Anda di halaman 1dari 16

1.

1 Latar Belakang
Sel merupakan unit terkecil dari organisme. Sel tidak akan mampu bekerja dan membentuk sebuah
jaringan bila tidak ada koordinasi antara satu dengan yang lain. Miliaran sel penyusun setiap makhluk
hidup harus berkomunikasi untuk mengkoordinasikan aktivitasnya sedemikian rupa sehingga
memungkinkan organisme itu untuk berkembang. Mulai dari sel yang berkomunikasi terbentuk
jaringan kemudian organ dan system yang menjalankan organisme untuk hidup.

Komunikasi antar sel di bedakan menjadi:


1. Komunikasi Langsung
2. Komunikasi Lokal
3. Komunikasi Jarak Jauh atau sinyal hormonal
Komunikasi langsung meliputi junction sel, plasmodesma, dan interaksi antar molekul
permukaan (pada system imun).
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Junction


Junction atau mudahnya kita sebut tautan adalah suatu koneksi interseluler dimana sel
menggunakannya untuk saling berhubungan satu sama lain. Taut merupakan suatu bentuk
adhesi antar sel yang digunakan untuk menahan tenaga mekanik yang kemungkinan dapat
membuatnya terpisah satu sama lain.. Junction sel berfungsi untuk membantu
mengintegrasikan sel-sel kedalam tingkatan struktur dan fungsi yang lebih luas. Klasifikasi
fungsional cell junctions dibedakan menjadi:

Occluding junctions
1. Tight junctions/taut sekap (hanya vertebrata)
2. Septate junctions (invertebrata)

Anchoring junctions
Situs-situs pelekatan filamen aktin
1. Cell-cell junctions/taut lekat (adherens junctions)
2. Cell-matrix junctions (focal adhesions)

Situs-situs pelekatan intermediate filament


1. Cell-cell junctions (desmosom)
2. Cell-matrix junctions (hemidesmosom)

Communicating junctions
1. Gap junctions/taut hampa
2. Chemical synapses
3. Plasmodesmata (hanya tumbuhan)

2.2 Klasifikasi Junction


2.2.1

Occluding Junction

Occluding Junction adalah bagian tertentu sel yang satu terikat secara kuat dengan sel
yang lain dan menghindari penerobosan molekul kecil dari satu sel ke sel yang lain,
Occluding Junction dibedakan menjadi:
1. Tight Junction
Tight Junction hanya terdapat pada vertebrata. Tight junction merupakan
tautan yang paling rapat. Pada tight junction nyaris tidak ada celah intraseluler
antara dua sel yang bergabung dan membran plasma antara sel satu dengan
lainnya nyaris terlihat saling berkait dan mengunci. Meskipun sebenarnya
membran plasma tidak bersatu di semua titik lateralnya, tetapi tautan ini
berhasil menutup celah interseluler di dalamnya. Hal ini berkaitan dengan
fungsi taut sekap yaitu untuk menahan transpor interseluler dari lumen ke celah
eksraselular melalui celah interseluler. Secara sederhana, tight juncion
berfungsi sebagai.penyumbat celah interseluler. Karena tight junction
umumnya merupaan suatu bentukan sabuk yang melingkari dinding lateral sel,
maka disebu sabuk sekap atau zonula occludens (zonula + occludens = sabuk +
sekap).
Meski kebanyakan tight junction berbentuk zonula occludens, pada beberapa
sel tight junction-nya berbentuk pita. Misalnya pada sel endotelium kapiler.
Karena bentuknya pita maka disebut fasia occludens.

Gambar 2.1

2. Septate junction
Septate junction hanya dimiliki oleh invertebrata, terdapat protein discs large
yang terhubung dengan protein ZO dalam tight junction.

2.2.2

Anchoring Junction

Anchoring junctions menghubungkan sitoskeleton suatu sel ke sitoskeleton seltetangganya atau


