Anda di halaman 1dari 9

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelesaikan modul Gangguan Cemas Menyeluruh, mahasiswa
diharapkan :
1. Mampu menjelaskan pengertian Gangguan Cemas Menyeluruh.
2. Dapat mengenali gejala dan tanda Gangguan Cemas Menyeluruh.
3. Mampu melakukan anamnesis, analisis dan menegakkan diagnosis Gangguan
Cemas Menyeluruh.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Capernito (2001) kecemasan adalah keadaan individu atau kelompok
mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivitas sistem saraf autonom
dalam berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, nonspesifik. Kecemasan
merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan, keadaan emosional yang
dimiliki seseorang pada saat menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya.
(Rivai, 2000).1,2
Kecemasan adalah perasaan individu dan pengalaman subjektif yang tidak
diamati secara langsung dan perasaan tanpa objek yang spesifik dipacu oleh
ketidaktahuan dan didahului oleh pengalaman yang baru (Stuart dkk, 1998).
Berdasarkan definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kecemasan adalah
perasaan yang tidak menyenangkan, tidak enak, khawatir dan gelisah. Keadaan
emosi ini tanpa objek yang spesifik, dialami secara subjektif dipacu oleh
ketidaktahuan yang didahului oleh pengalaman baru, dan dikomunikasikan dalam
hubungan interpersonal.1,2

Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder) merupakan


salah satu jenis gangguan kecemasan dengan karakteristik kekhawatiran yang tidak
dapat dikuasai dan menetap, biasanya terhadap hal-hal yang sepele/tidak utama.
Individu dengan gangguan cemas menyeluruh akan terus menerus merasa khawatir
tentang hal-ha yang kecil/sepele. 1,2,3
Neale dkk (2001) mengatakan bahwa kecemasan sebagai perasaan takut yang
tidak menyenangkan dan apprehension, dapat menimbulkan beberapa keadaan
psikopatologis sehingga mengalami apa yang disebut gangguan kecemasan.
Walaupun sebagai orang normal, diakui atau tidak, kita dapat saja mengalami
kecemasan, namun kecemasan pada orang normal berlangsung dalam intensitas atau
durasi yang tidak berkeanjangan sehingga individu dapat tetap memberikan respon
yang adaptif.1,3
Untuk memahami kecemasan yang mempengaruhi beberapa area dari fungsifungsi individu, Acocella dkk (1996) mengatakan bahwa kecemasan seharusnya
melibatkan atau memiliki 3 komponen dasar, yaitu1, 4:
1. Adanya ungkapan yang subjektif (subjective reports) mengenai ketegangan,
ketakutan dan tidak adanya harapan untuk mengatasinya.
2. Respon-respon perilaku (behavioral rensponses), seperti menghindari
situasi yang ditakuti, kerusakan pada fungsi bicara dan motorik dan
kerusakan tampilan untuk tugas-tugas kognitif yang kompleks.
3. Respon-respon fisiologis (physiological responses), termasuk ketegangan
otot, peningkatan detak jantung dan tekanan darah, nafas yang cepat, mulut
yang kering nausea, diare, dan dizziness.
Upaya untuk menjelaskan penyebab dari munculnya gangguan kecemasan,
Accocella dkk (1976) memaparkan dari beberapa sudut pandang teori. Menurut para
ahli psikofarmaka, Gangguan Kecemasan Menyeluruh bersumber pada neurosis,
bukan dipengaruhi oleh ancaman eksternal tetapi lebih dipengaruhi oleh keadaan
internal individu.2,3,5

Gambaran klinis bervariasi, diagnosis Gangguan Cemas Menyeluruh


ditegakkan apabila dijumpai gejala-gejala antara lain keluhan cemas, khawatir, waswas, ragu untuk bertindak, perasaan takut yang berlebihan, gelisah pada hal-hal yang
sepele dan tidak utama yang mana perasaan tersebut mempengaruhi seluruh aspek
kehidupannya, sehingga pertimbangan akal sehat, perasaan dan perilaku terpengaruh.
Selain itu spesifik untuk Gangguan Kecemasan Menyeluruh adalah kecemasanya
terjadi kronis secara terus-menerus mencakup situasi hidup (cemas akan terjadi
kecelakaan, kesulitan finansial), cemas akan terjadinya bahaya, cemas kehilangan
kontrol, cemas akan`mendapatkan serangan jantung. Sering penderita tidak sabar,
mudah marah, sulit tidur.

