PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Praktek kerja lapangan (PKL) ini adalah salah satu persyaratan atau kewajiban dalam
kurikulum Kimia Analis. Dalam PKL ini dituntut agar siswa mampu menyerap dan
mempelajari pengetahuan yang didapat selama melakukan kerja praktek dan membandingkan
dengan ilmu yang didapat dibangku sekolah.
Dalam PKL ini siswa dapat menambah pengetahuan dan memperluas wawasan dan
cakrawala terhadap kemajuan perkembangan dan ilmu teknologi khususnya bidang industri.
Demikianlah diharapkan siswa mempunyai bekal yang cukup dan dapat diandalkan untuk
diajukan kelak bila bekerja pada bidang profesi yang sesuai dengan latar belakang pendidikan
yang didapat dibangku sekolah.
Dengan adanya landasan diatas, maka kami melakukan praktek kerja lapangan di PT.
Nubika Jaya. Dengan melaksanakan kerja praktek ini diharapkan kami dapat memperdalam
pengetahuan, khususnya tentang proses analisis dilaboratorium, pengolahan bahan baku,
produksi serta profesi sehingga kami memperoleh pengalaman kerja dibidang industri
khususnya pada pengolahan kelapa sawit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit
Limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) adalah salah satu produk samping dari
pabrik minyak kelapa sawit yang berasal dari kondensat dari proses sterilisasi, air dari proses
klarifikasi, air hydrocyclone (claybath), dan air pencucian pabrik. LCPKS mengandung
berbagai senyawa terlarut termasuk, serat-serat pendek, hemiselulosa dan turunannya,
protein, asam organik bebas dan campuran mineral-mineral.
Rata-rata
pH
4,7
Minyak
4000
BOD
25000
COD
50000
Total Solid
40500
Suspended Solid
18000
34000
Total Nitrogen
750
Mineral
Rata-rata
Kalium
2270
Magnesium
615
Kalsium
439
Besi
46,5
Tembaga
0,89
Limbah cair dari pabrik minyak kelapa sawit ini umumnya bersuhu tinggi 70-80 C,
berwarna kecoklatan, mengandung padatan terlarut dan tersuspensi berupakoloid dan residu
minyak dengan BOD (biological oxygen demand) dan COD (chemical oxygen demand) yang
tinggi. Apabila limbah cair ini langsung dibuang ke perairan dapat mencemari lingkungan.
Jika limbah tersebut langsung dibuang ke perairan, maka sebagian akan mengendap, terurai
secara perlahan, mengkonsumsi oksigen terlarut, menimbulkan kekeruhan, mengeluarkan bau
yang tajam dan dapat merusak ekosistem perairan. Sebelum limbah cair ini dapat dibuang ke
lingkungan terlebih dahulu harus diolah agar sesuai dengan baku mutu limbah yang telah di
tetapkan.
2.2. Biogas
Biogas merupakan produk akhir dari degradasi anaerobik bahan organik oleh bakteribakteri anaerobik dalam lingkungan dengan sedikit oksigen. Komponen terbesar yang
terkandung dalam biogas adalah methana 55 70 % dan karbon dioksida 30 45 % serta
sejumlah kecil, nitrogen dan hidrogen sulfida (Deublein dan Steinhauster, 2008). Tapi metan
(CH4) yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Apabila kandungan metan dalam biogs lebih
dari 50% maka biogas tersebut telah layak digunakan sebagai bahan bakar. Tabel 2.2
menunjukan komposisi biogas secara umum.