ke matriks ekstraseluler. Anchoring junctions tersebar luas dalam jaringan-jaringan hewan dan
paling melimpah dalam sel-sel jantung, otot, dan epidermis. Fungsi anchoring junctions adalah
menghubungkan sel dengan sel,menghubungkan sitoskeleton 2 sel yang berdampingan,
menyatukan sel dalam satukesatuan kokoh, dan menghubungkan sel dengan matriks
ekstraseluler. Protein penyusun anchoring junctions adalah intracellular anchor proteins dan
transmembrane adhesion proteins. Anchoring junctions terdapat dalam 4 bentuk yang berbeda
secara fungsional yaitu adherens junctions dan desmosom (memegang sel bersama-sama dan
dibentuk oleh transmembrane adhesion proteins yang termasuk dalam famili cadherin), focal
adhesions dan hemidesmosom (mengikat sel-sel pada matriks ekstraseluler dan dibentuk oleh
transmembrane adhesion proteins pada famili integrin).penjelasan mengenai empat bentuk
tersebut dijabarkan sebagai berikut,
1. Adherens Junction
Adherens Junction adalah kompleks protein yang terjadi di persimpangan sel-sel
dalam jaringan epitel dan endotel, Sebuah adherens junction didefinisikan
sebagai persimpangan sel yang terkait dengan sitoskeleton aktin. Mereka dapat
muncul sebagai ikatan yang mengelilingi sel (zonula adherens) atau sebagai
tempat perlekatan ke matriks ekstraseluler (plak adhesi). Isi adherens junction
terdiri dari protein berikut

1. cadherin.
cadherins adalah keluarga protein transmembran yang membentuk homodimers
bergantung dengan molekul cadherin pada sel lain yang berdekatan.
2. P120 (kadang-kadang disebut delta catenin)
mengikat jutaan membran dari cadherin tersebut.
3. -catenin atau gamma-catenin (plakoglobin)
mengikat catenin-pengikatan cadherin tersebut.
4. -catenin atau alpha-catenin
mengikat cadherin secara tidak langsung melalui -catenin atau plakoglobin dan
link sitoskeleton aktin dengan cadherin

2. Focal Adhesions
Focal adhesions merupakan dinamis protein kompleks melalui sitoskeleton
yang terhubung ke matriks ekstraseluler, atau ECM. Mereka terbatas pada

rentang yang jelas dari sel, di mana membran plasma menutup ke dalam 15 nm
dari substrat ECM dan berfungsi sebagai hubungan mekanis ke ECM
(extracellular matrix), dan sebagai pusat sinyal biokimia untuk berkonsentrasi
dan mengarahkan berbagai sinyal protein di situs dari integrin mengikat dan
clustering.
3. Desmosome
Desmosom menghubungkan intermediate filaments dari sel ke sel. Desmosom
biasanya ada di epitel (misalnya kulit). Desmosom juga ditemukan dalam
jaringan otot dimana mereka mengikat sel-sel otot ke sel yang lainnya. Protein
pelekatan sel pada desmosom, desmoglein dan desmokolin, merupakan
anggota famili cadherin pada molekul-molekul pelekatan sel yang merupakan
protein transmembran yang menjembatani ruang antara sel-sel epitel yang
berdekatan dengan cara pengikatan homofilik pada domain ekstraseluler ke
cadherin desmosom lainnya pada sel yang berdekatan. Kedua protein tersebut
memiliki

domain

ekstraseluler

dan

memiliki

domain

pengikatan

kalsium.memiliki dua bentuk. Yang pertama adalah bentuk sabuk. Alias zonula
adherens atau kadang-kadang orang menyebutnya sabuk desmosom (belt
desmosomes) Letaknya persis di bawah zonula occludens. Yang kedua adalah
yang bentuknya cakram, celah, atau noktah. Dikenal dengan sebutan makula
adherens alias spot desmosomes, atau biasanya orang menyebutnya hanya
desmosom. Pada desmosom, terdapat celah interselular berukuran sekitar 20
sampai 30 nm.. Pada membran sel yang menghadap sitoplasma terdapat
bercak-bercak dengan tonofilamen berukuran sekitar 10 nm yang antara satu
sama lain diikatkan oleh transmembran linkers yang menghubungkan antara
sel-sel yang bersebelahan.

4. Hemidesmosom
Hemidesmosoma merupakan setengah desmosom. Ditinjau dari segi morfologi,
pertautan ini mirip desmosoma, namun berbeda dalam fungsi dan komposisi
kimia. Pertautan ini tidak menambatkan selaput sel dari sel yang berdampingan
tetapi merekatkan permukaan basal sel epitelium ke lamina basal atau matriks
ekstraksel.