3,7,8

Untuk lebih jelasnya gejala-gejala umum ansietas dapat dilihat pada tabel di
bawah:
Tabel 1. Gejala-gejala Gangguan Cemas Menyeluruh:11
Ketegangan Motorik

1. Kedutan otot/ rasa gemetar


2. Otot tegang/kaku/pegal
3. Tidak bisa diam
4. Mudah menjadi lelah

Hiperaktivitas Otonomik

5. Nafas pendek/terasa berat


6. Jantung berdebar-debar
7. Telapak tangan basah/dingin
8. Mulut kering
9. Kepala pusing/rasa melayang
10. Mual, mencret, perut tak enak
11. Muka panas/ badan menggigil
12. Buang air kecil lebih sering

Kewaspadaan

berlebihan

Penangkapan berkurang

dan

13. Perasaan jadi peka/mudah ngilu


14. Mudah terkejut/kaget
15. Sulit konsentrasi pikiran

16. Sukar tidur


17. Mudah tersinggung

Diagnosis Gangguan Cemas Menyeluruh (DSM-IV halaman 435, 300.02)


ditegakkan bila terdapat kecemasan kronis yang lebih berat (berlangsung lebih dari 6
bulan; biasanya tahunan dengan gejala bertambah dan kondisi melemah) dan
termasuk gejala seperti respons otonom (palpitasi, diare, ekstremitas lembab,
berkeringat, sering buang air kecil), insomnia, sulit berkonsentrasi, rasa lelah, sering
menarik nafas, gemetaran, waspada berlebihan, atau takut akan sesuatu yang akan
terjadi. Ada kecenderungan diturunkan dalam keluarga, memiliki komponen genetik
yang sedang dan dihubungkan dengan fobia sosial dan sederhana serta depresi mayor
(terdapat pada 40% atau lebih pasien; meningkatkan resiko bunuh diri. Biasanya
pada kondisi ini tidak`ditemukan etiologi stres yang jelas, tetapi harus dicari
penyebabnya.2,3, 4
Diagnosis gangguan cemas menyeluruh menurut PPDGJ-III ditegakkan
berdasarkan :5

Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang


berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa
bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus
tertentu saja (sifatnya free floating atau mengambang).

Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:


1. Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk,
sulit berkonsentrasi, dsb)
2. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat
santai); dan
3. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung
berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut
kering, dsb)

Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari),


khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama Gangguan Anxietas
Menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari
episode depresif (F.32.-), gangguan anxietas fobik (F.40.-), gangguan panik
(F42.0), atau gangguan obsesif-kompulsif (F.42.-) 3,4,7

Terapi pada Gangguan Kecemasan Menyeluruh pada umumnya dapat


dilakukan dengan 2 cara yakni terapi psikologis (psikoterapi) atau terapi dengan
obat-obatan (farmakoterapi). Angka-angka keberhasilan terapi

yang tinggi

dilaporkan pada kasus-kasus dengan diagnosis dini. Psikoterapi yang sederhana


sangat efektif, khususnya dalam konteks hubungan pasien dengan dokter yang baik,
sehingga dapat membantu mengurangi farmakoterapi yang tidak perlu.1,6, 8
Pertimbangkan penggunaan obat-obatan maupun psikoterapi. Anti depresan
yang baru, venlafaksin XR, tampaknya cukup efektif dan aman untuk pengobatan
gangguan

cemas

menyeluruh.

Gunakan

benzodiazepin

dengan

tidak

berlebihan(diazepam, 5 mg per oral, 3-4 kali sehari atau 10 mg sebelum tidur) untuk
jangka pendek(beberapa minggu hingga beberapa bulan); biarkan penggunaan obatobatan untuk mengikuti perjalanan penyakitnya. Pertimbangkan pemberian buspiron
untuk pengobatan awal atau untuk pengobatan kronis (20-30 mg/hari dalam dosis
terbagi). Pasien tertentu yang telah terbiasa dengan efek cepat benzodiazepin akan
merasakan kurangnya efektivitas buspiron. Anti depresan trisiklik, SSRI, dan MAOI
bermanfaat terhadap pasien-pasien tertentu (terutama bagi mereka yang disertai
dengan depresi). Sedangkan pasien dengan gejala otonomik akan membaik dengan
-bloker (misal, propanolol 80-160 mg/hari). 4, 8
Tabel 2. Sediaan Obat Anti-Anxietas dan Dosis Anjuran (menurut IiMS Vol.
30-2001)11
No

Nama Generik

Nama Dagang

Sediaan

Dosis
Anjuran

1.

Diazepam

Diazepin

Tab. 2-5 mg

10-30 mg/h

Lovium

Tab. 2-5 mg

Stesolid

Tab. 2-5 mg
Amp. 10mg/2cc

2.

3.

Chlordiazepoxide

Lorazepam

Cetabrium

Drg. 5-10 mg

Arsitran

Tab. 5 mg

Tensinyl

Cap. 5 mg

Ativan

Tab. 0,5-1-2 mg

Renaquil

Tab. 1 mg

15-30 mg/h

2-3 x 1 mg/h

4.

Clobazam

Frisium

Tab. 10 mg

2-3 x 1m mg/h

5.

Alprazolam

Xanax

Tab.

0,75-1,50

Alganax

mg
Tab.

0,25-0,5

mg/h
0,25-0,5

mg
6.

Sulpiride

Dogmatil

Cap. 50 mg

100-200 mg/h

7.

Buspirone

Buspar

Tab. 10 mg

15-30 mg/h

8.

