Kin Prog Kefarn Alkes 2013
Kin Prog Kefarn Alkes 2013
KATA PENGANTAR
Buku ini, -Kinerja Program Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Tahun 2013- disusun dak semata untuk
menggambarkan beberapa hasil kinerja Program
Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2013, tetapi juga
sebagai bahan informasi bagi pemangku kepen ngan
kefarmasian dan alat kesehatan nasional, yang selanjutnya
memberi kri si membangun penyempurnaan program.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memudahkan kita
untuk terus bersinergi dalam menjamin ketersediaan,
keterjangkauan, dan pemerataan obat bagi tercapainya
cita Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan.
Jakarta,
Mei 2014
Direktur Jenderal
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
Pemberdayaan Masyarakat dalam Peningkatan POR melalui Metode Cara Belajar Insan Ak f
(CBIA)
10
VII.
Coaching/Pendampingan bagi Pelaku Usaha Jamu Gendong (UJG) dan Usaha Jamu Racikan
(UJR)
13
VIII.
14
IX.
15
X.
Ser fikasi ISO 9001 Pada Pelayanan Perijinan Alat Kesehatan dan PKRT
16
XI.
18
XII.
25
XIII.
Jumlah Obat Generik yang Harganya Turun, Naik, dan Tetap (2010-2013)
27
Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat dalam Rangka Penyusunan e-Catalogue Tahun 2014
30
XV.
31
XVI.
35
40
XVIII. Workshop ASEAN Forum On Pharmaceu cal Care and Its Eec ve Implementa on in
ASEAN
55
XIX.
57
XX.
Fasilitasi Peralatan Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat (P4TO) dan
Pusat Ekstrak Daerah (PED)
60
XXI.
61
XXII.
69
XXIII. Monitoring dan Evaluasi Sarana Produksi Alat Kesehatan dan PKRT
70
71
XXV.
72
73
XXVII. Training Clinical Evalua on and Inves ga ons for Medical Devices
74
76
77
XXX.
78
I.
Gam
Gambar
1.
Advo
Advokasi Pelayanan Kefarmasian kepada
Mahasiswa Program Profesi Apoteker di
Mah
Yogy
Yogyakarta
II.
Gambar
ambar
ar 2. CD So ware Pelayanan Informasi Obat
G b 3.
3 Tampilan
T
il H
i M
fi Obat
Ob t pada
d
Gambar
Hasilil P
Pencarian
Monografi
So ware
III.
Gambar. 6. Homecare
IV.
V.
10
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
Lokasi
Sumsel,Jabar,Sulut
Jambi,Lampung,Kalteng,Kalsel,Bali,NTB,Sultra,Maluku
NAD,Babel,Kalbar,DKI,Banten,Sulteng,Gorontalo
Kep.Riau,Sulbar,Sulut,Jambi
Lampung,Bali
Jumlah
NakesPKM
18
48
42
24
54
168
Kader
72
192
168
290
54
704
Adapun perkembangan jumlah tenaga kesehatan, kader kesehatan (Posyandu) dan masyarakat yang
telah dila h sejak Tahun 2008 s.d. 2013 adalah sebagai berikut :
5000
4657 4677
4507
4267
4000
2008
3000
2009
2000
1000
404
1077
1015
606 707
1296
2010
2186
20082098
1888
1592
1022
1592
2012
0
2013
0
TenagaKesehatan
2011
Kader
Masyarakat
Grafik 1. Jumlah Tenaga Kesehatan, Kader Kesehatan dan Masyarakat yang dila h dengan Program CBIA
11
12
1
1.
2
2.
3
3.
Provinsi Yogyakarta:
Jumlah peserta sebanyak 100 orang pelaku
usaha jamu racikan dan usaha jamu gendong
yang berasal dari 5 Kabupaten/Kota (Kab.
Sleman, Kab. Kulonprogo, Kab. Gunung Kidul,
Kab. Bantul dan Kota Yogyakarta).
Cakupan
A.