2.2.3

Communicating Junctions

Communicating Junction berperan sebagai perantara jalan lintasan sinyal-sinyal


kimiawi atau elektrik dari satu sel yang sedang berinteraksi ke sel lainnya, yang
meliputi:
1. Gap Junction atau Nexus
Gap junctions merupakan celah sempit di antara membran 2 sel atau dinding sel
(sekitar 2-4 nm) yang dihubungkan oleh channel protein. Gap junctions disusun
oleh connexon (12 satuan protein), connexon tersusun atas 6 subunit connexin
transmembran. Komunikasi gap junctions juga dapat diregulasi oleh sinyalsinyal ekstraseluler. Contohnya adalah neurotransmitter dopamine yang
mengurangi komunikasi gap junctions di antara kelas neuron dalam retina
sebagai jawaban atas peningkatan dalam intensitas cahaya. Fungsi gap
junctions adalah membolehkan jalan lintasan ion-ion dan molekul-molekul
kecil yang dapat larut dalam air. Adanya gap junction membuat pertukaran ion
dan molekul-molekul seperti gula, asam amino dan beberapa jenis hormon
menjadi mungkin. Dengan kata lain, gap junction berkaitan dengan fungsi

komunikasi interseluler. Keseluruhan kompleks tautan yang berbentuk


melingkar seperti sabuk mengelilingi sel disebut sebagai junctional complexes.

2. Chemical-Synapsis
Sinapsis adalah penghubung neuron satu dengan neuron yang lain. Sinapsis
berfungsi sebagai tempat kontak antar sesama neuron atau antara neuron
dengan efektor. Sinapsis terdiri atas 3 bagian yaitu:
Presinapsis, berisi zat neurotransmiter, mitokondria, sitoplasma.

Bertanggung jawab untuk meningkatkan peghantaran impuls saraf


melintasi celah sinapsis.
Pascasinapsis, merupakan reseptor untuk neuro transmiter
Celah sinapsis, memisahkan perisinapsis dengan pasca sinapsis

Macam-macam sinapsis berdasarkan impuls saraf yang melewatinya, antara


lain:
Sinapsis listrik, sinapsis yang dilalui oleh impuls arus listrik. Biasanya

terdapat di antara sesama neuron.


Sinapsis kimia, sinapsis yang dilalalui oleh impuls kimia, berupa
neurotransmiter yaitu: hormon yang dihasilkan oleh neuron dan
disalurkan ke celah sinaps. Biasanya terdapat di antara neuron dan
efektor.

Macam-macam sinapsis berdasarkan fungsinya:


Sinapsis aksodendrit, menghubungkan dendrit dari neuron lain dengan

akson dari neuron lainya


Sinapsis aksosomatik, menghubungkan akson dari satu neuron dengan

badan sel saraf dari neuron lainnya


Sinapsis aksoaksonik, menghubungkan akson dari neuron lain dengan

akson dari neuron lainya.


3. Plasmodesmata
Plasmodesmata (bentuk jamak dari, plasmodesma) adalah suatu saluran terbuka
pada dinding sel tumbuhan melalui mana benang sitosol terhubung dari sel-sel
tetangganya. Sitoplasma lewat melintasi plasmodemata dan menghubungkan
kandungan hidup sel yang bersebelahan. Ini akan menyatukan sebagian besar
bagian tumbuhan itu menjadi satu rangkaian hidup. Membran plasma sel yang
bersebelahan bersambungan melalui plasmodesmata. Air dan zat terlarut yang
berukuran kecil dapat lewat secara leluasa dari sel ke sel. Cara transportasi
tersebut dinamakan simplas. Dalam keadaan tertentu, molekul protein khusus
dan RNA dapat juga melakukan hal seperti itu. Plasmodesmata telah dapat
dilihat sejak berabad-abad lalu, tapi struktur rincinya baru dapat dipelajari
setelah berkembangnya mikroskop elektron. Plasmodesmata tampak seperti
terowongan yang terjadi dari perluasan membran plasma dari sejumlah sel yang
bersebelahan dan berisi sebuah tabung berdiameter lebih kurang 40 nm.
Plasmodesmata yang mengelilingi sebuah untai retikulum endoplasma tergulung (ER)

disebut desmotubule. Di dalam desmotubule ada batang pusat yang terdiri dari gugus
polar lipid dan sedikit protein. Di luar, permukaan distabilkan dengan protein sekitar
desmotubule tersebut. Dinding sel itu sendiri juga diperkuat dengan protein dan bentuk
lengan sitoplasma. Ruang antara lengan dan desmotubule adalah dikenal sebagai
rongga sentral melalui molekul yang lolos. Plasmodesmata memiliki dua komponen
utama, yaitu membran dan ruang (Zambryski dan Crawford, 2000; Roberts dan
Oparka, 2003)

