Tinjauan Pustaka
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat, sebagaimana definisi pajak resmi yang tercantum pada Pasal 1 Undangundang nomor 28 Tahun 2007 yang merupakan perubahan ketiga atas Undang-undang nomor
6 Tahun 1983.Menurut Sadono Sukirno (2008: 9) pengertian pertumbuhan ekonomi adalah
perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Suatu perekonomian dikatakan mengalami
pertumbuhan apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi dari apa yang telah dicapai pada
periode waktu sebelumnya, sedangkan laju pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan dalam
PDRB, tanpa memandang apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari pada
tingkat pertumbuhan penduduk.
Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak adalah kontribusi wajib kepada daerah
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yangbersifat memaksa berdasarkan UndangUndang, dengan tidakmendapatkan imbalan secara langsungdan digunakan untukkeperluan
daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (Pasal 1 Ayat 10 Perda Kota Tasikmalaya
No 4 Tahun 2011).
Pajak hotel adalah Pungutan daerah atas pelayanan hotel. Hotel sendiri mengandung
pengertian bangunan yang khusus disediakan bagi orang-orang untuk dapat menginap atau
istirahat, memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran termasuk
bangunan lainnya yang menyatu dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama termasuk jasa
terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk
pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya serta rumah
kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh) (Pasal 5 Peraturan Daerah kota Tasikmalaya
Nomor 4 tahun 2011).
Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan restoran dengan
pembayaran (Pasal 10 Perda Kota Tasikmalaya No.4 Tahun 2011). Menurut undang-undang
nomor 28 Tahun 2009 Restoran merupakan fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman
dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar
dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Dinas Pendapatan Daerah Kota Tasikmalaya dengan objek
penelitiannya adalah Analisis Pengaruh Pajak Hotel dan Pajak Restoran terhadap Pajak
Daerah Kota Tasikmalaya.
Visi dan Misi Kota Tasikmalaya
Visi Kota Tasikmalaya adalah dengan berlandaskan Iman dan Taqwa, Kota Tasikmalaya
menjadi pusat perdagangan dan industri termaju di Priangan Timur tahun 2012.
Misi Kota Tasikmalaya adalah tugas yang diemban Pemerintah Kota Tasikmalaya
meliputi :
1) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang beriman dan bertaqwa.
2) Meningkatkan kesadaran hukum dan menegakkan supremasi hukum.
3) Menumbuhkan kekuatan ekonomi kota.
4) Mengembangkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kota.
5) Mengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup secara berkelanjutan.
Pajak Hotel
Pajak Restoran
2003
Target
253.143.000,00
Realisasi
253.916.283,00
Target
749.902.000,00
Realisasi
759.132.073,00
Target
3.493.347.000,00
Realisasi
3.518.429.648,00
2004
300.734.000,00
300.757.624,00
890.883.000,00
893.163.929,00
4.049.563.000,00
4.140.303.846,00
2005
324.793.000,00
326.036.646,00
987.192.000,00
1.018.387.056,00
4.408.194.000,00
4.653.748.175,00
2006
337.920.000,00
339.406.719,00
1.066.120.000,00
1.083.292.555,00
4.844.453.000,00
5.173.010.214,00
2007
348.168.000,00
367.004.820,00
1.127.500.000,00
1.333.829.232,00
5.500.405.000,00
6.135.283.205,00
2008
369.371.000,00
458.826.871,00
1.388.148.000,00
1.970.774.789,00
6.973.364.000,00
8.572.895.585,00
2009
443.687.000,00
514.645.163,00
1.739.278.000,00
2.189.006.764,00
9.160.862.000,00
9.583.828.253,00
2010
470.692.000,00
575.636.025,00
3.260.602.000,00
3.363.697.539,00
13.017.340.000,00
12.927.424.095,00
2011
656.155.000,00
828.613.484,00
3.624.416.000,00
4.021.405.781,00
22.779.992.000,00
24.985.154.772,00
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa secara keseluruhan realisasi penerimaan
pajak hotel dan pajak restoran dari tahun 2003 s/d 2011 terus meningkat dan selalu melebihi
target.
1. Koefisien Regresi
Pengujian hipotesis dilakukan dengan melakukan regresi antara pajak hotel dan pajak
restoran dengan pajak daerah.