13
Kinerja
Kine
Ki
nerjja Program Ke
Kefarmasian
efa
f rmasia
ian
n dan
da
an Alat
Allat
A
at Kesehatan
Kes
eseh
s hattan
Cakupan:
-
14
IX.
15
B
X.
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
WaktuLayananRegistrasiAlkes
KelasI(A)
KelasIIa(B)
KelasIIb(C)
Philippines
6bulan
6bulan
6bulan
Singapore 2bulan(listing)
4bulan
10bulan
USA
3bulan
6bulan
6bulan
Indonesia 45harikalender 80harikalender 80harikalender
Australia
13bulan
3bulan
3bulan
Canada
4bulan
4bulan
5bulan
Taiwan
5bulan
17bulan
17bulan
China
12bulan
30bulan
30bulan
Negara
KelasIII(D)
8bulan
13bulan
18bulan
100harikalender
14bulan
8bulan
24bulan
36bulan
Tabel 2. Perbandingan Waktu Layanan Registrasi Alkes Berbagai Negara Terhadap Indonesia
16
Gambar 9. Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan pada Awal 2014 Telah
Memperoleh ISO 9001 dari Lembaga Ser fikasi PT. TUV Rheinland Indonesia
17
XI.
Penyusunan Peraturan
Perundang-Undangan Bidang
Kefarmasian
18
19
20
21
22
23
24
25
JumlahItemObatGenerikyangDiaturPemerintah
560
540
520
500
480
460
440
420
400
535
499
498
JumlahItemObat
GenerikyangDiatur
Pemerintah
453
2010
2011
2012
2013
26
0,1 % - 10 %
item
10,01 % - 20 %
: 248
item
20,01 % - 30 %
: 27
item
30,01 % - 40 %
: 26
item
40,01 % - 50 %
: 24
item
50,01 % - 60 %
: 21
item
> 60 %
: 77
item
0,1 % - 10 %
: 11
item
10,01 % - 20 %
item
27
0,1 % - 10 %
: 290
item
10,01 % - 25 %
: 37
item
0,1 % - 10 %
: 110
item
10,01 % - 20 %
: 51
item
20,01 % - 30 %
item
> 30 %
item
28
29
30
NO
1
2
3
TAHUNPENGADAAN
JENISANGGARAN
Alokasi
Realisasi
Persentase
2011
1,283,649,324,000
1,184,100,004,319
92,24
2012
1,456,446,599,000
1,363,287,745,659
93,60
2013
1,404,927,746,000
1,347,529,211,033
95,91
31
32
33
PENYEDIAAN
NOBATDANVAKSIN
TAHUN2011 201
13
1,500,000,000,00
00
1,000,000,000,00
00
500,000,000,0
000
Tahun2011
12
Tahun201
Tahun2
2013
T
Tahun2011
Tahun2
2012
Tahun2013
AlokasiA
Anggaran
83,649,324,000
1,28
1,456,446,599,000
1,404,927,746,000
0
Realisasi
1,18
84,100,004,319
1,363,287,745,659
1,347,529,211,033
3
34
emantauan ketersediaan obat digunakan untuk mengetahui kondisi ngkat ketersediaan obat
di berbagai unit sarana kesehatan seper Instalasi Farmasi Provinsi, Instalasi Farmasi Kab/
Kota dan Puskesmas. Kegiatan ini dilakukan untuk mendukung pemerintah pusat dan daerah
dalam rangka menentukan langkah-langkah kebijakan yang akan diambil di masa yang akan datang.
PR
ROGRAM
SASAR
RAN
INDIKATOR
Kefarmasian
d
danAlat
Keesehatan
Meningkatnyase
M
ediaanfarmasi
danalatkeseh
hatanyang
memenuhistandardan
terjangkaudim
masyarakat
Persentase
ketersediaan
obatdan
vaksin
TARGET(%) REALISASI(%)
R
CAPAIAN(%)
95
96,93
102,03
Tabel 6. Pencapaian Sasaran Outcome Dit. Bina Oblik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2013
35
Target persentase ketersediaan obat dan vaksin untuk Tahun 2013 sebesar 95%, realisasi persentase ketersediaan
obat dan vaksin mencapai 96,93% sehingga didapatkan persentase capaian sebesar 102,03%.