Hydroxyzine

Iterax

Caplet 25 mg

3x25 mg/h

Obat anti-anxietas Benzodiazepine yang bereaksi dengan reseptornya


(benzodiazepine receptors) akan meng-reinforce the inhibitory action of GABAergic neuron, sehingga hiperaktivitas tersebut di atas mereda.11
Dorong rasa percaya diri, rumatan aktivitas produktif, dan kognisi yang
berdasarkan pada realita. Latihlah pasien dengan teknik relaksasi (misal biofeedback,
meditasi, otohipnotis). Lebih dari 50% pasien menjadi asimtomatik seiring
berjalannya waktu, tetapi sisanya memberat pada derajat hendaya yang bermakna.
Bantulah pasien untuk memahami akan sifat kronis penyakitnya dan mengerti akan
adanya kemungkinan untuk selamanya hidup dengan beberapa gejala yang memang
tidak akan hilang. 4,6

Prognosis Gangguan Kecemasan Menyeluruh sukar untuk untuk diperkirakan.


Nemun demikian beberapa data menyatakan peristiwa kehidupan berhubungan
dengan onset gangguan ini. Terjadinya beberapa peristiwa kehidupan yang negatif
secara jelas meningkatkan kemungkinan akan terjadinya gangguan. Hal ini berkaitan
pula dengan berat ringannya gangguan tersebut.8,10

C. CONTOH KASUS
Seorang wanita 36 tahun datang ke Puskesmas karena perut sering merasa
penuh, mendesak ke dada, dan terasa sesak. Keluhan tersebut dirasakan sejak kurang
lebih 3 bulan yang lalu. Pasien juga sering merasakan sulit tidur, leher terasa tegang,
jantung berdebar-debar, lemas, dan tak berdaya. Keluhan-keluhan tersebut dirasakan
hampir setiap hari, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Pasien sering merasa
khawatir jika keluhan tersebut bertambah berat da tidak bisa sembuh, padahal hasil
pemeriksaan fisik menunjukkan tidak adanya kelainan. Pasien sudah minum obat dan
mengikuti saran dokter berkaitan dengan diet atau pola makan, tapi keluhan masih
dirasakan. Kekhawatiran itu makin kuat saat ditinggal suaminya ke kantor, karena
khawatir sesaknya akan kambuh saat sedang sendirian dan tidak ada yang menolong.
Pasien

merasa

terganggu

dengan

keluhan

tersebut,

pasien

sadar

bahwa

kekhawatirannya tersebut berlebihan, namun sulit untuk menghilangkannya. Saat ini


pasien sedang mendampingi anak pertamanya menghadapi Ujian Akhir Sekolah
(UAS) SMP.

D. PERTANYAAN
1. Pada gangguan di atas, tipe gejala apa yang dapat ditemukan pada pasien tersebut?
2. Bagaimana cara menegakkan diagnosis pada pasien tersebut?
3. Apakah farmakoterapi yang tepat untuk kasus tersebut?
4. Bagaimana peran keluarga dalam menangani kasus tesebut?
5. Bagaimana indikasi rawat pada pasien tersebut?
6. Dalam diagnosis multiaksial, maka masuk dalam diagnosis aksis berapakah

keterangan tersebut?
7. Apakah diagnosis axis 4 pada pasien tersebut di atas?

E. MANFAAT
1. Dokter muda dapat mengenali tipe-tipe gejala pada Gangguan Cemas Menyeluruh.
2. Dokter muda dapat menganalisa penyebab dan akibat dari Gangguan Cemas
Menyeluruh.
3. Dokter muda mampu menegakkan diagnosis yang tepat pada kasus-kasus
Gangguan Cemas Menyeluruh.
4. Dokter muda mampu memberikan terapi yang tepat bagi kasus Gangguan Cemas
Menyeluruh.

F. DAFTAR PUSTAKA
1. Maria, Josetta. Cemas Normal atau Tidak Normal. Program Studi Psikologi.
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Kaplan, H., Sadock, Benjamin. 1997. Gangguan Kecemasan dalam Sinopsis
Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Edisi ke-7 Jilid 2.
Jakarta: Bina Rupa Aksara. Hal. 1-15
3. Kaplan, Harold. I. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta: Widya
Medika. Hal. 145-54
4. Tomb, D. A. 2000. Buku Saku Psikiatri Edisi 6. Jakarta : EGC. Hal. 96-110
5. Maslim, Rusdi. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJIII. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika
Atmajaya. Hal. 72-75
6. Adiwena, Nuklear. 2007. Anxietas. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Indonesia.
7. Eldido. Anxiety Disorder; Tipe-tipe dan Penanganannya. 20 Oktober 2008.
8. Yates, W. R. 2008. Anxiety Disorders. Update August 13, 2008.
www.emedicine.com

9. Anonim.

Kecemasan

atau

Ansietas.

Update

32

Desember

2008.

www.mitrariset.blogspot.com
10. Ashadi. Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi. Updates 22 Mei 2008.
www.sidenreng.com

Anda mungkin juga menyukai