Tabel 2.2. Komposisi Biogas
Secara Umum
Komposisi Biogas
Jumlah
Metan (CH4)
55 70 %
30 45 %
Nitrogen (N2)
0 0,3 %
15%
Kandungan yang terdapat dalam biogas dapat memperngaruhi sifat dan kualitas
biogas sebagai bahan bakar. Kandungan yang terdapat dalam biogas merupakan hasil dari
proses metabolisme milroorganisme. Biogas yang kandungan metannya lebih dari 45%
bersifat mudah terbakar dan merupakan bahan bakar yang cukup baik karena memiliki nilai
kalor bakar yang tinggi. Tetapi jika kandungan CO2 dalam biogas sebesar 25 50 % maka
dapat mengurangi nilai kalor bakar dari biogas tersebut. Sedangkan kandungan H2S dalam
biogas dapat menyebabkan korosi pada peralatan dan perpipaan dan nitrogen dalam biogas
juga dapat mengurangi nilai kalor bakar biogas tersebut. Sealin itu juga terdapat uap air yang
juga dapat menyebabkan kerusakan pada pembangkit yang digunakan. Tabel 2.2
menunjukkan beberapa komponen dalam biogas yang dapat mempengaruhi sifat biogas itu
sendiri.
Tabel
2.2.
Komponen
Pengganggu
Dalam
Biogas
Komponen
Jumlah
Pengaruh
Terhadap
Biogas
CO2
25 50 % per volume
Meningkatkan
methane
number
Menyebabkan korosi
Menyebabkan kerusakan
pada
sel
bahan
bakar
alkali
- Menyebabkan korosif
pada peralatan dan sistem
H2S
Menyebabkan
SO2bila dibakar
emisi
NH3
Menyebabkan
emisi
NO2setelah pembakaran
Dapat merusak sel bahan
bakar
- Menyebabkan korosif
pada peralatan
Uap Air
1 5% per volume
Kondensatnya
dapat
menyebabkan
kerusakan
pada
peralatan
dan
pembangkit
Terdapat
resiko
0 5% per volume
Meningkatkan sifat antiknocking pada mesin
8
- Menyebabkan kerusakan
pada mesin
0 50 mg/ m
Siloxane
a. pH ( potential of Hydrogen)
Nilai pH merupakan ukuran dari keasaman/ kebasaan suatu larutan (campuran dari
substrat) dan dinyatakan dalam bagian per juta (ppm). Nilai pH dari substrat mempengaruhi
pertumbuhan mikroorganisme methanogenic dan mempengaruhi disosiasi beberapa senyawa
penting untuk proses anaerobik. Pembentukan metan terjadi pada interval pH yang relatif
sempit, dari sekitar 5,5 sampai 8,5, dengan interval optimal antara 7,0 - 8,0 untuk bakteri
metanogen pada umumnya. Interval pH optimum untuk proses mesofilik adalah antara 6,5
dan 8,0 dan proses ini akan terhambat jika nilai pH menurun hingga di bawah 6,0 atau naik di
atas 8,3. Nilai pH dalam reaktor anaerobik umumnya dikendalikan oleh sistem buffer
bikarbonat. Oleh karena itu, nilai pH di dalam digester tergantung pada konsentrasi
komponen alkali dan asam dalam fase cair. Jika akumulasi basa atau asam terjadi, kapasitas
buffer akan menetralkan perubahan pH, sampai tingkat tertentu .
10
b. Temperatur
Proses anaerobik dapat berlangsung pada temperatur yang berbeda, rentang suhunya
o
dapat dibagi menjadi tiga: psichrofilik (di bawah 25 ), mesofilik (25 45 ), dan termofilik
o
(45 70 ).
OLR adalah jumlah bahan organik yang masuk dan tersedia dalam fermentor. Apabila
OLR terlalu rendah maka proses fermentasi akan berjalan lambat sedangkan jika terlalu
tinggi maka terjadi overlaod dan substrat yang ada dapat menjadi penghambat pertumbuhan
mikroorganisme.
d. Total Solid (TS), dan Volatile Solid (VS).
Total solid (TS) adalah jumlah padatan yang terdapat dalam substrat baik padatan
yang terlarut maupun yang tidak terlarut. Sedangkan volatile solid (VS) adalah padatanpadatan organik yang terdapat dalam substrat. Dari TS dan VS inilah dapat diketahui berapa
banyak produksi gas yang akan dihasilkan .
