PENDAHULUAN
berbagai
di
aneka
bangsa
negara
Dalam
yang
dan
interaksi
kita
jumpai
hubungan
Namun
demikian,
4. Semua anggota harus tunjuk dan membantu kepada PBB, jika PBB
terpaksa mengambil tindakan kekerasan terhadap suatu Negara.
5. PBB tidak mencampuri urusan dalam negeri suatu Negara.
Tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa :
1. Memelihara perdamaian dan keamanan dunia
2. Memelihara dan mempererat persahabatan antarbangsa
3. Menyelenggarakan kerja sama dalam memecahkan masalah dunia
tentang ekonomi, politik, sosial, kebudayaan dan kemanusiaan.
4. Menjunjung tinggi hak asasi manusia ( bangsa ) dengan tidak
membedakan jenis kelamin, agama dan kebangsaan
5. Menjadikan
PBB
sebagai
pusat
bangsa-bangsa
dalam
mencapai
kesejahteraan bersama.
Mereka yang termasuk anggota pemula PBB adalah :
1. Negara-negara yang telah ikut serta dalam Konferensi San Fransisco
tanggal 25 April 1945
2. Negara-negara
yang
terlebih
dahulu
menandatangani
Deklarasi
2.
Menyelidiki
tiap-tiap
persengketaan
atau
situasi
yang
dapat
4.
Merumuskan
rencana-rencana
untuk
menetapkan
suatu
sistem
mengatur persenjataan
5.
6.
7.
8.
9.
BAB 2
PEMBAHASAN
dan
pembangunan
di
dunia
kata
Kepala
Perwakilan
berusaha dengan keras dan ambil lah tanggung jawab yang lebih besar,"
jelas Benlamih.
anggotanya dengan
negara-negara
yang
tidak
memiliki
hanya
privilege
mementingkan
(hak
veto)
kepentingan
yang
mampu
dengan
pelanggaran
internasional-seperti;
serius
genosida,
terhadap
kejahatan
hukum
terhadap
kemanusiaan
kemanusiaan,
tidak
mencerminkan
realitas
geopolitik
yang
mencerminkan
kebijakan
isu
pada
reformasi
DK
tingkat
PBB.
internasional,
Perhitungan
termasuk
untung
rugi
dalam
tetap
ini
yang
menjadi
masalah
mendasar
dari
PBB
adalah
penggunaan hak veto melalui komitmen dari anggota tetap (great power),
dimana hak veto tidak digunakan ke arah tindakan yang dimaksudkan
untuk pelaksanaan resolusi yang sudah diadopsi DK PBB agar terjadi
prinsip keadilan bagi setiap anggotanya.
Selama ini problematika hak veto selalu membayangi legitimasi DK PBB.
Dengan hak veto anggota tetap setiap saat dapat mempengaruhi terjadinya
perubahan subtansi secara besar-besaran dari suatu resolusi. Bahkan, hak
veto
mampu
mengancam
menguntungkan
negara
terbitnya
pemilik
resolusi
hak
yang
veto
dianggap
maupun
tidak
sekutunya.
tertutup
tanpa
agar
kepentingan
samasekali
mereka
memperdulikan
masing-masing
subtansi
dapat
permasalahan.
Perang
Dingin-seperti;
kemiskinan,
energi,
pangan,
terorisme,
dan
PENTINGNYA REFORMASI
Ada dua alasan utama mengapa reformasi DK PBB merupakan sebuah
keharusan. Pertama,
Dunia II, dimana secara de jure dan de facto dalam keorganisasiani masih
memberikan kewenangan lebih kepada negara-negara pemenang perang
dalam
mekanisme
pengambilan
keputusan
melalui
hak
veto
yang
Faktanya,
kecenderungan
terjadinya
konflik
terbuka
terus
10
komunis
dengan
segala
implikasinya
menjadi
fokus
utama.