Membran membentuk batas dari saluran Plasmodesmata melalui

pengangkutan yang mungkin terjadi. Membran Plasma antara sel-sel yang berdekatan
mendefinisikan batas luar Plasmodesmata. Pusat aksial dari Plasmodesmata adalah
Apresiasi RE. Daerah antara Desmotubul dan membran plasma adalah lengan
sitoplasma, saluran utama untuk bagian molekul. Lengan sitoplasma mungkin berisi
komponen, mungkin berlabuh ke Desmotubul dan membran plasma, yang mengatur
dan memfasilitasi transportasi Plasmodesmata.. Studi ultrastruktural Plasmodesmata
mengungkapkan aktin dan myosin sama-sama panjang dan nanofilaments centrin pada
daerah leher yang dapat memberikan elemen kontraktil untuk mengatur celah
Plasmodesmata. Sampai saat ini, berdasarkan identifikasi kompnen Plasmodesmata
tidak ada yang unik.

Fungsi

dan

Mekanisme

Kerja

Plasmodesmata

Dalam beberapa tahun terakhir, ada dua terobosan besar pada penelitian PD.
Pertama, asli (bukan karena virus yg mengganggu) PD tidak lagi dianggap statis
tetapi saluran yang dapat berubah-ubah dalam jenis sel yang berbeda selama
pengembangan dan dalam respon terhadap lingkungan. Kedua, bukti adanya
peningkatan bahwa PD dapat mengangkut (tanpa virus) makromolekul secara
dramatis. Banyak laporan menunjukkan gerakan antar sel baik eksogen protein
(seperti GFP) maupun endogen yang merupakan faktor transkripsi (dikutip di
bawah) dan RNA, seperti mRNA (Ruiz-Medrano et al, 1999;.. Kim et al, 2001),
dan gen membungkam sinyal (Baulcombe, 1999; Voinnet, 2001). Penelitian
terbaru pada protein dan gerakan neon pelacak selama tiga tahap utama pada
perkembangan

1.

Fungsi

tanaman

PD

diringkas

selama

di

bawah

perkembangan

ini

vegetatif

Fase vegetatif adalah yang paling berkepanjangan dan termudah untuk akses.
Setelah perkecambahan biji, tanaman terus memproduksi organ baru, seperti

daun dan akar. Sebuah dokumen literature Fungsi PD pada jaringan daun
tanaman dewasa menggunakan penyelidikan virus (Lazarowitz dan beachy,
1999). Secara spesifik protein virus mengaktifkan gerakan menyebar dan
menular. Seperti virus dan protein di perkirakan 1-kD batas ukuran
pengecualian PD, penelitian tersebut mengungkapkan bahwa PD bisa berfungsi
sebagai saluran yang dapat melebar. Diasumsikan bahwa virus tanaman yang
unik mampu memanipulasi PD untuk mencapai tujuan mereka. Munculnya
neon pelacak membaik, dan non-invasif berarti untuk pengenalan mereka,
secara dramatis pandangan ini bergeser, mengungkapkan fungsi kompleksitas
bawaan

PD.

Penelitian dengan GFP dan fusi yang mengungkapkan bahwa protein kurang
lebih dari 50 kD bisa berlalulintas melalui sel-sel daun, dan batas gerakan
seperti itu sangat tergantung pada usia daun (Oparka et al., 1999). Daun muda
menunjukkan lebih luas sel-sel pengangkutnya dari daun yang lebih tua.
penelitian kuantitatif menunjukkan bahwa daun terdiri dari populasi yang
berbeda sel menunjukkan tidak ada efisiensi, rendah, atau tinggi GFP
gerakannya. Jadi, tidak ada batas ukuran pengeluaran tunggal untuk daun PD,
melainkan daun mengandung campuran heterogen sel dimana lubang PD
berubah-ubah sesuai dengan perubahan lingkungan (Crawford dan Zambryski,
2001).
Ada dua jenis umum dari gerakan protein, tidak ditargetkan dan ditargetkan
(Gambar 2) (Crawford dan Zambryski, 2000). Gerakan tidak ditargetkan
berdasarkan

contoh

pola

gerakan

difusif

GFP

(Green

Fluoresensi

Plasmodesmata) berikut ekspresinya dalam sel tunggal; GFP dideteksi sebagai


gradien dari sel awal yang tinggi sampai yang rendah di sekeliling sel yang
telah dipindahkan. GFP tidak ditargetkan ke tempat sel-sel tertentu, melainkan
menampilkan fluoresensi (pijar) yang sama di seluruh sel. Untuk saat ini,
pergerakan yang ditargetkan diilustrasikan paling baik dengan menyatukan GFP
pada protein yang dikenal untuk berinteraksi secara khusus dengan PD, seperti
gerakan protein virus; peleburan GFP melokalisasi untuk menyatukan titik
pusat

disekitar

batas-batas

sel

sesuai

dengan

PD.

Secara jelas ukuran muatan protein dan celah PD secara fisik mengatur lalu
lintas makromolekul. Mengingat dua kriteria terpenuhi, dapatkah semua
makromolekul pindah dari sel ke sel seperti GFP? Jika pertukaran tersebut tidak
terkendalikan, bagaimana sel-sel dilindungi terhadap hilangnya komponenkomponen sel-spesifik? Sementara GFP adalah protein sitoplasma yang larut
dapat bergerak bebas melalui PD, Pemisahan GFP yang ditargetkan ke RE atau
berlabuh ke filamen aktin tidak bergerak sel ke sel (Crawford dan Zambryski,
2000) (Gambar 3). Selanjutnya, sebagai inti adalah wadah larutan, GFP
membawa NLS (Nuclear Localization Signals) melokalisasi ke nukleus dan
mempertahankan kemampuan untuk bergerak di antara sel. GFP Ukuran ganda
yang membawa NLS tidak bergerak dari sel ke sel, mungkin sebagai inti sel "sitoplasma yang bergerak dibatasi protein < 40 kD (faktor transkripsi
kemungkinan dipertahankan dalam inti dengan mengikat ke tempat kromatin
tertentu; Gambar. 4). sementara gerakan makromolekul yang tidak ditargetkan
antara sel-sel dalamt keadaan default, sel-sel cenderung melindungi terhadap
hilangnya

pertahanan

protein

dalam

sel.

Sistem vaskular, segera terhubung ke sekitarnya jaringan oleh PD, menyediakan


saluran yang sangat berharga untuk penyebaran makromolekul. Dengan
penelitian khusus menyimpulkan bahwa Ekspresi GFP secara spesifik di dalam
sel yang berbatasan langsung dengan sistem vaskular mengungkapkan bahwa
GFP umumnya bergerak menuju daerah pertumbuhan baru, seperti daun baru
dan muncul organ bunga baru (Imlau et al., 1999). Gerakan seperti itu
menyiratkan bahwa sinyal makromolekul endogen mungkin berlalu lintas di
jalan

utama

vascular

untuk

memfasilitasi

perkembangan

baru.

Transportasi PD dalam jaringan vegetatif lainnya menyoroti kesesuaian yang


luar biasa terhadap pertukaran antar sel. Transkrip KNOTTED1 Jagung
dinyatakan dalam lapisan sel bagian dalam meristem pada tunas, tapi bukan
lapisan sel terluar. Namun, penelitian mengungkapkan bahwa KN1 memilki
imun lokal protein pada sel terluar (Lucas et al., 1995). Penelitian terbaru
dengan peleburan GFP-KN1 mengungkapkan arah lalu lintas pada KN1
jaringan AKAR PENDEK berbeda (Kim et al., 2003). AKAR PENDEK mRNA

dan protein diekspresikan dalam sel-sel stele dari daerah pusat ujung akar.
Hebatnya, protein SHR bergerak ke sebuah ruang tunggal sel yang berdekatan
(Nakajima et al., 2001) (Gambar 4). Sementara SHR(akar pendek) memiliki
lokalisasi sitoplasma yang menyebar di sel-sel stele, maka inti sel melokalisasi
setelah

berpindah

dari

sel-sel

yang

berdekatan.

Hal

ini

kemudian

memungkinkan lokalisasi yang terakhir SHR untuk.menginduksi ekspresi gen


yang terkait (Scarecrow) menginduksi perbedaan dari dua jenis sel.

2.

Fungsi

PD

Selama

Pengembangan

Reproduksi

Salah satu perbedaan utama antara tumbuhan dan hewan mengenai cara
reproduksinya. Pada hewan, organ reproduksi matang sebelum waktunya,
selama embriogenesis. Sebaliknya pada tanaman matang pada saat dewasa
sebelum membuat organ reproduksi. Selama pengembangan vegetatif, akar dan
daun diproduksi terus menerus dari daerah meristematik. Meristem terdapat
pada pucuk tanaman, berisi sel-sel kubah yang terdiferensiasi yang
menimbulkan primordial daun baru dari sisi-sisinya. Keterlambatan dalam
hidup, sebagai respon terhadap sinyal perkembangan dan lingkungan. Pada
tanaman dewasa terjadi pengulangan kembali kerja meristem apical ini untuk
menghentikan pembuatan daun dan akan membuat organ-organ bunga.
Perkembangan pemindahan hasil ini dalam dramatik penyusunan kembali pada
meristem.
Bukannya memunculkan primodia daun tunggal, meristem yang kini
memproduksi meristem bunga, yang pada gilirannya menghasilkan beberapa
jenis sesuai dengan empat tipe organ bunga. Sumber daya yang penting dari
perkembangan komponen sel di meristem ini diharapkan memiliki sensitivitas
terhadap sinyal dari sel satu ke sel lainnya. Memang, sementara dan perubahan
ruang sel-sel transportasi terjadi pada puncaknya sebagai fungsi dari
perkembangan usia (gisel et al, 2002). Puncak dari pengungkapan rencana
vegetative tanaman (8-hydroxypyrene asam 1,3,6 trisulfonic {HPTS};520 D)
dilapisi sel luar meristem dan dalam primordial sangat muda. Anehnya sinyal
fluoresensi dalam daerah meristem apikal muncul sebelum berbunga. Setelah

morfogenesis bunga sedang berlangsung, pucuk bunga muncul kembali. Studi


tersebut menunjukan bahwa transportasi sel ke sel melalui PD (Plasmodesma)
merupakan parameter tambahan dari banyaknya factor (kontrol transisi untuk
pengembangan reproduksi, dan dukungan model dimana pengurangan
pengangkutan dari bunga memberikan kontribusi untuk membukanya bunga.
Meristem apikal mengalami perubahan besar dalam arsitektur dan seiiring
sinyal dan jalur ekspresi, itu mungkin dapat menguntungkan untuk dikeluarkan
dari pemasukan (input) interseluler selama pembentukan program reproduksi.
Studi independen tentang inisiasi dan kontrol pengembangan bunga terutama
bertujuan untuk menentukan gen kontrol pada tempat ini. Banyak gen pengatur
bunga mengkodekan transkripsi, faktor yang mempengaruhi pola bunga
tergantung pada ciri khusus sementara dan pola ruang ekspresi. Namun, kapan
dan dimana RNA spesifik mereka menyatakan bukan titik akhir dari regulasi.
Sudah jelas sekarang bahwa faktor penting angkutan transkripsi PD bunga. Lalu
lintas seperti ini beberapa sangat diatur, tapi tidak semua, meristem
diekspresikan, factor pindah dari sel ke sel lainnya(Sesi et al,2000; Kim et al,
2003;Wu dkk,2003). Dua faktor transkripsi yang penting, apetal 1 (AP1) dan
berdaun (Lfy) masing-masing dinyatakan dari promoter pengemudi lapisan luar
sel- ekspresi khusus. Sementara Lfy bisa bergerak ke dalam lapisan sel internal,
AP1 tetap di lapisan luar sel. Seperti yang diusulkan di atas, bukan target (Lfy)
dapat menjadi wilayah standar untuk makromolekul, kecuali mereka secara
khusus dipertahankan (AP1), mungkin bukan target gerakan protein yang
menyediakan koordinasi antara kelompok besar pada sel, sedangkan protein
dengan gerakan program terbatas dengan jalur yang lebih khusus. Studi tersebut
melibatkan PD (plasmodesmata) tidak hanya sebagai potensi regualasi lalu
lintas secara keseluruhan, namun juga sebagai regulasi dari kekhususan
makromolekul muatan yang berinterasksi dengan angkutan saluran ini.

3.

Fungsi

PD

Selama

Perkembangan

Embrio

Korespondensi antara tingkat sel-sel transportasi dan diferensiasi dicatat bahwa


program lainnya di atas penting, seperti embriogenesis, juga mengubah

kapasitas transportasi antar mereka untuk menginduksi atau mengatur


perkembangan. Sementara pelacak neon kecil lalu lintas sama selama semua
tahapan embriogenesis dalam Arabidopsis, lebih besar pelacak (10-kD neon
dekstran) arus lalu lintas hanya selama awal embriogenesis. F-dekstran lalu
lintas berhenti selama pertengahan embriogenesis ketika akar primitif dan daun
mulai terbentuk. Jadi, ada perkembangan regulasi bawah PD bukaan di tahap ini
(Kim et al, 2002). Embriogenesis menyediakan akses sistem sederhana untuk
membedah fungsi PD.

Anda mungkin juga menyukai