11
12
13
14
BIOGAS
Over flow
KOLAM 1
KOLAM 2
KOLAM 3
CH4
HYDRO CHEMICAL
Gas CH4
KOLAM 4
KOLAM 5
OLEO CHEMICAL
KOLAM 6
KOLAM 7
Kolam sedimentasi
COD* < 250 Ppm
LINGKUNGAN
15
BAB III
3.1 PROSEDUR KERJA LIMBAH BIOGAS DAN PLASMA
3.1.1 Biogas
Alat
No
Nama Alat
Kapasitas
Jumlah
1.
Labu ukur
50 ml , 25 ml, 10 ml
4, 1, 1
2.
Volumetric
5 ml , 2 ml
Pipette
3.
Test tube
Bahan
1. Larutan Digestion Solution
2. Aquades
17
Prosedur Kerja
Outlet
1. Siapkan larutan digestion solution
2. Beri label masing-masing larutan digestion solution
3. Bilas terlebih dahulu pipet yang akan digunakan
4. Pipet 5 ml limbah outlet kedalam labu ukur 50 ml
5. Paskan dengan aquades
6. Homogenkan
7.
18
Inlet
1. Pipet 5 ml limbah inlet kedalam labu ukur 50 ml
2. Paskan dengan aquades
3. Homogenkan
4.
19
Fattrap
1. Pipet 5 ml limbah fattrap kedalam labu ukur 50 ml
2. Paskan dengan aquades
3. Homogenkan
4.
1) Ketiga larutan yang telah dihomogenkan tadi dipanaskan dalam COD reactor dengan
suhu 150o C selama 2 jam
2) Dinginkan
3) Ukur Abs. menggunakan genesys 10-UV
4) Hitung
20
Nama Alat
Kapasitas
Jumlah
Volumetric pipette
2 ml
Test tube
Bahan
1) Larutan Digestion Solution
Prosedur kerja
Kolam 8A
1. Siapkan larutan digestion solution
2. Beri label masing-masing larutan digestion solution
3. Bilas terlebih dahulu pipet yang akan digunakan
4. Pipet 2 ml limbah Kolam 8A
5. Masukkan kedalam testube yang berisi larutan digestion solution
6. Homogenkan
Filter II
1. Siapkan larutan digestion solution
2. Beri label masing-masing larutan digestion solution
3. Bilas terlebih dahulu pipet yang akan digunakan
4. Pipet 2 ml limbah Filter II
5. Masukkan kedalam testube yang berisi larutan digestion solution
6. Homogenkan
21
Filter I
1. Siapkan larutan digestion solution
2. Beri label masing-masing larutan digestion solution
3. Bilas terlebih dahulu pipet yang akan digunakan
4. Pipet 2 ml limbah Filter I
5. Masukkan kedalam testube yang berisi larutan digestion solution
6. Homogenkan
Inlet
1) Keempat larutan yang telah dihomogenkan tadi dipanaskan dalam COD reactor
dengan suhu 150o C selama 2 jam
2) Dinginkan
3) Ukur Abs. menggunakan genesys 10-UV
4) Hitung
22
BAB IV
4.1 Parameter Dan Perhitungan Limbah PON
Source
Subject
: Ph dan COD
1)
2)
3)
Inlet
pH
: 4.18
COD
:(
X 50 = 51764.70
Outlet
pH
: 6.94
COD
:(
X 20
= 10941.18
Fattrap
pH
: 3.71
COD
:(
23
X 100 = 4705.88
Source
Subject
Subject
CH4
CO2
O2
Bal
H2S
Before
67.3
38.2
0.2
89
After
68.5
37.3
0.1
77
%H2O before :
X 100
= 3.55 %
%H2O after
X 100
= 1.45%
24
Source
: Limbah Plasma
Subject
: COD & pH
Flow
: 20 m3/Jam
1) Inlet
pH
: 7.45
COD
:(
= 397.41
)X
= 129.41
= 52.94
= 94.1
2) Filter 1
pH
: 5.94
COD
:(
3) Filter 2
pH
: 6.13
COD
:(
4) Kolam 8A
pH
: 6.45
COD
:(
25
BAB V
PROSES PENGIRIMAN PRODUK
INSTRUKSI KERJA INSPEKSI PEMUATAN PRODUK AKHIR
KEDALAM CONTAINER ATAU ISOTANK
NO.NB-IK-QA/QCI-01
1) TUJUAN
1.1 Memastikan produk yang dimuat dalam container atau isotank sesuai dengan
spesifikasi permintaan, seperti dalam jumlah, kemasan dan marking.
