
Flavonoid
merupakan
salah
satu
metabolit
sekunder,
kemungkinan
baik radikal hidroksi dan superoksida dengan demikian melindungi lipid membran
terhadap
reaksi
yang
merusak.
Aktivitas antioksidannya
dapat
menjelaskan
tradisional
untuk
golongan terbesar senyawa fenol alam Harbone (1987) dalam Sjahid (2008). Flavonoid
merupakan
tersulih atau suatu gula, sehingga akan larut dalam pelarut polar seperti etanol,
metanol, butanol, aseton, dimetilsulfoksida, dimetilformamida, dan air. Adanya gula
yang terikat pada flavonoid cenderung menyebabkan flavonoid lebih mudah larut
dalam air dan dengan demikian campuran pelarut dengan air merupakan pelarut yang
lebih baik untuk glikosida dalam Harbone (1987) dalam Sjahid (2008).
Struktur dasar dari senyawa
skeleton. Senyawa ini merupakan derivad dari kombinasi asam shikimic dan asam
asetat (Maafir, 2010). Menurut Syahnida (2003) dalam Maafir (2010) menyatakan
semua flavonoid menurut strukturnya merupakan turunan senyawa induk flavon.
Flavonoid banyak ditemukan dalam bentuk tepung putih pada tumbuhan primula
contohnya pada tanaman beluntas dan biasanya terdapat pada vakuola sel. Pada
bidang farmakologi flavonoid dapat digunakan sebagai antiradang, antibody, antitumor,
antidiare,
antidoksida n,
pembuluh kapiler.
meningkatkan
immunoglobulin,
mengurangi kerapuhan
mendukung manfaat daun beluntas untuk menurunkan kadar kolesterol, yaitu dapat
menurunkan kolesterol pada sejumlah orang ya ng memiliki kolesterol tinggi. Namun,
pada orang dengan kadar kolesterol normal hal tersebut tidak berlaku (Subroto,
2006). Flavonoid yang merupakan komponen polifenol sering ditemukan di dalam
berbagai jenis tumbuhan mempunyai efek antioksidan secara in vitro dan ex vivo serta
mempunyai efek menurunkan kolesterol pada manusia maupun
hewan
(Ekawati,
antioksidan
yang
dikandung
daun
beluntas yaitu
senyawa
fenolik.
Senyawa ini dapat mengurangi timbunan lemak jahat (LDL) di dalam pembuluh
darah. Komponen senyawa
fenolik
dan
peredam
terbentuknya oksigen singlet (Khomsan, 2003). Salah satu senyawa fenolik yang
terdapat dalam beluntas adalah flavonoid. Flavonoid dapat menurunkan
kadar