36
Grafik 5. Gambaran Ketersediaan Obat dan Vaksin dalam Bulan di 33 Provinsi Tahun 2013
37
Grafik 6. Gambaran Ketersediaan Obat dan Vaksin Per Regional Tahun 2013
Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa regional tengah melipu Bali, NTB, seluruh provinsi di pulau Kalimantan dan
Sulawesi memiliki rata-rata ketersediaan ter nggi untuk Tahun 2013 sebesar 109,93%, sementara regional mur
yang melipu NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat memiliki ngkat ketersediaan terendah sebesar
85,85%.
38
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa persentase realisasi ketersediaan obat dan vaksin mengalami
peningkatan dari Tahun 2010 hingga Tahun 2013. Persentase realisasi dari tahun ke tahun selalu di atas persentase
target ketersediaan obat dan vaksin.
39
PROVINSI
SUMUT
1
2
SUMBAR
3
4
RIAU
5
BENGKULU 6
7
8
9
LAMPUNG 10
JABAR
11
12
13
JATENG
14
15
16
JATIM
17
18
NTT
19
20
KALSEL
21
SULUT
22
23
TOTAL
JUMLAH
KotaPadangsidimpuan
KotaGunungSitoli
KabupatenTanahDatar
KabupatenPadangPariaman
KabupatenSiak
KabupatenKaur
KotaBengkulu
KabupatenMukomuko
KabupatenLebong
KabupatenLampungTengah
KabupatenGarut
KabupatenSubang
KabupatenMajalengka
KabupatenPemalang
KotaSemarang
KabupatenKendal
KabupatenBlitar
KabupatenNganjuk
KotaKupang
KabupatenNagekeo
KabupatenHuluSungaiUtara
KabupatenKepulauanSangihe
KotaTomohon
1.050.000.000
4.055.000.000
429.704.436
545.454.545
2.800.000
299.831.818
479.729.000
300.000.00
465.912.000
1.000.000.000
181.818.182
300.000.000
560.018.181
935.769.000
296.000.000
1.090.908.050
406.594.980
15.000.000
572.727.273
397.840.000
600.000.000
2.552.533.636
500.000.00
JENISPEMBANGUNAN
RehabilitasiIF
PembangunanBaruIF
RehabilitasiIF
PembangunanBaruIF
PembangunanBaruIF
RehabilitasiIF
RehabilitasiIF
RehabilitasiIF
RehabilitasiIF
RehabilitasiIF
RehabilitasiIF
RehabilitasiIF
RehabilitasiIF
RehabilitasiIF
RehabilitasiIF
RehabilitasiIF
RehabilitasiIF
RehabilitasiIF
RehabilitasiIF
RehabilitasiIF
RehabilitasiIF
RehabilitasiIF
PembangunanBaruIF
18,805,841,101
40
PROVINSI
ACEH
SUMUT
SUMBAR
KAB/KOTA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
RIAU
11
BENGKULU 12
13
14
15
LAMPUNG 16
17
18
JABAR
19
20
21
JATENG
22
23
24
25
26
JATIM
27
28
29
30
NTB
31
JUMLAH
KotaSubulussalam
KabupatenAcehBesar
KotaPadangsidimpuan
KotaTebingTinggi
KabupatenTanahDatar
KabupatenPadangPariaman
KabupatenDharmasraya
KotaSolok
KabupatenSolok
KotaPayakumbuh
KabupatenSiak
KabupatenKaur
KotaBengkulu
KabupatenMukomuko
KabupatenSeluma
KabupatenTanggamus
KabupatenLampungSelatan
KabupatenPesawaran
KabupatenGarut
KabupatenMajalengka
KotaBogor
KabupatenPemalang
KotaSemarang
KabupatenKendal
Kab.Purbalingga
KabupatenJepara
KabupatenBlitar
KabupatenNganjuk
KabupatenTulungagung
KotaBatu
KotaMataram
327,800,000
297,187,720
205,000,000
721,288,000
1,061,590,045
45,454,545
378,000,000
182,380,000
126,759,600
83,000,000
443,500,000
144,400,000
216,320,000
8,727,500
580,000,000
135,200,000
340,000,000