Tabel 2
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
Standardized
Coefficients
Unstandardized Coefficients
B
-2843407925,966
Pajak Hotel
Pajak Restoran
a. Dependent Variable : Pajak Daerah
Std. Error
685019692,147
28,310
1,123
6,912
1,085
Sig.
Beta
,782
,198
-4,151
,001
4,096
1,035
,001
,317
Berdasarkan hasil koefisien regresi diatas dapat dibuat persamaan regresi linier berganda
sebagai berikut :
Y = a + 1X1 + 2X2
Atau
1 , 2 = koefisien regresi
X1
= Pajak Hotel
X2
= Pajak Restoran
Dari persamaan regresi tersebut dikatakan bahwa apabila Pajak Hotel dan Pajak
Restoran sama dengan nol (X=0) maka Pendapatan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya akan
sebesar -2.843.407.925,966. Jika pajak Hotel dan pajak restoran diperoleh maka alan
meningkatkan pendapatan pajak daerah sebesar koefisien masing-masing variabel.
Adapun interpretasi dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
Koefisien regresi X1 sebesar 28,310 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% maka
pajak hotel akan meningkatkan pendapatan pajak daerah sebesar 28,310. Koefisien regresi X2
sebesar 1,123 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% maka pajak restoran akan
meningkatkan pendapatan pajak daerah sebesar 1,123
2. Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas yang dilakukan ialah dengan menggunakan uji statistik nonparametrik Kolmogorov-Smirnov yang merupakan uji normalitas dengan
menggunakan fungsi kumulatif. Nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal
jika K hitung < K tabel atau nilai sig. > alpha.
Berdasarkan output yang dihasilkan dari hasil pengolahan data dengan
menggunakan SPSS 20.0 (file terlampir) terlihat bahwa nilai sig. (2-tailed) sebesar
0,713 > 0,05. Hal itu berarti nilai residual terstandarisasi dinyatakan menyebar
secara normal.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai TOL (tolerance) dan
Variance Inflation Factor (VIF) dari masing-masing variabel bebas terhadap
variabel terikatnya. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 maka model dinyatakan
tidak terdapat gejala multikolinier
Berdasarkan output pada coefficient (file terlampir) terlihat bahwa nilai TOL
variabel pajak hotel dan pajak restoran sebesar 0,103, sedangkan nilai VIF
variabel pajak hotel dan pajak restoran sebesar 9,677 lebih kecil dari 10 maka
pada model regresi yang terbentuk tidak terjadi gelaja multikolinier.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dengan metode Glejser dilakukan dengan meregresikan
semua variabel bebas terhadap nilai mutlak residualnya.
Berdasarkan output yang dihasilkan melalui pengolahan data dengan SPSS 20.0
(file terlampir) diketahui bahwa pada model regresi tidak terjadi gejala
Heteroskedastisitas. Hal ini karena Sig. Variabel pajak hotel terhadap absolut
residual sebesar 0,226 > 0,05, sedangkan Sig. Variabel pajak restoran terhadap
absolut residual sebesar 0,096 > 0,05.
Uji Otokorelasi
Berdasarkan uji hipotesis diperoleh nilai DW 1,681 hal ini berarti : 1,5353 < DW
< 2,4647 (tidak otokorelasi) berdasarkan tinjauan pada tabel Durbin Watson.
3. Analisis Korelasi
Untuk mengetahui besarnya derajat atau kekuatan korelasi antara pajak hotel dan
pajak restoran dengan pajak daerah kota Tasikmalaya, berdasarkan hasil perhiungan dengan
menggunakan SPSS 20.0, diketahui nilai koefisien korelasi sebesar 0,971 hal ini menunjukan
bahwa tingkat keeratan hubugan yang disebabkan oleh pendapatan pajak hotel dan pajak
restoran terhadap pajak daerah Kota Tasikmalaya adalah sebesar 0,971. Koefisien korelasi
tersebut menghasilkan angka positif, sehingga nilai tersebut berada antara 0,80 - 1,000 yang
dapat dilihat di Bab III pada tabel 3.2 dan angka tersebut menunjukan terjadinya korelasi
sangat kuat.
