Disusun oleh:
Subjek Hukum:
- A adalah pekerja outsourcing.
- B adalah pengusaha tahu.
- C adalah perusahaan penjual Water Treatment
Kronologi Kasus:
B melakukan jual beli Water Treatment dengan C, kemudian C meminta jasa A untuk
memasang Water Treatment tersebut pada waktu yang bersamaan. Kemudian B mengatakan
bahwa pada hari itu adalah hari jumat legi, sehingga atas dasar kepercayaan B menolak untuk
pemasangan Water Treatment pada hari tersebut. Namun C memaksa B untuk melakukan
pemasangan hari itu juga. Dan B akhirnya menuruti apa yang dikatakan oleh C.
Kemudian C memerintah A untuk melakukan pemasangan Water Treatment itu. Dan
setelah pemasangan selesai, akhirnya Water Treatment itu ada kesalahan dalam pemasangan.
Sehingga water treatment tersebut tidak dapat bekerja.
Karena merasa menyesal dan tidak menuruti kepercayaan yang dianut, maka B rugi
dan menyesal, ia juga dikucilkan dari keluarga karena pasang pada hari jumat legi.
Rumusan masalah:
- Mana yang menjadi fakta hukum dalam kasus tersebut?
- Mana yang menjadi fakta non hukum dalam kasus tersebut?
- Mana yang menjadi isu hukum?
Metode Penelitian:
Untuk pendekatannya, penulis menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan statue
approach dan conceptual approach.
a. Pendekatan statue approach adalah pendekatan terhadap permasalahan dengan
mendasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam hal ini adalah
buku III KUH Perdata mengenai perikatan dan Undang-Undang nomor 13 tahun 2003.
b. Pendekatan conceptual approach adalah pendekatan terhadap permasalahan dengan
mendasarkan pada pendapat sarjana hukum yang diperoleh dari buku-buku literatur dan
berbagai karya ilmiah hukum.
Bahan hukum yang dipergunakan dalam penelitian penelitian ini terdiri dari bahan hukum
primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier (penunjang).
a. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan
perundang-undangan yang berlaku seperti KUH Perdata, Undang-Undang nomor 13
tahun 2003 dan yang ada kaitannya dengan permasalahan yang sedang dibahas.
b. Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum yang sifatnya menjelaskan bahan
hukum primer, di mana bahan hukum sekunder berupa buku-buku literatur, rancangan
undang-undang, jurnal-jurnal hukum, catatan kuliah, dan berbagai karya ilmiah hukum
yang ada kaitannya dengan permasalahan yang sedang dibahas.
c. Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan
terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus Bahasa
Indonesia, kamus hukum, ensiklopedia, dan lain-lain.
Analisa
A. Fakta Hukum
Fakta Hukum adalah uraian yang mengenai hal yang menyebabkan timbulnya
sengketa. Sehingga dalam pengertian tersebut penulis dapat mengambil fakta hukum
yaitu :
-
Adanya perjanjian Jual beli Water Treatment antara B ( pengusaha tahu ) dengan
C ( pengusaha water tratment ).
Fakta non Hukum adalah uraian yang mengenai hal mendukung adanya sengketa.
Sehingga dalam pengertian tersebut penulis dapat mengambil fakta non hukum yaitu:
Dalam analisis isu hukum, penulis menggunakan interpretasi hukum yang sistematis
yaitu metode yang menafsirkan undang-undang sebagai bagian dari keseluruhan sistem
perundang-undangan, artinya tidak satu pun dari peraturan perundang-undangan tersebut
dapat ditafsir- kan seakan-akan berdiri sendiri, tetapi harus selalu dipahami dalam
kaitannya dengan jenis peraturan lainnya
Pada prinsipnya, menurut KUH Perdata, suatu perjanjian adalah bebas, tidak terikat
pada suatu bentuk tertentu. Dalam KUH Perdata ditentukan bahwa suatu persetujuan
adalah suatu perbuatan dengan mana suatu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap
satu orang lain atau lebih (Pasal 1313 KUH Perdata). Untuk sahnya suatu kontrak maka
harus dilihat kepada syarat-syarat yang diatur di dalam Pasal 1320 KUH Perdata yang
menentukan bahwa syarat sahnya suatu perjanjian adalah sebagai berikut:
1. Kesepakatan para pihak.
2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian.
3. Suatu hal tertentu, dan
4. Suatu sebab yang halal.
Dalam hal tidak terpenuhinya unsur pertama (kesepakatan) dan unsur kedua
(kecakapan), maka kontrak tersebut dapat dibatalkan. Sedangkan apabila tidak
terpenuhinya unsur ketiga (suatu hal tertentu) dan unsur keempat (suatu sebab yang
halal), maka kontrak tersebut adalah batal demi hukum. Pasal 1339 KUH Perdata
menentukan bahwa suatu persetujuan tidak hanya mengikat apa yang dengan tegas
ditentukan di dalamnya melainkan juga segala sesuatu yang menurut sifatnya persetujuan
dituntut berdasarkan keadilan, kebiasaan atau undang-undang. Kemudian Pasal 1347
KUH Perdata, syarat-syarat yang selalu diperjanjikan menurut kebiasaan, harus dianggap
telah termasuk dalam suatu persetujuan, walaupun tidak dengan tegas dimasukkan di
dalamnya.
Jadi dalam kasus ini Jual beli antara B ( pengusaha tahu ) dengan C ( perusahaan
penjual Water Treatment ) sudah memenuhi syarat sahnya suatu perjanjian. Karena
adanya kesepakatan jual beli water treatment, kemudian penulis menganggap pengusaha
tahu dan pengusaha water treatment sudah cakap hukum dalam melakukan perbuatan
hukum, lalu untuk melakukan pemasangan water treatment, dan hal tersebut tidak
bertentangan dengan norma dan kepentingan umum.
Lalu dalam pasal 65 ayat (3) menyebutkan perusahaan lain sebagai mana dimaksud
dalam ayat (1) harus berbentuk badan hukum. Sedangkan dalam kasus yang ada tidak
jelas apakah pekerja outsourcing itu di bawah naungan perusahaan penyedia jasa yang
berbadan hukum atau tidak.
Jadi jika terjadi kesalahan dalam pemasangan water treatment yang dilakukan oleh A
yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan penjual tahu dan penjual water treatment,
maka perusahaan penyedia jasa pekerja yang dapat menjatuhkan sanksi terhadap pekerja
yang bersangkutan.
Hal ini tentu harus melihat secara jelas mengenai perjanjian pemborongan pekerjaan
antara perusahaan penyedia jasa dengan perusahaan pemberi kerja. Apabila dalam
perjanjian pemborongan tersebut diatur bahwa perusahaan penyedia jasa pekerja
bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan oleh pekerja yang disediakannya,
maka pihaknya dapat digugat pembayran ganti kerugian oleh perusahaan pemberi kerja
Daftar Pustaka
-