Berakhirnya Perang Dingin mengungkap kenyataan bahwa masalahmasalah yang selama ini dinomorduakan ternyata jauh lebih gawat dari
yang diperkirakan. Dunia terus dihadapkan pada berbagai tantangan rumit,
mulai
dari
ancaman
senjata
nuklir,
perompakan,
terorisme,
krisis
pilar
PBB
sebagai pengejawantahan
ide
collective
security
11
Apa Itu Hak Veto dan Mengapa Hanya Dimiliki Oleh 5 (lima)
Negara Saja ?
Kita sering mendengar kata "Hak Veto". Apa
sebenarnya hak veto itu dan mengapa hanya
dimiliki oleh 5 (lima) negara saja ? Hak veto
adalah hak untuk membatalkan keputusan,
ketetapan, rancangan peraturan dan undangundang atau resolusi. Dalam sejarahnya, hak
veto dimiliki oleh lima negara anggota tetap
12
Dewan Keamanan PBB. Negara itu ialah Amerika Serikat, Rusia (dahulu
Uni Sovyet), Inggris, Perancis, Republik Rakyat China menggantikan
Republik China (Taiwan) pada tahun 1979. Anggota tetap Dewan Keamanan
PBB dipilih berdasarkan hasil Perang Dunia II. Kelima negara tersebut
adalah pemenang dari Perang Dunia II.
Tujuan dari pemberian hak veto pada awalnya ialah untuk melindungi
kepentingan para pendiri PBB, dimana hal tersebut hanya diperuntukkan
bagi negara-negara yang memenangkan Perang Dunia II. Hak veto melekat
pada kelima negara tersebut berdasarkan Pasal 27 Piagam PBB.
Selain anggota tetap, Dewan Keamanan PBB juga memiliki anggota
tidak tetap yang berjumlah lima belas negara. Anggota tetap dan tidak tetap
berbeda dalam pemilikan hak veto. Anggota tidak tetap tidak mempunyai
hak veto. Masa jabatan anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB adalah 2
(dua) tahun.
Berdasarkan statistik dari tahun 1946-2002, negara yang paling banyak
menggunakan hak veto adalah Uni Sovyet, yaitu sebanyak 122 kali.
Kemudian diikuti oleh Amerika Serikat sebanyak 81 kali, Inggris sebanyak
32 kali dan Prancis menggunakan hak veto sebanyak 18 kali. Sedangkan
China baru menggunakannya sebanyak 5 kali. Dari statistik di atas, terlihat
jelas bahwa hak veto didominasi oleh dua negara yang pernah bersiteru
dalam perang dingin, yaitu Uni Sovyet dan Amerika Serikat. Untuk Amerika
Serikat, 39 veto yang dikeluarkan ialah untuk memberikan dukungan
terhadap Israel. Menurut data, dalam konflik Arab-Israel, dari 175 resolusi
Dewan Keamanan PBB tentang Israel, 97 menentang Israel, 74 netral dan 4
mendukung Israel. Tentunya ini tidak termasuk resolusi yang diveto
Amerika Serikat.
Melihat realitas saat ini, penggunaan hak veto yang dimiliki oleh
anggota tetap Dewan Keamanan PBB sangat jauh atau bertentangan
13
negara
pemegang
veto
untuk
saling
mengancam
pemenang
perang
untuk
tetap
memiliki
kekuatan
14
Piagam PBB. PBB bukan lagi PBB yang sesuai pada hakikatnya, melainkan
sebuah lembaga yang melegitimasi kepentingan nasional lima negara
pemegang hak veto.
Berpikir bijak, keputusan PBB menyangkut urusan apapun tetap
berada di Majelis Umum (MU) sebagai representasi seluruh anggota tanpa
intervensi negara-negara di DK PBB. Ringkasnya, kita dituntut untuk
menyuarakan penghapusan hak veto itu secara konsisten termasuk
mendesak kelima negara pemilik hak veto agar bersedia melepaskan hak
vetonya.