80,000,000
454,545,455
272,727,272
64,032,500
484,231,000
116,955,131
454,546,500
23,000,000
76,500,000
216,643,900
131,000,000
140,813,000
209,272,727
250,000,000
41
JENISPEMBANGUNAN
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
SaranaPendukung
KAB/K
KOTA
PNTT
KALSEL
K
K
KALBAR
S
SULUT
SU
ULTENG
S
SULSEL
SULTRA
M
MALUKU
M
MALUT
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
JUM
MLAH
KotaKupangg
KabupatenHuluSungaiTen
ngah
KabupatenKetapang
KabupatenBolaangMongondow
KabupatenSSigi
KabupatenTTorajaUtara
KabupatenKonawe
KabupatenButonUtara
KotaTual
KabupatenHalmaheraTimu
ur
TOTA
AL
68,181,,818
255,423
3,025
596,709
9,954
603,459
9,999
372,200
0,000
117,840
0,000
246,126
6,963
400,000
0,000
854,457
7,977
913,160
0,909
JENISPEMBANG
GUNAN
Saran
naPendukung
Saran
naPendukung
naPendukung
Saran
Saran
naPendukung
Saran
naPendukung
Saran
naPendukung
Saran
naPendukung
Saran
naPendukung
Saran
naPendukung
Saran
naPendukung
12,708,,435,540
PENYEDIAAN OBAT DAN PERBEKES
Grafik 8. Gambaran Penyediaan Obat dan Perbekes Bersumber DAK Tahun 2011-2013
42
REHABILITASI IF
43
Grafik 11. Gambaran Penyediaan Sarana Pendukung IF Bersumber DAK Tahun 2011-2013
Penilaian dilakukan secara hierarkis (bo omup) yaitu Tim Penilai di Kab/Kota, Provinsi dan Pusat yang
dibuk kan dengan adanya SK Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau Kabupaten/Kota untuk daerah dan SK
Dirjen Binfar dan Alkes untuk Pusat terhadap tenaga kefarmasian yang bertugas di bidang pengelolaan obat
pada Instalasi Farmasi Dinkes Provinsi/Kab/Kota.
2.
Jumlah Provinsi yang mengajukan usulan calon yang patut/layak sebagai tenaga pengelola obat berprestrasi
sebanyak 10 Provinsi dan diantaranya terdapat 4 Provinsi mengajukan lebih dari 1 orang sehingga total
pengelola obat yang diusulkan adalah 15 orang, yang terdiri dari 12 Apoteker dan 3 Tenaga Teknis Kefarmasian.
44
Penguasaan kompetensI yang menyangkut legal aspek secara individual sebagai tenaga kefarmasian,
kepribadian (personality), dan kemampuan individu secara teori s tentang pengelolaan obat.
B.
C.
Pengembangan diri (portofolio) yang menyangkut kemampuan pengelola obat untuk meningkatkan/
meng-upgrade kemampuan akademik dan memvisualisasikan dirinya di berbagai kesempatan melalui
penciptaan karya-karya di bidang kesehatan.
D.
4.
Tim Penilai Pusat melakukan pemeriksaan berkas/dokumen dan penilaian (paper assessment) dan
dikombinasikan dengan penilaian saat melakukan bimtek pengelolaan obat publik di IF Dinkes Provinsi
dan Kab/Kota. Maka diperoleh nilai terhadap semua substansi tersebut sehingga diperoleh scoring dan
ditentukan 6 pengelola obat sebagai nominasi (Rekap penilaian terlampir).
5.
Terhadap nominasi tersebut dilakukan penilaian lapangan (field assessment) menyangkut substansi tersebut,
ditambah dengan kemampuan pengelola obat dalam melakukan koordinasi dengan Pemda dan Puskesmas di
daerah setempat sehingga terjalin suatu keharmonisan dalam manajemen logis k obat.