4. Analisis Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui berapa pengaruh pajak hotel dan pajak restoran secara simultan
terhadap pajak daerah Kota Tasikmalaya, maka rumus yang digunakan adalah :
Kd = r2 x 100%
Berdasarkan program SPSS 20.0 yang terdapat dalam tabel summary didapatkan
bahwa hasil dari R Square adalah 0,943. Hal ini berarti 94,3% dari variabel pajak daerah
Kota Tasikmalaya bisa dijelaskan oleh Variabel Pajak Hotel dan Pajak Restoran. Sedangkan
sisanya (100% -94,3% = 5,7%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
5. Uji Signifikasi
Untuk mengetahui apakah pajak hotel dan pajak restoran berpengaruh secara
signifikan terhadap pajak daerah Kota Tasikmalaya atau sebaliknya, maka rumus yang
digunakan untuk uji signifikansi ini adalah sebagai berikut :
R2
k
Fh
2
1 R n k 1
Berdasarkan program SPSS 20.0, yang terdapat dalam tabel ANOVAb pada lampiran,
dapat diketahui bahwa nilai dari Fhitung untuk pajak hotel dan pajak restoran terhadap Pajak
Daerah Kota Tasikmalaya adalah sebesar 8,388 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena
probabilitas (0,000) lebih kecil dari 0,05, maka model regresi bisa dipakai untuk
memprediksi. Kemudian Fhitung ini di bandingkan dengan Ftabel. Dimana untuk nilai n itu
sendiri yaitu jumlah anggota sampel yang digunakan yaitu 18 semester, sedangkan untuk k
adalah jumlah dari variabel independen yaitu 2. Maka untuk menentukan berapa dk penyebut
yaitu dengan cara (n-k-1) 18-2-1 = 15
Berdasarkan program SPSS yang terdapat dalam tabel ANOVAb pada lampiran,
diperoleh nilai Fhitung sebesar 125,210 kemudian Fhitung ini dibandingkan dengan Ftabel dengan
dk pembilang = 2 dan dk penyebut = (18 - 2 - 1) = 15 dengan taraf kesalahan 5% harga Ftabel
sebesar 3,68. Ternyata harga Fhitung lebih besar dari Ftabel (125,210 > 3,68). Karena Fh > Ft
maka Ho ditolak dan Ha diterima. dan berdasarkan hipotesis jika :
Ho : = 0 Tidak terdapat pengaruh Pajak Hotel (X1) dan Pajak Restoran (X2) secara
simultan terhadap Pajak Daerah.
Ha : 0 Terdapat pengaruh Pajak Hotel (X1) dan Pajak Restoran (X2) secara simultan
terhadap Pajak Daerah.
Maka dari itu pajak hotel dan pajak restoran berpengaruh signifikan terhadap pajak
daerah kota tasikmalaya. Dengan diterimanya Ha bahwa pada tingkat keyakinan 95%
pendapatan Pajak Hotel dan Pajak Restoran berpengaruh positif secara simultan terhadap
Pendapatan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya.
Pajak Hotel dan Pajak Restoran Secara Parsial Terhadap Pajak Daerah Kota
Tasikmalaya
Untuk mengetahui pengaruh pendapatan pajak hotel secara parsial terhadap pajak
daerah Kota Tasikmalaya berdasarkan koefisien determinasi untuk nilai r secara parsial yaitu
pendapatan pajak hotel terhadap pajak daerah Kota Tasikmalaya. Dari hasil pengolahan SPSS
20.0 diketahui koefisien korelasi parsial untuk Pendapatan Pajak Hotel (X1) terhadap Pajak
Daerah (Y) adalah sebesar 0,727 dengan nilai sig. 0,001 < 0,05 yang berarti menandakan
pengaruh signifikan sedangkan diperoleh koefisien determinasi (r2) sebesar 0,528 atau sebesar
52,8%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti, diantaranya pajak
reklame, pajak hiburan, pajak penerangan jalan serta indikator lainnya yg termasuk kedalam
unsur pajak daerah. Untuk pengujian signifikansi dilakukan dengan uji t, diperoleh nilai t hitung
untuk pajak hotel adalah sebesar 4,096, kemudian thitung ini dibandingkan dengan ttabel pada
degree of freedom (df) n-2-1 = 18-2-1 =15 dan 0,05 diperoleh nilai ttabel sebesar 1,734.