2) RUANG LINGKUP
2.2 PT. Nubika jaya unit oleokimia
3) REFRENSI
3.1 ISO 9001 : 2008 Klausal 7.5.1 : 8.2.4
3.2 CAC/RCP 1-1969, Rev. 4-2003
4) PERALATAN
5) INSTRUKSI KERJA
5.1 Tahap persiapan
a) sebelum melakukan inspeksi produk, pastikan telah menerima Quality
Loading Instruksi (QLI) dari laboratorium oleokimia dan loading
schedule dari kandir medan.
26
27
5.3 Permuatan produk berat c1299 dan c1499 dalam kemasan paper/ jumbo bag.
a) Pastikan lantai dan dinding bagian dalam container dilapisi oleh karton
b) Inspeksi produk yang akan dimuat telah sesuai dengan spesifikasi yang
diminta, lihat QLI yang telah ditanda tangani atau lihat QLI dari revisi
terakhir.
c) Bagian gudang produk akhir menyiapkan produk yang akan dimuat
kiedalam container, produk diambil dari rak atau dari produksi
langsung.
d) Produk diletakkan didekat container untuk diinspeksi kelayakannya
e) inspeksi yang dilakukan adalah :
1. Kemasan bag harus bersih, tidak kotor, tidak berdebu, tidak
ada serangga, tidak koyak jahitan atau bag yang bocor. Jika
produk yang akan diisi tidak sesuai pisahkan produk dan
ganti dengan produk yang sesuai.
2. Jika menggunakan palletised, pastikan pallet yang digunakan
adalah bersih, tidak kotor, tidak rusak, tidak ada serangga
dan pastikan tidak berjamur serta sudah difumigasi, gunakan
vacum untuk membersihkan pallet. Jika tidak seuai ganti
pallet.
3. Paper bag menggunakan palletised, setiap pallet disusun
sebanyak 12 tingkat (48 bag), 12.5 tingkat (50 bag)
28
29
langsung.
d) Produk diletakkan didekat container untuk diinspeksi kelayakannya.
e) Inspeksi yang dilakukan adalah :
1. Kemasan bag harus bersih, tidak kotor, tidak berdebu, tidak
ada serangga, tidak koyak jahitan atau bag yang bocor. Jika
produk yang akan diisi tidak sesuai pisahkan produk dan
ganti dengan produk yang sesuai.
2. Jika menggunakan palletised, pastikan pallet yang digunakan
adalah bersih, tidak kotor, tidak rusak, tidak ada serangga
dan pastikan tidak berjamur serta sudah difumigasi, gunakan
vacum untuk membersihkan pallet. Jika tidak seuai ganti
pallet.
3. Paper bag menggunakan palletised, setiap pallet disusun
sebanyak 9 tingkat atau 36 bag setiap pallet (atau sesuai
dengan permintaan buyer yang tercantum dalam QLI),
penyusunan tidak miring.
4. Jumbo bag menggunakan palletised disusun sebanyak 2
tingkat atau 2 bag setiap pallet , penyusunan tidak miring dan
pastikan pengikatnya kuat. Jika tidak sesuai info ke bagian
logistic untuk memperbaikinya.