APAKAH LAYAK HAK VETO DALAM PBB (UNITED NATION)??
Hak veto adalah hak untuk membatalkan keputusan, ketetapan,
rancangan peraturan dan undang-undang atau resolusi. Hak veto biasanya
melekat pada salah satu lembaga tinggi negara atau pada dewan keamanan
pada lembaga PBB. Itulah pengertian hak Veto yang kita dengar sehari hari
dalam perkuliahan, ataupun pada masa sekolah dahulu. didalam diri
dewan keamanan PBB, hak itu melekat erat di negara-negara pendiri PBB.
yaitu Amerika Serikat, Inggris, Prancis, China, dan Russia. seperti pakaian
yang digunakannya kemana-mana hak Veto itu tersebut selalu melekat erat.
Walaupun kadang-kadang ada pula yang telanjang atau tidak memekai
haknya. kecuali si paman yang adi kuasa. hak-hak itu mereka dapat karena
selain mereka yang pertama membuat persekutuan itu mereka pula negaranegara yang memenangkan perang dunia ke 2 , alasan yang sangat jelas
ketika hak veto melekat erat dinegara-negara tersebut yaitu untuk
melindungi diri dari ancaman, ketetapan, rancangan peraturan dan
undang-undang atau resolusi yang merugikan negara mereka. seolah - olah
menjadi penguasa dunia, seberapa besarpun negera-negara yang bukan
pemegang hak veto membuat sesuatu hal diatas tapi tidak disetujui salah
satu pemegang hak veto , maka gagalah suatu itu. suatu yang aneh tapi
15
itulah kenyataannya. kita ambil contoh konflik antara Palestina dan Israel,
Dengan adanya rencana Israel yang akan membangun pemukimannya di
jalur Gaza, banyak dari negara-negara menolak hal tersebut bahkan 4 dari
5 anggota PBB tidak menyutujuinya tapi tiba-tiba si paman sam, yang
gemar menggembor-gemborkan perdamaian, demokrasi, persamaan derajat,
kebebasan , Hak asasi manusia, tiba-tiba menolak keputusan negaranegara yang menolak rencana Israel tersebut.
16
kepada
negara
tersebut?
negara
yang
selalu
mengambil
17
itu
menjadi
penentu
akhir
stabil
atau
tidaknya
sistem
dengan
(Mahkamah
Pidana
opini
publik
Internasional).
internasional
Amerika
seperti
yang
kasus
menentukan
ICC
siapa
pahlawan yang harus dibela dan siapa agresor yang harus diperangi
bersama.
Pertanyaannya, di mana peran PBB sebagai institusi internasional yang
paling bertanggung jawab atas perdamaian dan stabilitas percaturan politik
internasional? Mengapa PBB tidak pernah mampu mengambil alih kasus
internasional yang melibatkan negara-negara kuat di dalamnya?
SEBAGAI institusi internasional terbesar, PBB bertugas menjaga
stabilitas
internasional
perdamaian;
penciptaan
yang
terwujud
perdamaian;
dalam
dan
tiga
hal:
peningkatan
pemeliharaan
perdamaian.
18
menghadapi aksi negara kuat, PBB justru sebaliknya, terlihat lemah tidak
berdaya.
Ini terjadi karena dalam hubungan internasional, pembangunan dan
pelaksanaan suatu hukum, kaidah, dan tata aturan berbagai kesepakatan
lembaga internasional, selalu mengalami aneka hambatan dan ketidakefektivan karena terhadang batasan kedaulatan setiap negara atau tidak
adanya
lembaga
internasional
otoritatif
yang
berkompeten
dalam
19
beberapa
negara
kuat
enggan
mendukung,
kendati
tidak
sebuah
internasional
kelemahan
menerapkan
utama
sanksi,
di
mana
sementara
sebuah
lembaga
pelaksanaannya
20
Kedua, pragmatis. Bila tidak ada PBB, siapa lagi? Agar institusi
internasional mampu menciptakan tertib politik, diperlukan kerja sama
negara-negara donatur besar untuk menciptakan institusi yang mampu
mengkoordinasikan aksi dan harapan-harapan anggotanya.
Seperti pengendara mobil, demikian Jones menganalogikan, ia akan
mengemudikan mobilnya sesuai aturan lalu-lintas karena takut ditilang
polisi (sanksi koersif), alasan keselamatan (sanksi utilitarian) dan karena
ingin ikut membina kehidupan sosial bersama yang teratur sehingga
jalanan tidak macet (sanksi normatif).
Demikian juga negara dalam sistem internasional. Setiap bentuk
institusi internasional memiliki aneka aturan dan sanksi yang bersifat
normatif, utilitarian, maupun koersif. Negara-negara tunduk pada aturan
institusi lebih karena didasarkan pada sanksi yang bersifat normatif dan
utilitarian.
Pada
dasarnya
sistem
internasional
bersifat
resiprokal
saling
21
prinsip kebulatan suara dan hak veto seperti tercantum dalam pasal 27 di
mana segala aktivitas PBB harus disetujui seluruh negara anggota tetap
Dewan Keamanan.
Struktur dan pengaruh anggota Dewan Keamanan yang terlalu kuat
inilah yang menjadi kunci utama apakah misi perdamaian akan dapat
dilakukan atau justru melahirkan peperangan.
Solusinya, struktur harus dirombak. Kesulitannya, perombakan harus
disetujui seluruh anggota tetap Dewan Keamanan yang ada kini.
Sayang,
kecuali
internasional,
terjadi
kemungkinan
perubahan
itu
amat
besar-besaran
kecil
karena
dalam
sistem
dianggap
akan
pemeliharaan
perdamaian
yang
mereka
tentang,
usulan
kehadirannya
dirasakan
lebih
banyak
memberi
kebaikan
dan
22
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) yang sering disorot tak berdaya
ketika menghadapi Negara-negara Adidaya adalah benar. PBB bersikap tidak adil
dan cenderung diskriminatif. PBB terlihat jelas tak berbuat apapun atas serangan
yang dilakukan oleh Israel yang merupakan Negara adidaya terhadap Palestina,
khususunya di Jalur Gaza.
SEBAGAI institusi internasional terbesar, PBB bertugas menjaga stabilitas
internasional yang terwujud dalam tiga hal: peningkatan perdamaian; penciptaan
perdamaian; dan pemeliharaan perdamaian. Kenyataannya, tugas itu kerap
menghadapi hambatan yang justru datang dari anggotanya sendiri.
Dalam kasus yang berkait dengan negara yang memiliki power relatif lemah,
peran PBB terlihat amat menonjol dan kuat. Tetapi dalam menghadapi aksi negara
kuat, PBB justru sebaliknya, terlihat lemah tidak berdaya.
Celakanya, benturan kepentingan antar-anggota PBB yang memiliki power
kuat kerap terjadi sehingga banyak kebijakan yang gagal karena diveto salah satu
anggota tetap Dewan Keamanan, atau tidak begitu efektif karena beberapa negara
kuat enggan mendukung, kendati tidak menolaknya. Tidak bisa dipungkiri,
realitas politik internasional kerap ditentukan oleh negara-negara besar.
SARAN
Setelah mengetahui apa yang terjadi pada PBB begitu pula dengan Hak Veto,
Alangkah
baiknya
apabila
semua
Negara
di
dunia
merundingkan
dan
mendiskusikan bersama mengenai masa depan PBB, Karena PBB tak akan
berjalan lancar apabila hak veto tetap digunakan dalam sistem PBB. Seharusnya
Hak veto dicabut dalam Organisasi tersebut, agar tidak ada kekuatan yang lebih
besar daripada kekuatan PBB
23
24