Berdasarkan sikwens proses penilaian seper disampaikan tersebut maka diperoleh 3 pemenang dengan nilai,
sebagai berikut :
PENILAIANINDIVIDU
PENGUASAAN
KINERJA
PORTOFOLIO
KOMPETENSI LOLAOBAT
NAMA
JABATANDANASAL
INSTANSI
PENILAIAN
INSTITUSI
NILAI
AKHIR
DeckyFerdiansyah,S.Si.,Apt
KepalaSeksiObatdan
NapzaIFDinkes
ProvinsiLampung
39.00
30.992
6.00
72.63
148.62
Dra.HelmiRahayu,Apt
Ka.UPTDIFDinkes
KotaSemarang
37.00
17.20
5.00
92.37
151.57
Hj.RennyHaslinda,S.Si.,Apt
Ka.UPTDIFDinkes
Kab.Tapin
18.50
37.392
2.00
91.50
149.39
45
: 197908192005011008
TTL
46
: 196609251993032005
TTL
47
: 197601262005012011
TTL
48
49
2.
Dari ga komponen dituangkan ke dalam instrumen penilaian seper tabel dibawah ini:
NO
UNSURYANGDINILAI
I. SDM,BOBOT40%
1.Penanggungjawab
II.
KRITERIA
Apoteker
S1Farmasi/D3Farmasi
AA/SMF
TenagaKesehatanlain/lainlain
2.PerbandinganSDM
JumlahSDM>7
JumlahSDM57
JumlahSDM34
JumlahSDM<2
3.PeningkatanSDM
Mengikutisemuapelatihan
Jikamengikutiseparoatau>
Jikaseparo
Tidakmengikutipelatihan
SARANADANPRASARANA,BOBOT40%
4.StrukturOrganisasi
UPTD
DibawahSeksifarmasi
Lainlain
5.LuasTanah
1000m2
500m21000m2
<500m2
6.LuasBangunan
>300m2
2
300m
50
BOBOT
KET
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
3
2
1
4
2
III
KRITERIA
MilikSendiri
Sewa
8.SaranaPengaman
MemilikisemuasaranaPengaman
Memiliki23saranapengaman
Hanya1saranapengaman
Tidakmemilikisaranapengaman
9.SaranaPenyimpanandan MemilikiSemuasaranaPenyimpanan
Distribusi
Memiliki713
Memiliki36
Memiliki12
Tidakmemiliki
10.SaranaAdministrasi
MemilikiSemuaSaranaAdm
Memiliki34sarana
Memiliki12sarana
TidakmemilikisaranaAdm
ANGGARANDANBIAYAOPERASIONAL,BOBOT20%
11.BiayaOperasional
Memilikibiayaops
Tidakmemilikibiayaops
12.Penggunaanbiaya
BOMencakupketiganya
operasional
Hanya2dari3
Hanya1
13.Anggaranperkapita
>Rp.9.000
Rp5.0009.000
<Rp.5000
Tabel 10. Bobot Penilaian
51
BOBOT
3
1
4
2
1
0
4
3
2
1
0
4
3
2
0
3
0
3
2
1
3
2
1
KET
c.
Lemari
khusus
Spikotropika
1.
SDM Farmasi
d.
a.
e.
b.
f.
g.
Tangga
c.
h.
Trolley
i.
Generator
d.
j.
Handforkli
k.
Cold box
e.
2.
3.
f.
g.
Narko ka
dan
Sarana Distribusi
a.
Mobil / van
b.
Sarana Administrasi
a.
b.
Sarana Pengamanan
a.
Alarm
b.
Pemadam kebakaran
c.
Teralis
c.
d.
Pagar
d.
e.
Pintu pengaman
f.
e.
Sarana Penyimpanan
a.
Rak
f.
Pompa air
b.
Pallet
g.
52
II.
Biaya Operasional
III.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Biaya distribusi
g.