Ternyata thitung lebih besar dari ttabel (4,096 > 1,734). Berdasarkan hipotesis tersebut bahwa
untuk pajak hotel terhadap pajak daerah Hipotesis nol (Ho) ditolak atau Hipotesis alternatif
(Ha) diterima. Maka dari itu pajak hotel secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pajak
daerah kota tasikmalaya.
Dan untuk pajak restoran berdasarkan SPSS 20.0, diketahui koefisien korelasi parsial
untuk pajak hotel (X2) terhadap Pajak Daerah (Y) adalah sebesar 0,258 dengan nilai Sig.
0,317 > 0,05 yang berarti menandakan pengaruh yang tidak signifikan dan diperoleh koefisien
determinasi sebesar 0,066 atau sebesar 6.6%. Untuk pengujian signifikan dilakukan uji t,
diperoleh nilai thitung sebesar 1,035 kemudian thitung ini dibandingkan dengan ttabel pada degree
of freedom (df) n-2-1 = 18-2-1 =17 dan 0,05 diperoleh nilai ttabel sebesar 1,734. Ternyata
thitung lebih besar dari -ttabel (1,035 > - 1,734) dan berdasarkan hipotesis jika :
Ho : = 0
Tidak terdapat pengaruh Pajak Hotel (X1) dan Pajak Restoran (X2) secara
parsial terhadap Pajak Daerah.
Ha : 0
Terdapat pengaruh Pajak Hotel (X1) dan Pajak Restoran (X2) secara parsial
terhadap Pajak Daerah.
Dengan demikian untuk pajak hotel terhadap pajak daerah berdasarkan keterangan
hipotesis tersebut bahwa Hipotesis nol (Ho) ditolak dan Hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Dengan diterimanya Ha pada pendapatan Pajak Hotel terhadap pajak daerah kota
tasikmalaya bahwa pada tingkat keyakinan 95% Pajak hotel secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap pajak daerah Kota Tasikmalaya dan pada pajak restoran Ho diterima,
dimana untuk pajak restoran secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Pajak
Daerah Kota Tasikmalaya.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan yang telah disajikan, mengenai Analisis Pengaruh
Pajak Hotel dan Pajak Restoran Tahun 2003-2011 dengan pengolahan data berdasarkan
triwulan dilakukan penelitian pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Tasikmalaya dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya. Berdasarkan data-data
yang diperoleh dan diolah bahwa Pajak Hotel, Pajak Restoran mempunyai peranan yang
cukup penting untuk meningkatkan penerimaan Dinas Pendapatan Daerah dan dalam hal
tersebut pemerintah harus lebih mengupayakan dan memaksimalkan dalam pemungutan
pajak agar tidak terjadi penyimpangan dan tidak ada wajib pajak yang belum
melaksanakan untuk membayar kewajiban pajaknya.
2. Terdapat pengaruh antara Pajak Hotel dan Pajak Restoran secara simultan terhadap Pajak
Daerah Kota Tasikmalaya. Pajak Hotel dan Pajak Restoran ini mempunyai pengaruh yang
signifikan untuk meningkatkan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya sehingga bisa
meningkatkan penerimaan Dinas Pendapatan Daerah Kota Tasikmalaya sehingga dapat
membantu dalam meningkatkan pembangunan yang ada di daerah Kota Tasikmalaya
melalui self-supporting dalam bidang keuangan.
3. Terdapat pengaruh antara Pajak Hotel dan Pajak Restoran secara Parsial terhadap Pajak
Daerah Kota Tasikmalaya. Yaitu Pajak Hotel berpengaruh secara signifikan terhadap
Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai TOL (tolerance) dan
Variance Inflation Factor (VIF) dari masing-masing variabel bebas terhadap
variabel terikatnya. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 maka model dinyatakan
tidak terdapat gejala multikolinier
Berdasarkan output pada coefficient (file terlampir) terlihat bahwa nilai TOL
variabel pajak hotel dan pajak restoran sebesar 0,103, sedangkan nilai VIF
variabel pajak hotel dan pajak restoran sebesar 9,677 lebih kecil dari 10 maka
pada model regresi yang terbentuk tidak terjadi gelaja multikolinier.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dengan metode Glejser dilakukan dengan meregresikan
semua variabel bebas terhadap nilai mutlak residualnya.
