Anda di halaman 1dari 32

Anemia pada Anak

SRI RAHAYU NINGSIH


INDAH KUSUMA DEWI
SHINTA
TRI NATALIA
RIA YUSTIKASARI

Definisi

Anemia menurut WHO


Usia

Hemoglobin (g/dl)

6 bulan - <5 tahun


5 tahun 14 tahun
Dewasa laki-laki
Dewasa perempuan (tidak hamil)
Dewasa perempuan (hamil)

< 11
< 12
< 13
< 12
< 11

Klasifikasi
1. Morfologi : Normositik
Mikrositik
Makrositik

Normokrom
Hipokrom
Hiperkrom

2. Penyebab
A. Bahan Baku Kurang (A. Defisiensi)
Protein
Vitamin (asam folat, B 12)
Mineral (besi, cuprum)

B. Akfititas eritropoietik kurang


(Aplasi)

I. Proses desakan dalam sumsum tulang


Primer

: Leukemia

Metastasis

: - Neuroblastoma
- Limfoma
- Retinoblastoma
- Dll.

2. Kerusakan sumsum tulang


* Anemia aplastik

Kongenital

Didapat
- bahan kimia
- infeksi
- obat
- radiasi

C. Proses hemolisis (A. Hemolitik)

Kongenital
Thalassemia
G6PD
Sferositosis
A. hemolitik neonatal
e.c. ke-tidak cococokan
gol. darah
Dll.

Didapat
Bahan kimia

Obat
Racun ular
Autoimun
Infeksi

D. Perdarahan (A. Pasca Perdarahan)


Berat

Ringan

Anemia (+)

Syok (+)
(KasusBedah/Kebidana
n)

Anemia saja

Anamnesis

Pucat
Lelah
Iritabel
Riwayat makan terutama asupan susu
Pica
Masalah perilaku
Terpapar limbah timbal
Riwayat keluarga dengan anemia

Tanda perdarahan (melena, hematoskesia,


hematemesis,menorrhagia)
Palpitasi
Sinkope
Pemakaian obat
Riwayat infeksi kronis, penyakit ginjal,
keganasan
Diare berulang gangguan absorbsi besi,
asam folat, vit B12

Faktor pencetus

Radiasi
Bahan kimia (benzen, organo-fosfat, obat)
anemia hemolitik, aplastik, leukemia
Lingkungan tempat tinggal (dekat bengkel,
daerah industri, daerah pertanian), pekerjaan,
hobby pasien

Usia
Neonatal: perdarahan akut/kronis masa pra,
intra, pascanatal
Hemolisis kongenital: inkompatibilitas ABO,
rhesus (dg riwayat hiperbilirubinemia)
Infeksi kongenital: TORCH
Gangguan produksi sel darah merah: Diamond
Blackfan Syndrome, infeksi virus, prematuritas
Defisiensi nutrien
Kelainan sintesis hemoglobin: thalassemia

Jenis kelamin, suku, riwayat keluarga

Defisiensi enzim G6PD, pyruvat kinase (Xlinked disorders pada anak laki-laki
Thalassemia

Makanan

Analisis diet yang teliti


Pola makan & jenis makanan
Ketidakmampuan & ketidaktahuan orang tua
dalam penyediaan makanan
Susu berlebihan kalsium tinggi
menghambat absorbsi zat besi

Diet : ikan, telur, buah, tempe


Semuanya mengandung besi
Diet : minum jus, buah?
Vitamin C membantu penyerapan zat besi
Diet : sering minum teh?
teh menghambat penyerapan zat besi
Diet : susu sapi ?
Dapat menyebabkan alergi, zat besi kurang
diserap

Gangguan saraf & otot, nyeri sendi atau


nyeri tulang

Sakit kepala, vertigo, tinitus, gangguan


konsentrasi, pusing, cepat lelah anemia berat
Nyeri sendi/tulang infiltrasi sel leukemia

Pemeriksaan Fisik

Anemia akut :
Takipne
Takikardia,

tekanan darah
Kuning (gusi,konjungtiva,telapak tangan)
Splenomegali
Hematuria
Gagal jantung