Biaya
pemeliharaan
kendaraan dan genset
Capaian Kinerja :
Hasil Penilaian dilakukan di seluruh Indonesia pada
497 IFK dengan hasil:
Tahun 2011 dari 497 IFK terdapat 353 yang sesuai
standar (71,03%). Dibandingkan dengan target
dalam Renstra 65 %, capaian kinerja 109,28%.
dan
gedung,
Kriteria penilaian
IFK yang skor diatas 60 dimasukkan ke dalam
sesuai standar
53
54
ejadian
j di
yang
dak
d k dikehendaki
dik h d ki kkarena
pemberian obat sangat sering terjadi di
rumah sakit. Kejadian tersebut berupa
medica on error, penggunaan obat yang
dak
rasional serta efek samping obat. Kejadian ini dapat
menyebabkan meningkatkan angka kesakitan dan
ke
kema an. Hal tersebut menjadi tantangan bagi seluruh
te
tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan
sa
saat ini. Oleh karena itu Keselamatan pasien (pa ent
sa
safety) dan perbaikan kualitas pelayanan harus menjadi
p
prioritas. Apoteker sebagai bagian dari tenaga kesehatan
m
memegang peranan pen ng dalam meminimalkan
ke
kejadian yang dak dikehendaki karena pemberian obat
d
dengan mengimplementasikan Pharmaceu cal Care.
P
Pharmaceu cal Care merupakan suatu bentuk
ta
tanggung jawab terhadap terapi obat yang diberikan
d
dengan tujuan untuk mencapai hasil yang pas untuk
m
meningkatkan kualitas hidup pasien. Hasil hasil tersebut
aadalah: menyembuhkan penyakit, penghapusan atau
p
pengurangan gejala, dan memperlambat proses penyakit
se
serta mencegah penyakit atau gejala penyakit.
55
Sistem dalam
informasi obat
2.
3.
2.
3.
56
medukung
pelayanan
Mengembangkan
ruang
lingkup/aka vitas
Pharmaceu cal Care yang melipu :
-
Review obat
Visite
Pharmacovirgilance
elaksanaan
kemandirian
Bahan
Baku
Obat dilaksanakan untuk mengurangi
ketergantungan impor terhadap Bahan
Baku dalam rangka mewujudkan ketahanan di bidang
obat. Oleh karena itu, perlu diupayakan pencapaian
kemandirian obat melalui pemanfaatan potensi dalam
negeri. Pemerintah telah menetapkan star ng point
pengembangan bahan baku obat dalam negeri serta
menyusun roadmap pengembangan obat di Indonesia
untuk periode 2012-2020.
57
58
Tabel 11. Da ar Nama Bahan Baku Obat dan Bahan Baku Obat Tradisional yang Telah Siap Diproduksi Di Dalam Negeri
59
60
61
E-Licensing
Modul ini berfungsi untuk mengajukan dan menerbitkan perijinan yg terdiri dari empat kategori yaitu : Industri
Farmasi, Industri Obat Tradisional, Industri Produksi Kosme k, Pedagang Besar Farmasi.
Dimana untuk saat ini modul dirasa masih kurang mudah dalam penggunaan. Sehingga diharapkan dalam
pekerjaan ini dapat membuat aplikasi lebih mudah digunakan (user friendly).
Adapun untuk ke-empat kategori pemohon terdiri dari beberapa perijinan untuk ap kategorinya, antara lain :
a.
Industri Farmasi
Untuk kategori Industri Farmasi ada 2 (dua) jenis permohonan perijinan, yaitu Persetujuan Prinsip dan Izin
Industri Farmasi. Permohonan perijinan ini mencakup Permohonan Baru, Perpanjangan dan Adendum.
62
Kinerja
j Program
g
Kefarmasian
f
dan Alat Kesehatan
63
64
65
66
67
E-Report PBF
E-Report PBF adalah sebuah program pelaporan transaksi obat Pedagang Besar Farmasi melalui web. Datadata yang dilaporkan mencakup jumlah obat yang masuk, jumlah obat yang didistribusikan ke PBF yang lain,
posisi stock obat, harga eceran obat. Data-data yang dimasukkan dapat diolah untuk dijadikan laporan dan
rekapitulasi.