Berdasarkan output yang dihasilkan melalui pengolahan data dengan SPSS 20.0
(file terlampir) diketahui bahwa pada model regresi tidak terjadi gejala
Heteroskedastisitas. Hal ini karena Sig. Variabel pajak hotel terhadap absolut
residual sebesar 0,226 > 0,05, sedangkan Sig. Variabel pajak restoran terhadap
absolut residual sebesar 0,096 > 0,05.
d. Uji Otokorelasi
Berdasarkan uji hipotesis diperoleh nilai DW 1,681 hal ini berarti : 1,5353 < DW
< 2,4647 (tidak otokorelasi) berdasarkan tinjauan pada tabel Durbin Watson.
3. Analisis Korelasi
Untuk mengetahui besarnya derajat atau kekuatan korelasi antara pajak hotel dan
pajak restoran dengan pajak daerah kota Tasikmalaya, berdasarkan hasil perhiungan dengan
menggunakan SPSS 20.0, diketahui nilai koefisien korelasi sebesar 0,971 hal ini menunjukan
bahwa tingkat keeratan hubugan yang disebabkan oleh pendapatan pajak hotel dan pajak
restoran terhadap pajak daerah Kota Tasikmalaya adalah sebesar 0,971. Koefisien korelasi
tersebut menghasilkan angka positif, sehingga nilai tersebut berada antara 0,80 - 1,000 yang
dapat dilihat di Bab III pada tabel 3.2 dan angka tersebut menunjukan terjadinya korelasi
sangat kuat.
4. Analisis Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui berapa pengaruh pajak hotel dan pajak restoran secara simultan
terhadap pajak daerah Kota Tasikmalaya, maka rumus yang digunakan adalah :
Kd = r2 x 100%
Berdasarkan program SPSS 20.0 yang terdapat dalam tabel summary didapatkan
bahwa hasil dari R Square adalah 0,943. Hal ini berarti 94,3% dari variabel pajak daerah
Kota Tasikmalaya bisa dijelaskan oleh Variabel Pajak Hotel dan Pajak Restoran. Sedangkan
sisanya (100% -94,3% = 5,7%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
5. Uji Signifikasi
Untuk mengetahui apakah pajak hotel dan pajak restoran berpengaruh secara
signifikan terhadap pajak daerah Kota Tasikmalaya atau sebaliknya, maka rumus yang
digunakan untuk uji signifikansi ini adalah sebagai berikut :
R2
k
Fh
1 R 2 n k 1
Berdasarkan program SPSS 20.0, yang terdapat dalam tabel ANOVAb pada lampiran,
dapat diketahui bahwa nilai dari Fhitung untuk pajak hotel dan pajak restoran terhadap Pajak
Daerah Kota Tasikmalaya adalah sebesar 8,388 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena
probabilitas (0,000) lebih kecil dari 0,05, maka model regresi bisa dipakai untuk
memprediksi. Kemudian Fhitung ini di bandingkan dengan Ftabel. Dimana untuk nilai n itu
sendiri yaitu jumlah anggota sampel yang digunakan yaitu 18 semester, sedangkan untuk k
adalah jumlah dari variabel independen yaitu 2. Maka untuk menentukan berapa dk penyebut
yaitu dengan cara (n-k-1) 18-2-1 = 15
Berdasarkan program SPSS yang terdapat dalam tabel ANOVAb pada lampiran,
diperoleh nilai Fhitung sebesar 125,210 kemudian Fhitung ini dibandingkan dengan Ftabel dengan
dk pembilang = 2 dan dk penyebut = (18 - 2 - 1) = 15 dengan taraf kesalahan 5% harga Ftabel
sebesar 3,68. Ternyata harga Fhitung lebih besar dari Ftabel (125,210 > 3,68). Karena Fh > Ft
maka Ho ditolak dan Ha diterima. dan berdasarkan hipotesis jika :
Ho : = 0
Ha : 0
Maka dari itu pajak hotel dan pajak restoran berpengaruh signifikan terhadap pajak
daerah kota tasikmalaya. Dengan diterimanya Ha bahwa pada tingkat keyakinan 95%
pendapatan Pajak Hotel dan Pajak Restoran berpengaruh positif secara simultan terhadap
Pendapatan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya.