30
langsung.
d) Produk diletakkan didekat container untuk diinspeksi kelayakannya.
e) Inspeksi yang dilakukan adalah :
1. Kemasan bag harus bersih, tidak kotor, tidak berdebu, tidak
ada serangga, tidak koyak jahitan atau bag yang bocor. Jika
produk yang akan diisi tidak sesuai pisahkabn produk dan
ganti dengan produk yang sesuai.
31
32
b) Inspeksi produk yang akan dimuat telah sesuai dengan spesifikasi yang
diminta, lihat QLI yang ditanda tangani atau lihat QLI dari revisi
terakhir.
c) Bagian gudang produk akhir menyiapkan produk yang akan dimuat
kedalam
langsung.
d) Produk diletakkan didekat container untuk diinspeksi kelayakannya.
e) Inspeksi yang dilakukan adalah :
1. Kemasan drum harus bersih, tidak kotor, tidak berdebu,
tidak ada serangga, tidak koyak jahitan atau bag yang
bocor. Jika produk yang akan diisi tidak sesuai pisahkan
produk dan ganti dengan produk yang sesuai.
2. Jika menggunakan palletised, pastikan pallet yang
digunakan adalah bersih, tidak kotor, tidak rusak, tidak
ada serangga dan pastikan tidak berjamur serta sudah
difumigasi, gunakan vacum untuk membersihkan pallet.
Jika tidak seuai ganti pallet.
3. Drum menggunakan palletised, disusun sebanyak 4 drum
dalam satu pallet , gunakan pelapis karton untuk setiap
drum agar tidak tergores.
4. Jika menggunakan palletised disusun sebanyak 1 tingkat ,
penyusunan tidak miring . Jika tidak sesuai info ke bagian
logistic untuk memperbaikinya.
33
langsung.
d) Produk diletakkan didekat container untuk diinspeksi kelayakannya.
e) Inspeksi yang dilakukan adalah :
34
mengganti Isotank.
b) Isotank diinspeksi kondisinya seperti :
1. Kebersihan
2. Tidak mengandung air atau uap air
3. Bau dari isotank.
35
36
6) LAMPIRAN
A. Form Quality Assurance Tally Sheet.
B. Form Inspeksi Isotank
37
Dalam pengiriman produk ada 3 macam produk yang dikirim tergantung permintaan
buyer(pembeli) 3 diantara produk itu adalah paper bag,jumbo bag dan drum.
1) Produk yang dikemas dalam paper bag ada 11 produk dengan palmata dan kodenya :
1. Lauric acid 99 %
(P.1299) Kodenya = D1
2. Myristic
3. DSPFA
(P.1680) Kodenya = F2
4. Palmitic acid 98 %
( P.1801) Kodenya = G4
6. RGSA
7. Stearic acid 43 %
(P.1843) Kodenya = G3
8. Stearic Acid 52 %
( P.1852) Kodenya = G5
9. Strearic acid 65 %
(P.1865) Kodenya = G6
(P.8515) Kodenya = 85
38
2) Produk yang dikemas dalam paper bag denagn ukuran jumbo (jumbo bag ) ada 7 produk
dengan palmata dan kodenya :
1. Lauric Acid
(P.1299) Kodenya = D1
2. DSPFA
(P.1680) Kodenya = F2
3. Palmitic Acid
(P.1698) Kodenya = F1
4. TPSA
(P.1801) Kodenya = G4
5. RGSA
(P.1810) Kodenya = G7
(P.8515) Kodenya = 85
permintaan buyer (pembeli). Untuk produk P.8020, P.8015 beratnya 950 kg.
3) Produk yang dikemas dalam Drum produk cair, ada 3 produk yaitu :
1. Refine glycerine 99.7 % (P.9970) (FA) Kodenya = G1
2. Bottom PA distilasi
Kodenya = I
3. (P.1602)
Kodenya = G10
Untuk produk P.9970 beratnya adalah 250 kg, sedangkan untuk produk P.1602 beratnya
185 kg. Sesuai permintaan buyer.