68
XXII.
1.
2.
3.
4.
Persentasesaranadistribusialatkesehatanyangmemenuhipersyaratandistribusi
Tahun
Target
Realisasi
Capaian
2010
50%
50%
100%
2011
55%
58,95%
107,18%
2012
60%
64,44%
107,40%
2013
65%
65,96%
101,47%
Tabel 12. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Kinerja Indikator Persentase Sarana Distribusi Alat
Kesehatan yang Memenuhi Persyaratan Distribusi Tahun 2010-2013
Dari tabel di atas, pada Tahun 2013 terlihat indikator persentase sarana distribusi alat kesehatan yang memenuhi
persyaratan distribusi dapat terealisasi dengan baik yaitu 65,96% dari target yang ditetapkan sebesar 65%. Dengan
demikian capaian kinerja indikator ini adalah 101,47%.
69
1.
2.
3.
4.
PersentasesaranaproduksialatkesehatandanPKRT
yangmemenuhicaraproduksiyangbaik
Tahun
Target
Realisasi
2010
60%
60%
2011
45%
65,91%
2012
50%
64,71%
2013
55%
78,18%
Capaian
100%
146,47%
129,42%
142,15%
Tabel 13. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Kinerja Indikator Persentase Sarana Produksi Alat
Kesehatan dan PKRT yang Memenuhi Cara Produksi yang Baik Tahun 2010-2013
Dari tabel di atas, pada Tahun 2013 terlihat indikator persentase sarana produksi alat kesehatan dan PKRT yang
memenuhi persyaratan cara produksi yang baik dapat terealisasi dengan baik yaitu 78,18% dari target yang ditetapkan
sebesar 55%. Dengan demikian capaian kinerja indikator ini adalah 142,15%.
70
XXIV.
b.
c.
d.
e.
IndikatorKinerja
PersentaseprodukalatkesehatandanPKRTyang
beredarmemenuhipersyaratankeamanan,mutu
danmanfaat
Target
Realisasi
Capaian
2013
2013
2013
90%
90,12%
100,14%
Tabel 14. Perbandingan Target , Realisasi dan Capaian Kinerja Indikator Persentase Produk Alat Kesehatan
yang Memenuhi Persyaratan Keamanan, Mutu dan Manfaat Tahun 2013
Presentase produk alat kesehatan dan PKRT yang beredar memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan manfaat
ditargetkan 90% dan dapat terealisasi 90,12% dengan capaian 100,14% sehingga target yang ditetapkan untuk Tahun
2013 telah melampaui ketentuan yang ditetapkan
71
b)
72
eningkatan
pemahaman
mengenai
harmonisasi regulasi alat kesehatan sangat
pen ng dalam upaya pengawasan peredaran
alat kesehatan di Indonesia. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka pada tanggal 28 Januari 2013 di Ruang
Rapat Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan,
Ruang 803 Lantai 8, pukul 14.00 WIB disepaka untuk
dilaksanakannya In Country Training di Indonesia
yang merupakan kerjasama ASEAN-USAID, sebagai
bentuk kerjasama peningkatan kapasitas bagi regulator
Indonesia dan pelaku industri alat kesehatan Indonesia
dalam menghadapi harmonisasi alat kesehatan ngkat
regional khususnya di wilayah ASEAN.
Wo
Wo
Workshop
dilakukan 2 (dua) kali, yaitu :
Ga baarr 20. W
Gambar
Gamb
Workshop
orks
or
ksho
hop
pH
Harmonisasi
armonisasii R
Regulasi
egu
gula
lasi
asi
s A
Alat
laat Ke
Kesehatan
ese
seha
hataan
Bekerjasama dengan USAID
73
aa..
b.
b)
74
Gambar 21. Training Clinical Evalua on and Inves ga ons for Medical Devices
75
76
77
78