4.2.5. Pengaruh Besarnya Pajak Hotel dan Pajak Restoran Secara Parsial Terhadap
Pajak Daerah Kota Tasikmalaya
Untuk mengetahui pengaruh pendapatan pajak hotel secara parsial terhadap pajak
daerah Kota Tasikmalaya berdasarkan koefisien determinasi untuk nilai r secara parsial yaitu
pendapatan pajak hotel terhadap pajak daerah Kota Tasikmalaya. Dari hasil pengolahan SPSS
20.0 diketahui koefisien korelasi parsial untuk Pendapatan Pajak Hotel (X1) terhadap Pajak
Daerah (Y) adalah sebesar 0,727 dengan nilai sig. 0,001 < 0,05 yang berarti menandakan
pengaruh signifikan sedangkan diperoleh koefisien determinasi (r 2) sebesar 0,528 atau sebesar
52,8%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti, diantaranya pajak
reklame, pajak hiburan, pajak penerangan jalan serta indikator lainnya yg termasuk kedalam
unsur pajak daerah. Berdasarkan hipotesis tersebut bahwa untuk pajak hotel terhadap pajak
daerah Hipotesis nol (Ho) ditolak atau Hipotesis alternatif (Ha) diterima. Maka dari itu pajak
hotel secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pajak daerah kota tasikmalaya.
Dan untuk pajak restoran berdasarkan SPSS 20.0, diketahui koefisien korelasi parsial
untuk pajak hotel (X2) terhadap Pajak Daerah (Y) adalah sebesar 0,258 dengan nilai Sig.
0,317 > 0,05 yang berarti menandakan pengaruh yang tidak signifikan dan diperoleh koefisien
determinasi sebesar 0,066 atau sebesar 6.6% dan berdasarkan hipotesis jika :
Ho : = 0
Ha : 0
Dengan demikian untuk pajak hotel terhadap pajak daerah berdasarkan keterangan
hipotesis tersebut bahwa Hipotesis nol (Ho) ditolak dan Hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Dengan diterimanya Ha pada pendapatan Pajak Hotel terhadap pajak daerah kota
tasikmalaya bahwa pada tingkat keyakinan 95% Pajak hotel secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap pajak daerah Kota Tasikmalaya dan pada pajak restoran Ho diterima,
dimana untuk pajak restoran secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Pajak
Daerah Kota Tasikmalaya.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan yang telah disajikan, mengenai Analisis Pengaruh
Pajak Hotel dan Pajak Restoran Tahun 2003-2011 dengan pengolahan data berdasarkan
triwulan dilakukan penelitian pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Tasikmalaya dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
4. Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya. Berdasarkan data-data
yang diperoleh dan diolah bahwa Pajak Hotel, Pajak Restoran mempunyai peranan yang
cukup penting untuk meningkatkan penerimaan Dinas Pendapatan Daerah dan dalam hal
tersebut pemerintah harus lebih mengupayakan dan memaksimalkan dalam pemungutan
pajak agar tidak terjadi penyimpangan dan tidak ada wajib pajak yang belum
melaksanakan untuk membayar kewajiban pajaknya.
5. Terdapat pengaruh antara Pajak Hotel dan Pajak Restoran secara simultan terhadap Pajak
Daerah Kota Tasikmalaya. Pajak Hotel dan Pajak Restoran ini mempunyai pengaruh yang
signifikan untuk meningkatkan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya sehingga bisa
meningkatkan penerimaan Dinas Pendapatan Daerah Kota Tasikmalaya sehingga dapat
membantu dalam meningkatkan pembangunan yang ada di daerah Kota Tasikmalaya
melalui self-supporting dalam bidang keuangan.