Anemia kronik:
Iritabel
Pucat
Glositis
Murmur
Gangguan

pertumbuhan

Koilonichia

Benzidine test positif

Ringan sering tidak terdeteksi


Pucat : Hb < 7 g/dl atau Ht < 25 vol %
Sulit dilihat karena warna kulit bervariasi
Deteksi terbaik : bibir, telapak tangan, nail beds
Perhatikan 3 gejala utama :
Pucat
Perdarahan
Pembesaran

hati atau limpa

Muka/wajah

Thalassemia: frontal bossing, facies Cooley

Mata

Mikrokornea: anemia aplastik kongenital


(sindrom Fanconi)
Neuroblastoma: proptosis bulbi &
echymosis/hematoma periorbital
Tumor Wilms: aniridia
Ikterik sklera: hemolitik anemia

Kulit & mukosa

Anemia aplastik kongenital & iron overload:


jaundice & hiperpigmentasi
Defisiensi besi: kulit tipis, keriput, warna rambut
yg berubah, glositis, stomatitis angularis

Kuku
Anemia defisiensi besi: kuku mudah patah,
pecah-pecah, berbentuk seperti sendok
(koilonichia)
Gangguan neuromuskular
Sakit kepala, vertigo, tinitus, gangguan
konsentrasi, pusing, cepat lelah anemia berat

Gangguan gastrointestinal

Glositis & atrofi papil lidah: anemia pernisiosa,


ADB
Hipertrofi ginggiva, ulkus dg lesi nekrotik mulut
& faring : leukemia

Pemeriksaan yang diperlukan:


Hb
Ht
MCV
MCH
MCHC
Retikulosit
RDW (Red Cell Volume Distribution Width )
Apus darah tepi

Defisiensi besi dengan/tanpa


anemia
Deplesi besi
tanpa anemia

Defisiensi
besi tanpa
anemia

Defisiensi besi
dengan anemia

II

III

Hb

normal

normal

menurun

Kadar besi serum

normal

<60 ug/dl

<40 ug/dL

360-390 ug/dL

>390 ug/dL

>410 ug/dL

20-30%

<15%

<10%

<20 ug/dL

<12 ug/dL

<12 ug/dL

normal

normal

menurun

Derajat

TIBC
Saturasi transferin
Feritin
MCV

Hb

Ht

Lekosi
t

Tromb

Hitung
jenis

Retik

MCV

RDW

ADB

N/

N/segmente
r

N/

Anemia
aplastik

Limfositosis
relatif

N/

N/

N/

N/

Leukemia
akut

/N/

Sel blast

N/

Thal.Mino
r

N/

N/

Thal.May
or

/N/

N/

anemia
Hemolitik

N/

ITP

Penatalaksanaan

Pencegahan primer

Intake adekuat
ASI eksklusif selama minimal 6 bulan
ASI (-) :
Susu formula yang sudah difortifikasi
zat besi, dibatasi 24 oz/hari
Suplementasi besi elemental

Pencegahan sekunder

Uji tapis terhadap bayi / anak dengan


risiko mengalami ADB
Bayi cukup bulan : dilakukan pada usia 9
12 bulan
Bayi prematur / berat lahir rendah :
dilakukan pada usia 6 bulan

Balita dengan riwayat ADB


Mengkonsumsi susu > 24 oz/hari
Pola makan < mengandung Fe & vitamin C
Pendatang dari negara sedang berkembang

Tinggal di daerah kumuh

Periksa usia 18-24 bulan

Tatalaksanan defisiensi besi

Besi elemental 3-6 mg/kgBB/hari, dibagi 2-3


dosis
Pemberian selama minimal 2 bulan, diharapkan
memberi pengaruh pada kadar Hb
Efek samping: keluhan gastrointestinal
Obat diminum setelah makan
Berikan sediaan slow-released
Sesuaikan dosis dari kadar yang lebih
ringan, naik bertahap
Koreksi etiologi
Modifikasi diet

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai