Anda di halaman 1dari 5

A.

Insrumen Penelitian
Pengumpulan data berupa nama siswa dan prestasi yang dilihat dari nilai raport
dilakukan dengan cara meminta arsip dokumen dari sekolah. Setelah itu dibuat instrumen
dari penelitian ini adalah berupa soal penjumlahan dan pengurangan yang berjumlah 40
soal berbentuk pilihan ganda yang terdiri dari 4 pilihan yaitu A, B, C dan D.
Sebelum digunakan instrumen akan diujicobakan terhadap kelas 2 yang
kelasnya dipilih secara random dan hasilnya akan dianalisa untuk mengetahui
validitas, reabilitas, daya pembeda dan derajat kesukaran.

1. Uji Validitas
Validatas adalah ukuran yang menunjukkan kevalidan atau keshahihan suatu
instrumen. Sebuah instrumen yang baik apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan, mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.1
Adapun caranya adalah dengan mengolah skor yang diperoleh dari tes hasil
belajar siswa, jawaban benar diberi nilai 1 sedangkan jawaban salah diberi nilai 0,
maka akan dilakukan uji validitas butir soal dengan rumus korelasi point biserial.
Menurut Suharsimi Arikunto, korelasi point biserial dapat digunakan untuk
mencari korelasi antara item dengan seluruh tes, untuk mencari validitas item.2
Rumus korelasi point biserial adalah :
(

rphis : koefisiem korelasi biserial antara butir soal nomor i


dengan skor total.

Suharsimi Arikunto.2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. h. 144


Ibid.. H.252.

Xi : rataan skor total responden yang menjawab benar butir


soal nomor i.
Xt : rataan skor seluruh responden.
Pi : proporsi jawaban benar untuk butir soal nomor i.
Qi : proporsi jawaban salah untuk butir soal nomor i.
St : standar deviasi total semua responden.
Hasil perhitungan dengan korelasi point biserial salanjutnya dikonsultasikan
dengan Tabel r hasil korelasi product-moment. Dalam hal ini untuk derajat
kepercayaan 95% dengan jumlah responden sebanyak 33 siswa maka diperoleh
rtabel = 0,344. Jika rpbis > rtabel maka item soal tersebut valid.

2. Uji Reabilitas
Suatu alat ukur dikatakan reabel jika alat ukur tersebut menunjukkan hasil
yang sama untuk waktu yang berbeda dalam mengukur suatu gejala. Jadi berapa
kali pun diambil/digunakan akan tetap sama.3 Jadi alat ukur yang reabel juga
dikatakan sebagai alat yang stabil atau ajeg.
Selanjutnya untuk soal-soal yang valid dilakukan pengukuran reabilitas
instrumen penelitian dengan rumus Spearman-Brown. Ada dua cara membelah
yaitu belah ganjil-genap dan belah awal-akhir, oleh karena itu maka teknik
Spearman-Brown ini juga disebut teknik belah dua.4 Adapun rumusnya adalah
sebagai berikut :

r11 : reabilitas instrumen


3

Suharsimi Arikunto.2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. h. 154


Suharsimi Arikunto.2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. h. 156

rxy : indeks korelasi antara dua belahan instrumen.

: banyak siswa

: skor belah pertama

: skor belah kedua.

Setelah dihitung nilai r11 kemudian dikonsultasikan dengan tabel r product


moment. Jika r11

> rtabel maka realiabel dan jika sebaliknya maka instrumen tidak

realiabel.

3. Analisa Daya Pembeda


Daya Pembeda soal

adalah kemampuan soal membedakan antara siswa

pandai (kelompok atas) dengan siswa yang kurang pandai(kelompok bawah).


Warkitri menyebutnya sebagai diskriminasi.5 Suatu item yang baik jika soal
tersebut lebih banyak dijawab benar oleh kelompok atas dibanding kelompok
bawah. Taksiran daya pembeda dari tes hasil belajar yang berbentuk pilihan ganda
dengan 4 pilihan jawaban dilakukan dengan membandingkan jumlah siswa pandai
yang menjawab benar dan jumlah siswa kurang pandai yang menjawab dengan
benar. Adapun rumus yang digunakan adalah :

JA : jumlah peserta tes kelompok atas


JB : junlah peserta tes kelompok atas
BA : banyak kelompok atas yang menjawab dengan benar
BB : banyak kelompok bawah yang menjawab dengan benar
5

Warkitri. 2000. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas. h. 6.42

Dari hasil perhitungan dengan rumus di atas selanjutnya akan diterjemahkan


dengan tabel berikut.
Nilai D

Klasifikasi

0,00 0,19

jelek

0,20 0,39

cukup

0,40 0,69

baik

0,70 1,00

Baik sekali

0,00

Soal tidak bisa dipakai


Tabel 1. Klasifikasi Daya Beda Instrumen.

Soal yang dipakai dalam penelitian ini adalah mempunyai klasifikasi minimal
cukup, jadi nilai D minimal 0,20.

4. Analisa Tingkat Kesukaran


Analisa tingkat kesukaran untuk mengukur tingkat
Adapun rumus yang adalah berikut :

K : tingkat kesukaran butir soal ke i


B : banyak siswa yang menjawab soal dengan benar
S : banyak siswa yang menjawab soal dengan salah
n

: banyak alternatif pilihan.

N : banyak siswa yang menjawab soal tersebut

kesukaran butir soal.

Dari hasil perhitungan dengan rumus di atas selanjutnya akan diterjemahkan


dengan tabel berikut.
Nilai K

Predikat

0,00 0,27

sukar

0,28 0,72

sedang

0,73 1,00

mudah

Tabel 2. Pridikat Tingkat Kesukaran Instrumen.

Suatu item apabila tingkat kesukarannya di bawah 0,10 atau di atas 0,90 maka
item tersebut kurang dapat berfungsi dengan baik, sebaiknya item tersebut direvisi
atau tidak digunakan lagi.6

Warkitri. 2000. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas. h. 6.42

Anda mungkin juga menyukai