6. Terdapat pengaruh antara Pajak Hotel dan Pajak Restoran secara Parsial terhadap Pajak
Daerah Kota Tasikmalaya. Yaitu Pajak Hotel berpengaruh secara signifikan terhadap
Penerimaan Dinas Pendapatan Daerah Kota Tasikmalaya tetapi untuk Pajak Restoran
berpengaruh tidak signifikan terhadap Pajak Daerah Kota Tasikmalaya.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah di paparkan di atas, penulis memberikan saran
sebagai berikut :
Untuk pemungutan Pajak Daerah yang berasal dari Pajak Restoran harus lebih di
tingkatkan lagi agar mampu meningkatkan secara signifikan Penerimaan Dinas Pendapatan
Daerah Kota Tasikmalaya lebih maju dan mandiri serta bisa membantu dalam memenuhi
kebutuhan rumah tangga Kota Tasikmalaya dalam rangka melangsungkan pembangunan
daerah.
Untuk penelitian selanjutnya penulis menyarankan bagi peneliti yang akan meneliti
tentang Pajak Daerah Kota Tasikmalaya agar dapat meneliti sektor pajak lain. dan dapat
mengetahui realisasi yang akan diperoleh apakah bisa membantu dalam peningkatan
penerimaan Pajak Daerah. Karena masih banyak unsur pajak lain yang menjadi sumber
pendapatan pajak daerah seperti halnya pajak penerangan jalan, pajak air tanah dan unsur
pajak lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Pramudya Racmansyah. 2008. Pengaruh Retribusi Uji Kendaraan Bermotor
Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tasikmalaya. Universitas
Siliwangi. Tasikmalaya
Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya, 2012,Tasikmalaya
Eva Fatiani Meiranti. 2009. Pengaruh Pajak Reklame dan Pajak Hiburan Terhadap
Penerimaan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya. Universitas Siliwangi. Tasikmalaya
I Made Sedana Yasa, I Ketut Suwinata, Luh Nyoman Chandra Handayani. 2009. Peranan
Pajak Hotel Dan Pajak Restoran Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Kota Denpasar. Politeknik Negeri Bali. Denpasar
Mardiasmo.2011, Perpajakan Edisi Revisi 2011, Andi, Yogyakarta.
Priantara, Diaz.2012, Perpajakan Indonesia Edisi 2, Mitra Wacana Media, Jakarta.
Republik Indonesia, Undang-undang nomor 28 Tahun 2007 Tentang Definisi Pajak
Republik Indonesia, Undang-undang nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi daerah
Republik Indonesia, Undang-undang nomor
29 Tahun 2008 Tentang Perubahan Pajak
Provinsi.
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
Republik Indonesia, Undang-undang nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Restoran.
Republik Indonesia, Pasal 1 Ayat 10 Perda Kota Tasikmalaya No 4 Tahun 2011 Tentang
Pengertian Pajak Daerah.
Republik Indonesia, Pasal 6 ayat 1 Perda Kota Tasikmalaya No 4 Tahun 2011 Tentang
Pengertian Pajak Hotel.
Republik Indonesia, Pasal 7 ayat 1 Perda kota Tasikmalaya No 4 Tahun 2011 Tentang Subjek
Pajak Hotel.
Republik Indonesia, Pasal 7 ayat 2 perda kota Tasikmalaya No 4 tahun 2011 Tentang Wajib
Pajak Hotel.
Republik Indonesia, Pasal 8 dan 9 Perda Kota Tasikmalaya No 4 Tahun 2011 Tentang Tarif
Pajak Hotel.
Republik Indonesia, Pasal 10 Perda Kota Tasikmalaya No.4 Tahun 2011 Tentang Pengertian
Pajak Restoran.
Republik Indonesia, Pasal 13 Ayat 1 Perda Kota Tasikmalaya No.4 Tahun 2011 Tentang
Subjek Pajak Restoran.
Republik Indonesia, Pasal 12 Ayat 1 Perda Kota Tasikmalaya No.4 Tahun 2011 Tentang
Objek Pajak Restoran
Republik Indonesia, Pasal 14 dan pasal 15 Perda Kota Tasikmalaya No.4 Tahun 2011
Tentang Tarif Pajak Restoran
Roni Ekha Putera. 2009. Optimalisasi Pajak Hotel Dan Restoran Dalam Rangka
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Bukittingi. Universitas Andalas.
Padang
Sugiono. 1999. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
______ . 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
______ . 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
______ . 2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sutedi, Adrian.2011, Hukum Pajak, Sinar Grafika, Jakarta.
Waluyo.2004, Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.