39
I.
Paper Bag
Dalam pengiriman produk yang dikemas dengan paper bag tergantung buyer (pembeli)
meminta berapa paper setiap container yang mau dimuat atau berupa Mt (ton) 1 container.
Seperti dalam 1 container terdapat 680 bag dengan berat 1 container 17 Mt (ton) dan begitu
juga dengan kemasan-kemasan produk dengan paper bag denagn berat 25 kg. Tetapi lain
dengan toilet soap noodle dalam 1 container terdapat 800 bag dengan berat 1 container 20 Mt
(ton).
Dalam pengiriman produkyang dikemas dalam paper bag dengan kemasan yang lebih besar
yang disebut jumbo bag. Jumbo bag pun dalam setiap container berbeda berat dan Mt (ton)
tergantung permintaan buyer (pembeli).
II.
Jumbo Bag
Seperti TPSA dengan berat 650 kg jumlah jumbo bag 38 JB (Jumbo Bag) dengan berat 24.7
Mt (ton) setiap container dengan berat JB (jumbo bag) 650 kg, dengan container lain juga
dengan TPSA dengan berat 600 kg, dengan container 40 FT.
Sedangkan toilet soap noodle dengan berat 950 kg dengan jumlah 20 JB dengan berat 19 Mt
(ton) setiap container dengan berat 950 kg. Dengan container 20 FT.
40
III.
Drum Glycerine
Produk glycerine yang dikemas dengan drum dengan jumlah 80 drum per container dengan
berat 1 drum 250 kg dan 20 Mt (ton).
Sedangkan liquid dan solid yang dikemas dengan drum dengan jumlah 98 drum percontainer
dengan berat 1 drum 185 kg dan 18.13 Mt (ton).
Contoh :
Quality and Loading Instruction (Instruksi persiapan produk dan mutu)
Reg. No
: SH/14/0807/001/A1215t
Buyer
Produk
: TPSA (P.1801)
Qly,Lot. No
: 34 Mt (ton), 14 HA 128 G4
Status
: Finish
Sisa
41
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Limbah cair PMKS berpotensi besar untuk menghasilkan energi biogas yang dapat
diperbaharui. Penggunaan sistem digester anaerob dapat memproduksi biogas dengan
lebih maksimal.
2. Produksi biogas dipengaruhi oleh faktor biotik meliputi mikroba dan jasad aktif dan faktor
abiotik meliputi pengadukan (agitasi), suhu, tingkat keasaman (pH), kadar substrat, kadar
air, rasio C/N, dan kadar P dalam substrat, serta kehadiran bahan toksik.
3. Desain perancangan tangki digester memperhatikan konstanta laju pertumbuhan mikroba
maksimum dan menetukan waktu tinggal biomassa minimum.
4. Dalam proses pengiriman produk type packing disesuaikan dengan permintaan buyer.
5. Spect. dalam analisa produk sesuai dengan permintaan buyer.
42
B. Saran
Kehadiran bahan toksik juga menghambat proses produksi biogas. Maka untuk
memperoleh produksi biogas yang baik, kehadiran bahan toksik harus dicegah.
43
DAFTAR PUSTAKA
Cair
Pabrik
Kelapa
Sawit. Jurnal
Natur
Indonesia
(1).www.unri.ac.id/jurnal/jurnal_natur/vol 6 (1)/Adrianto.pdf.
Amaru,
Kharistya.
2008. Limbah
Industri
Kelapa
Sawit.www.geocities.com/kharistya_amaru/blog/limbah-sawit.html-85k-.
Djajadiningrat, Surna T. dan Harsono, H. 1990. Penilaian Secara Tepat Sumbersumber Pencemaran Air, Tanah, dan Udara. Yogyakarta; Gadjah Mada University
Press.
44